• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Pengecatan Menanggulangi Karat

Pengecatan dengan menggunakan kuas atau roll (konvensional).

Cara kerjanya dengan mengolesi badan kapal dengan kuas atau roll.

Sedangkan cara kedua adalah pengecatan dengan menggunakan kompressor (modern). Cara kerjanya dengan kompressor diberi tekanan yang tinggi untuk menyemprotkan cat pada badan kapal. (Http wikipedia.org/wiki/Karat. Diakses padatangal 20 Mei 2015) adapun lapisan-lapisan cat sebagai berikut: 1) lapisan pertama pada lapisan pertama, jenis cat yang dipakai adalah jenis cat dasar. Fungsi cat dasar adalah untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau rusak.

2) Lapisan kedua pada lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti Corrosion (AC), berfungsi sebagai penebal agar serangan yang datang dari luar (excess) dapat dicegah dan untuk mencegah terjadinya korosi. 3) Lapisan ketiga pada lapisan ketiga atau lapisan terluar, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini berfungsi untuk mencegah binatang laut agar tidak menempel pada badan.

Dalam pengecatan penggunaan cat berbeda-beda dikarenakan cat itu sendiri memiliki fungsi berbeda, penggunaan cat antara lain: 1) cat primer (P), yaitu cat dasar, merupakan lapisan pertama berlangsung pada

permukaan pelat. Cara ini berfungsi untuk menutup pori-pori pelat dan sekaligus sebagai daya scrap atau lekat dengan lapisan berikutnya. 2) Cat Anti Corrosion (AC), cat ini mempunyai sifat menahan oksidasi sehingga menahan korosi pada pelat. Biasanya digunakan pada lapisan kedua setelah cat primer. 3) Cat Anti Fouling (AF), cat ini mempunyai sifat mengurangi daya tempel dan mematikan binatang laut, sehingga mengurangi banyaknya binatang laut yang menempel pada waktu berlabuh. Cat ini dipergunakan pada bagian dek kapal. 4) Cat Deck, yaitu cat yang dipergunakan untuk mengecat deck, selain yang ada pada daerah tertentu.

Perlindungan didapat melalui pelapisan permukaan baja menggunakan cat anti korosi, dan perlindungan bagian-bagian yang penting menggunakan logam-logam yang lebih reaktif sebagai anoda.

Proteksi katoda adalah cara pengendalian korosi suatu logam menggunakan reaksi elektrokimia, di mana reaksi oksidasi dalam sel galvanik terkonsentrasi pada anoda, yang mampu menekan laju korosi katoda dalam sel yang sama.

Ketika logam berbeda berada dalam kontak listrik atau fisik di dalam

larutan elektrolit, korosi galvanik dapat terjadi pada logam tersebut. Proses ini mirip dengan sel DC sederhana di mana logam yang lebih reaktif bertindak sebagai anoda yang lebih mudah teroksidasi, dan logam yang kurang reaktif bertindak sebagai katoda yang dilindungi. Gaya gerak listrik (EMF) seri dapat digunakan untuk memprediksi logam yang akan

menimbulkan korosi pada kontak dengan logam lain, berdasarkan apakah itu katoda atau anoda terhadap yang lain.

Proteksi katoda adalah cara pengendalian korosi menggunakan prinsip elektrokimia, di mana reaksi oksidasi dalam sel galvanik terkonsentrasi pada anoda dan menekan korosi dari katoda dalam sel yang sama. menunjukkan sistem perlindungan katoda sederhana. Pipa baja katodik dilindungi oleh koneksi ke anoda magnesium yang ditanam di elektrolit tanah yang sama.

Perlindungan katodik pertama kali dikembangkan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1824 sebagai cara untuk mengendalikan korosi pada kapal-kapal angkatan laut Inggris. Hampir semua pipa modern dilapisi dengan lapisan pelindung organik yang dilengkapi dengan sistem proteksi katodik berukuran tertentu, untuk mencegah korosi pada lapisan pelindung.

