• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

D. Sanksi terhadap Peternakan yang belum Memiliki Izin Usaha Peternakan

Penyelenggaran pemerintahan yang baik yaitu yang memberikan berbagai kemudahan, kepastian, dan bersih dalam menyediakan pelayanan dan perlindungan dari berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas diri, hak maupun atas harta bendanya59

58

Wawancara Dinas Peternakan Kota Medan

59

B agir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum, FH UII-Pustaka Pelajar, 2005, hal 76

. Selanjutnya dijelaskan bahwa yang paling bersentuhan dengan rakyat banyak adalah dua bidang, yaitu administrasi negara dan penegak hukum. Karena itu sangat wajar apabila penyelenggaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan kepada pembaharuan administrasi negara dan pembaruan penegakan hukum. Pelayanan yang dipanjang-panjangkan, bertele-tele, bukan hanya memakan waktu, dapat menghilangkan peluang, tetapi menjadi suatu fungsi komersial, karena melahirkan sistem uang pelicin, hadiah, yang tidak lain dari suatu bentuk suap.

Terkait dengan hal tersebut, di Indonesia dikenal istilah asas-asas umum pemerintahan yang layak, yang dimaksudkan sebagai perlindungan hukum warga dari tindakan pemerintah, yaitu sebagai dasar penilaian dalam peradilan dan upaya administrasi60

Sanksi Hukum Administrasi, menurut J.B.J.M. ten Berge, ”sanksi merupakan inti dari penegakan hukum administrasi. Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administrasi”. Menurut P de Haan dkk, ”dalam HAN, penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan kewenangan pemerintahan, di mana kewenangan ini berasal dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis”

.

Jika seluruh hal diatas dapat diwujudkan oleh penyelenggara pelayanan publik, dalam hal ini pada penerbitan dan pengawasan izin, maka diharapkan aktivitas masyarakat dapat diawasi denganbaik sehingga tidak merugikan hak sebagian warga masyarakat yang lain. Hal mendasar yang menjadi persoalan di Indonesia adalah pelaksanaan di lapangan. Segala ketentuan yang ada mungkin saja tercipta dan dimaksudkan untuk menjadi aturan yang ditaati oleh segenap warga negara.

Kemudian akan dilanjutkan dengan Teori Terapan (applied theory) yaitu tentang teori penegakan hukum. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

61

60

Ridwan, HR., Op.cit., hal 87

61

Spelt M.N, J.B.J.M. Ten, Berge, Pengantar Hukum Perizinan, Disunting dari Philipus, M. Hadjan, Jakarta, 1994, hal 7

. Jenis Sanksi Administrasi dapat dilihat dari segi sasarannya yaitu sanksi reparatoir artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma, yang ditujukan untuk memngembalikan pada kondisi semula sebelum terjadinya pelanggaran, misalnya bestuursdwang, dwangsom), sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif, sedangkan Sanksi Regresif adalah sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidak patuhan terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan yang diterbitkan.

Apabila belum memiliki HO, penduduk dapat melakukan pengaduan kepada pihak Penyidik Pegawai Negeri Sipil terkait pelanggaran izin gangguan Perda 22 Tahun 2002, mengadukan kepada Dinas Peternakan, Perikanan dan kelautan Kota Medan karena dinas tersebut adalah yang bertanggung jawab terhadap pembinaan umum peternakan serta pemberian izin dan pembinaan teknis peternakan.62

Selain itu, upaya hukum lain yang dapat dilakukan apabila timbul masalah kesehatan dengan adanya peternakan tersebut adalah melalui gugatan perdata ke pengadilan negeri sesuai Pasal 1365

peternakan dinyatakan :“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.” sehingga, setiap usaha harus memiliki Izin gangguan (HO) dan NKV khususnya untuk usaha peternakan. Usaha yang tidak memiliki HO tidak boleh beroperasi dan meskipun telah memiliki HO ketika menimbulkan kerugian dapat digugat secara perdata.63

Pencabutan izin gangguan ini merupakan langkah represif pemerintah dalam menindaklanjuti kewajibannya sesuai Pasal 63 ayat (1) dan (2) lingkungan dengan menjamin higiene dan sanitasi juga merupakan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dengan cara pengawasan, inspeksi, dan audit terhadap tempat produksi, rumah pemotongan hewan, tempat pemerahan, tempat penyimpanan, tempat pengolahan, dan tempat penjualan atau penjajaan serta alat dan mesin produk hewan.

