• Tidak ada hasil yang ditemukan

PengaruhFaktor Predisposisiterhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten

2 Apakah suami ibu mendukung ibu untuk menggunakan KB

5.1 PengaruhFaktor Predisposisiterhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten

Asahan Tahun 2016

Faktor predisposisi pada penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, agama, pengetahuan, dan sikap.

5.1.1 Pengaruh Umur terhadapPemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Umur merupakan faktor demografi yang mencerminkan karakteristik dari seseorang yang cenderung akan berpengaruh pada pengambilan keputusan, termasuk keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur tidak berpengaruhterhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hasil ini tidak sejalanterhadap hasil yang ditemukan oleh Rizali (2013) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara umur terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik di kelurahan Mattoangin, kota Makassar.

Dari segi kepercayaaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari seseorang yang belum tinggi kedewasaannya.Umur Wanita Usia Subur merupakan salah satu faktor pemudah yang berguna untuk melakukan

untuk tingkat pendidikannya rendah sehingga belum memahami akan manfaat kontrasepsi, sedangkan ibu yang lebih tua cenderung lebih banyak pengalaman dan informasi yang didapat mengenai manfaat kontrasepsi (Notoatmodjo, 2007).

Hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara tingkat usia Wanita Usia Subur dalam memilih metode kontrasepsi suntik. Tidak adanya pengaruh ini karena Wanita Usia Subur berumur 15-30 tahun proporsinya lebih tinggi bila dibandingkan terhadap yang berumur 31-49 tahun di desa Bagan Asahan, dimana mereka cenderung tidak memilih metode kontrasepsi suntik. Kecenderungan seperti itu terjadi dapat dikarenakan mereka tidak berpengalaman, jarang mendapatkan informasi kesehatan.

Umur dapat mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menghadapi berbagai hal ataupun dalam mengambil keputusan. Proses perkembangan kedewasaan ditentukan terhadap bertambahnya usia. Umur merupakan salah satu faktor pemudah yang berguna untuk melakukan suatu tindakan yang mendukung kesehatan dalam hal ini adalah pemberian imunisasi campak

5.1.2 Pengaruh Pendidikan terhadapPemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Pengaruh pendidikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh bermakna antara pendidikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian ini sejalanterhadap hasil penelitian Siregar (2010) yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antar pendidikan terhadap pemilihan metode kontrasepssi suntik di keluraan Horjoari I kecamatan Medan

75

Amplas. Namun hasil penelitian ini tidak sejalanterhadap hasil penelitian Rizali (2013) yang mengatakan ada pengaruh antara pendidikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik.

Menurut Gagne yang dikutip oleh Sarwono (2004), tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat yang berkaitan terhadapkontrasepsi suntik dapat menggunakan beberapa metode dalam penyebaran pesan, menanamkan keyakinan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai mereka sadar, tahu, mengerti, mau dan mampu melaksanakan pesan tersebut.

Dalam penelitian ini masih ada saja Wanita Usia Subur yang memiliki pendidikan tinggi tetapi tidak memilih metode kontrasepsi suntik, hal ini dikarenakan faktor-faktor lain dimana mereka yang memiliki pendidikan tinggi biasanya lebih memilih-milih tempat pelayanan kesehatan.

5.1.3 Pengaruh Pekerjaan terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat terhadap menggunakan uji chi square diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian ini sejalanterhadap hasil penelitian Siregar (2010) dan Bernadus (2013) yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan terhadap pemilihan metode kntrasepsi suntik. Namun hasil penelitian

ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik pada WUS.

Hasil penelitian menunjukkan responden yang bekerja maupun yang tidak bekerja sama-sama cenderung tidak memilih metode kontrasepsi suntik sebagai kontrasepsinya. Dari 41 orang WUS yang tidak bekerja, hanya 18 orang yang memilih metode kontrasepsi suntik, sedangkan dari 39 orang WUS yang bekerja hanya sebanyak 14 responden yang memilih metode kontrasepsi suntik. Bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi WUS dalam memilih metode kontrasepsi suntik karna metode ini tidak mengganggu aktifitas WUS sehari-hari termasuk dalam hal bekerja.

Hasil penelitian ini tidak sejalanterhadap pendapat Green yang dikutip Notoatmodjo (2010) bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang yang berpengaruhterhadap kesehatan.

5.1.4 Pengaruh Penghasilan terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara penghasilan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berpenghasilan < Rp. 1.830.000,-. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden yang berpenghasilan < Rp. 1.830.000,- ataupun > Rp. 1.830.000,- sama-sama cenderung tidak memilih metode kontrasepsi suntik.

