Hasil
Percobaan Rumah Kaca merupakan percobaan faktorial disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuannya adalah jadwal iri-gasi yang merupakan interaksi antara 7 tingkat iriiri-gasi dan 5 waktu iriiri-gasi tana-man dengan 4 ulangan. Interaksi tingkat irigasi dengan waktu irigasi berpenga-ruh sangat nyata terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, panjang dan lebar daun kaki-1, bobot kering setiap grup daun, bobot kering akar, evapotranspirasi. Tingkat irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan gula, nikotin dan nisbah gula dengan nikotin.
Jumlah Daun. Jumlah daun dipengaruhi oleh interaksi tingkat irigasi dengan waktu irigasi. Interaksi tingkat irigasi 50 % AT dengan waktu irigasi T-P ( 2 minggu setelah tanam sampai panen) menghasilkan jumlah daun lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi setiap hari dengan waktu irigasi T-P. Perlakuan tersebut dapat meningkatkan jumlah daun sebesar 50%. Jumlah daun berkisar antara 18.3 ± 4.28 sampai 27 ± 4.28 lembar/tanaman (Tabel 4).
Tinggi Tanaman. Tinggi tanaman dipengaruhi oleh interaksi antara tingkat irigasi dan waktu irigasi. Interaksi tiingkat irigasi 50% AT dengan waktu irigasi T-P (2 MST sampai panen) menghasilkan tanaman lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 2 hari sekali irigasi dengan waktu irigasi 4 MSP. Tidak terdapat perbedaan tinggi tanaman pada berbagai tingkat irigasi untuk masing-masing waktu irigasi (Tabel 5).
Tabel. 4. Jumlah Daun pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P . . . lembar/tanaman . . . Setiap hari 26.3 ab 19.5 ab 23.0 ab 21.0 ab 18.3 b 2 hari sekali 20.3 ab 18.7 ab 22.3 ab 22.8 ab 18.5 b 4 hari sekali 24.0 ab 25.5 ab 22.3 ab 23.5 ab 19.8 ab 6 hari sekali 26.5 ab 18.8 ab 24.5 ab 26.3 ab 26.3 ab
75 % AT 20.8 ab 19.8 ab 22.3 ab 18.3 b 19.8 ab
50 % AT 20.5 ab 24.3 ab 21.5 ab 21.8 ab 27.0 a
25 % AT 22.3 ab 23.8 ab 22.3 ab 26.0 ab 26.0 ab
Keterangan:Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata ber-dasarkan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi adalah 8.55 lembar/tanaman. MSP (minggu sebelum panen), T-P (2 minggu setelah tanam sampai panen).
Tabel 5. Tinggi Tanaman pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P
. . . cm . . .
Setiap hari 91.3ab 57.8ab 84.3ab 79.8ab 60.8ab
2 hari sekali 73.8ab 56.5 b 88.0ab 86.5ab 59.3ab
4 hari sekali 87.3ab 83.5ab 85.3ab 71.3ab 58.3ab
6 hari sekali 96.5ab 58.3ab 93.5ab 86.5ab 80.5ab
75 % AT 65.5ab 63.3ab 84.0ab 68.8ab 64.0ab
50 % AT 68.3ab 77.0ab 75.3ab 72.8ab 96.8a
25 % AT 67.5ab 74.3ab 87.5ab 90.0ab 91.8ab
Keterangan: Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata ber-dasar-kan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi sebesar 40.0 cm. MSP (minggu sebelum panen).
Panjang dan Lebar Daun. Panjang dan lebar daun dipengaruhi oleh in-teraksi antara tingkat irigasi dan waktu irigasi. Inin-teraksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 6 MSP dapat meningkatkan panjang daun sebesar 45% dibandingkan interaksi tingkat irigasi 75% AT dengan waktu irigasi T-P (Tabel 6). Pada umumnya untuk semua waktu irigasi diketahui bahwa irigasi 6 hari sekali menghasilkan panjang daun kaki-1 nyata lebih tinggi dari pada irigasi 2 hari sekali dan 75 % AT, tetapi tidak berbeda nyata dengan tingkat irigasi yang lain.
