• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Hipotesis

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social

Ukuran perusahaan (size) merupakan skala pengukuran atas suatu perusahaan yang baik dari segi aset maipun unsur lainya. Size sebagai suatu proksi digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan mengenai informasi lingkungan. Purnama et al. (2014) menemukan adanya pengaruh antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki informasi yang lebih dari pada perusahaan kecil. Dengan kata lain semakin besar perusahaan besar akan memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan besar untuk pengungkapan informasi sosial lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan kecil. Berdasarkan teori agensi, perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar sehingga untuk mengurangi biaya keagenan, maka perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih luas. Di samping itu, perusahaan besar juga dianggap memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan pengungkapan CSR dalam sustainability report. Dari uraian di atas maka hopotesis yang diajukan yaitu:

H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Reponsibility di dalam laporan sustainability.

5. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Laporan Sustainability.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Astuti (2004:34) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang. Untuk itu perusahaan harus memperlihatkan kepada investor mengenai laba yang di dapat oleh perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) menyatakan bahwa kemampuan manajemen dengan tanggung jawabnya dalam menghasilkan laba harus diiringi dengan kemampuan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Melalui social disclosure, perusahaan mengkomunikasikan kepada publik bahwa tidak hanya mencari laba semata, namun juga peduli kepada lingkungan dan sosialnya. Dalam hal ini, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi social disclosure perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H5 : Profitabilitas Perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu membutuhkan pengujian untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Menurut Indrianto & Supomo (1999:12), penelitian kuantitatif menitikberatkan pada pengujian teori-teori yang diukur melalui hubungan antar variabel dan dianalisis dengan prosedur stasistik. Pendekatan kuantitatif ini berasal dari data yang diperoleh dari laporan keuangan sehingga data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka). Sifat dan jenis dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan survei literatur. Penelitian keilmuan yang digunakan adalah ekonomi positif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini termasuk ke dalam kelompok data time series dengan periode penelitian selama empat tahun yaitu tahun 2010 sampai 2013 dengan alasan bahwa pada tahun 2009 telah berlaku Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Djatmiko, 2010:50). Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 486 perusahaan yang secara konsisten dan terdaftar di BEI pada periode 2010 sampai 2013. 2. Sampel

Sampel yang diambil adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:120). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya adalah:

a. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Selama periode 2010 s.d 2013 dan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.

b. Perusahaan mencantumkan laporan pertanggungjawaban sosial dalam annual report maupun sustainability report (SR) selama periode penelitian.

c. Perusahaan memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan selama periode penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Antara lain:

1. Riset Kepustakaan (library research)

Penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur yang ada berupa buku, jurnal,artikel, surat kabar, diktat kuliah dan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik skripsi yang dibahas.

2. Teknik dokumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dengan download melalui situs www.idx.co.id dan website perusahaaan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software SPSS 22. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995:2) atau dapat diartikan sebagai proses transformasi data penelitian untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata–rata (mean), nilai median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi (Ghozali, 2013:19). Sedangkan metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan: a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161)

2) Analisis Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai skewness dari residual. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat dari:

a) Nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b) Nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2013:163).

Menurut (Ghozali, 2013:163), pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji statistik untuk melengkapi analisis grafik.

Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. > Alpha.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas. 2) Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Imam Ghazali, 2013:110). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini. Digunakan uji Durbin-Watson (DW Test) sebagai keputusan ada atau tidaknya autokorelasi.

Tabel 3.1 Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Desicison dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Desicision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi,

positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du Sumber: Imam Ghozali, 2013

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedstisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat atau dependen (ZPRED) dengan residual (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Dengan dasar analisis sebagai berikut: (Ghozali, 2013:139)

1) Jika grafik plot menunjukan suatu pola titik-titik, seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Selain menggunakan analis grafik scatterplot untuk membuktikan lebih lanjut apakah terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi maka dapat di uji dengan menggunakan diagnosis spearman. Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati dalam Ghozali, 2013:95).

Persamaan regresi berganda dirumuskan :

Model yang digunakan untuk mengujji Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Coporate Social Resposibility di dalam Laporan Sustainability dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan :

Y : Pengungkapan Corporate Social Resposibility A : Konstanta

b1 : Koefisien regresi

b2 : Koefisien regresi

X1 : Komposisi Dewan Komisaris X2 : Kepemilikan Institusional X3 : Kepemilikan Asing X4 : Ukuran Perusahaan X5 : Profitabilitas Perusahaan

E : Error term, yaitu tingkat kesalan penduga dalam penelitian 4. Pengujian Hipotesis

Secara statistik, ketepatan fungsi regresi dapat diukur dari nilai koefisiensi determinasi (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui :

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α=5%).

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F hitung > dari F tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (a=5%) (Ghozali, 2013:98).

Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, jika t hitung > dari t tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya

variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan beberapa tafsiran (Sekaran, 2006:4). Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan variabel Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan sebagai variabel independen.

a. Komposisi Dewan Komisaris Independen

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan (Sembiring, 2005:382). Pengukuran dewan komisaris dalam penelitian ini yaitu jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan, yang terdiri dari komisaris utama, komisaris independen, dan komisaris.

