• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN PENGECATAN KAPAL UNTUK MENCEGAH KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN PENGECATAN KAPAL UNTUK MENCEGAH KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

i

DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

HARIRI SULAIMAN NIT.03.15.041.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2019

PERNYATAAN KEASLIAN

(2)

ii

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hariri Sulaiman

Nomor Induk Taruna : 03.15.041.1.41

Program Diklat : Ahli NautikaTingkat III

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis dengan judul :

PENGECATAN KAPAL UNTUK MENCEGAH KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH.

merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ...

Hariri Sulaiman NIT: 03.15.041.1.41

(3)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENGECATAN KAPAL UNTUK MENCEGAH KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH Nama Taruna : HARIRI SULAIMAN

NIT : 03.15.041.141/N

Jurusan : Nautika

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan Surabaya,... 2019

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damayanto Purba. M. Pd Penata (III/c)

NIP. 19730919 201012 1 001 Iskandar S.H, M.T

Penata Tk I (III/d) NIP. 19730621 1999808 1 001

Anak Agung Ngurah Ade Dwi P.Y, S.SiT, M.Pd.

Penata (III/c)

NIP. 19830226 201012 1 003

(4)

iv

PENGESAHAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

PENGECATAN KAPAL UNTUK MENCEGAH KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH

Disusun dan Diajukan Oleh:

HARIRI SULAIMAN NIT. 03.15.041.1.41 Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik pelayaran Surabaya

Pada tanggal………..

Menyetujui:

Penguji I

SEMUEL. D.PARERUNGAN, SH,MH Penata (III/c)

NIP.19740426 1998081 001

Penguji II

ISKANDAR, S.H, M.T Penata Tk.I (III/d) NIP. 19730621 1998081 001

Penguji III

A. A. NGR ADE D. P. Y. S.SiT, M.Pd Penata (III/c)

NIP. 19830226 201012 1 003

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damayanto Purba. M. Pd Penata (III/c)

NIP.19730919 201012 1 001

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur akan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa semesta alam, karena atas segala kuasa, berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun proposal penelitian ini di susun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul

“PENGECATAN KAPAL UNTUK MENANGGULANGI KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH”

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam karya ilmiah terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya. Hal ini dikarenaka pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih kurang. Oleh karena itu. penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat digunakan untuk menyempurnakan proposal penelitian ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah terapan ini dan juga rasa bangga yang setinggi-tingginya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan ilmu sebanyak mungkin ketika mengenyam pendidikan di kampus POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

2. Bapak Capt. Heru Susanto, MM selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

3. Kepada Bapak Capt. Damayanto Purba. M. Pd selaku kepala jurusan Nautika yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar bagi penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

(6)

vi

4. Bapak Iskandar selaku pembimbing I dalam bidang materi yang telah banyak memberi masukan, nasehat dan bimbingan serta senantiasa meluangkan waktunya.

5. Bapak Anak Agung Ngurah Ade Dwi P.Y selaku pembimbing II dalam bidang sistematika penulisan dan senantiasa meluangkan waktunya.

6. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.

7. Keluarga yang telah memberi doa dan dukungannya dalam menyelesaikan proposal ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu salam kelancaran, pelaksanaan dan penyusunan proposal ini.

Dalam pembuatan proposal ini walaupun penulis masih diam tahapan proses belajar, tetapi penulis berusaha menyajikan materi yang sebaik-baiknya. Disisi lain juga tidak memungkiri bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisannya maupun yang penulis sajikan. Untuk itu, penulis dengan tangan terbuka menerima kritikan maupun saran. Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

Surabaya,

Hariri sulaiman

(7)

vii

ABSTRAK

SULAIMAN, HARIRI 2017, Pengecatan Kapal Untuk Menanggulangi Karat Di Atas Kapal MV Sungai Indah. Di bimbing oleh Iskandar dan Anak Agung Ngurah Ade Dwi P.Y

pengecatan kapal merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti sediakala agar selalu berada dalam keadaan baik,benar, dan siap pakai demi kelancaran operasional. Kapal layak membutuhkan perawatan yang baik, agar kapal selalu berada dalam kondisi bagus serta tidak menggangu kenyamanan awak kapal saat pengopreasiannya.