B. KERANGKA PENELITIAN

Pengertian Pengecatan

Pengertian Korosi Pengecatan

mencegah karat

Melakukan prosedur pengecatan kapal dengan baik dan benar

Proses menanggulangi karat secara efektif dan efisien

Meningkatkan keterampilan perawatan kapal dalam hal

pengecatan kapal

Pengecatan kapal sesuai standart dalam hal perawatan

mencegah karat sehingga pengoperasian kapal lancar

22

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini. peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kaidah- kaidah yang diambil dari teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas, selain itu peneliti juga mengutamakan pendekatan lapangan yang telah peneliti laksanakan selama praktek laut dengan cara mengamati dan terjun langsung dalam proses perawatan kapal untuk menanggulangi karat pada deek kapal.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (2009) mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.

Terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif yaitu (Bogdan dan Taylor,2009): 1) Metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda. 2) Metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti. 3) Metode deskriptif kualitatif lebih

peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang di ambilsecara langsung dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Menurut Arikunto (2006) dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Adapun tempat penelitian yaitu selama peneliti melaksanakan praktek layar (Prala) kurang lebih selama 1 tahun di atas kapal yang nantinya di gunakan praktek laut oleh peneliti.

C. Sumber Data Penelitian

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan

penelitian berlangsung. Sumber data penelitian yang di ambil peneliti adalah dari tempat dimana peneliti melaksanakan praktek layar di atas kapal selama kurang lebih 1 tahun. Di ambil dari pengamatan secara langsung maupun data yang diambil dari orang ketiga. Penelitian di ambil dari meneliti perawatan kapal untuk menanggulangi karat pada deck kapal, meneliti bagaimana keadaan dan bagaimana cara perawatan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi karat sehingga tetap menjaga kualitas pada deck kapal. Adapun sumber data penelitian adalah sebagai berikut: 1) data primer, 2) data sekunder.

Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data asli atau data baru yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.

Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, dan wawancara yang disesuaikan dengan situasi saat pengamatan serta kondisi yang ada.

Data sekunder merupakan data yang didapat atau dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data disingkat dengan BPS, jurnal buku, laporan dan lain sebagainya.

Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan langkah- langkah pengumpulan data penelitian. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang didapat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, informan penelitian merupakan awak kapal di salah satu kapal niaga yang nantinya akan ditempati sebagai tempat melaksanakan praktek kerja laut (PRALA). Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1) teknik wawancara (interview), 2) teknik observasi (pengamatan), 3) teknik dokumentasi.

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh - dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Molleong, 2009) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi karat pada deck kapal tersebaut.

Dan teknik observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. (Joko, 1997) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui kendala yang bisa menjadi penyebab atau memicu terjadinya penanggulangan karat terhambat.

Sedangkan teknik dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2009). Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan keadaaan perawatan kapal dari crew untuk menanggulangi karat pada deck kapal.

E. Teknik Analisis Data

Patton mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan olah data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. (Moleong, 2001) Terdapat langkah-langkah dalam menganalisis data (Moleong, 2001): 1) data yang terkumpul di kategorikan dan dipilah-pilah menurut jenis datanya. 2) Melakukan seleksi terhadap data yang dianggap data inti yang berkaitan langsung dengan permasalahan dan yang hanya merupakan data pendukung.

3) Menelaah, mengkaji, dan mempelajari lebih dalam data tersebut kemudian melakukan interpretasi data untuk mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif ini, analisis data dilakukan semenjak awal penelitian. Pengamatan dilaksanakan di salah satu kapal niaga yang akan dilaksanakan saat PRALA.

27

27 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul yaitu “Pengecatan Kapal Untuk Menanggulangi Karat Diatas Kapal MV Sungai Indah”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian diatas kapal MV. SUNGAI INDAH.

MV. SUNGAI INDAH adalah sebuah kapal General Cargo yang dikelola oleh Beribu Gudang SDN.BHD yang berkantor pusat di Room 1, 1st Floor Loreng 1, Brooke Drive Sibu, Serawak, 96000, Malaysia. Berikut Ship Particular MV. SUNGAI INDAH.

