Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Institut Pertanian Bogor (IPB), Cikabayan, Darmaga, Bogor dari Februari sampai Juni 2004. Analisis nikotin dan gula dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan di Laboratorium Terpadu, IPB.
Metode
Percobaan faktorial disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Perlakuan percobaan adalah jadwal irigasi yang merupakan kombinasi antara tingkat irigasi dan waktu irigasi.
Faktor I adalah tingkat irigasi terdiri atas tujuh taraf yaitu : M1: irigasi setiap 1 hari sampai kapasitas lapang M2: irigasi 2 hari sekali sampai kapasitas lapang M3: irigasi 4 hari sekali sampai kapasitas lapang M4: irigasi 6 hari sekali sampai kapasitas lapang
M5: irigasi setiap hari sampai 75% air tersedia (75 % AT) M6: irigasi setiap hari sampai 50% air tersedia (50 % AT) M7: irigasi setiap hari sampai 25% air tersedia (25 % AT) Faktor II adalah waktu irigasi terdiri atas lima taraf yaitu :
F1: dari 2 minggu setelah tanam sampai panen (T-P) F2: mulai 2 minggu sebelum panen daun (2 MSP) F3: mulai 4 minggu sebelum panen daun (4 MSP) F4: mulai 6 minggu sebelum panen daun (6 MSP) F5: mulai 8 minggu sebelum panen daun (8 MSP).
Masing-masing satuan percobaan diulang empat kali sehingga terdapat 7 x 5 x 4 = 140 satuan percobaan. Volume air irigasi yang diberikan sesuai dengan perlakuan disajikan pada Lampiran 1. Tingkat irigasi sebelum waktu irigasi F1, F2, F3, F4 dan F5 masing-masing adalah irigasi setiap hari sampai kapasitas lapang.
Pengamatan. Peubah yang diamati adalah:
1. Jumlah daun, tinggi tanaman pada saat berbunga, panjang dan lebar daun cutter, bobot kering setiap grup daun (Gambar Lampiran 1) dan bobot kering akar.
2. Kandungan gula dan nikotin, contoh daun diambil dari daun cutter pada setiap satuan percobaan saat panen. Analisis kandungan gula dan nikotin dilakukan dengan metode ekstraksi dan titrimetri (Lampiran 2).
3. Evapotranspirasi, pengukuran evapotranspirasi harian dilakukan pada setiap satuan percobaan dengan prinsip neraca air. Neraca air pada polibag dalam rumah kaca adalah I = E + Pk + ∆M, I adalah irigasi, E, evapotranspirasi, Pk, perkolasi dan ∆M, perubahan kadar air tanah. Semua unsur neraca air dinyatakan dalam satuan mm. Kadar air tanah diukur setiap hari sebelum irigasi dengan Tensionmeter dan Boyoucos Soil Mois-ture Meter
4. Transpirasi, transpirasi dihitung dengan metode Rosenthal et al. (1977) dalam Handoko (1995) seperti pada Lampiran 3.
Kalibrasi. Proses sintesis gula dan sintesis nikotin yang komplek menunjukkan bahwa dalam pembentukan persamaan sintesis nikotin dan sintesis gula digunakan beberapa prinsip seperti koefisiensi partisi gula yaitu nisbah antara gula dan karbohidrat, efisiensi sintesis nikotin yaitu nisbah antara kandungan nikotin dengan absorbsi nitrogen oleh akar, efisiensi penggunaan air yaitu nisbah antara bahan kering tanaman dengan transpirasi, koefisien partisi daun yaitu nisbah antara bahan kering daun dengan bahan kering total. Pembentukan persamaan sintesis gula dan sintesis nikotin diuraikan sebagai berikut.
