BAB III PERANAN ORANG TUA DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES,
C. Laporan Hasil Penelitian
3. Peranan Orang Tua Menghadapi Pengaruh Media Televisi
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang peranan orang tua menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak yang terungkap pada tabel 4 berikut :
Tabel 4. Peranan Orang Tua Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
(N=55)
No. Item
Pertanyaan Alternatif Jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
13. Setiap orang tua memiliki tanggung jawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
38 17 0 0 0 69,1% 30,91% 0 0 0 14. Letakkan TV di ruang tengah dan hindari menyediakan TV dikamar anak a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
23 26 3 3 0 41,82% 47,27% 5,45% 5,45% 0
15. Buat jadwal kegiatan anak a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju 19 32 0 5 34,54% 58,18% 0 9,1%
e. Sangat tidak setuju 0 0 16. Membangun kerja
sama dengan seluruh anggota keluarga
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
42 14 0 0 0 76,36% 25,45% 0 0 0 17. Sejak usia dini para
keluarga perlu saling membantu agar anak semakin bertumbuh dalam iman a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
51 4 0 0 0 92,73% 7,27% 0 0 0 18. Menanamkan
kesadaran pada anak-anak tentang dampak negatif televisi
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
25 26 0 4 0 45,45% 47,27% 0 7,27% 0
Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa peranan orang tua cukup berperan penting untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya ada 38 responden (sangat setuju=69,1%). Meletakkan TV di ruang tengah dan hindari menyediakan TV dikamar anak, 26 (47,27%) responden setuju usulan tersebut,3 (5,45%) responden yang kurang setuju. Membuat jadwal kegiatan anak sebanyak 32 respoden (setuju=58,18%), 42 (sangat setuju=76,36%) mengharapkan kerja sama dengan seluruh anggota keluarga. 51 (sangat setuju=92,73%) responden yang menyatakan bahwa sejak usia dini para keluarga perlu saling membantu agar anak semakin bertumbuh dalam iman. Hasil penelitian pada tabel 4 memperlihatkan bahwa Orang tua harus menanamkan
kesadaran pada anak tentang dampak negatif televisi sebanyak 26 (setuju=47,27%).
4. Upaya Orang Tua Dalam Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak yang akan terungkap pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Upaya Orang Tua Dalam Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak (N=55)
No. Item
Pertanyaan Alternatif Jawaban Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) 19. Melarang anak menonton televisi tetapi tidak menawarkan solusinya a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
0 4 0 36 15 0 7,27% 0 65,45% 27,27% 20. Program yang harus
ditonton di televisi adalah khusus film anak-anak
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
0 33 7 15 0 0 60% 12,73% 27,27% 0
21. Orang tua menyeleksi atau memilih acara yang boleh ditonton
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu 4 34 3 7,27% 61,82% 5,45%
d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
13 1
23,63% 1,82%
22. Orang tua ikut mendampingi anaknya pada saat menonton televisi
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
23 24 3 4 1 41,82% 43,63% 5,45% 7,27% 1,82% 23. Orang tua menciptakan
suasana keterbukaan di keluarga a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
38 16 0 1 0 69,1% 29,1% 0 1,82% 0 24. Orang tua membatasi
jam anak pada saat menonton
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
21 33 0 0 0 38,18% 60% 0 0 0 25. Memberi teladan iman
dari orangtua kepada anak-anaknya
a. Sangat setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Sangat tidak setuju
36 18 0 0 0 65,45% 32,73% 0 0 0
Dari tabel 5 di atas menunjukkan usaha upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak. Upaya yang telah orang tua di lingkungan Santo Yohanes lakukan untuk membantu menghadapi pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak adalah dengan
melarang anak menonton televisi tetapi tidak menawarkan solusinya ada 36 (kurang setuju=65,45%) responden.
Orang tua cukup berperan penting dalam memilih program televisi yang boleh di tonton sang anak sebanyak 33 (setuju=66%), orang tua juga harus dapat selalu mendampingi anak-anak mereka pada saat menonton televisi sebanyak 24 (setuju=43,63%). Dalam menciptakan suasana keterbukaan di keluarga orang tua sangat berperan penting sebanyak 38 (sangat setuju=69,1%). 33 (setuju=66%) responden menyatakan bahwa usulan untuk meningkatkan upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak yaitu saat anak menonton televisi orang tua harus membatasinya. Harapan anak kepada orang tua tentang sosok orang tua menjadi teladan iman ada 36 (sangat setuju=65,45%) responden.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan membahasa hasil penelitian yang telah tertuang pada tabel mengenai identitas responden, pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak, peranan orang tua menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak, Upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak.
