FAKTOR-FAKTOR DAN KEBIJAKAN YANG MEMENGARUHI NTP
6.1. Pengaruh Perubahan Harga-harga terhadap NTP
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara harga yang diterima petani (HT) dengan harga yang dibayar petani (HB). Harga yang diterima petani (HT) merupakan harga produsen (farm gate) dari hasil produksi petani. Petani yang dimaksud adalah yang mengusahakan tanaman pangan (padi dan palawija), tanaman hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan), tanaman perkebunan rakyat, peternakan (ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak), dan usaha perikanan (penangkapan dan budidaya). Sementara itu harga yang dibayar petani (HB) adalah harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi/dibeli petani baik untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian. Kebutuhan rumahtangga mencakup bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta transportasi dan telekomunikasi.
Sedangkan kebutuhan biaya produksi dan penambahan barang modal mencakup benih, obat dan pupuk, sewa lahan dan pajak, transportasi, penambahan barang modal, serta upah buruh tani. Pengaruh perubahan harga-harga tersebut dapat dikelompokkan ke dalam pengaruh perubahan harga diterima petani (HT) dan pengaruh perubahan harga dibayar petani (HB).
6.1.1. Pengaruh Perubahan Harga Diterima Petani (HT)
Secara teori dan ditunjukkan oleh hasil analisa, harga-harga yang diterima petani berpengaruh positif terhadap NTP. Hasil perhitungan nilai marjinal dan elastisitas pengaruh HT terhadap NTP terangkum dalam Tabel 6.1. Dari hasil analisa menunjukkan nilai elastisitas harga komoditas sub sektor tanaman pangan terhadap NTP menunjukkan nilai terbesar (0,50), disusul sub sektor hortikultura (0,19), perkebunan (0,18), peternakan (0,16) dan perikanan (0,13). Besaran nilai elastisitas ini juga sejalan dengan nilai marjinal dari dampak kenaikan harga-harga terhadap NTP. Besaran nilai elastisitas dan nilai marjinal masing-masing terangkum dalam Tabel 6.1
Tabel 6.1. Rangkuman Nilai Marjinal dan Elastisitas dari Pengaruh HT terhadap NTP Sub Sektor Langsung Dampak MarjinalT. Langsung Total Elastisitas (%)
T Pangan 0,0037 0,0002 0,0039 0,50
Padi 0,0024 -0,0002 0,0023 0,28
Palawija 0,0013 0,0005 0,0019 0,25
Hortikultura 0,0013 0,0002 0,0015 0,19
Sayur-sayuran 0,0005 0,0008 0,0013 0,18
Buah-buahan 0,0008 0,0006 0,0014 0,18
Perkebunan 0,0011 0,0003 0,0014 0,18
T. Perkebunan
Rakyat 0,0011 0,0003 0,0014 0,18
Peternakan 0,0010 0,0003 0,0013 0,16
Ternak Besar 0,0004 0,0004 0,0008 0,10
Ternak Kecil 0,0002 0,0004 0,0006 0,08
Unggas 0,0002 0,0003 0,0005 0,06
Hasil Ternak 0,0002 0,0003 0,0005 0,07
Perikanan 0,0008 0,0003 0,0010 0,13
Penangkapan 0,0005 0,0001 0,0007 0,08
Budidaya 0,0002 0,0003 0,0005 0,06
Sumber: Analisa Data Sekunder (2013).
