• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variabel Supervisi Akademik dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Profesionalisme Guru

KAJIAN PUSTAKA

D. Pengaruh Variabel Supervisi Akademik dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Profesionalisme Guru

1. Pengaruh secara bersama-sama Supervisi Akademik (X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Profesionalisme Gura (Y)

Penilaian ini untuk membahas hubungan pelaksanaan Supervisi Akademik dan Motivasi berprestasi guru dengan Profesionalisme Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) se- Kabupaten Kolaka Timur.

Oleh karena itu sasaran utama dari pelaksaan kegiatan supervisi ini adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Mantja ). Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Fuad Hasan, yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya kualitas pengajaran atau mutu proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru.

Perlu difahami juga, bahwa setiap guru telah dibekali sejumlah kompetensi (kepibadian, pedagogik dan profesional), maka dari itu supervisi yang dimaksud disini lebih pada upaya meningkatkan kelayakan kompetensi guru, khususnya kompetensi dan kemampuan profesional mereka.

129 Mantja,W.,Profesionalisasi Tenaga Pendidikan Manajemen Pendidikan Dan Supervisi

Sehubungan dengan pelaksanaan pembinaan profesional guru di atas. Depdiknas (1994) memberi petunjuk bahwa supervisi atau pembinaan yang bersifat teknis edukatif atau akademik profesional perlu mendapat perhatian yang lebih besar lagi dari para supervisor daripada pembinaan yang bersifat administratif.130

Adapun yang dimaksud dengan pembinaan teknis edukatif adalah pembinaan yang berkenaan langsung dengan proses belajar mengajar, dengan demikian diharapkan supervisi dapat memperbaiki pengajaran, karena hal itulah yang merupakan tujuan utama supervisi oleh Negley & Evans.131

Profesionalisme diharapkan muncul dengan membangkitkan motivasi berprestasi guru. Sebab dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan memacu para guru sebagai tenaga profesional untuk bekerja sebaik mungkin dan menunjukkan produktifitas yang tinggi. Dengan prestasi tinggi yang dicapai akan menjadi kebanggaan pribadi sekaligus sebagi pendorong untuk berbuat yang lebih baik lagi. Jadi dengan motivasi yang tinggi diharapkan profesionlisme guru dapat ditingkatkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profesinalisme guru (Y) dapat ditumbuh kembangkan secara langsung melalui supervisi atau pembinaan oleh Pengawas Akademik (XI) dan motivasi berprestasi guru (X2).

Selanjutnya keterkaitan masing-masing konsep tersebut secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :

130 Depdiknas,Penyusunan Program Pengawasan Sekolah : Bahan Pelatihan Pengawas

Sekolah,(Jakarta :Direktorat Jeneral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,2005).

131 Naegli,Ross L. Dan evan,N.Dean, Handbook for Effective supervision of Intruction, Englewood

Gambar 2.3

Model Konseptual Frame work Penelitian.

2. Pengaruh Supervisi Akademik (X1) terhadap Profesionalisme Guru (Y)

Seperti uraian yang telah dijelaskan di atas dan merujuk pendapat Sahertian dan Frans Mataheru, bahwa supervisi merupakan aktifitas supervisor untuk membantu guru meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas- tugasnya dengan tujuan akhir agar guru semakin mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien.132 Seorang pengawas dalam kedudukannya sebagai supervisor mempunyai peranan yang amat besar terutama membantu guru dalam relasi padagogik dengan siswa, membantu guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar-mengajar dan membantu guru dalam pengembangan sikap profesional.133

Senada dengan ungkapan di atas, Glickman , mengatakan bahwa pengawas sebagai supervisor mempunyai peranan untuk membantu guru-guru dalam

132

Sahertian dan Mataheru. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1981), hlm.138.

133

Mantja,W.,Profesionalisasi Tenaga Pendidikan Manajemen Pendidikan Dan Supervisi

Pengajaran,hlm.139.