Penelitian ini dilaksanakan saat praktek kerja laut di atas kapal untuk memperoleh data primer dan sekunder maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang akan diselidiki dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait serta menggunakan data yang sudah ada untuk dianalisis dan di interpretasi sesuai tujuan penelitian.

Selanjutnya dalam tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, penulis akan menjelaskan tentang pengertian, pengecatan, dan penanggulangan karat pada deck kapal. Sedangkan dalam kerangka berpikir Penulis mengemukakan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan proposal penelitian ini. Akhirnya pada kesimpulan dan saran dikemukakan tentang pengecatan kapal untuk menanggulangi karat diatas kapal.

Kata kunci: pengertian pengecatan, pengertian korosi, teknik pengecatan.

(8)

viii

ABSTRACT

SULAIMAN, HARIRI 2017, Ship Painting To Tackle Rust On Ships MV Sungai Indah. In guidance by Iskandar and Anak Agung Ngurah Ade Dwi P.Y

The painting of a vessel is an action or effort undertaken to maintain or restore a condition that is acceptable and functioning as it used to be in good condition, correct and ready to use for smooth operation. The ship deserves good maintenance, so the ship is always in good condition and does not interfere with the crews' comfort during its operation.

This research was conducted when the marine working practice on the ship to obtain primary and secondary data then the authors will use the following techniques by doing direct observation on the object to be investigated and conducted interviews with the parties concerned and use existing data to be analyzed and In the interpretation of the objectives of the study.

Furthermore, in the literature review and frame of mind, the author will explain about the understanding, painting, and handling of rust on the ship deck. While in the frame of thinking The author put forward the writing systematics used in the writing of this research proposal. Finally at the conclusion and suggestions put forward on the painting of the ship to tackle rust on the ship.

Keywords: notion of painting, notion of rust, painting technique.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Pengecatan ... 7

a. Pengertian-pengertian ... 7

b. Jenis Pengecatan ... 7

(10)

x

c. Urutan Pengecatan ... 9

2. Korosi ... 9

a. Pengertian ... 9

b. Bentuk-bentuk korosi ... 13

c. Faktor penyebab koosi ... 16

3. Pengecatan Menanggulangi Karat ... 18

a. Cara Pengecatan ... 20

b. Penggunaan cat ... 20

B. Kerangka Penilitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

C. Sumber Data ... 23

1. Data primer... 24

2. Data sekunder ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian... 27

B. Hasil penelitian... 28

1. Penyajian Data ... 28

2. Analisis Data ... 29

(11)

xi

C. Pembahasan ... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 34

B. Saran... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN………. 37

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hampir sama, baik itu organisasi dalam bidang sosial maupun teknik, yaitu mencapai tujuan organisasi memperoleh profit dalam memproduksi barang dan jasa. Hal tersebut tidak mungkin dicapai tanpa suatu bentuk kerjasama yang sinergik. Manajemen yang baik adalah kunci bagi suksesnya suatu organisasi karena hanya melalui manajemen yang berhasil terhadap faktor-faktor manusia, modal materi maka suatu organisasi dapat mencapai sukses sebagai pengaruh dan kontrol secara sistematis terhadap proses- proses yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi dan jasa.

Manajemen juga merupakan salah satu fungsi dalam organisasi. Manajemen dapat berlangsung dalam bidang keija Operasional, Armada, Administrasi Keuangan, Perbekalan, Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat.

Negara Indonesia adalah negara yang kaya dengan hasil-hasil alam baik migas maupun non migas. Misalnya daerah lepas pantai, selain menjadi objek pariwisata daerah lepas pantai juga bisa dijadikan objek dalam melakukan eksplorasi dan juga eksploitasi yang merupakan proses kelanjutan dari telah dilakukannya eksplorasi dimana didaerah tersebut terkandung sumber devisa negara yang cukup besar yaitu minyak dan gas bumi.

Kapal adalah sarana transportasi yang sangat efisien, kapal sebagai ujung tombak untuk mendapatkan penghasilan, karena salah satu tujuan perusahaan pelayaran adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai hasil dari jasa angkutan, untuk kemajuan suatu perusahaan, maka perusahaan pelayaran

(13)

harus untung artinya pemasukan harus lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian biaya operasi harus ditekan sekecil mungkin. Pendapatan maupun biaya operasi sangat dipengaruhi oleh perawatan kapal yang dilaksanakan dengan baik dan secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah hari berlayar kapal.