Tabel 6. Panjang Daun Kaki-1 pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau.
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P
. . . cm . . .
2 hari sekali 30.4 abcd 29.0 bcd 29.4 bcd 32.6 abcd 26.9 cd 4 hari sekali 35.3 ab 32.5 abcd 30.2 bcd 29.9 bcd 32.8 abc 6 hari sekali 35.7 ab 30.9 abcd 37.9 a 32.5 abcd 31.9 abc 75 % AT 31.0 abcd 30.6 abcd 35.3 ab 29.8 bcd 26.1 d 50 % AT 30.5 abcd 34.0 abc 30.9 abcd 29.3 bcd 31.7 abcd 25 % AT 31.9 abcd 33.7 abc 31.3 abcd 33.1 abcd 32.3 abcd Keterangan:Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berda-sarkan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi se-besar 7.4 cm.
Interaksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 6 MSP atau 2 MSP menghasilkan lebar daun lebih lebar dari pada interaksi tingkat irigasi 75 % AT dengan waktu irigasi T-P dan 8 MSP, tingkat irigasi 2 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Perbedaan lebar daun oleh perlakuan tersebut adalah 48.9%. Rata-rata untuk seluruh waktu irigasi menunjukkan bahwa irigasi sampai 25 % AT mengha-silkan lebar daun nyata lebih besar dari pada irigasi sampai 75 % AT. Lebar daun antara irigasi 25 % AT, 6 hari sekali, 4 hari sekali dan 1 hari sekali tidak berbeda nyata (Tabel 7).
Pemangkasan dilakukan terhadap setiap cabang yang baru setelah fase berbunga, sehingga selama fase setelah berbunga, fotosintat hanya digunakan untuk menambah ukuran daun. Ukuran daun kaki-1 adalah tertinggi diantara grup daun lainnya. Daun kaki-1 memiliki kualitas terbaik diantara grup daun lainnya (Naidu, 2001)
Tabel 7. Lebar Daun Kaki-1 pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau.
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P
. . . cm . . .
Setiap hari 16.5 abc 16.1 abc 16.0 abc 16.3 abc 16.4 abc 2 hari sekali 14.9 abc 14.3 abc 13.8 bc 15.8 abc 13.1 c 4 hari sekali 17.3 abc 16.0 abc 14.6 abc 16.7 abc 16.0 abc 6 hari sekali 18.6 a 16.0 abc 18.6 a 16.7 abc 16.1 abc
75 % AT 14.8 abc 13.5 bc 16.8 abc 13.3 bc 12.5 c
50 % AT 14.0 abc 16.4 abc 14.9 abc 15.1 abc 16.1 abc
25 % AT 17.1 abc 17.7 ab 15.0 abc 17.5 abc 16.0 abc
Keterangan:Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berda-sarkan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi sebesar 4.5 cm.
Hasil di atas menunjukkan bahwa untuk menghasilkan daun kaki-1 den-gan ukuran maksimum diperlukan kelembaban tanah yang rendah selama 2 minggu menjelang panen. Ini sesuai dengan pola perkembangan tanaman tem-bakau yaitu fase sebelum berbunga pengelolaan air diarahkan untuk mendapat-kan produk bahan kering yang maksimal, sedangmendapat-kan fase setelah berbunga atau menjelang panen pengelolaan air bertujuan untuk mendapatkan kualitas yang maksimal (Naidu, 2001).
Bobot Kering Daun. Bobot kering daun total dipengaruhi oleh interaksi tingkat irigasi dengan waktu irigasi. Interaksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 6 MSP dapat meningkatkan produksi sebesar 232% dibanding interaksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Produksi daun total yang dihasilkan oleh interaksi tingat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 6 MSP tidak berbeda nyata dengan interaksi antara tingkat irigasi 6 hari sekali dan waktu irigasi 2 MSP (Tabel 8). Jadwal irigasi tersebut sesuai dengan pegelolaan air untuk tembakau yaitu mendapatkan pertumbuhan yang maksimal sampai menjelang berbunga kemudian munurunkan tingkat irigasi saat menjelang panen (Naidu, 2001).