1. Identitas Responden
Hasi penelitian mengenai peranan orang tua dalam menghadapi pengaruh media televisi dalam keluarga sebagian besar dijawab oleh laki-laki sebanyak 44 (80%). Penulis melihat peran laki-laki sangat dominan dalam sebuah keluarga,
karena laki-laki (bapak) merupakan tulang punggung keluarga. Dari 55 responden yang diteliti, ada lebih banyak responden yang berpendidikan sampai SMA yakni ada 15 (27,27%). Pekerjaan yang ditekuni oleh responden lebih banyak berprofesi sebagai PNS yakni ada 23 (41,81%). Usia perkawinan dari para responden kebanyakkan usia tua yakni 21-30 tahun ada 26 (47,27%).
2. Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Berdasarkan penelitian melalui kuesioner seperti yang telah diungkapkan pada tabel 3, kita dapat ketahui bahwa orang tua mengatakan bahwa televisi membuat anak menjadi boneka mati di atas sofa ada 23 (setuju=41,82%) responden dan menghambat pertumbuhan otak anak anda ada 24 (setuju=43,63%) responden serta dapat memperpendek rentang perhatian anak-anak terhadap kegiatan belajar di rumah ada 40 (setuju=72,73%) responden.
Perkembangan pikiran dalam diri anak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu perkembangan formal dan perkembangan material (Ahmadi, 1991 : 42). Jika anggapan anak saya menonton televisi ia akan menjadi murid yang bodoh ada 44 (kurang setuju=80%) responden. Tetapi televisi juga bisa menjadi sumber kreatif untuk kegiatan belajar secara aktif bukannya malah dijadikan penyebab matinya kegiatan belajar ada 42 (setuju=76,36%) responden.
Anak-anak yang terdiri dari strata usia yang berbeda-beda memiliki struktur kognitif yang berbeda pula. Hal ini memungkinkan anak untuk mempelajari respons-respons baru yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan memproduksi pengetahuan (Greenfield, 1989 : 33). Terlalu sering menonton
televisi pun dapat membuat anak akan memiliki pola pikir yang sederhana dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas dan perkembangan kognitifnya ada 23 (setuju=41,82%) responden.
Secara umum, sikap atau tingkah laku anak tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai anak, sehingga tingkah laku merupakan jawaban atau respons terhadap stimulus yang mengenainya (Walgito, 2001 : 42).
Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang mestinya belum pantas untuk ditonton anak-anak (mementingkan duniawi saja) ada 20 (setuju=36,36%) responden. Oleh karena itu, anak dapat memahami sesuatu secara terperinci dari hal-hal yang didengar dan dilihatnya (Hurlock, 1978 : 46). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak sangat berpengaruh dalam menanamkan nila-nilai yang baik.
3. Peranan Orang Tua Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Kehidupan iman anak tidak luput dari perhatian dan pantauan orang tua. Dalam menumbuhkan iman pada anak, orang tua tidak segan-segan berbuat sesuatu agar pelaksanaan kegiatan dan pembinaan iman anak dalam keluarga terjadi dan telaksana. Para orang tua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguh-sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta tata
susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah-tangga dan jangan sampai anak-anak menjumpainya di luar lingkup keluarga (Inter Mirificaart 56).
Dalam KHK kanon 1136 dikatakan bahwa : “orang tua mempunyai kewajiban sangat berat dan hak primer untuk sekuat tenaga mengusahakan pendidikan anak baik fisik, sosial, kultural, maupun moral dan religius”. Perhatian orang tua akan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan iman anak dalam keluarga sangat menentukan kehidupan anak selanjutnya, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, sebab orang tualah yang menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan iman anak dalam keluarga.
Orang tua cukup berperan penting untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya ada 38 (sangat setuju=69,1%) responden, Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting agar anak tidak salah dalam mengartikan suatu tayangan program televisi yang ditontonnya (Greenfild, 1989 : 31). Orang tua di lingkungan Santo Yohanes mengungkapkan bahwa mengusahakan meletakkan TV di ruang tengah jangan menyediakan TV di kamar anak ada 26 (setuju=47,27%) responden, membuat jadwal kegiatan anak ada 32 (setuju=58,18%) responden dan membangun kerja sama dengan seluruh anggota keluarga ada 42 (sangat setuju=76,36%) responden salah satu upaya untuk menumbuhkan iman anak. Sejak usia dini para keluarga perlu saling membantu agar anak semakin bertumbuh dalam iman ada 51 (sangat setuju=92,73%) responden, orang tua harus menanamkan kesadaran pada anak tentang dampak negatif televisi ada 26 (setuju=47,27%) responden agar anak nantinya dapat bertumbuh dan berkembang dalam iman.