Bagi sebuah perusahaan yang mempunyai armada perkapalan untuk mendistribusikan produknya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan menyiapkan kapal-kapal atau armada yang laik laut dan hal ini juga berlaku pada yang mempunyai armada perkapalan, dengan mempertahankan kapal layak operasi, Dengan kata lain pengecatan adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang kelancaran operasional kapal serta menjaga penampilan kapal agar tetap baik. Pekerjaan perbaikan kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena usia kapal yang bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga berakibat berkurangnya kemampuan kapal. Salah satu sumber kerusakan terbesar pada kapal laut adalah disebabkan oleh korosi air laut.

Seperti yang diketahui jika sebuah kapal terhempas gelombang badai hebat di lautan. Akibatnya, terjadi kerusakan dan perkaratan pada beberapa bagian kapal dari kejadian tersebut memang cuaca buruk merupakan salah satu factor utama penyebab kerusakan atau perkaratan pada kapal. Apalagi jika kapal tidak dilengkapi fasilitas yang dapat mencegah perkaratan. Pasalnya pada cuaca buruk, banyak air laut yang masuk ke dalam kapal. Air laut yang bersifat korosif ini akan membuat bagian-bagian kapal mudah berkarat. Bagian depan dan luar kapal merupakan daerah yang paling rentan mengalami kerusakan akibat airlaut seperti deck kapal. Kontak dengan air laut dan udara dengan deck kapal menyebabkkan

(14)

deck kapal menjadi cepat berkarat.

Korosi adalah suatu reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat yang ada di lingkungannya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Rumus kimia karat besi adalah Fe2C>3.nH20, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Oksida besi dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita kenal dengan sebutan perkaratan. Sampai sekarang penggunaan besi dan baja sebagai bahan utama pembuatan kapal masih dominan. Dari segi biaya dan kekuatan, penggunaan besi dan baja untuk bangunan kapal memang cukup memadai akan tetapi besi sangat reaktif dan mempunyai kecenderungan yang besar untuk terserang korosi air laut berdasarkan segi konstruksi pada kapal, pelat lambung kapal adalah daerah yang pertama kali terkena air laut. Pada pelat badan kapal dapat mengakibatkan turunnya dan umur pakai kapal, mengurangi jaminan keselamatan kapal serta keamanan muatan barang dan penumpang, Banyak contoh kasus seperti terjadinya kebocoran pada kapal tanker yang sudah berusia tua dan berkarat, akibatnya minyak bertumpah di laut dan dapat kapal tersebut tenggelam akibat kebocoran. Kerusakan pada plat di deck kapal dapat mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal, mengurangi kecepatan kapal serta mengurangi jaminan keselamatan dan keamanan muatan barang dan penumpang.

Dalam hal tersebut melaksanakan kegiatan pengecatan pada kapal berkarat perlu dilakukan mengingat bahwa kapal mengalami pertambahan usia, sehingga bisa menggangu kelancaran operasional di kapal . Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan

(15)

dalam bentuk karya ilmiah terapan yang berjudul

“PENGECATAN KAPAL UNTUK MENANGGULANGI KARAT DIATAS KAPAL MV SUNGAI INDAH

(16)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil beberapa perumusan masalah yang kiranya menjadi pertanyaan dan membutuhkan jawaban, yang akan dibahas pada pembahasan bab-bab selanjutnya. Adapun perumusan masalah itu sendiri, antara lain:

1. Bagaimana cara mengecat kapal sesuai tahapan dan lapisan untuk mendapatkan hasil yang efisien?

2. Bagaimana cara menggunakan jenis cat yang memiliki fungsi berbeda?

C. Batasan Masalah

Mengingat sangat luasnya permasalahan yang dapat dikaji, peneliti membatasi ruang lingkup pada bagian deck kapal.

D. Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui cara mengecat kapal secara efektif dan efisien. Serta mampu

mengerakkan seluruh crew kapal untuk melakukan perawatan kapal yang efisien.

2. Mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan agar cat kapal tidak mudah berkarat khususnya di daerah deck kapal.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini manfaat ingin di capai peneliti dalam ini antara lain :

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Wawasan ilmiah bagi peneliti serta taruna Politeknik Pelayaran Surabaya

(17)

semakin bertambah luas dan mampu melakukan pengecatan kapal untuk menanggulangi karat pada deck kapal. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka praktek kerja laut.

b. Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan para taruna sebagai calon perwira kapal yang berkompeten.

c. Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh saat berada di kampus.

d. Sebagai perbandingan antara teori dengan praktek nyata di lapangan pada waktu praktek laut.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran dan sumber analisis kepada pembaca, baik di lingkungan kampus Politeknik Pelayaran Surabaya, ataupun di luar kampus dalam memahami tentang pengecatan kapal untuk menanggulangi karat pada deck kapal dan menambah referensi bagi taruna melalui perpustakaan Politeknik Pelayaran Surabaya.

b. Sebagai usulan dan saran agar pengecatan pada kapal dapat berjalan lancar dan aman.

(18)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengecatan yang efisien

Menurut Fajar Andika (2009) Pengecatan adalah proses aplikasi warna dalam bentuk cair pada sebuah objek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian dikeringkan, untuk bentuk lapisan yang keras atau “lapisan cat”

sedangkan menurut Febrian Rahmat (2012) Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara mengeringkannya.

Sedangkan pengertian efisien menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah suatu pencapaian tujuan atau target dengan menggunakan biaya (input) dalam jumlah yang sama demi menghasilkan hasil (output) lebih besar.

Dari pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa pengecatan yang efisien adalah kegiatan mewarnai dalam bentuk cair pada sebuah benda atau objek dengan menggunakan cat tipis kemudian dikeringkan dengan menggunakan biaya yang sama demi menghasilkan hasil lebih besar.

Sedangkan cat sendiri ada beberapa jenis, berdasarkan kutipan (.blogspot.co.id/2011) pengecatan kapal dapat dibedakan beberapa jenis, antara lain: 1) cat kapal shopprimer, 2) prime coat, 3) intermediate coat, 4) finish/top coat, 5) lain-lain.

Cat kapal shopprimer adalah Proteksi sementara selama proses pembangunan konstruksi akan mempermudah prosedur pekerjaan

(19)

selanjutnya. Karena masa proteksi yang sangat terbatas (3-12 bulan) kemungkinan untuk mengelupas sebagian atau keseluruhan lapisan dapat terjadi tergantung dari kondisi akhir lapisan sebelum pengecatan dengan system yang sesungguhnya sesuai rekomendasi produsen. Sedangkan primer coat adalah cat lapis dasar pada multi coat system, memiliki daya lekat yang baik pada permukaan dan harus mengandung proteksi serta mampu dan dapat menerima cat diatasnya. Cat dasar primer baik yang mengandung inhibitor, barrier atau efek galvanis. Ada juga intermediate coat yang berarti cat lapis penebal agar kedap air atau untuk menciptakan ketebalan tertentu harus dapat melekat dengan baik pada lapisan primer dan dapat menerima lapisan finish coat. Yang dimaksud finish/top coat adalah cat lapis akhir sebagai pelindung paling luar menonjolkan warna sebagai estetika atau signal harus dapat melekat dengan baik terhadap lapisan intermediate dan beberapa lapis finish coat diatasnya yang setara atau sejenis. Dan yang terakhir adalah lain-lain, maksud dari lain-lain ini adalah dalam praktek teknis aplikasi juga memerlukan kombinasi jenis cat yang sama atau berbeda, dipakai untuk mengoptimalisasikan system pelapisan lama atau baru pada multi coat system application. Dalam proses pengecatan terdapat beberapa urutan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan kutipan (Bppp- tegal.com. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015 perawatan) ada beberapa urutan pengecatan, sebagai berikut : 1) lapisan pertama pada lapisan pertama, jenis cat yang dipakai adalah jenis cat dasar. Fungsi cat dasar adalah untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau rusak. 2) Lapisan kedua pada lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti

(20)

Corrosion (AC), berfungsi sebagai penebal agar serangan yang datang dari luar (excess) dapat dicegah dan untuk mencegah terjadinya korosi. 3) Lapisan ketiga pada lapisan ketiga atau lapisan terluar, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini berfungsi untuk mencegah binatang laut agar tidak menempel pada badan

2. Korosi

a) Pengertian

Menurut Arifin Ahmad (2013) Karat atau Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.

Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2C>3.nH20 (buku kimia George brown 2008), suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Menurut Randi ramlan (2014) korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya seperti air dan udara serta menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkartan. Korosi ini telah menakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.