Bobot Kering Akar. Bobot kering akar dipengaruhi oleh interaksi tingkat irigasi dengan waktu irigasi. Interaksi tingkat irigasi 50% AT dan 25% AT masing-masing dengan waktu irigasi T-P menghasilkan bobot kering akar lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 4 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Interaksi 7 tingkat irigasi masing-masing dengan waktu irigasi 2 MSP, 4 MSP, 6 MSP dan 8 MSP tidak menghasilkan perbedaan bobot kering akar (Tabel 9)
Tabel 8. Bobot Daun Total pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P
. . . g krosok/tanaman . . .
Setiap hari 12.47 ab 6.57 abcd 11.13 abc 10.42 abcd 12.18 abc 2 hari sekali 8.71 abcd 5.18 cd 9.43 abcd 9.47 abcd 7.26 abcd 4 hari sekali 11.63 abc 9.68 abcd 8.28 abcd 8.42 abcd 9.31 abcd 6 hari sekali 12.12 abc 6.16 bcd 13.26 a 12.01 abc 3.99 d
75 % AT 7.82 abcd 7.26 abcd 10.01 abcd 6.92 abcd 12.94 ab 50 % AT 9.34 abcd 11.63 abc 8.78 abcd 9.53 abcd 12.60 ab 25 % AT 6.41 abcd 9.27 abcd 8.80 abcd 9.62 abcd 3.81 d Keterangan:Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata ber-dasar-kan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi sebesar 7.02 g krosok/tanaman. MSP (minggu sebelum panen).
Kandungan Gula dan Nikotin. Kandungan gula dan nikotin hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal tingkat rigasi. Kandungan nikotin pada tingkat irigasi 25% air tersedia (AT) atau irigasi 6 hari sekali lebih rendah dari pada irigasi setiap hari sampai kapasitas lapang, tetapi kandungan gulanya lebih tinggi (Tabel 10). Uji korelasi antara kandungan gula dengan kandungan nikotin menunjukkan korelasinya negatif (r=-0.651, P<0.01, N=70), artinya semakin rendah kandungan nikotin, maka semakin tinggi kandungan gula. Pengelolaan air untuk menghasilkan kandungan nikotin rendah dan gula tinggi adalah irigasi dengan tingkat irigasi minimal yaitu 25% AT atau irigasi 6 hari sekali.
Tingkat irigasi 25 % AT dan 6 hari sekali menghasilkan nisbah kandungan gula dengan kandungan nikotin lebih tinggi dari pada irigasi setiap hari, 2 hari dan 75% AT. Kualitas organoleptik untuk nilai nisbah kandungan gula dengan kandungan nikotin sebesar 5.68 dan 5.72 adalah halus sampai sedang, tidak gatal (Tabel 10). Kualitas organoleptik untuk nisbah kandungan gula dengan kandungan nikotin sebesar 4.32 adalah keras, kuat, beraroma, sangat gatal.
Tabel 9. Bobot Kering Akar pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi Tembakau
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P
. . . g /tanaman . . .
Setiap hari 1.47 bcd 1.46 bcd 5.57 a 3.17 abcd 1.08 bcd 2 hari sekali 1.59 bcd 1.05 bcd 2.05 abcd 1.89 abcd 2.65 abcd 4 hari sekali 2.08 abcd 0.84 cd 2.13 abcd 2.21 abcd 0.46 d 6 hari sekali 2.24 abcd 1.47 bcd 1.92 abcd 4.71 abc 1.82 abcd 75 % AT 1.35 bcd 2.50 abcd 2.35 abcd 1.55 bcd 0.85 cd 50 % AT 3.03 abcd 1.04 bcd 2.15 abcd 2.67 abcd 4.68 abc 25 % AT 1.22 bcd 1.32 bcd 2.31 abcd 4.86 ab 4.62 abc Keterangan: Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
ber-dasar-kan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi sebesar 3.89 g /tanaman. MSP (minggu sebelum panen).
