• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan terhadap Izin Usaha Peternakan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Daerah Kota Medan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Pengawasan terhadap Izin Usaha Peternakan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Daerah Kota Medan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi

terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).

Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Menurut Sule dan Saefullah mendefinisikan bahwa:”Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambialan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut”.49 Reksohadiprodjo mengemukakan bahwa:”Pengawasan merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana”.50

Sarwoto menyatakan bahwa:”Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

51

Hakekat pengawasan adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya

52

Berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1989 tentang pedoman organisasi dan tata kerja pendapatan daerah tingkat II, yang

49

Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Edisi Pertama, Prenada Media, 2005, hal 317.

50

Reksohadiprodjo, Sukanto, Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Edisi Keenam, BPFE, 2008), hal 63.

51

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, cetakan keenambelas, Ghalia Indonesia, 2010, hal 94.

52

melaksanakan tugas pengawasan adalah seksi perencanaan dan pengendalian operasional. Seksi perencanaan dan pengendalian operasional terdiri dari dua sub seksi yaitu sub seksi perencaanaan dan pembinaan teknis pemungutan, dan sub seksi penggalian dan peningkatan. Seksi perencanaan dan pengendalian operasional yang terdiri dari sub seksi perencanaan dan pembinaan teknis pemungutan, dan sub seksi penggalian dan peningkatan tersebut mempunyai hak dan wewenang yang meliputi segala kegiatan untuk melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuaidengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari definisi tersebut jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Antara perencanaan dan pengawasan ini ibaratnya seperti kedua sisi dari mata uang yang sama. Macam-macam pengawasan. Dalam suatu negara terlebih-lebih negara yang sedang berkembang atau membangun, maka kontrol atau pengawasan itu sangat urgen (beragam) atau penting baik pengawasan secara vertikal, horisontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar maksud dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Oleh karena untuk mencapai tujuan negara atau organisasi, maka dalam hal pengawasan ini dapat pula diklasifikasikan macam-macam pengawasan berdasarkan berbagai hal, yakni :

1) Pengawasan langsung

Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi noleh pimpinan atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on the spot ditempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan secara langsung pula dari pelaksana. Hal ini dilakukan dengan inspeksi. 2) Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung diadakan dengan mempelajari laporan-laporan yang diterima dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat-pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa pengawasan on the spot.

1. Pengawasan preventif dan represif

Walaupun prinsip pengwasan adalah preventif, namun bila dihubungkan dengan waktu pelaksanaan pekerja, dapat dibedakan antara pengwasan preventif dan pengawasan represif.

a. Pengawasan preventif

Pengawasan preventif dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan dimulai. Misalnya dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan-persiapan rencana anggaran, rencana penggunaan tenaga dan sumber-sumber lain.

b. Pengawasan represif

Adapun pengawasan represif dilakukan melalui pre audit, dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan dan sebagainya.

2. Pengawasan intern dan ekstern a. Pengawasan intern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Akan tetapi, didalam praktek hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap pimpinan unit dalam organisasi pada dasarnya berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pengawasan sebagai fungsi organik, built-in pada setiap jabatan pimpinan mereka harus mengawas pimpinan melakukan pengawasan tehadap keseluruhan aparat dalam organisasi itu, seperti oleh Inspektorat Jendral dalam departemen.

b. Pengawasan ekstern

Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat luar orgsanisasi itu sendiri, seperti halnya pengawasan dibidang keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sepanjang meliputi seluruh Aparatur Negara dan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap departemen dan instansi pemerintah lain. Ditinjau dari segi keseluruhan organisasi aparatur pemerintah (lembaga eksekutif), pengawasan oleh

Direktorat Jenderal, Pengawasan Keuangan negara merupakan pengawasan intern.