Korosi terjadi memalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umunya

(21)

berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna coklat-merah dengan rumus kimia Fe2C>3.nH20.oksida besi dapat mengelupas, secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi..Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panic aluminium lebih awet. Korosi secara keseluruhan merupakan proses elekrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. Electron yang dibebaskan dalam oksidasi mengali ke bagian lain utnuk mereduksi oksigen. Ion besi(III) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2C>3.nH20yang disebut karat.

Penyebab utama korosi pada besi adalah oksigen dan air. Adapun faktor secara umumnya adalah: 1) air dan kelembapan udara, 2) elektrolit, 3) adanya oksigen, 4) permukaan logam.

Air dan kelembapan udara merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. Ada pula faktor lain yaitu elektrolit yang merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan electron mudah untuk dapat sukat oleh oksigen di udara. Oleh karena itu, air hujan dan alir laut merupakan penyebab korosi yang utama.

Faktor adanya oksigen juga menjadi faktor yang penting karena pada peristiwa korosi adanya oksigen adalah mutlak diperlukan. Yang terakhir adalah faktor permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya

(22)

kutub- kutub muatan yang akan berperan sebagai anode dan katode.

Permukaan logam licin dan bersih menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub bertindak sebagai anode dan katode.

Menurut A’lim Abror (2013) korosi adalah kerusakan atau degredasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.

Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2C>3.nH20, suatu zat padat yang berwarna coklat- merah.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.

Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa oksida atau besi sulfide, setelah diekstraksi dan diolah akan menghasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali senyawa besi oksida). Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

(23)

Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi.

Korosi diidentifikasikan sebagai degredasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.

Korosi merupakan proses atau reaksi elekrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bias dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannnya.

Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer electron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya manjadi ion-ion dengan melepaskan electron pada logam tersebut.

Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa teijadinya kerusakan pada peralatan,permesinan atau struktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya

(24)

perggantian peralatan yang rusak akibat korosi, teijadinya kehilangan produksi akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemimpaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemmimpannya akan menurunkan efisien perpindahan panas dan lain sebagainya.

b) Bentuk - bentuk korosi

Korosi memiliki banyak bentuk, menurut (Diklat Konstruksi Kapal Baja Jilid II. Jakarta: Departemen,1978) bentuk - bentuk korosi dapat berupa: 1) korosi merata, 2) korosi galvanik, 3) korosi sumuran, 4) korosi celah, 5) korosi retak tegang, korosi retak falik dan korosi akibat pengaruh hidrogen, 6) selective leaching, 7) korosi erosi.

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relative besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan keija da pemcemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak angsung, antara lin berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance). Cara pengendalian dari korosi merata adalah dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik.

Sedangkan korosi galvanik teijadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung

(25)

dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi. Pengendalian korosi galvanik adalah ; Menghindari pemakaian dua jenis logam yang berbeda Mempergunakan logam yang lebih anodik dengan rasio yang lebih besar dibanding logam katodik Melapisi pada pertemuan dua logam yang berbeda jenis - Menggunakan logam ketiga yang lebih anodik.

Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit teijadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, maka dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak.

Ada jenis korosi celah yaitu korosi local yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan teijadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga teijadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (02) di dalam celah habis, sedangkan (02) diluar celah masih banyak. Akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.

(26)

Berikutnya adalah korosi retak tegang, korosi retak fatik dan korosi akibat pengaruh hidogen adlah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya.krosi retak tegang pada paduan logam yang mengalami tegangan Tarik statis dilingkungan tertentu, seperti: baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan ammonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat.

Korosi retak fatik terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif.Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena langsungnya.

Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austentik apabila diberi perlakuan panas. Pada percobaan George brown di buku kimianya temperature 425 - 815 C karbida krom akan mengendap di batas butir.

Dengan kandungan krom dibawah 10% didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi. Berikutnya adalah Seleetive leaching yaitu korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga — seng.

Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain sélective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran.

(27)

Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.

Dan yang terakhir adalah korosi erosi yaitu reaksi korosi yang dipercepat oleh kecepatan dan abrasi lingkungan cair yang bergerak serta partikel padat yang terkandung di dalamnya. Peristiwa korosi dan erosi oleh tumbukan cair pada permukaan logam ini menghasilkan korosi setempat. Korosi erosi dapat di bedakan pada tiga kondisi yaitu kondisi aliran laminar, kondisi aliran turbulensi, kondisi perorangan.

c) Faktor penyebab korosi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya korosi. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.

Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. (Http e-jurnal.com/2013/12/)

Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Faktor yang berpengaruh dan mempercepat korosi yaitu: 1) air dan kelembapan udara, 2) elektrolit, 3)

(28)

adanya oksigen, 4) permukaan logam, 5) letak logam dalam deret potensial reduksi.

Air dan kelembapan udara merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan mempengaruhi tingkat korosi pada logam. Reaksinya bukan hanya antara logam dengan oksigen saja, tetapi juga dengan uap air yang menjadi reaksi elektrokimia. Karena air berfungsi sebagai: a) pereaksi. Misalnya pada besi akan berwarna cokelat karena terjadinya besi hidroksida. b) Pelarut. Produk-produk korosi akan larut dalam air seperti besi klorida atau besi sulfat. c) Katalisator. Besi akan cepat bereaksi dengan O2 dari udara sekitar bila ada uap air. d) Elektrolit lemah. Sebagai penghantar arus yang lemah atau kecil.

Ada juga faktor Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh oksigen di udara. Oleh karena itu, air hujan (asam) dan air laut (garam) merupakan penyebab korosi yang utama. Faktor adanya oksigen adalah faktor yang sangat berpengaruh karena pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan.

Ada faktor permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang

(29)

akan bertindak sebagai anode dan katode. Yang terakhir adalah letak logam dalam deret potensial reduksi korosi akan sangat cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya lebih tinggi justru lebih awet.

3. Pengecatan menanggulangi karat

Pengecatan dengan menggunakan kuas atau roll (konvensional).

Cara kerjanya dengan mengolesi badan kapal dengan kuas atau roll.

Sedangkan cara kedua adalah pengecatan dengan menggunakan kompressor (modern). Cara kerjanya dengan kompressor diberi tekanan yang tinggi untuk menyemprotkan cat pada badan kapal. (Http wikipedia.org/wiki/Karat. Diakses padatangal 20 Mei 2015) adapun lapisan-lapisan cat sebagai berikut: 1) lapisan pertama pada lapisan pertama, jenis cat yang dipakai adalah jenis cat dasar. Fungsi cat dasar adalah untuk melindungi permukaan logam agar tidak berkarat atau rusak.

2) Lapisan kedua pada lapisan kedua, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti Corrosion (AC), berfungsi sebagai penebal agar serangan yang datang dari luar (excess) dapat dicegah dan untuk mencegah terjadinya korosi. 3) Lapisan ketiga pada lapisan ketiga atau lapisan terluar, jenis cat yang digunakan adalah jenis cat Anti Fouling (AF). Cat jenis ini berfungsi untuk mencegah binatang laut agar tidak menempel pada badan.

Dalam pengecatan penggunaan cat berbeda-beda dikarenakan cat itu sendiri memiliki fungsi berbeda, penggunaan cat antara lain: 1) cat primer (P), yaitu cat dasar, merupakan lapisan pertama berlangsung pada

(30)

permukaan pelat. Cara ini berfungsi untuk menutup pori-pori pelat dan sekaligus sebagai daya scrap atau lekat dengan lapisan berikutnya. 2) Cat Anti Corrosion (AC), cat ini mempunyai sifat menahan oksidasi sehingga menahan korosi pada pelat. Biasanya digunakan pada lapisan kedua setelah cat primer. 3) Cat Anti Fouling (AF), cat ini mempunyai sifat mengurangi daya tempel dan mematikan binatang laut, sehingga mengurangi banyaknya binatang laut yang menempel pada waktu berlabuh. Cat ini dipergunakan pada bagian dek kapal. 4) Cat Deck, yaitu cat yang dipergunakan untuk mengecat deck, selain yang ada pada daerah tertentu.

Perlindungan didapat melalui pelapisan permukaan baja menggunakan cat anti korosi, dan perlindungan bagian-bagian yang penting menggunakan logam-logam yang lebih reaktif sebagai anoda.

Proteksi katoda adalah cara pengendalian korosi suatu logam menggunakan reaksi elektrokimia, di mana reaksi oksidasi dalam sel galvanik terkonsentrasi pada anoda, yang mampu menekan laju korosi katoda dalam sel yang sama.