Tabel 10. Kandungan Gula, Nikotin dan Nisbah Gula/Nikotin pada Berbagai Tingkat Irigasi.
Tingkat Irigasi Kandungan Gula (%) Kandungan Nikotin (%) Nisbah Gula/Nikotin 1 hari sekali 14.87 c 3.58 a 4.32 b
2 hari sekali 15.02 abc 3.24 ab 4.71 b
4 hari sekali 15.03 abc 3.01 b 5.01 ab
6 hari sekali 15.70 a 2.79 b 5.68 a
75 % AT 14.99 bc 3.19 ab 4.77 b
50 % AT 15.12 abc 3.01 b 5.06 ab
25 % AT 15.69 ab 2.78 b 5.72 a
Tukey (0.05) 0.71 0.56 0.83
Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (0.05).
Kandungan gula dan nikotin dari berbagi umur tanaman mengikuti pola sigmoid. Persamaan sigmoid untuk kandungan gula (G) adalah G= 1.6001.e 0.1087 t
selama fase eksponensial dan G=28.217 Ln (t) – 55.354 selama fase logaritmik. Persamaan sigmoid untuk kandungan nikotin (N) adalah N=0.3263.e 0.0984 t selama fase eksponensial dan N=2.8608 Ln (t) – 5.2565 selama fase logaritmik (Gambar 5). Peralihan fase eksponensial ke fase logaritmik terjadi pada umur (t) 8 minggu. Pada umur 8 minggu ini merupakan saat berbunga.
Gambar 5. Perkembangan Kandungan Gula dan Nikotin Selama Periode Tumbuh Tembakau
Evapotranspirasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh interaksi antara tingkat irigasi dan waktu irigasi. Interaksi tingkat irigasi setiap hari dengan waktu irigasi 6 MSP menyebabkan evapotranspirasi harian selama 2 MSP lebih rendah dari pada interaksi tingkat irigasi 4 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Nilai evapotranspirasi berkisar antara 1.75 mm/hari sampai 8.60 mm/hari. Evapotranspirasi antar tingkat irigasi pada masing-masing waktu irigasi tidak berbeda nyata. Evapotranspirasi rata-rata untuk semua waktu irigasi pada irigasi setiap hari nyata lebih tinggi dari pada irigasi 4 dan 6 hari sekali (Lampiran 7). Interaksi tingkat irigasi 2 hari sekali dengan waktu irigasi 8 MSP menyebabkan evapotranspirasi harian selama 4 MSP lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 4 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antar tingkat irigasi pada masing-masing waktu irigasi. Interaksi tingkat irigasi setiap hari dengan waktu irigasi 6 MSP menyebabkan evapotranspirasi harian selama 6 MSP lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 4 hari sekali dengan waktu irigasi 2 MSP. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antar tingkat irigasi pada masing-masing waktu irigasi.
0 5 10 15 20 25 Fase 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Umur Tanaman (MST) % B ob o t K er in g D a un GULA Nikotin
Interaksi tingkat irigasi 2 hari sekali dengan waktu irigasi 8 MSP menye-babkan evapotranspirasi harian selama 2 MST sampai panen (T-P) lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 4 hari sekali dengan waktu irigasi T-P. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antar tingkat irigasi pada masing-masing waktu irigasi. Eva-potranspirasi rata-rata untuk semua waktu irigasi pada irigasi 25 % AT nyata lebih rendah dari pada irigasi setiap hari.
Pada umumnya ketersediaan air yang tinggi oleh tingkat irigasi yang tinggi menyebabkan evapotranspirasi yang tinggi. Ini sesuai dengan konsep umum gerak-an air yaitu besarnya gerakan air berbanding lurus dengan beda potensial air dan berbanding terbalik dengan tahanan. Kelembaban tanah yang tinggi memiliki po-tensial air yang tinggi.