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di MV. Sungai Indah, yang jenis kapalnya adalah Kapal general cargo. MV. Sungai indah memiliki data-data kapal sebagai berikut :

SHIP PARTICULAR OF MV. SUNGAI INDAH SHIP NAME : MV. SUNGAI INDAH CALL SIGN : 9 W F G 3

IMO NUMBER : 9291157

GROSS TONNAGE : 1580 T

N R T : 1.105 T

DWT : 2440 T

L O A : 66 m

BREADTH : 14,18 m

MAX DRAFT : 4.39 m

REGISTER : KUCHING/MALAYSIA

YEAR OF BUILT : 1980

NUMBER OF ENGINE : TWO (2) ENGINE

NAME OF BUILDER : HUNG SENG SHIPBUILDING ENGINE MAKE MODEL : CATERPILLAR / 6PC2-ATE TYPE OF ENGINE : DIESEL

HOUSE POWER ( KW ) : 2200 Kw

OWNER : BERIBU GUDANG SDN. BHD.

TOTAL CREW : 16 CREW INCLUDING MASTER

B. Hasil Penelitian

Dibawah ini merupakan hasil observasi dan pembahasan wawancara yang dilakukan di kapal MV. SUNGAI NDAH selama taruna praktek berlayar adalah sebagai berikut :

1. Penyajian Data

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang penulis dapat diatas kapal, maka penulis dapat mengkaji beberapa temuan penelitian yang berhubungan dengan metode atau cara pengecatan kapal untuk mencegah

karat diatas kapal MV. SUNGAI INDAH untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Pada saat taruna melaksanakan proses pengecatan bersama bosun dibawah pengawasan mualim 1 sedang mengecat bagian haluan kapal pada tanggal 11 maret 2018 pukul 13.30 waktu setempat. Mualim 3 memperhatikan taruna yang sedang melaksanakan proses pengecatan di haluan dan sesekali menegur taruna saat pengecatan tahap pertama yaitu cat primer kurang merata.

Pada 20 mei 2018 pukul 14.45 waktu setempat, pada saat taruna melaksanakan pengecatan didaerah deck dengan bosun dan diawasi mualim 1, kemudian mualim 1 memerintah taruna untuk mengambil cat deck yaitu cat yang dikhusukan untuk daerah deck. Maka taruna segera mengambil cat deck yang berada di store kemudian langsung mengecat permukaan deck secara merata.

2. Analisis Data

Dari hasil data yang penulis kumpulkan selama praktek laut bisa disimpulkan bahwa pengecatan kapal untuk mencegah karat diatas kapal belum maksimal. Pengumpulan data yang penulis lakukan di atas kapal menggunakan beberapa cara yaitu dengan cara melihat objek penelitian yang ada di atas kapal secara langsung, membaca data-data objek penelitian yang terdapat di kapal, serta melakukan wawancara kepada perwira di tempat penulis melaksanakan praktek.

Berikut analisa data yang peneliti dapat terhadap rumusan masalah yang ada:

1. Cara pengecatan kapal sesuai tahapan untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Dalam mencegah karat diatas kapal ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efisien, berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis diketahui bahwa ada beberapa metode dan proses pengecatan yang perlu diketahui : 1) pre inspection, 2) surface preparation, 3) paint preparation, 4) paint application.

Pada saat melaksanakan pengecatan diawasi oleh mualim 1 peneliti menanyakan bagaimana cara atau pengecatan di kapal ini.

Kemudian mualim 1 menjelaskan cara pengecatan kapal untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Pengecatan yang dilakukan di MV. SUNGAI INDAH ada dua yaitu dengan menggunakan kuas atau roll (konvensional). Cara kerjanya dengan mengolesi badan kapal dengan kuas atau roll.

Sedangkan cara kedua adalah pengecatan dengan menggunakan kompressor (modern). Cara kerjanya dengan kompressor diberi tekanan yang tinggi untuk menyemprotkan cat pada badan kapal.

Taruna juga menanyakan urutan cat apa saja yang dilakukan di kapal ini. Mualim 1 terus menjelaskan lagi.

Di kapal MV Sungai Indah dilakukan pengecatan dengan urutan yang pertama adalah cat dasar selanjutnya dilakukan cat dengan jenis anti korosi dan yang terakhir memaki cat anti fouling yang berguna agar hewan laut seperti bintang laut tidak menempel di kapal.

Selanjutnya taruna juga menanyakan apa saja proses dari awal sebelum pengecatan. Kemudian Mualim 1 kembali menjelaskan.