Ketika logam berbeda berada dalam kontak listrik atau fisik di dalam

larutan elektrolit, korosi galvanik dapat terjadi pada logam tersebut. Proses ini mirip dengan sel DC sederhana di mana logam yang lebih reaktif bertindak sebagai anoda yang lebih mudah teroksidasi, dan logam yang kurang reaktif bertindak sebagai katoda yang dilindungi. Gaya gerak listrik (EMF) seri dapat digunakan untuk memprediksi logam yang akan

(31)

menimbulkan korosi pada kontak dengan logam lain, berdasarkan apakah itu katoda atau anoda terhadap yang lain.

Proteksi katoda adalah cara pengendalian korosi menggunakan prinsip elektrokimia, di mana reaksi oksidasi dalam sel galvanik terkonsentrasi pada anoda dan menekan korosi dari katoda dalam sel yang sama. menunjukkan sistem perlindungan katoda sederhana. Pipa baja katodik dilindungi oleh koneksi ke anoda magnesium yang ditanam di elektrolit tanah yang sama.

Perlindungan katodik pertama kali dikembangkan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1824 sebagai cara untuk mengendalikan korosi pada kapal-kapal angkatan laut Inggris. Hampir semua pipa modern dilapisi dengan lapisan pelindung organik yang dilengkapi dengan sistem proteksi katodik berukuran tertentu, untuk mencegah korosi pada lapisan pelindung.

(32)

B. KERANGKA PENELITIAN

Pengertian Pengecatan

Pengertian Korosi Pengecatan

mencegah karat

Melakukan prosedur pengecatan kapal dengan baik dan benar

Proses menanggulangi karat secara efektif dan efisien

Meningkatkan keterampilan perawatan kapal dalam hal

pengecatan kapal

Pengecatan kapal sesuai standart dalam hal perawatan

mencegah karat sehingga pengoperasian kapal lancar

(33)

22

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini. peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kaidah- kaidah yang diambil dari teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas, selain itu peneliti juga mengutamakan pendekatan lapangan yang telah peneliti laksanakan selama praktek laut dengan cara mengamati dan terjun langsung dalam proses perawatan kapal untuk menanggulangi karat pada deek kapal.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (2009) mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.

Terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif yaitu (Bogdan dan Taylor,2009): 1) Metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda. 2) Metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti. 3) Metode deskriptif kualitatif lebih

(34)

peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola- pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian yang di ambilsecara langsung dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Menurut Arikunto (2006) dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Adapun tempat penelitian yaitu selama peneliti melaksanakan praktek layar (Prala) kurang lebih selama 1 tahun di atas kapal yang nantinya di gunakan praktek laut oleh peneliti.

C. Sumber Data Penelitian

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan

(35)

penelitian berlangsung. Sumber data penelitian yang di ambil peneliti adalah dari tempat dimana peneliti melaksanakan praktek layar di atas kapal selama kurang lebih 1 tahun. Di ambil dari pengamatan secara langsung maupun data yang diambil dari orang ketiga. Penelitian di ambil dari meneliti perawatan kapal untuk menanggulangi karat pada deck kapal, meneliti bagaimana keadaan dan bagaimana cara perawatan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi karat sehingga tetap menjaga kualitas pada deck kapal. Adapun sumber data penelitian adalah sebagai berikut: 1) data primer, 2) data sekunder.

Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data asli atau data baru yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung.

Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, dan wawancara yang disesuaikan dengan situasi saat pengamatan serta kondisi yang ada.

Data sekunder merupakan data yang didapat atau dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data disingkat dengan BPS, jurnal buku, laporan dan lain sebagainya.

Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan langkah- langkah pengumpulan data penelitian. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang didapat.

(36)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, informan penelitian merupakan awak kapal di salah satu kapal niaga yang nantinya akan ditempati sebagai tempat melaksanakan praktek kerja laut (PRALA). Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1) teknik wawancara (interview), 2) teknik observasi (pengamatan), 3) teknik dokumentasi.

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh - dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Molleong, 2009) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi karat pada deck kapal tersebaut.

Dan teknik observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. (Joko, 1997) Teknik ini dilakukan untuk mengetahui kendala yang bisa menjadi penyebab atau memicu terjadinya penanggulangan karat terhambat.