Hubungan produksi dan evapotranspirasi dapat diukur dengan efisiensi pemakaian air yaitu nisbah antara produksi dengan evapotranspirasi. Interaksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 2 MSP menghasilkan efisiensi pemakaian air lebih tinggi dari pada interaksi tingkat irigasi 2 hari sekali dengan waktu irigasi 8 MSP dan 2 MSP (Tabel 12). Efisiensi pemakaian air pada perlaku-an irigasi tersebut tidak berbeda nyata dengan irigasi sampai 25% air tersedia mulai 4 MSP, irigasi selama periode tumbuh sebelumnya dilakukan setiap hari sampai kapasitas lapang. Ini sesuai dengan metode pengelolaan air pada tembakau yaitu membuat evapotranspirasi yang maksimal pada periode tumbuh sebelum berbunga. Produksi daun total berkorelasi positif dengan evapotranspirasi total (koefisien korelasi 0.6 dengan peluang < 0.05), artinya semakin tinggi evapotranspirasi, maka semakin tinggi produksi.
Transpirasi. Transpirasi pada waktu 2 minggu sebelum panen sampai panen hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal tingkat irigasi. Irigasi setiap hari menghasilkan transpirasi lebih tinggi dari pada irigasi 4 dan 6 hari sekali, 25% dan 50% air tersedia. Transpirasi oleh irigasi setiap hari tidak berbeda nyata dengan irigasi 2 hari sekali dan irigasi sampai 75% air tersedia. (Tabel 13).
Pembahasan
Pengaruh Tingkat Irigasi dan Waktu Irigasi terhadap Produksi. Interaksi tingkat irigasi dengan waktu irigasi yang secara konsisten menghasilkan efisiensi pemakaian air tertinggi diikuti oleh produksi, panjang daun kaki-1, dan lebar daun kaki-1 yang besar adalah irigasi 6 hari sekali sampai kapasitas lapang selama 2 minggu sebelum panen. Selama periode tumbuh sebelumnya, irigasi dilakukan setiap hari sampai kapasitas lapang (Gambar 6). Produksi bobot daun kering, panjang dan lebar daun antara tingkat irigasi selama 2 minggu sebelum panen tidak berbeda nyata, sehingga dapat dipilih irigasi 6 hari sekali. Irigasi 6 hari sekali yang dimulai 2 minggu sebelum panen memiliki efisiensi pemakaian air lebih tinggi dari pada irigasi setiap hari, 2 hari atau 4 hari. Berbagai penelitian pada berbagai tanaman menunjukkan hasil yang sama yaitu tingkat irigasi yang tepat dapat meningkatkan produksi tanaman seperti pada beberapa paragraf di bawah ini. Tingkat irigasi dapat dinyatakan dengan berbagai cara yaitu berdasarkan kelembab-an tanah, persen dari evapotranspirasi, persen dari evaporasi panci.
Tabel 11. Rata-rata Evapotranspirasi Harian Selama Berbagai Periode Tumbuh Tembakau dari Interaksi Waktu irigasi mulai 2 MST sampai Panen dengan Berbagai Tingkat Irigasi
Tingkat Periode Tumbuh Tembakau
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T-P . . . mm/hari . . . Setiap hari 6.3 a 7.6 a 9.6 a 9.6 a 9.4 a 2 hari sekali 3.8 a 6.8 a 7.7 a 5.9 a 7.3 a 4 hari sekali 4.0 a 6.5 a 7.0 a 5.7 a 6.6 a 6 hari sekali 1.8 a 2.9 a 2.9 a 2.1 a 2.6 a 75 % AT 3.7 a 3.7 a 4.2 a 3.3 a 4.0 a 50 % AT 4.9 a 5.9 a 8.1 a 9.4 a 9.0 a 25 % AT 3.4 a 4.2 a 4.6 a 6.3 a 6.8 a Tukey (0.05) 5.6 8.0 8.4 8.0 8.0
Keterangan:Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama ti-dak berbeda nyata berdasarkan Pembeda Nyata Terkecil uji Tukey (0.05).
