PEN EMUAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif 1.Hasil Uji Statistik Deskriptif
2. Pengaruh pengalaman kerja auditor te rhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel pengalaman kerja auditor 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Hubungan antara pengalaman kerja auditor dengan kemampuan dalam mendeteksi fraud bersifat positif. Jadi, auditor internal yang semakin banyak memiliki pengalaman, maka auditor internal akan memiliki ketelitian, kecermatan dan tanggap terhadap kesalahan atau kekeliruan yang timbul, sehingga auditor internal memiliki kemampuan dalam mendeteksi fraud yang baik. Dan jika dibandingkan dengan auditor internal yang masih minim pengalamannya akan cenderung kesulitan dalam mendeteksi fraud yang terjadi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herman (2009) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud.
84 3. Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor dan pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pemberian sertifikasi qualified internal auditor dan pengalaman kerja auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Dengan demikian, auditor internal yang memiliki pengalaman yang cukup lama dan telah mendapatkan pengakuan profesinya yaitu sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) cenderung lebih mampu dalam melakukan pendeteksian fraud. Sehingga auditor internal memiliki kontribusi terhadap perusahaan yang diauditnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Herliansyah dan Ilyas (2006), Soetrisno (2008), dan Herman (2009).
85 BAB V PEN UTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Responden penelitian ini berjumlah 43 orang auditor yang bekerja pada perusahaan yang ada di wilayah Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,012. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soetrisno (2008) yang menyatakan bahwa pemberian sertifikasi Qualified Internal Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
2. Pengalaman kerja auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman (2009) yang
86 menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud.
3. Pemberian sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herliansyah dan Ilyas (2006), Soetrisno (2008), dan Herman (2009).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa variabel pemberian sertifikasi qualified internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Dalam menjalankan penugasan audit, seorang auditor internal dituntut untuk meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Semakin tinggi kekeliruan maupun fraud yang dapat terdeteksi akan semakin akurat dan berkualitas hasil audit yang dilakukan auditor internal, sehingga tingkat kepercayaan pihak internal dan eksternal perusahaan terhadap profesi auditor internal akan meningkat. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus maka profesi seorang auditor internal akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari para pengguna laporan keuangan, yang pada akhirnya eksistensi profesi auditor internal akan bertahan.
Oleh karena itu, seorang auditor internal dalam melaksanakan penugasan audit hendaknya mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap standar profesi dan kode etik auditor internal serta mengikuti
87 pendidikan dalam memperoleh sertifikasi yang diakui profesionalitasnya, sehingga auditor internal secara terus menerus meningkatkan mutu dan kualitas auditnya dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi, terutama tindak fraud. Dengan demikian, kepercayaan pihak internal dan eksternal perusahaan yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan semakin meningkat.
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang dapat dimaksimalkan oleh penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.
2. Jumlah sampel yang digunakan masih terbatas pada lingkup wilayah DKI Jakarta dengan total sebelas perusahaan.
3. Jumlah pengembalian kuesioner yang relatif sedikit, dan ketidaksempurnaan pengisian sehingga ada kuesioner yang tidak layak untuk diolah.
D. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen lainnya, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor
88 internal auditor atau menambahkan variabel moderating guna mengetahui variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel pene litian, bukan hanya di Jakarta tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih berkualitas.
4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga tingkat pengembalian (respon rate) kuesioner dapat lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
89 DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik
Jilid I”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Amrizal. “Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor”,
BPKP, Jakarta, 2004.
Boynton, William C. and Kell, Walter G. “Modern Auditing”, Erlangga, Jakarta, 2003.
Chamber’s, Richard F. “Improving Integrity and Fighting CorroptionWith Strong Internal Audit”, Institute of Internal Auditor (IIA) Learning Center, IIA, 2004.
Christiawan, Yulius Jogi. “Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan Keuangan Historis”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.7 No.1 hal. 61-88, Mei 2005.
Effendi, M. Arief. “Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21”, Universitas Internasional, Batam, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Halim, Abdul. “Auditing 1 (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2003.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi FEIS”, UIN PRESS, Jakarta, 2007. Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, Meifida. “Pengaruh Pengalaman Auditor
Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Audit Judgement”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006.
Herman, Edy. “Pengaruh Pengalaman dan Skeptisme Profesional Auditor
Terhadap Pendeteksian Kecurangan”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syahid Jakarta, 2009.
Hery. “Fenomena Auditor Internal”, Atma Jaya, Jakarta, 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Jakarta: Salemba Empat, 2001.
90 Indriantoro, Nur dan Bambang Soepomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Institute of Internal Auditors (IIA). “The Role of Internal Audit in Corporate
Governance and Management”, Florida: The Institute of Internal Auditors 2001.
Irawati, Yuke dan Thio Anastasia Petronila Mukhlasin. “Hubungan Karakteristik
Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku
Dalam Audit”, artikel diakses tanggal 5 Juni 2009, dari http://pustaka-akuntansi.co.cc/sna9.html.
Messier, William F., Glover, Steven M., dan Prawitt, Douglas F. “Auditing and Assurance Services A Systematic Approach”, Edisi 4, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Mulyadi. “Sistem Akuntansi”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Noviyanti, Suzy. “Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”, Konferensi Akuntansi Pertama Universitas Indonesia, Depok, 2007.
Purnamasari. “Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Antiseden
Independensi dan Perilaku Etis Auditor”, hal. 13. UNIKA Soegijapranata, Semarang, 2006.
Ramaraya, Tri. “Pendetaksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No.1 (Hal.23-33)
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.
Sasongko, Basuki dan Hendaryatno. “Internal Auditor dan Dilema Etika”, www.theakuntan.com, 2007.
Sawyer’s. “Internal Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Soetrisno, Fitri, “Hubungan Auditor Internal Bersertifikasi Qualified Internal
Auditor (QIA) dengan Kualitas Komunikasi Hasil Penugasan”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, 2008.
Standar Profesi Audit Internal. “Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal”, Jakarta, 2004.
91 Suraida, Ida. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini
Akuntan Publik”, Sosiohumaniora, Vol.7, hal.186-202, November 2005. Surat Edaran Kepala BPKP Nomor : SE-80/K/1988, tanggal 26 Januari 1988 Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik.
“Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik”, Tangerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang, 2007.
Tugiman, Hiro. “Pandangan Baru Internal Auditing”, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Tunggal, Amin Widjaja. “Memahami Internal Auditing”, Harvarindo, Jakarta, 2008.
____________________. “Principle of Internal Auditor”, Harvarindo, Jakarta, 2010.
94 LEMB AR KUESIONER
PENGARUH PEMBERIAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR
DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR INTERNAL
TERHADAP KEMAMPUAN DALAM MENDETEKSI KECURANGAN