Nilai elastisitas harga yang diterima tanaman pangan sebesar 0,50 berarti kenaikan harga kelompok tanaman pangan sebesar 1 persen meningkatkan NTP sebesar 0,5 persen, dan demikian seterusnya untuk komoditas sub sektor lain, atau dalam bentuk marjinal kenaikan 1 (satu) unit indeks harga kelompok
6.1.1. Pengaruh Perubahan Harga Diterima Petani (HT)
Secara teori dan ditunjukkan oleh hasil analisa, harga-harga yang diterima petani berpengaruh positif terhadap NTP. Hasil perhitungan nilai marjinal dan elastisitas pengaruh HT terhadap NTP terangkum dalam Tabel 6.1. Dari hasil analisa menunjukkan nilai elastisitas harga komoditas sub sektor tanaman pangan terhadap NTP menunjukkan nilai terbesar (0,50), disusul sub sektor hortikultura (0,19), perkebunan (0,18), peternakan (0,16) dan perikanan (0,13). Besaran nilai elastisitas ini juga sejalan dengan nilai marjinal dari dampak kenaikan harga-harga terhadap NTP. Besaran nilai elastisitas dan nilai marjinal masing-masing terangkum dalam Tabel 6.1
Tabel 6.1. Rangkuman Nilai Marjinal dan Elastisitas dari Pengaruh HT terhadap NTP Sub Sektor Langsung Dampak MarjinalT. Langsung Total Elastisitas (%)
T Pangan 0,0037 0,0002 0,0039 0,50
Padi 0,0024 -0,0002 0,0023 0,28
Palawija 0,0013 0,0005 0,0019 0,25
Hortikultura 0,0013 0,0002 0,0015 0,19
Sayur-sayuran 0,0005 0,0008 0,0013 0,18
Buah-buahan 0,0008 0,0006 0,0014 0,18
Perkebunan 0,0011 0,0003 0,0014 0,18
T. Perkebunan
Rakyat 0,0011 0,0003 0,0014 0,18
Peternakan 0,0010 0,0003 0,0013 0,16
Ternak Besar 0,0004 0,0004 0,0008 0,10
Ternak Kecil 0,0002 0,0004 0,0006 0,08
Unggas 0,0002 0,0003 0,0005 0,06
Hasil Ternak 0,0002 0,0003 0,0005 0,07
Perikanan 0,0008 0,0003 0,0010 0,13
Penangkapan 0,0005 0,0001 0,0007 0,08
Budidaya 0,0002 0,0003 0,0005 0,06
Sumber: Analisa Data Sekunder (2013).
Nilai elastisitas harga yang diterima tanaman pangan sebesar 0,50 berarti kenaikan harga kelompok tanaman pangan sebesar 1 persen meningkatkan NTP sebesar 0,5 persen, dan demikian seterusnya untuk komoditas sub sektor lain, atau dalam bentuk marjinal kenaikan 1 (satu) unit indeks harga kelompok
komoditas tanaman pangan akan meningkatkan indeks NTP sebesar 0,0039, dan demikian seterusnya untuk kelompok komoditas lainnya.
Dampak marjinal dari pengaruh perubahan harga-harga terhadap NTP berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung perubahan harga masing-masing terhadap NTP. Dampak langsung yang dimaksud adalah pengaruh ikutan dari perubahan harga komoditas yang bersangkutan terhadap harga komoditas lain yang dihasilkan petani (yang berpengaruh positif terhadap NTP) dan pengaruhnya terhadap kenaikan harga/biaya sarana produksi dan barang modal (yang berpengaruh negatif terhadap NTP). Dari hasil analisa ditunjukkan pengaruh langsung dari perubahan harga komoditas relatif lebih dominan dibandingkan pengaruh tidak langsung.
Pada sub sektor tanaman pangan, elastisitas dan nilai marjinal perubahan harga padi terhadap NTP relatif lebih besar dibandingkan dengan palawija.
Kenaikan satu persen indeks harga padi dan palawija berdampak meningkatkan NTP sebesar masing-masing 0,28 persen dan 0,25 persen; atau dalam bentuk marjinal peningkatan satu satuan indeks harga masing-masing akan meningkatkan indeks NTP masing-masing sebesar 0,0023 dan 0,0019.
Pada sub sektor hortikultura, elastisitas harga sayur-sayuran dan buah-buahan terhadap NTP menunjukkan nilai yang sama, yaitu masing-masing 0,18, yang berarti kenaikan satu persen indeks harga sayur-sayuran dan buah-buahan akan berdampak meningkatkan NTP sebesar masing-masing 0,18 persen, namun terdapat perbedaan dalam pengaruh marjinalnya, yaitu masing-masing sebesar 0,0013 dan 0,0014.
Pada sub sektor perkebunan, dalam penyusunan NTP belum dirinci menurut komoditas utama penyusunnya. Pada sub sektor ini perkebunan yang dimaksud adalah perkebunan rakyat. Nilai elastisitas harga terhadap NTP sebesar 0,18 menunjukkan kenaikan satu persen indeks harga perkebunan akan meningkatkan NTP sebesar 0,18 persen, atau kenaikan satu satuan indeks harga perkebunan akan meningkatkan NTP sebesar 0,0014 unit.