Gambar 7 menunjukkan bahwa hubungan tingkat irigasi (frekuensi iri-gasi) dengan bobot kering daun adalah linear negatif artinya semakin jarang fre-kuensi irigasi maka semakin rendah bobot kering daun. Kelembaban tanah yang menghasilkan bobot kering daun tertinggi adalah 76 %AT. Kelembaban tanah lebih rendah dari 76% AT menyebabkan penurunan bobot kering daun. Hubun-gan kelembaban tanah (X, %AT) denHubun-gan bobot kering daun (Y, g/tanaman) adalah Y = - 0.0038 X2 + 0.5793 X – 7.9175 (R2=0.95)
Tabel 12. Efisiensi Pemakaian Air pada Berbagai Tingkat Irigasi dan Waktu irigasi
Tingkat Waktu irigasi
Irigasi 2 MSP 4 MSP 6 MSP 8 MSP T - P
. . . g krosok/kg air. . .
Setiap hari 0.333 abc 0.243 bc 0.289 abc 0.451 abc 0.540 abc 2 hari sekali 0.299 abc 0.193 c 0.289 abc 0.206 c 0.361 abc 4 hari sekali 0.383 abc 0.319 abc 0.292 abc 0.244 bc 0.304 abc 6 hari sekali 0.685 a 0.315 abc 0.484 abc 0.296 abc 0.324 abc 75 % AT 0.351 abc 0.315 abc 0.374 abc 0.349 abc 0.418 abc 50 % AT 0.440 abc 0.381 abc 0.410 abc 0.366 abc 0.435 abc 25 % AT 0.252 bc 0.622 ab 0.507 abc 0.482 abc 0.375 abc Keterangan: Pembeda nyata terkecil uji Tukey (0.05) untuk interaksi adalah 0.400 g krosok/kg air.
Tabel 13. Rata-rata Transpirasi Harian pada Berbagai Tingkat Irigasi Selama Dua Minggu Sebelum Panen
Tingkat Irigasi Transpirasi (mm/hari)
Setiap hari 5.5 a 2 hari sekali 3.9 ab 4 hari sekali 3.0 b 6 hari sekali 2.1 b 75 % AT 3.9 ab 50 % AT 2.9 b 25 % AT 2.1 b Tukey (0.05) 2.3
Keterangan: Data dalam kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama ti-dak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey (0.05)
Irigasi dapat meningkatkan produksi biomasa rumput 2 kali dibandingkan tanpa irigasi. Kedalaman akar mempengaruhi kemampuan
tana-man mengekstrak air (Golr dan Bruce, 2005). Irigasi meningkatkan produksi kapas karena dapat menjaga kelembaban tanah dan dapat memperpanjang pe-riode vegetatif tanaman sehingga dapat memperbanyak asimilat yang diperlukan pada fase generatif (Pettgrew, 2004). Tingkat irigasi yang sesuai akan memberi-kan efisiensi pemakaian air yang tinggi. Pada tanaman jagung irigasi sampai 0.80 kali besarnya evapotrans-pirasi (0.8 ET) menyebabkan kelembaban tanah yang tidak berbeda nyata dengan irigasi sampai 1.00 ET dan dapat memberikan efisiensi pemakaian air yang tinggi (Mahdi et al., 2003).