Proses yang dilakukan di kapal ini sebelum pengecatan yang pertama tentunya harus dibersihkan dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pengetokan bagian karat sampai bersih, selanjutnya dilakukan proses penghalusan bagian yang sudah di ketok dengan menggunakan brush hingga permukaan rata kemudian bagian yang sudah di brush dibersihkan dari debu bekas pengetokan dan brush, selanjutnya setelah permukaan bersih barulah dimulai proses pengecatan.

Dari jawaban mualim 1 diatas dapat disimpulkan bahwa proses proses pengecatan yang berada di kapal MV Sungai Indah ada dua metode yaitu secara konvensional adalah kuas dan roll, secara modern yaitu dengan menggunakan kompressor. Tahapan pengecatan di kapal MV Sungai Indah yang pertama tentunya harus dibersihkan dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pengetokan bagian karat sampai bersih, selanjutnya dilakukan proses penghalusan bagian yang sudah di ketok dengan menggunakan brush hingga permukaan rata kemudian bagian yang sudah di brush dibersihkan dari debu bekas pengetokan dan brush, selanjutnya setelah permukaan bersih barulah dimulai proses pengecatan lapisan yang pertama adalah caat dasar kemudian dilanjut dengan lapisan kedua yaitu cat anti korosi kemudian lapisan yang terakhir adalah cat anti fouling. Terdapat foto dokumentasi yang penulis ambil selama proses pengecatan dan berada di lampiran dokumentasi.

2. Cara menggunakan jenis cat yang memiliki jenis fungsi berbeda.

Menggunakan cat dalam proses pengecatan tidaklah mudah karena kita juga harus tau daerah mana yang harus kita cat dan jenis cat apa saja yng cocok dengan daerah tersebut, maka dari itu perlu pembelajaran yang memadai baik teori maupun praktek agar dalam pelaksanaannya proses pengecatan yang kita lakukan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Pada saat taruna sedang melaksanakan proses pengecatan didaerah lambung kapal pada siang hari taruna menanyakan pada bapak Salman syakir sebagai mualim 1 bagaimana cara menggunakan jenis cat yang memiliki jenis fungsi berbeda.

Kemudian mualim 1 menjelaskan jenis cat.

Ada beberapa jenis cat di kapal ini seperti cat pada lapisan pertama yaitu cat primer, cat ini bertujuan menutup pori-pori plat kemudian dilanjut dengan cat anti korosi yang bertujuan agar plat tidak mudah berkarat, kemudian menggunakan cat anti fouling yang bertujuan agar hewan laut tidak menempel, dilajut dengan cat bottop yang memiliki daya korosi yang titik tertentu seperti di daerah deck biasanya menggunakan cat deck, didaerah jangkar biasanya menggunakan cat bitominious.

Dari penjelasan mualim 1 dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis cat di kapal ini seperti cat primer cat anti fouling, cat

bottop dan cat finishing. Ada perbedaan cat disetiap titik tertentu seperti daerah deck menggunakan cat deck dan daerah jangkar menggunakan cat bitominious.

Mualim 1 juga menjelaskan cara menghitung jumlah kaleng yang diperlukan saat mengecat contohnya seperti pengecatan daerah top side, yaitu sebagai berikut :

Dengan rumus perhitungan A=2 x H (Loa + 0,5 x B) (m2) Perhitungan A= 2 x H x (Loa + 0,5 x B) = 2764,200 Maka luas total :

Cat AC = 2 kali pengecatan = 2 x 2764,200

= 5528,40 / 10

= 552,84 Cat AF = 1 kali pengecatan = 1 x 2764,200

= 2764,200 / 10

= 276,64

Kebutuhan cat AC dan AF pada kapal MV Sungai Indah pada cat AC + AF = kebutuhan total = 552,84 + 276,42 = 829,26 liter.

Pengecatan daerah top side yakni 8292,6 m2 dengan menghabiskan 829,26 liter cat, untuk 1 kaleng cat besar 20 liter, maka 829 / 20 = 42 kaleng.

C. PEMBAHASAN

1. Pembahasan rumusan masalah pertama.

Dari analisa data tersebut, maka penulis akan membahas rumusan masalah yang telah dituliskan di bab sebelumnya. Penulis akan membahas

tentang bagaimana cara pengecatan kapal sesuai tahapan dan urutan unruk mendapatkan hasil yang efisien?

a. Proses pengecatan dilakukan dengan dua metode yang pertama dengan metode konvensional yaitu dengan menggunakan kuas dan roll kemudian dengan metode modern yaitu dengan menggunakan kompressor bertekanan tinggi.

b. Pengecatan diatas kapal ada beberapa lapisan seperti lapisan dasar menggunakan cat primer kemudian dilanjut dengan cat anti korosi kemudian yang terakhir dengan menggunakan cat anti fouling.