4. Upaya Orang Tua Dalam Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Dari ungkapan responden pada tabel 5, penulis mendapat kesan bahwa orang tua di lingkungan Santo Yohanes cukup peduli dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anaknya. Hal ini terlihat dari upaya orang tua di lingkungan Santo Yohanes lakukan untuk membantu menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak adalah dengan memilih program televisi yang boleh ditonton sang anak 34 (setuju=61,82%) responden dan orang tua juga harus dapat selalu mendampingi anak-anak mereka pada saat menonton televisi 24 (setuju=43,63%) responden. Oleh karena itu , untuk mengantisipasi pengaruh yang kurang baik dari program televisi anak-anak dalam diri anak, maka orang tua ditunut untuk mampu menyediakan waktu mendampingi dan mengarahkan anak (Milton Chen, 1996 : 19).
Dalam menciptakan suasana keterbukaan di keluarga 38 (setuju=69,1%) responden, usulan untuk meningkatkan upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak yaitu saat anak menonton televisi orang tua harus membatasi 33 (setuju=60%) responden. Harapan anak kepada orang tua adalah bahwa orang tua merupakan sosok yang akan menjadi teladan iman dalam diri anak itu sendiri ada 36 (sangat setuju=65,45%) responden.
E. Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah melihat data hasil penelitian responden, pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak, peranan orang tua menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak dan upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap perkembangan iman anak, penulis dapat menyimpulkan secara singkat hal-hal penting yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendukung perkembangan iman anak dalam keluarga.
1. Pandangan Orang Tua Tentang Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Pengaruh media televisi sangat di perhatikan oleh orang tua maupun keluarga yang bersangkutan. Acara televisi di satu pihak dapat merusak mentalitas anak yang akhirnya dapat merusak masa depannya kelak namun di lain pihak sangat mendukung. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh negatif televisi terhadap perkembangan iman anak sangat berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai yang baik. Berdasarkan penelitian melalui kuesioner seperti yang telah diungkapkan pada tabel 3, kita dapat ketahui bahwa orang tua mengatakan televisi membuat anak menjadi boneka mati di atas sofa dan menghambat pertumbuhan otak anak serta dapat memperpendek rentang perhatian anak-anak terhadap kegiatan belajar di rumah.
2. Peranan Orang Tua Menghadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Orang tua cukup berperan penting untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya. Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting agar anak tidak salah dalam mengartikan suatu tayangan program televisi yang ditontonnya (Greenfild, 1989 : 31). Sejak usia dini para keluarga perlu saling membantu agar anak semakin bertumbuh dalam iman. Orang tua harus menanamkan kesadaran pada anak tentang dampak negatif televisi agar anak nantinya dapat bertumbuh dan berkembang dalam iman.
3. Upaya Orang Tua Dalam Mengahadapi Pengaruh Media Televisi Terhadap Perkembangan Iman Anak
Orang tua di lingkungan Santo Yohanes mengupayakan berbagai macam usaha dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak. Upaya yang telah orang tua di lingkungan Santo Yohanes lakukan untuk membantu menghadapi pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak adalah dengan selalu mendampingi anak-anak mereka pada saat menonton televise di saat orang tua tidak ada kegiatan di luar. Usulan untuk meningkatkan upaya orang tua dalam menghadapi pengaruh televisi terhadap perkembangan iman anak yaitu saat anak menonton televisi orang tua harus membatasinya. Dengan catatan anak-anak harus di dampingi oleh orang tua atau oleh orang yang lebih dewasa agar dapat menyeleksi mana yang pantas ditonton dan yang tidak pantas untuk ditonton.
67
BAB IV
USULAN PROGRAM PENDALAMAN IMAN BAGI ORANG TUA DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERANAN ORANG TUA DALAM MENGHADAPI PENGARUH NEGATIF MEDIA TELEVISI
TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang upaya untuk meningkatkan peranan orang tua dalam menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap perkembangan iman anak. Uraian meliputi, pertama pendalaman iman bagi orang tua di lingkungan Santo Yohanes, kedua usulan program pendalaman iman bagi orang tua di lingkungan Santo Yohanes, ketiga penjabaran program dan keempat contoh satuan persiapan pendalaman iman bagi orang tua di lingkungan Santo Yohanes.