Peneliti lain juga melakukan pengaturan jadwal irigasi untuk meningkat-kan produksi dan kualitas. Pengaturan kualitas dapat dilakumeningkat-kan dengan mem-berikan defisit air pada fase tertentu (Bustan et al., 2005). Jika tingkat irigasi menurun, maka transpirasi juga menurun dan produksi menurun. Tingkat irigasi 50%, 75%, 100% dan 125% dari evaporasi panci menyebabkan transpirasi sar masing-masing 633, 740, 815 and 903 mm. Produksi timun maksimal sebe-sar 76.65 ton ha• 1 diperoleh dengan tingkat irigasi 100% evaporasi panci den-gan efisiensi pemakaian air terbesar yaitu 9.40 kg m• 3 ( Simsek et al., 2005) Tingkat irigasi mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah. Tinggi tanaman dan biomasa meningkat, tetapi berat daun spesifik (g/m2) menurun dengan meningkatnya tingkat irigasi. Tingkat irigasi yang menghasilkan berat kering tanaman kentang tertinggi adalah 100% evaporasi panci pada musim semi dan 175% evaporasi panci untuk musim gugur. Rata-rata irigasi adalah sebesar 4.0 – 5.5 mm/hari selama periode tumbuh 5 bulan (Yuan et al., 2005).
Potensial air tanah • 15 dan • 55 kPa tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman lobak (Raphanus sativus L.). Potensial air yang berbeda mem-pengaruhi evapotranspirasi dan efisiensi pemakaian air. Efisiensi pe-makaian air tertinggi dihasilkan dengan potensial air tanah antara • 55 dan • 35 kPa pada keda-laman 20 cm (Kang dan Wan, 2005).
Frekuensi irigasi yang tinggi meningkatkan pertumbuhan umbi kentang dan efisiensi pemakaian air. Pengurangan frekuensi irigasi dari setiap hari sam-pai 8 hari sekali menghasilkan penurunan hasil sebesar antara 29.1 % samsam-pai
33.4%. Total evapotranspirasi antara frekuensi irigasi sedikit berbeda (Wang, 2005). 0 0 ,2 0 ,4 0 ,6 0 ,8 1
1 hari 2 hari 4 hari 6 hari 25 % A T 50% A T 75% A T
Ting ka t Irig a si g k ro so k /k g a ir E P A 0 5 1 0 1 5 2 0
1 hari 2 hari 4 hari 6 hari 25 % A T 50% A T 75% A T
Ting ka t Iriga si g kr o so k / t ana m a n P ro d 0 10 20 30 40 50
1 hari 2 hari 4 hari 6 hari 25 % A T 50% A T 75% A T
Tingkat Irigasi
cm
P anjang daun Lebar daun
Gambar 6. Efisiensi Pemakaian Air (EPA), Produksi, Panjang Daun dan Lebar Daun pada Berbagai Tingkat Irigasi Selama 2 Minggu Sebelum Panen.
(Garis vertikal merupakan pembeda nyata terkecil berdasar uji Tukey
0.05 ) y = -1,2559x + 12,267 R2 = 0,6521 0 5 10 15 20 0 2 4 6 8
T in gka t Irig a si (ha ri se ka li)
B o bo t D a un (g /t a n a m a n ) y = -0 ,00 38x2 + 0,57 93x - 7,917 5 R2 = 0,95 33
0
5
1 0
1 5
2 0
0 5 0 1 0 0 1 5 0
T in g k at Irig as i (% AT ) B ob o t D a un (g /T a n a m a nGambar 7. Hubungan Tingkat Irigasi Mulai 2 MST Sampai Panen dengan Bobot Kering Daun Total
(Garis vertikal merupakan pembeda nyata terkecil berdasar uji Tukey
0.05 )
Frekuensi irigasi sekali setiap antar pemangkasan Trifolium alexandrnium L. menghasilkan efisiensi pemakaian air yang lebih tinggi dari frekuensi irigasi tiga kali (WUE 440.9 kg berat kering (BK) ha-1 cm-1
pemakaian air dibandingkan dengan WUE 326.5 kg BK ha-1 cm-1 pemakaian air)(El Bably, 2002). Jadwal irigasi yang tepat berdasarkan defisit air tanaman dapat meningkatkan produksi jagung, kedelai dan sorghum masing-masing sebesar 43.9%, 34.7% dan 46.3% (Li et al., 2005)
Pengaruh Tingkat Irigasi terhadap Fluktuasi Kelembaban Tanah. Pengaturan kelembaban tanah dapat dilakukan dengan tingkat irigasi yang berbeda. Gambar 8 menunjukkan fluktuasi kelembaban tanah dari berbagai frekuensi irigasi. Irigasi untuk menghasilkan produksi, efisiensi pemakaian air, panjang daun kaki-1, dan lebar daun kaki-1 yang tinggi ialah interaksi tingkat irigasi 6 hari sekali dengan waktu irigasi 2MSP (irigasi setiap hari sampai kapasitas lapang sampai tanaman umur 2 minggu sebelum panen kemudian diikuti oleh irigasi 6 hari sekali sampai panen).
