C. Hasil Penelitian
3. Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Penguasaan Konsep Siswa
mengevaluasi hasil eksperimen.
Masalah yang disajikan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tetapi siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang telah diterima dalam bentuk materi dengan fakta / kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak menyangka bahwa belajar biologi teryata menyenangkan setelah digunakan metode belajar yang bervariasi dari biasanya.Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar biologi sangat sulit bila dibandingkan dengan belajar matematika. Menurut mereka biologi terlalu banyak menghafal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa selama ini siswa tidak memahami konsep yang ada dalam biologi. Mereka kesulitan untuk menghubungkan materi yang satu dengan materi yang lain. Selama ini siswa belajar biologi hanya dalm bentuk hafalan tanpa memahami konsep.
3. Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Penguasaan Konsep Siswa
Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudahperlakuan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kurang dalam menggunakan pemecahan masalah terhadap pembelajaran biologi pada konsep sistem respirasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t.
Dari perhitungan didapatkan harga thitung sebesar 1,24. sedangkan harga
ttabel 2,68. setelah thitung dibandingkan dengan ttabel, ternyata harga thitung lebih
kecil dari ttabel pada taraf signifikansi 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode problem solving dan metode ceramah.
Tetapi berdasarkan dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah diberi perlakuann kelompok eksperimen mempunyai skor rata-rata sebesar 20,16 (lampiran 25) sedangkan kelompok kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar 17,16 (lampiran 26) . Hal tersebut dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol walaupun dengan perbedaan yang tidak terlalau besar.
Metode yang ada di MTs N Cipondoh masih metode klasikal, yaitu berupa metode ceramah. Oleh karena itu pola belajar siswa tidak berkembang. Belajar memecahkan masalah adalah pola belajar yang paling tinggi karena pada tingkat ini , siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsang yang mengambarkan / membangkitkan situasi problematika, mempergunakan kaidah yang dikuasainya.3
Hal ini juga berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Siswa akan kesulitan menggunakan metode yang belum pernah digunakan. Karena dalam metode problem solving ini dapat menggunakan lebih dari satu metode. Metode ini juga berpengaruh terhadap proses berpikir siswa. Karena dengan metode problem solving, siswa mencari sendiri solusi dari suatu masalah yang disajikan.
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, luas, dan tuntas. Untuk itu menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal ) amat diperlukan.4
Sedangkan penguasaan konsep merupakan kegiatan yang berhubungan dengan ranah kognitif yang sesuai dengan klasifikasi Bloom yaitu pengetahuan , pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3
Ahmad Sabri, OP.Cit, h.24 4
Berdasarkan penelitian, siswa belum memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, luas, dan tuntas. Sehingga siswa belum mengalami peningkatan kemampuan penguasaan konsep. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi ketika diadakan eksperimen.
Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran biologi menyebabkan kurangnya kreatifitas berpikir siswa dalam menanggapi suatu masalah. Siswa menjadi jenuh dalam belajar biologi. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih melaksanakan pemecahan masalah dan pembuktiannya. Dengan demikian siswa kurang mendapat stimulus /rangsangan yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri siswa.
Metode problem solving dapat dilaksanakan dengan baik jika siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dan prestasi yang tinggi pula. Sedangkan berdasarkan hasil observasi selama melakukan eksperimen dan dari hasil tes yang telah diberikan, nilai hasil belajar biologi dibawah rata-rata.
Berdasarkan uraian di atas, metode pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi kemampuan dan kecakapan kognitif siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa metode problem solving mempengaruhi penguasaan konsep siswa pada penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan hasil analisis data melalui observasi langsung dan tes hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving pada konsep sistem respirasi lebih tinggi daripada metode ceramah. Tetapi perbedaan itu tidak signifikaan.
B. Saran
1.Guru hendaknya dalam pembelajaran biologi yang banyak melibatkan penguasaan konsep bukan penghafalan materi, menemukan dan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi siswa agar materi yang disampaikan dapat dipahami.
2.Alangkah lebih baik jika sebelum pembelajaran dimulai , guru telah menyiapakan strategi pembelajaran yang tepat, yang meliputi persiapan mengajar seperti pembuatan Rpp, media, metode belajar, lembar kerja dan lain-lain.
3.Diadakan penelitian lanjutan dengan perencanaan yang lebih baik dan sample yang lebih besar untuk menyakinkan hasil penelitian yang didapat.
4.Diujicobakan juga penelitian ini untuk materi-materi biologi yang lain dengan perencanaan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2000. Memahami Hakikat Berpikir. Jurnal FKIP. Cianjur : FIPUNM.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Aryana, Ida Bagus Putu. 2000. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaja : IKIP
Cassady.2000.PoblemSolving.http://www.bsu.edu/web/emmeyer/edpsy:393/problems olving.html.[12 November 2006].
Dwiyogo, Wasis D. 2000. Kapabilitas Pemecahan Masalah sebagai Hasil Belajar Kognitif Tingkat Tinngi. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Th. 7 No. 2.
Edogogia. 2004. Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif. Volume 1 No. 1.
Gatewood, John B. 2000. Intracultural Variability and Problem Solving.
http://www.culturaleconomics.atfreeweb.com/Anno/pdanyi%20problem%20s
oloving%20BJPS%201957.html. [12 november 2006]
http:www.embracethefuture.org.au/youth/problem_solving.html.
Hershey, Douglas & David A. 2001. Wals. Knowledge versus Experience in Financial Problem Solving performance. Winter 2000 / 2001. Volume 19 Issue 4, p261, 31 p, 1 chart, 6 diagrams.
http://.ebscohost.com/login.aspx?direct=7db=An=40535446&loginpage=login .asp7site=eshost-live&scope=site, [ 22 Desember 2006]
Huda, Nizel. 2000. Suatu Model Pengajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Mahasiswa D2 – PGSD Prajabatan FKIP Universitas Jambi. Jurnal Gema Pendidikan. Jambi : FIKP Universitas Jambi.
Kuchar, Olga Ana & Jorge Reyes-Spindola. 2004. Augmented Condition for Bioinformatics Problem Solving. Martin S. Whitman Scool Of Manajement Syracuse University, Scyracuse, NY, 13244 mbenaroc @ syr.Edu. [ 10 Maret 2007]