A. Pendalaman Iman bagi Orang Tua di lingkungan Santo Yohanes
1. Pengertian Pendalaman Iman bagi Orang Tua di lingkungan Santo Yohanes Pendalaman Iman secara umum merupakan salah satu bentuk pelayanan pastoral dari sabda Tuhan. Pendalaman iman hendak membantu tercapainya kematangan iman pribadi dan bersama dalam kesatuan persaudaraan. Pendalaman itu diupayakan lewat pendalaman-pendalaman pengalaman manusia yang mendasar dan dalam hubungannya dengan pengalaman Kristiani dalam Kristus dan Gereja (Sumarno, Ds. 2007:6). Sedangkan bagi orang tua di lingkungan Santo
Yohanes pendalaman iman merupakan suatu cara agar orang tua di lingkungan Santo Yohanes sungguh-sungguh dapat menghayati dan melaksanakan perannya sebagai orang tua dalam memperkembangkan iman anak-anak mereka. Pendalaman iman hendak memberi peneguhan kepada orang tua berupa memberi pandangan yang lebih terang tentang tugas mereka dalam hidup dan iman dari hari ke hari sehingga iman mereka masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna.
Melalui pendalaman iman orang tua, peserta semakin menyadari campur tangan Allah melalui pengalaman hidup mereka. Selanjutnya sebagai orang tua memahami peranan apa saja yang akan mereka lakukan dalam menghadapi pengaruh media televisi terhadap anak, sehingga dapat membantu anak agar anak nantinya akan disiplin dalam dirinya sendiri untuk membagi waktu antara menonton televisi, belajar dan melakukan kegiatan yang lainnya.
Dalam pendalaman iman bagi orang tua ini, hal yang terpenting adalah komunikasi atau sharing pengalaman iman, karena melalui komunikasi atau sharing orang tua saling berbagi pengalaman iman dan saling meneguhkan dalam iman (Sumarno Ds, 2009: 5). Dengan komunikasi yang baik antar peserta, akan tercipta keharmonisan karena adanya sikap saling pengertian dan menghargai satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, pendalaman iman bagi orang tua merupakan upaya orang tua untuk semakin memperdalam penghayatan iman dan peranannya dalam keluarga dengan saling mengungkapkan pengalaman hidupnya yang ditopang oleh karya keselamatan Allah.
2. Tujuan Pendalaman Iman bagi Orang Tua di Lingkungan Santo Yohanes Secara umum pendalaman iman bagi orang tua bertujuan agar isi iman dapat dimengerti oleh peserta dan iman dapat diungkapkan dengan baik. Pendalaman iman bagi orang tua, berperan untuk meningkatkan usaha dan proses untuk mendalami, mendewasakan, dan mematangkan iman dalam Gereja (Catechesi Tradendae art.43 dan Direktorium Kateketik Umum 1971, 21). Sebab orang tua dalam keluarga dipanggil untuk membina iman anak dimulai sejak dini, dan sebagai anggota keluarga hendaknya saling membantu mengembangkan iman melalui kesaksian hidup Kristen mereka. Terlebih dalam hidup sehari-hari menurut Injil orang perlu berusaha untuk menyiapkan diri bagi pelayanan menjadi katekis untuk anak-anak mereka sendiri dan untuk melaksanakannya dengan semangat (Catechesi Tradendaeart. 68).
Selain itu pendalaman iman bagi orang tua juga bertujuan untuk mengusahakan suatu dialog yang timbal balik antar orang tua, sehingga masing-masing orang tua semakin menyadari, menumbuhkan, memperkembangkan dan saling meneguhkan imannya. Dengan adanya dialog tersebut, orang tua dapat saling memperkaya usaha-usaha untuk membina iman anak-anak mereka khususnya dalam menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap perkembangan iman anak.
Beberapa hal penting yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan peranan mereka dalam mengembangkan iman anak yaitu dengan cara saat makan bersama (bersyukur, berdoa bagi orang lain), doa malam bersama, membiasakan membaca Kitab Suci saat berdoa bersama, mendoakan
anak-anaknya terlebih saat ulang tahun, mengusahakan suasana kasih di rumah, pengajaran tentang iman, serta mengarahkan anak untuk bergabung ke dalam Gereja.
3. Bahan atau Materi Pendalaman Iman Bagi Orang Tua di Lingkungan Santo Yohanes
Bahan atau materi pendalaman iman bagi orang tua perlu memperhatikan situasi, kebutuhan dan permasalahan konkrit yang dihadapi oleh orang tua. Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan atau materi adalah permasalahan yang dapat memancing pembicaraan atau dialog antar peserta dalam hal ini orang tua yang terlibat dalam proses pendalaman iman.