77

Hasil penelitian juga menunjukkan responden yang berpenghasilan di atas ataupun di bawah UMR sama-sama ada yang memilih menggunakan metode kontrasepsi suntik, hal ini dikarenakan metode kotrasepsi termasuk dalam kategori murah, tidak semahal alat kontrasepsi lain seperti halnya Alat Kontrasepsi Dalam Rahin (AKDR). Sehingga responden yang memiliki penghasilan dibawah UMR masih sanggup membayar untuk menggnuakan metode kontrasepsi suntik.

Responden yang memililah metode kontrasepsi suntik juga dikarenakan tarif pelayanan yang murah. Berdasarkan hasil penelitian Bernadus (2013) mengatakan bahwa ada pengaruh antar tarif pelayanan terhadap pemilihan metode kontrasepsi. Semakin murah suatu metode kontrasepsi, maka masyarakat akan tertarik memilihnya.

5.1.5 PengaruhPengetahuan Wanita Usia Subur terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Berdasarkan hasil pelitian diperoleh hasil bahwa ada pengaruh pengetahuan Wanita Usia Subur terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik di desa Bagan Asahan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang baik cenderung tidak memilih metode kontrasepsi suntik sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik cenderung memilih metode kontrasepsi suntik. Dari 50 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik hanya sebanyak 5 responden yang memilih metode kontrasepsi suntik, sedangkan dari 30 responden yang memiliki pengetahuan

Hasil penelitian ini sejalanterhadap hasil penelitian Simamora (2013) dan Utami (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan Wanita Usia Subur terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hal ini juga sejalanterhadap hasil penelitian Rizali (2013) yang mengatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik.

Pengetahuan peserta KB yang baik tentang tujuan, manfaat, dan efek samping sebuah metode kontrasepsi akan mempengaruhi dalam tindakan pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan, kesejalanan, dan kenyamanan sehingga tidak memberikan efek yang buruk bagi pengguna.

Hal ini sejalanterhadap teori Blum yang dikutip Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dan bertahan daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan adalah bentuk tahu individu yang diperolehnya terhadap penalaran, perasaan dan akal pikiran tentang segala sesuatu yang dihadapinya. Ketika individu sudah tahu, memahami kemudian melakukan tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

5.1.6 Pengaruh Sikap Wanita Usia Subur terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Sikap responden dalam penelitian ini adalah adalah berupa pernyataan responden terhadap pemakaian metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap kurang baik,

79

yaitu sebanyak 50 orang, sedangkan sebanyak 30 responden memiliki sikap yang baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap kurang baik cenderung tidak memilih metode kontrasepsi suntik dan responden yang memilih sikap baik cenderung memilih metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap responden terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hasil penelitian ini tidak sejalanterhadap hasil penelitian Simamora (2013) yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara sikap terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), bahwa sikap merupakan faktor penentu perubahan perilaku, sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek dan struktur sikap seseorang merupakan komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung (favorable), maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap memiliki tiga komponen yaitu kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan terhadap obyek sikapnya, afektif yaitu berpengaruhterhadap rasa senang dan tidak senang dan konatif yang merupakan kesiapan untuk bertingkah laku yang berpengaruhterhadap obyek sikapnya. Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang

untuk mendekati obyek sedangkan dalam sikap yang negatif orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari obyek (Azwar, 2009).

Sikap responden masih merupakan reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek yang diberikan. Dalam penelitian ini sikap belum merupakan tindakan tetapi merupakan faktor yang mempermudah untuk terjadi tindakan. 5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi

Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

5.2.1 Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat terhadap menggunakan uji chi square diperloeh hasil bahwa terdapat pengaruh sarana dan prasarana terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik di desa Bagan Asahan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 36 responden mengatakan bahwa sarana dan prasarana kurang baik. Sedangkan sebanyak 44 responden mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia baik.

Hasil penelitian Simamora (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara sarana dan prasarana yang baik terhadap pemilihan alat kontrasepsi suntik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi alasan pemilihan suatu metode kontrasepsi diantaranya adalah tingkat ekonomi, pekerjaan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang terjangkau. Ketersediaan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk fisik, yaitu tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi).

81

Menurut Depkes RI (2007) dalam Simamora (2013), pemanfaatan pelayanan kesehatan berpengaruhterhadap akses geografis, yaitu fasilitas pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ini berpengaruhterhadap lokasi tempat pelayanan terhadap lokasi klien yang dapat diukur terhadap jarak, waktu tempuh, dan biaya tempuh.

Sarana dan prasarana merupakan aspek yang paling penting dalam pemakaian alat kontrasepsi. Apabila sarana dan prasarana tidak ada bagaimana mungkin masyarakat akan menggunakan alat kontrasepsi.

5.3 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi