BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2) Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Interpretasi 64
Interpretasi
Facione (1990) berpendapat bahwa kemampuan interpretasi merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria. Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Facione bahwa dalam menjawab soal nomor 1 siswa mampu untuk memahami dan megekspresikan makna dari berbagai pengalaman situasi, data, kejadian, penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria. Hal tersebut tercermin dari jawaban siswa yang mampu memahami fungsi dari suatu alat dalam pesawat sederhana dari pengalaman sehari-hari siswa, menyebutkan ciri-cirinya, dan menggolongkan berdasarkan jenisnya. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya analisis data yang dilakukan peneliti.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi. Kesimpulan tersebut dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,004, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi.
Hasil uji statistik yang menunjukan bahwa metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi sesuai dengan pengamatan peneliti pada kelas
65
eksperimen yaitu kelas V PL 3. Siswa yang menggunakan metode mind map
mampu berpikir kritis dengan memanfaatkan metode mind map dalam pembelajaran sehingga dapat mengingat semua materi pesawat sederhana yang telah dipelajari dan mampu menjawab dengan baik semua pertanyaan dalam
posttest. Hal ini membuktikan bahwa metode mind map dapat meningkatkan aspek-aspek dalam variabel independen yaitu interpretasi karena siswa mampu membuat mind map, menggunakan dalam belajar, mengingat materi dan mampu menjawab posttest dengan baik.
Hasil dari penggunaan metode mind map ini mampu membuktikan teori perkembangan Piaget. Piaget mengatakan bahwa anak pada usia (7-11) tahun memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa mampu berpikir logis. Siswa pada tahap ini juga sudah mampu menggunakan logika dalam menjawab soal pretest maupun posttest. Selain itu siswa mampu menjadikan pengalaman yang bermakna dari hal-hal yang dialami. Disini siswa sudah membuat mind map
sebanyak tiga kali, sehingga anak mampu mengingat apa yang ditulis atau digambar dalam mind map sehingga siswa mampu menjawab posttest mereka dengan baik. Siswa mampu mengklasifikasikan alat-alat yang ada dalam cerita ke dalam golongan pesawat sederhana. Semua kriteria yang ada pada teori Piaget terbukti dalam penelitian ini. Jadi teori perkembangan Piaget sangat mendukung pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan interpretasi.
Berbeda dengan kelas kontrol yaitu kelas V PL 4 yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran, siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena siswa merasa bosan. Banyak siswa yang tiduran, ngobrol sendiri, bermain dengan apa saja yang ada disekitarnya pada sebagian besar siswa di kelompok kontrol dalam kegiatan belajar mengajar. Kelompok kontrol hanya mendapatkan ceramah, dan mengerjakan LKS dalam kegiatan belajar tanpa adanya kegiatan menyenangkan seperti membuat mind map pada kelompok eksperimen. Hasil
66 4.3.2 Pengaruh Penerapan Mind Map terhadap Kemampuan Analisis
Facione berpendapat bahwa kemampuan analisis merupakan cara mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini. Kemampuan ini tampak pada jawaban siswa nomor 2. Siswa mampu menganalisis perbedaan cara membawa air dari masing-masing alternatif yang disediakan dalam pertanyaan. Selain itu siswa juga mampu mengurutkan cara yang paling mudah sampai cara yang paling sulit yang dilengkapi dengan alasan. Kemudian siswa mampu memberikan pendapat mereka mengenai kelemahan dan kelebihan dari suatu cara yang disediakan untuk membuat suatu kesimpulan. Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan skor yang diperoleh siswa oleh peneliti.
Hasil uji statistik untuk kemampuan analisis juga baik, karena penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan analisis. Hal ini ditunjukan dengan harga harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan analisis. Hasil uji statistik yang menunjukan bahwa metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan analisis sesuai dengan pengamatan peneliti pada kelas eksperimen yaitu kelas V PL 3. Siswa dapat menjawab soal nomor 2 yang mengarah pada indikator analisis. Siswa menggunakan metode
mind map dan mampu berpikir kritis dengan memanfaatkan metode mind map
dalam pembelajaran sehingga dapat mengingat semua materi pesawat sederhana yang telah dipelajari dan mampu menjawab dengan baik semua pertanyaan dalam
posttest. Hal ini membuktikan bahwa metode mind map dapat meningkatkan aspek-aspek dalam variabel independen yang kedua yaitu analisis karena siswa mampu membuat mind map, menggunakan dalam belajar, mengingat materi dan mampu menjawab posttest dengan baik dan benar.
Hasil dari penggunaan metode mind map ini mampu membuktikan teori perkembangan Piaget. Piaget mengatakan bahwa anak pada usia (7-11) tahun memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa mampu berpikir logis. Siswa pada tahap ini juga sudah mampu menggunakan logika dalam menjawab soal pretest maupun posttest. Selain itu siswa mampu menjadikan pengalaman
67
yang bermakna dari hal-hal yang dialami. Disini siswa sudah membuat mind map
sebanyak tiga kali, sehingga anak mampu mengingat apa yang ditulis atau digambar dalam mind map sehingga siswa mampu menjawab posttest mereka dengan baik. Piaget juga mengatakan bahwa pada tahap ini siswa mampu mengatasi masalah kongkrit. Hal ini terlihat dari jawaban siswa nomor dua untuk mengurutkan bagaimana cara mengambil air dari yang termudah sampai yang tersulit, dan mereka mampu memberikan alasannya. Semua kriteria yang ada pada teori Piaget terbukti dalam penelitian ini. Jadi teori perkembangan Piaget sangat mendukung pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
analisis.
Berbeda halnya dengan kelompok kontrol yaitu V PL 4 yang hanya diberikan metode konvensional yaitu ceramah saja. Siswa seperti kurang bebas dalam kegiatan belajar mengajar karena sisiwa dituntut hanya diam dan mendengarkan. Siswa bahkan kadang terlihat susuah menangkap apa yang dikatakan guru karena tidak ada bukti yang nyata dalam menjelaskannya. Siswa dalam kelompok kontrol kurang aktif dalam pembelajaran bahkan ada 1 siswa yang takut mengerjakan LKS karena tidak paham dengan penjelasan guru. Guru sudah memberi peluang pada siswa dalam bertanya namun kebanyakan siswa juga tidak bertanya karena mereka juga tidak paham apa yang akan ditanyakan. Hasil
posttest yang dikerjakan sisiwa juga tidak maksimal, ada yang maksimalpun hanya beberapa. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode ceramah tidak mempengaruhi kemampuan analisis.