Bahan dalam pendalamn iman bagi orang tua di lingkungan Santo Yohanes hendaknya tidak menyimpang dari situasi konkrit yang orang tua alami. Hasil penelitian sehubungan dengan judul skripsi, ternyata orang tua belum sepenuhnya memahami akan bahayanya televisi apabila orang tua tidak membuat jadwal kegiatan anak untuk menonton televisi, menanamkan kesadaran pada anak tentang dampak negatif televisi, ikut mendampingi anak pada saat menonton televisi dan menyeleksi program yang harus di tonton di televisi.
Sebagai orang tua dalam keluarga kristiani, orang tua di lingkungan Santo Yohanes mempunyai tanggung jawab tehadap kehidupan beriman dalam keluarganya (Paus Yohanes Paulus II, 1980: 46) misalnya dalam mendidik iman anak. Mereka jugalah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak (Gaudium et Spes Art 50). Mereka mempunyai kewajiban untuk membantu
anak-anak agar berkembang sebagai pribadi sepenuh-penuhnya. Sebagai orang tua, keluarga merupakan tempat pendidikan iman. Maka di dalam keluarga itulah iman dapat berkembang, karena tugas menyelenggarakan pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga yang utama (Gaudium et Spes Art 3). Orang tua juga hendaknya menciptakan situasi beriman dalam keluarganya. Sebab pendidikan iman tidak hanya menyangkut soal pengetahuan tetapi juga hidup beriman secara konkrit.
4. Proses Pendalaman Iman bagi Orang Tua di Lingkungan Santo Yohanes Pendalaman Iman bagi orang tua dapat dilaksanakan melalui proses dengan model pengalaman hidup. Menurut Romo Sumarno, Ds. (2009: 11), pendalaman iman bagi orang tua model pengalaman hidup bertitik tolak dari pengalaman hidup orang tua. Situasi hidup orang tua menjadi titik tolak pembicaraan di dalam pendalaman iman bagi orang tua. Kemudian situasi hidup itu diterangi oleh pengalaman iman dari Kitab Suci. Secara garis besar, proses pendalaman iman bagi orang tua meliputi unsur-unsur yaitu: pembukaan, penyajian suatu pengalaman hidup, pendalaman pengalaman hidup, rangkuman pendalaman pengalaman hidup, pembacaan Kitab Suci atau tradisi gereja, pendalaman teks Kitab Suci atau tradisi, rangkuman pendalaman teks Kitab suci atau tradisi, penerapan dalam hidup konkrit dan penutup.
a. Pembukaan
Pembukaan berisikan lagu, doa pembukaan dan pengantar yang sesuai dengan tema yang diambil dalam pendalaman iman itu. Dalam langkah ini, katekis juga berusaha mengingatkan dan menghubungkan tema pendalaman dengan tema-tema yang sudah dibahas dalam kesempatan pendalaman iman yang lampau, bila pernah diadakan sebelumnya.
b. Penyajian Suatu Pengalaman Hidup
Pada langkah ini orang tua di lingkungan Santo Yohanes sebagai peserta diberikan kesempatan untuk mensharingkan pengalaman hidupnya baik suka maupun duka sehubungan dengan pengaruh media televisi terhadap perkembangan iman anak.
Sharing berarti berbagi rasa, pengalaman, pengetahuan serta saling mendengarkan pengalaman orang lain. Sharing itu sendiri dimulai dari diri sendiri dan diungkapkan selaras dengan pengalamannya sendiri dalam suasana penuh persaudaraan dan cinta kasih. Langkah ini penting untuk membantu para orang tua di lingkungan Santo Yohanes yang berperan penting dalam menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap anak karena orang tua merupakan salah satu faktor utama dalam memperkembangkan iman anak sehingga anak semakin menyadari bahwa dirinya adalah buah cinta yang sangat berharga dan anak akan semakin menyadari bahwa dirinya harus bisa membatasi untuk menonton televisi.
Pada langkah ini juga katekis perlu menyajikan cerita-cerita yang mendukung proses pendalaman iman khususnya mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi keluarga Kristiani dan upaya yang dilakukan oleh
orang tua untuk menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap anak. Dengan adanya sarana-sarana yang mendukung para peserta bisa mengingat-ingat kembali pengalaman hidupnya sehingga peserta semakin terbuka dan berani untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya pada peserta yang lain (Sumarno Ds, 2007: 18).
c. Pendalaman Pengalaman Hidup
Pada langkah ini katekis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman hidup peserta orang tua di lingkungan Santo Yohanes. Peserta diajak untuk melihat kelebihan dan kekurangan apa yang dilakukan dalam kaitannya dengan peranan orang tua di lingkungan Santo Yohanes dalam menghadapi pengaruh negatif media televisi terhadap perkembangan iman anak mereka dan apa saja yang sudah orang tua lakukan agar anak tidak terlalu