Supervisi Teori: Glicman, 1981; Sergiovanni, 1987

Motivasi Berprestasi Teori : Mc Clelland, 1976; Kelly, Keller,

Dogde, 1987

Profesionalisme Guru Teori: Brandt, 1993; Sergiovanni &

meningkatkan kapasitasnya di dalalm mencapai tujuan.134 Sergiovanni dan Starrat, juga mengatakan bahwa supervisi memperluas program pendidikan dan keefektifan intruksional dalam sekolah serta mempersiapkan suatu pangkat di mana manusia dapat mengembangkan keterkaitan pada tujuan- tujuan sekolah.135

Oleh karena itu, tugas utama pengawas adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya (keputusan bersama Mendiknas dan Kepala BAKN,1996. Maka dari itu, dalam melaksanakan tugasnya pengawas harus lebih banyak berada di lapangan dari pada di kantor yaitu melakukan kunjungan ke sekolah yang berada di bawah pengawasannya.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya pengawas sekolah harus benar- benar mencurahkan waktu, tenaga dan fikirannya yang relatif banyak untuk kepentingan supervisi. Ditambahkan ada beberapa hasil penelitian yang relevan yang juga membahas hubungan antara supervisi pengawas sekolah dengan profesioni guru. Bafadal , mengungkapkan bahwa pengawasan (supervisi) yang efektif mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemampuan profesional guru.136 Sementara itu Saleh, menyatakan bahwa ada korelasi langsung antara supervisi pengawas sekolah dengan kemampuan profesional guru (koefisien beta sebesar 0,0012).137

134 Glickman,Carl D.,Supervision of Instruction, a Development Approach,(Allyn and bacon , Needham Haights,1982).

135

Sergiovanni,T.J & Stearat,R.J,Supervision:Human Persfektif,(New York: Mc Graw-Hill Book Company,1983).

136 Bafadal,1,Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, (Jakarta:PT Bumi Aksara , 2005 ).

137

M.saleh, Hubungan Intensitas Supervisi Pengawas Sekolah,Supervisis Kepala sekolah dan

kegiatan Wadah Pembinaan Profesionalisme Guru SD Dengan Kemampuan Profesionalisme Guru SDN di Kota Malang,Disertasi Pasca Sarjana UNM.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, diduga ada Pengaruh positif secara signifikan antara supervisi pengawas dengan profesionalisme guru. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi supervisi oleh pengawas terhadap guru akan semakin tinggi profesionalisme guru dalam bekerja.

3. Pengaruh Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Profesionalisme Guru (Y)

Motivasi merupakan faktor yang mendorong seorang guru untuk melakukan pekerjaannya secara lebih bersemangat, sehingga akan memperoleh prestasi yang lebih baik. Salah satu motivasi berprestasi seorang guru akan mengerahkan segala kemampuan, keahlian dan daya efektifitasnya untuk bisa berprestasi secara maksimal. Guru yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan merasakan kepuasan manakala ia mampu mencapai prestasi sesuai dengan yang dikehendaki.

Seorang guru harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, dengan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan menunjukkan produktivitas kerja yang tinggi. Prestasi yang tinggi yang dicapai guru menpatkan wujud tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.

Berdasarkan UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa salah satu ceminan guru profesional adalah mempunyai tanggung jawab terhadap profesinya

Rifa‟i, juga menyampaikan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi beprestasi guru dengan kinerja gura. Fatheh, mengatakan bahwa

motivasi beprestasi guru memberikan konstribusi yang berarti terhadap kemampuan mengajar guru yaitu sebesar 35%.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, diduga ada Pengarah positif antara motivasi berprestasi guru dengan profesionalisme guru dalam menjalankan tegasnya. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi prestasi guru akan semakin tinggi pula profesionalisme guru dalam bekerja.

E. Supervisi Aakademik, Motivasi Berprestasi dan Profesionalisme guru