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik karena pihak luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan secara lebih obyektif dibanding perusahaan yang memilki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan. Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Proporsi komisaris independen ini dinyatakan dengan asumsi semakin besar proporsi komisaris independen maka semakin netral keputusan yang diambil.

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dana pension, dan asset management. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Kepemilikan institusional diukur dengan proksi jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi terhadap total jumlah saham yang beredar.

c. Kepemilikan Asing

Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh pihak asing, yaitu dengan membagi jumlah saham yang dimiliki pihak asing dengan seluruh saham beredar perusahaan, jadi dengan itu bisa terlihat seberapa besar proporsi saham asing didalam seluruh saham yang beredar (Sari, 2014:6).

d. Ukuran Perusahaan (Total Asset)

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aset perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007; Ariny, 2010; Rini,2010). Total aset kemudian diubah ke dalam bentuk logaritma natural.

e. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan. Ada banyak alasan untuk pentingnya mempelajari hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan secara online, salah satunya faktor ini dapat dijadikan acuan investor maupun pemilik menilai kinerja manajemen perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang profitabel akan terdorong untuk mengungkapkan informasi perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan

para investor. Profitabilitas diukur menggunakan ROE karena ROE menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham dengan menggunakan modal sendiri.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang akan digunakan dalam penelitiaan ini adalah Luas Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility yang terdapat dalam laporan Sustainability. Daftar pengungkapan sosial yang digunakan adalah daftar item yang mengacu pada peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) yang terlampir dalam penelitian Rustiarini (2010:22) dengan empat tema yaitu kemasyarakatan, produk dan konsumen, ketenagakerjaan serta menggunakan tema lingkungan. Pengukuran kemudian dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan perusahaan dengan jumlah semua item yang mungkin diungkapkan (Rustiarini, 2010:8). Berdasarkan peraturan BAPEPAM No.VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item untuk diaplikasikan di Indonesia, terdapat 78 item pengungkapan yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing sektor industri sehingga item

pengungkapan yang diharapkan dari setiap sektor berbeda-beda. Secara lengkap item pengungkapan masing-masing sektor (Sembiring, 2005:383). Setiap item CSRI yang diungkapkan akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diungkapkan akan diberi nilai 0. Setiap item-tem tersebut akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor perusahaan. Pengungkapan sosial menunjukkan seberapa luas butir-butir pengungkapan yang disyaratkan telah diungkapkan.

Indeks luas pengungkapan CSR (CSRi) pada perusahaan t dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j Nj : jumlah item untuk perusahaan j

Xij : 1 = jika item I diungkapkan;

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Dewan komisaris Independen(X1) Ratnasari (2011), Sudana dan Arlindania (2011), Kusuma et al.

(2014)

Dewan komisaris independen

Rasio Kepemilikan Institusional(X2) Sari et al.(2013) Kepemilikan Institusional = Rasio Kepemilikan Asing(X3)

Putri (2013) dan Kusuma et al.(2014)

Kepemilikan Asing = Rasio

Ukuran Perusahaan(X4)

Ratnasari (2011) dan Putri (2013) Ukuran Perusahaan= Ln Total Asset Rasio Profitabilitas(X5) Ratnasari (2011) ROE = Rasio Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sembiring (2005) CSRDIJ= Rasio

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga bersumber dari laporan keberlanjutan (Sustaiability Report) untuk mengetahui pengungkapan corporate social responsibility setiap perusahaan.

Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Pengelolaan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan SPSS Versi 22 untuk memudahkan pengolahan data sehingga dapat menjelaskan variabel yang diteliti. Berikut Tabel 4.1 menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 84 perusahaan. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini yang dijelaskan dalam tabel 4.2 dengan nama perusahaan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sampel Data Penelitian

NO KODE PERUSAHAAN

1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2 ASII PT Astra Internasional Tbk 3 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 4 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk 5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk Bersambung ke halaman berikutnya

Kriteria Jumlah

Perusahaan yang terdaftar selama periode penelitian

2010-2013 dan tidak delisting dalam periode tersebut. 406 Perusahaan yang tidak mengungkapkan

pertanggungjawaban sosial pada sustainability report selama 2010-2013

(351) Perusahaan yang mengungkapkan pertanggungjawaban

sosial pada sustainability report selama 2010-2013. 51 Perusahaan tidak memiliki data lengkap terkait dengan

variabel yang digunakan selama periode penelitian. (30)

Perusahaan yang memenuhi kriteria 21

Tabel 4.2 (Lanjutan) 7 BNLI Bank Permata

8 ELSA PT Elnusa Tbk

9 EXCEL XL Tbk

10 INCO PT Vale

11 INDY Indika Energy Tbk 12 ISAT Indosat Tbk 13 JSMR Jasa Marga Tbk

14 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk

15 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

Dokumen terkait