Pengawasan dan pembinaan dilakukan sebelum perizinan, pada saat perizinan dan setelah perizinan diterbitkan. Pembinaan dalam usaha peningkatan peran Usaha Peternakan dilakukan oleh Kepala Dinas dengan mengikutsertakan instansi terkait namun untuk kesemuanya diatur lebih lanjut oleh walikota. Sanksi administrasi dapat menjadi suatu peringatan tertulis kepada pengusaha yang telah memiliki Izin Usaha atau belum memiliki Izin Usaha apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :

1. Pengusaha tidak memberikan laporan secara tertulis tentang data atau informasi mengenai kegiatan usahanya secara berkala kepada Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuk.

2. Tidak ada laporan secara tertulis dari Pengusaha yang hendak menutup usahanya.

3. Pengusaha melakukan kegiatan usaha lain yang tidak tercantum didalam izin usahanya.

4. Pengusaha yang tidak melakukan kewajiban-kewajibannya

Arti sanksi adalah reaksi tentang tingkah laku, dibolehkan atau tidak dibolehkan atau reaksi terhadap pelanggaran norma, menjaga keseimbanganya dalam kehidupan masyarakat.53 Dalam Hukum Adminisrasi Negara dikenal beberapa macam sanksi, yaitu :54

1. Bestururdwang;

2. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan; 3. Pengenaan denda administratif ;

4. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom).

Dwangsom dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum

53

A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan Kedua, 1999, hal.21

54

administrasi atau (bila masih) melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena bertentangan dengan undang-undang.55

Pengenaan denda adminsitratif dimaksudkan untuk menambah hukuman yang pasti, terutama denda administrasi yang terdapat dalam hukum pajak. Pembuat undang-undang dapat memberikan wewenang kepada organ pemerintah untuk menjatuhkan hukuman yang berupa denda terhadap seseorang yang telah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan.56

Kegunaan sanksi adalah antara lain :

57

1. sebagai Pengukuhan perbuatan secara norma

2. sebagai alat pemaksa bertindak sesuai dengan norma

3. Untuk menghukum perbuatan/tindakan diangap tidak sesuai dengan norma 4. Merupakan ancaman hukuman terhadap pelanggaran norma.

Berdasarkan Perda No.23 Tahun 2009 tentang larangan usaha ternak berkaki empat di Kota Medan disusul dengan Keputusan Walikota Medan Nomor.423/757 K tanggal 29 Juni 2010 tentang pembentuk Tim Pengawas Usaha Ternak Berkaki Empat.

Pengawasan terhadap pelaksanaan izin usaha peternakan dan pendaftaran Peternakan Rakyat dilakukan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya; Pengawasan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengawasan langsung berupa kegiatan bimbingan dan pengawasan yang dilakukan di lokasi kegiatan usaha peternakan; Pengawasan tidak langsung berupa penyampaian laporan kepada pemberi izin usaha oleh perusahaan peternakan yang telah memiliki izin usaha secara tertulis kepada Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya di Kabupaten/Kota setempat; Perusahaan yang telah memiliki izin usaha peternakan wajib menyampaikan laporan kepada Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali mengenai kegiatan usahanya;

55

Ibid., 246

56

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta: Cetakan Kedua, , 2003, 246

57

Bimbingan dan pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk langsung yaitu dilokasi kegiatan dan tidak langsung dapat berupa penyampaian laporan secara tertulis mengenai kegiatan peternakan oleh perusahaan peternakan pegawai Dinas Peternakan Kota Medan.58

1. Izin Usaha yang diperoleh berdasarkan keterangan atau data yang tidak benar atau palsu dari pengusaha yang bersangkutan.

Pencabutan Izin Usaha dapat terjadi karena sanksi administrasi sudah tidak bisa menertibkan pengusaha serta telah terjadi beberapa pelanggaran seperti berikut :

2. Pengusaha yang bersangkutan melanggar ketentuan Peraturan Perundang- Undangan yang memuat sanksi pencabutan Izin Usaha.

3. Melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah atau tidak memenuhi persyaratan serta kewajiban sebagaiamana telah ditetapkan dalam Izin Usaha.

4. Bertentangan dengan ketertiban, kepentingan umum, dan kelestarian lingkungan serta tidak memenuhi persyaratan kebersihan dan kesehatan.