2. Pembahasan rumusan kedua.

Selanjutnya penulis akan membahas tentang rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana bagaimana cara menggunakan janis cat yang mamiliki jenis fungsi berbeda?

a. Lapisan pertama yaitu cat primer, cat ini bertujuan menutup pori-pori plat kemudian dilanjut dengan cat anti korosi yang bertujuan agar plat tidak mudah berkarat, kemudian menggunakan cat anti fouling yang bertujuan agar hewan laut tidak menempel, dilanjut dengan cat bottop yang memiliki daya korosi yang cukup tinggi dan yang terakhir menggunakan cat top side yang mana cat ini merupakan cat finishing dan warnanya disesuaikan dengan warna kapal.

b. jenis cat yang digunakan disetiap titik tertentu seperti di daerah deck biasanya menggunakan cat deck, didaerah jangkar biasanya menggunakan cat bitominious.

34 PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisa data serta pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kegiatan pemeliharaan kapal harus dilakukan secara berkala agar kapal layak untuk berlayar dan dapat memperlancar transportasi laut. Didalam pemeliharaan kapal diantara lainnya yang sangat penting yakni pemeliharaan pengecatan kapal untuk perawatan kapal terhadap korosi yang sangat membahayakan bila diabaikan.

2. Penggunaan cat pada bangunan kapal juga tidak sembarangan, dibutuhkan spesifikasi untuk cat tersebut diantaranya seperti Cat Primer (P) yang merupakan cat dasar dan sebagai lapisan pertama pada permukaan pelat. Cat Anti Corrosion (AC), cat ini mempunyai sifat menahan oksidasi sehingga menahan korosi pada pelat. Cat Anti Fouling (AF) Cat ini mempunyai sifat mengurangi daya tempel dan mematikan binatang laut. Cat Bottop (B/T) Cat Bottop yaitu cat yang mempunyai daya korosif yang tinggi dan merupakan lapisan setelah cat AC. Cat Top Side (T/S) Cat ini dipergunakan untuk cat akhir (finished paint) yang dipergunakan dibagian kapal diatas garis air penuh dan warnanya harus disesuaikann dengan warna kapal. Deck Paint yaitu cat yang dipergunakan untuk mengecat deck.

B. Saran

1. Melaksanakan perawatan kapal secara rutin sesuai dengan aturan yang sudah berlaku.

2. Kendala-kendala mengenai alat-alat perawatan kapal secara manual seperti, kuas,roll dan secara modern seperti kompresor harus sering di cek agar tidak mengurangi jam kerja karna masih mempersiapkan alat-alat tersebut.

3. Alat-alat seperti roll dan kuas perlu diganti setiap dua kali pemakaian agar hasil yang didapat sesuai yang diharapkan.

36

Ahmad,arifin (2013). Prosedur keadaan darurat materi darurat, (online), (Slideshare.net/randiramlan/mekanisme-korosi-42719442, Diakses pada tanggal 13 Mei 2017)

Andika,fajar (2009). Pengertian pengecatan, (online), (Bppp-tegal.com, Diakses pada tanggal 10 Mei 2017)

Brown, Kimia Book (2009). Pengertian Korosi. Jakarta : Airlangga

Dsujono (2011). Teknik Pencegahan Karat, (online) Dsujono.blogspot.com/2011/05/korosi-dan-pengendaliannya-pada-lambung.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017 Fakultas Teknik Kelautan.

Luthfiyah Fitwi. (2011). Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif), (Online), (http://wordpress.com/teknologi- pendidikan/metode-penelitian-kualitatif-sistematika-penelitian-kualitatif.) Diakses pada tanggal 05 Mei 2017

Ramlan,Randi (1978). Diklat Konstruksi Kapal Baja Jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah. Diakses pada 05 Juni 2017

Sugiono (2009). Metode Keamanan Kerja. http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe . Diakes pada 13 Juni 2017

Taylor and Bogdan,2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta

Dokumen terkait