Selama periode tumbuh 1 bulan setelah tanam (BST) kelembaban tanah berfuktuasi dari 100% dari air tersedia (AT) sampai 33.75% AT ( pada frekuensi irigasi 6 hari sekali), 100% sampai 61.75% AT (pada frekuensi irigasi 4 hari sekali), 100% AT sampai 79.82% AT (pada frekuensi irigasi 2 hari sekali) dan 100% AT sampai 89.75% AT (pada frekuensi irigasi 1 hari sekali). Selama periode tumbuh 2 BST, 3 BST dan 4 BST kelembaban tanah sebelum irigasi semakin meningkat (Gambar 8).
Gambar 8 menunjukkan bahwa fraksi dari air tersedia yang dapat diserap oleh tanaman tembakau adalah 100% dikurangi 33.75% atau 66.25% AT (selama periode tumbuh 1 BST), selama periode tumbuh 2BST, 3 BST dan 4 BST masing-masing adalah 63.87% AT, 50.3% AT dan 30.33% AT. Nilai ini dapat digunakan untuk menghitung frekuensi irigasi yaitu (Allen et al., 1998):
Frekuensi irigasi = (f . d . AT)/ET
. . . (4.1) f adalah fraksi air tersedia yang dapat diserap tanaman, d, AT dan ET masing-masing adalah kedalaman akar, air tersedia dan evapotranspirasi. Nilai f yang semakin rendah menunjukkan bahwa irigasi diperlukan dengan frekuensi semakin sering dengan semakin bertambahnya umur tanaman.Evapotranspirasi yang tinggi pada awal pertumbuhan di rumah kaca dise-babkan oleh evaporasi yang tinggi. Permukaan tanah yang terbuka
menyebabkan tahanan permukaan tanah yang sangat rendah ditambah suhu rumah kaca yang tinggi sehingga evaporasi menjadi tinggi. Jumlah daun semakin bertambah dengan bertambahnya umur tanaman sehingga permukaan tanah tertutup kanopi yang dapat mengurangi tahanan permukaan tanah, sehingga evaporasi menurun. Transpirasi akan bertambah dengan bertambahnya jumlah daun atau umur tanaman karena dengan bertambahnya jumlah daun maka secara paralel stomata bertambah sehingga tahanan stomata menurun. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 1BST 2BST 3BST 4BST Umur Tanaman K e le m b a ban T an a h (% A T ) 1hari 2 hari 4 hari 6 hari
Gambar 8 . Kelembaban Tanah Sebelum Irigasi pada Berbagai Frekuensi Irigasi dan Umur Tanaman
Pentingnya pengaturan kelembaban tanah dilaporkan oleh peneliti lain. Irigasi memberikan fluktuasi kelembaban tanah yang optimum bagi tanaman (Mandal et al., 2002). Pengaturan kelembaban tanah sangat mempengaruhi produksi padi aerobik. Kelembaban tanah pada daerah perakaran antara 50 sampai 80% dari jenuh merupakan kelembaban optimum untuk padi aerobik. Potensial air tanah menurun sampai – 90 kPa (Xiaoguang et al., 2005).
Potensial air tanah mempengaruhi evapotranspirasi dan efisiensi pemakaian air. Total evapotranspirasi menurun dengan menurunnya potensial air tanah. Potensial air tanah untuk tanaman yang menyukai kelembaban tanah