Sedangkan dalam Perda Kota Medan No. 8 Tahun 2004 Surat izin dan tanda pendaftaran dicabut apabila :

1. Tidak memenuhi syarat

2. Mengalihkan izin dan tanda pendaftaran kepada pihak lain tanpa persetujuan kepala daerah

3. Memperoleh izin dan tanda pendaftaran secara tidak sah

62

Hasil wawancara dengan Dinas Peternakan Kota Medan, tanggal 16 September 2014

63

Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut keinginan-keinginan hukum dalam hal ini adalah pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan hukum itu.64

Dalam pelanggaran usaha peternakan yang tidak memiliki izin, sanksi yang dapat diberikan terhadap usaha tersebut adalah sanksi administratif dan sanksi pidana. atau penutupan tempat usaha yang dilakukan oleh Dinas Perizinan dengan memberi SP (Surat Peringatan) berawal dari Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III dan sampai dengan putusan serta eksekusi yang berwenang melaksanakanya yaitu Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Satuan Polisi Pamong Praja65

Di daerah tempat pemukim penduduk ada beberapa pengusaha ayam pedaging yang menjalankan usahanya berjarak sangat dekat dengan permukiman warga dan tempat pendidikan, tempat ibadah/sekolah. Tempat usaha peternakan ayam tersebut berada sekitar 50 meter dari permukiman. Permasalahan adalah bau tidak sedap yang ditimbulkan dari usaha peternakan tersebut sangat mengganggu masyarakat sekitar peternakan. Selain itu adalah banyaknya lalat yang timbul hingga masuk ke rumah-rumah penduduk sekitar yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan warga sekitar bagaimana ada aturan khusus tentang izin usaha peternakan khususnya di daerah dekat permukiman66

Upaya hukum yang bisa ditempuh dan kemanakah kami harus komplain, mengingat sebelumnya sudah melaporkan kepada RT dan Lurah setempat, beberapa waktu lalu pernah berhenti beroperasi, akan tetapi sekarang mulai setiap orang pribadi atau badan yang akan mendirikan atau memperluas tempat usaha yang kegiatannya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, wajib memperoleh izin terlebih dahulu dari Bupati/walikota, peternakan termasuk sebagai tempat usaha yang wajib memperoleh izin gangguan.

64

Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung: Sinar Baru, 1984, hal 24.

65

Wawancara dengan Dinas Peternakan Kota Medan, tanggal 16 September 2014

66

beroperasi kembali67 apabila belum memiliki izin gangguan (HO), penduduk dapat melakukan pengaduan kepada pihak Penyidik Pegawai Negeri Sipil terkait pelanggaran izin gangguan, dapat pula mengadukan kepada Dinas Peternakan, Perikanan dan kelautan walikota Medan karena dinas tersebut adalah yang bertanggung jawab terhadap pembinaan umum peternakan serta pemberian izin dan pembinaan teknis peternakan. Selain itu, upaya hukum lain yang dapat dilakukan apabila timbul masalah kesehatan dengan adanya peternakan tersebut adalah melalui gugatan perdata ke pengadilan negeri sesuai Pasal 1365 melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Jadi, setiap usaha harus memiliki Izin gangguan (HO) dan NKV khususnya untuk usaha peternakan. Usaha yang tidak memiliki HO tidak boleh beroperasi dan meskipun telah memiliki HO ketika menimbulkan kerugian dapat digugat secara perdata.

67