• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MEDIA TELEVISI DAN PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM

B. Pengaruh Media Televisi Terhadap Anak dalam Keluarga

3. Pengaruh Positif dan Negatif Media Televisi Terhadap

Televisi untuk kita ibaratkan sebagai “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita. Televisi bisa menjadi media informasi yaitu bersifat pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan dan penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, pendapat serta komentar yang semaunya sangat diperlukan untuk dipahami. Artinya bisa memahami keadaan masyarkat lingkungan dan masyarakat luas.

Televisi bisa menjadi orang tua dalam membantu si anak menemukan bakat-bakatnya, acara-acara TV pendidikan bisa menjadi bagian dari “lingkungan belajar” yang dibangun oleh orang tua dirumah (Milton Chen, Ph.D. 1996 : 19). Televisi bisa menjadi salah satu hiburan utama karena bisa menghilangkan kejenuhan, televisi juga bisa dijadikan sebagai sarana pewartaan sebab pewartaan tetaplah menjadi yang utama dari tugas perutusan Gereja di dunia.

Konsili Vatikan II juga merupakan titik tolak Gereja dalam menghadapi jaman modern dengan menerbitkan dekrit Inter Mirifica, yaitu tentang upaya-upaya komunikasi sosial. Dalam dekrit tersebut Gereja mengakui alat-alat komunikasi seperti : media cetak, film, radio, televisi dan lainnya sebagainya sebagai penmuan teknologi modern. Penemuan ini membuka peluang-peluang baru untuk menyalurkan dengan lancar segala berita gagasan dan pedoman (Inter Mirificaart.1).

b. Pengaruh Negatif Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak

Kehidupan anak-anak tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya dalam pembentukan jati dirinya. Kini yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana

pengaruh negatif media televisi terhadap anak-anak. Berikut pengaruh negatif media televisi terhadap anak-anak :

1. Dilihat dari segi prilaku anak

a) Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.

b) Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan. sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar, anak anak yang terbiasa menghabiskan waktunya dengan menonton televisi akan sangat sulit saat diajak beralih untuk belajar. Mereka akan lebih senang menyaksikan acara favoritnya dibandingkan harus membuka buku dan mengerjakan tugas

c) Anak akan berpikir bahwa semua orang dalm kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi.

d) Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, kebanyakan anak menonton TV lebih dari 4 jam sehari, sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya terpotong atau terkalahkan dengan TV.

e) anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi.

2. Dilihat dari segi kesehatan fisik

a) Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan). Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang

untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Ketika anak banyak menonton TV anak lebih banyak mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orang tua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

b) Memperbesar kemungkinan terjangkit penyakit rabun

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar anak tidak mau beranjak dari depan televisi apabila ia sudah jatuh hati dengan acara yang disiarkan. Selain itu, jarak pandang mereka dengan televisi juga biasanya tidak sesuai dengan jarak pandang yang baik. Hal ini tentu saja terjadi berulang-ulang dan terus-menerus apabila si anak telah menjadikan kegiatan menonton televisi sebagai kebiasaan. Orang tua juga menyatakan bahwa anak yang pada awalnya memiliki kondisi mata yang sehat harus menggunakan kacamata setelah terbiasa menonton televisi setiap hari. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh faktor jarak pandang yang tidak sesuai dan radiasi dari televisi itu sendiri yang bisa menyebabkan penyakit mata seperti rabun jauh ataupun rabun dekat

Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit

sekali. Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama di depan televisi dibandingkan harus belajar atau membaca buku.

Jika kita melihat acara-acara yang disajikakan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dikatakan berbahaya bagi anak-anak untuk ditonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.

Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu terlalu besar bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi dan membiarkan mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film anak, namun sebenarnya film anak-anak yang ditonton oleh anak-anak-anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang setelah mengetahui begitu besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutnya setiap orang tua membatasi waktu menonton dan mengawasi serta menyeleksi acara-acara apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk ditonton oleh anak-anak.

Dokumen terkait