Sintesis gula terlarut meningkat dengan menurunnya transpirasi ( Taiz dan Zeiger, 1991), sehingga dapat diduga bahwa kandungan gula berbanding terbalik dengan transpirasi yang dapat dinyatakan dalam persamaan:
Kandungan Gula = Ks/Tr
. . . (3.1)Ks adalah efisiensi sintesis gula dan Tr adalah transpirasi.
2. Kandungan nikotin
Nikotin disusun sebagian besar oleh nitrogen (Vickery and Vickery, 1981). Absorbsi nitrogen meningkat dengan meningkatnya transpirasi (Nye and Tinker, 1977 ), sehingga kandungan nikotin meningkat dengan meningkatnya transpirasi yang dapat ditulis dalam persamaan:
Kandungan nikotin = Kn . Tr
. . . (3.2)Kn adalah efisiensi sintesis nikotin.
Tahap pembentukan dan pengujian hubungan transpirasi dengan kandung-an gula dan nikotin disajikan pada Gambar 4. Analisis ragam digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan percobaan terhadap peubah yang diamati. Uji korelasi dilakukan antara peubah transpirasi, kandungan gula dan nikotin. Anali-sis regresi untuk menguji hubungan kandungan gula dengan transpirasi serta hu-bungan kandungan nikotin dengan transpirasi (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).
Analisis korelasi dan analisis regresi dilakukan terhadap data dari percoba-an rumah kaca. Jika analisis regresi menghasilkan persamaan kandungan gula atau nikotin yang nyata, maka dilakukan uji Khi Kuadrat dan uji F. Uji Khi Kuadrat dan uji F dilakukan dengan menggunakan data transpirasi, kandungan gula atau nikotin dari percobaan II.
Pelaksanaan Penelitian
Benih tembakau disemaikan pada media pasir ditambah vermikompos dengan perbandingan volume 2 : 1. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman setiap hari, pengendalian hama dan penyakit dan pemupukan daun. Pemindahan
bibit ke polibag dilakukan 45 hari setelah penyemaian, pada umur tersebut bibit sudah memiliki 3 helai daun..
Varietas tembakau yang digunakan adalah varietas Japlak, tanaman tersebut merupakan jenis tembakau rajangan. Media tanah latosol digunakan untuk penanaman dalam polibag berukuran 40 cm x 50 cm. Bobot kering tanah
Analisis ragam Nyata Data Percobaan
Rumah kaca
Interaksi tingkat irigasi dengan waktu tanam
Kalibrasi dengan uji korelasi dan analisis regresi Nyata
Persamaan kandungan gula atau kandungan nikotin
Data Percobaan Lapang
Validasi : Uji F dan khi kuadrat Tidak nyata
Persamaan kandungan gula atau kandungan nikotin yang valid
Gambar 4. Alur Pembentukan dan Pengujian Hubungan Transpirasi dengan Kandungan Gula dan Nikotin
setiap pot 9.415 kg dengan kondisi kapasitas lapang pada kadar air 57% bobot kering, dan titik layu permanen pada kadar air 30%.
Dosis pupuk yang digunakan adalah 30 kg N/ha dalam bentuk urea, 30 kg N/ha dalam bentuk ZA (amonium sulfat), 30 kg K/ha diberikan 2 kali yaitu setengah dosis pada tujuh hari setelah tanam dan setengah dosis pada 28 hari setelah tanam, sedangkan P2O5 sebanyak 45 kg/ha diberikan pada saat tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan satu minggu sekali dengan menggunakan insektisida, fungisida dan bakterisida.
Panen dilakukan satu bulan setelah berbunga secara bertahap mulai dari daun priming, kemudian diikuti oleh panen daun lug, cutter, smoking leaf, leaf
dan tip. Umur tanaman adalah 12 minggu setelah tanam, sehingga 2 MSP sama dengan 10 MST, 4 MSP sama dengan 8 MST, 6 MSP sama dengan 6 MST dan 8 MSP sama dengan 4 MST.
Percobaan II: Pengaruh Sistem Irigasi terhadap Produksi, Kandungan