Pada sub sektor peternakan, nilai elastisitas dan nilai marjinal terbesar terjadi pada komoditas ternak besar (dengan nilai elastisitas 0,10 dan nilai marjinal 0,0008), menyusul ternak kecil (nilai elastisitas 0,08 dan nilai marjinal 0,0006), hasil ternak (nilai elastisitas 0,07 dan nilai marjinal 0,0005), dan unggas (nilai elastisitas 0,06 dan nilai marjinal 0,0005). Pada sub sektor perikanan, nilai elastisitas dan nilai marjinal dari perubahan harga kegiatan penangkapan sebesar 0,08 dan nilai marjinal 0,0007; sedangkan pada kegiatan budidaya perikanan nilai elastisitas 0,06 dan nilai marjinal 0,0005.
6.1.2. Pengaruh Perubahan Harga Dibayar Petani (HB)
Pengaruh harga yang dibayar terhadap NTP mempunyai arah yang negatif.
Hasil analisa pengaruh harga-harga yang dibayar terangkum dalam Tabel 6.2.
Hasil analisa menunjukkan dari sisi harga yang dibayar petani, nilai elastisitas dan nilai dampak marjinal perubahan harga-harga Konsumsi Rumahtangga (KRT) lebih besar dibanding Harga/Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).
Nilai elastisitas harga kelompok konsumsi terhadap NTP sebesar -0,80 berarti peningkatan indeks harga konsumsi sebesar 1 (satu) persen akan menurunkan NTP sebasar 0,80 persen, atau dengan nilai marjinal sebesar -0,0064 berarti peningkatan indeks harga konsumsi 1 (satu) unit akan menurunkan indeks konsumsi sebesar -0,0064 unit. Sementara pada kelompok sarana produksi dan barang modal, nilai elastisitas sebesar -0,46 dan nilai marjinal sebesar -0,0039.
Pada kelompok konsumsi rumahtangga tersebut, elastisitas dan nilai marjinal harga produk bahan makanan menunjukkan nilai tertinggi (yaitu elastisitas sebesar -0,50 dan nilai marjinal -0,0038), disusul produk makanan jadi (yaitu elastisitas sebesar -0,25 dan nilai marjinal -0,0020), dan terkecil adalah biaya kesehatan (Tabel 6.2).
Tabel 6.2. Pengaruh Perubahan Harga Dibayar Petani (HB) terhadap NTP
Pengeluaran Dampak Marjinal Elastisitas
Langsung T. Langsung Total (%)
Konsumsi RT -0,0062 -0,0002 -0,0064 -0,80
B. Makanan -0,0029 -0,0008 -0,0038 -0,50
Makanan Jadi -0,0015 -0,0005 -0,0020 -0,25
Perumahan -0,0008 0,0000 -0,0008 -0,10
Sandang -0,0003 0,0000 -0,0003 -0,04
Kesehatan -0,0002 0,0000 -0,0002 -0,03
Pendidikan -0,0003 0,0000 -0,0003 -0,03
Transport & Telekomunikasi -0,0004 0,0000 -0,0004 -0,05
Biaya Produksi & PBM -0,0019 -0,0020 -0,0039 -0,46
Bibit -0,0002 0,0000 -0,0001 -0,02
Obat & Pupuk -0,0005 0,0000 -0,0004 -0,05
Transportasi -0,0002 -0,0002 -0,0005 -0,05
Sewa & Pajak -0,0002 0,0000 -0,0002 -0,03
PBM -0,0003 0,0000 -0,0003 -0,03
Upah -0,0005 -0,0001 -0,0007 -0,08
Sumber: Analisa Data Sekunder (2013).
Pada kelompok harga yang dibayar untuk biaya produksi dan penambahan barang modal, elastisitas dan nilai marjinal terbesar pada upah (yaitu elastisitas sebesar -0,08 dan nilai marjinal -0,0007), disusul obat dan pupuk (elastisitas sebesar -0,05 dan nilai marjinal sebesar -0,0004), transportasi (elastisitas sebesar 0,05 dan nilai marjinal 0,0005), dan terkecil adalan bibit (elastisitas sebesar -0,02 dan nilai marjinal -0,0001).