Sedangkan teknik dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono, 2009). Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan keadaaan perawatan kapal dari crew untuk menanggulangi karat pada deck kapal.

(37)

E. Teknik Analisis Data

Patton mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan olah data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. (Moleong, 2001) Terdapat langkah-langkah dalam menganalisis data (Moleong, 2001): 1) data yang terkumpul di kategorikan dan dipilah-pilah menurut jenis datanya. 2) Melakukan seleksi terhadap data yang dianggap data inti yang berkaitan langsung dengan permasalahan dan yang hanya merupakan data pendukung.

3) Menelaah, mengkaji, dan mempelajari lebih dalam data tersebut kemudian melakukan interpretasi data untuk mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif ini, analisis data dilakukan semenjak awal penelitian. Pengamatan dilaksanakan di salah satu kapal niaga yang akan dilaksanakan saat PRALA.

(38)

27

(39)

27 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul yaitu “Pengecatan Kapal Untuk Menanggulangi Karat Diatas Kapal MV Sungai Indah”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian diatas kapal MV. SUNGAI INDAH.

MV. SUNGAI INDAH adalah sebuah kapal General Cargo yang dikelola oleh Beribu Gudang SDN.BHD yang berkantor pusat di Room 1, 1st Floor Loreng 1, Brooke Drive Sibu, Serawak, 96000, Malaysia. Berikut Ship Particular MV. SUNGAI INDAH.

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di MV. Sungai Indah, yang jenis kapalnya adalah Kapal general cargo. MV. Sungai indah memiliki data- data kapal sebagai berikut :

SHIP PARTICULAR OF MV. SUNGAI INDAH SHIP NAME : MV. SUNGAI INDAH CALL SIGN : 9 W F G 3

IMO NUMBER : 9291157

GROSS TONNAGE : 1580 T

(40)

N R T : 1.105 T

DWT : 2440 T

L O A : 66 m

BREADTH : 14,18 m

MAX DRAFT : 4.39 m

REGISTER : KUCHING/MALAYSIA

YEAR OF BUILT : 1980

NUMBER OF ENGINE : TWO (2) ENGINE

NAME OF BUILDER : HUNG SENG SHIPBUILDING ENGINE MAKE MODEL : CATERPILLAR / 6PC2-ATE TYPE OF ENGINE : DIESEL

HOUSE POWER ( KW ) : 2200 Kw

OWNER : BERIBU GUDANG SDN. BHD.

TOTAL CREW : 16 CREW INCLUDING MASTER

B. Hasil Penelitian

Dibawah ini merupakan hasil observasi dan pembahasan wawancara yang dilakukan di kapal MV. SUNGAI NDAH selama taruna praktek berlayar adalah sebagai berikut :

1. Penyajian Data

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang penulis dapat diatas kapal, maka penulis dapat mengkaji beberapa temuan penelitian yang berhubungan dengan metode atau cara pengecatan kapal untuk mencegah

(41)

karat diatas kapal MV. SUNGAI INDAH untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Pada saat taruna melaksanakan proses pengecatan bersama bosun dibawah pengawasan mualim 1 sedang mengecat bagian haluan kapal pada tanggal 11 maret 2018 pukul 13.30 waktu setempat. Mualim 3 memperhatikan taruna yang sedang melaksanakan proses pengecatan di haluan dan sesekali menegur taruna saat pengecatan tahap pertama yaitu cat primer kurang merata.

Pada 20 mei 2018 pukul 14.45 waktu setempat, pada saat taruna melaksanakan pengecatan didaerah deck dengan bosun dan diawasi mualim 1, kemudian mualim 1 memerintah taruna untuk mengambil cat deck yaitu cat yang dikhusukan untuk daerah deck. Maka taruna segera mengambil cat deck yang berada di store kemudian langsung mengecat permukaan deck secara merata.

2. Analisis Data

Dari hasil data yang penulis kumpulkan selama praktek laut bisa disimpulkan bahwa pengecatan kapal untuk mencegah karat diatas kapal belum maksimal. Pengumpulan data yang penulis lakukan di atas kapal menggunakan beberapa cara yaitu dengan cara melihat objek penelitian yang ada di atas kapal secara langsung, membaca data-data objek penelitian yang terdapat di kapal, serta melakukan wawancara kepada perwira di tempat penulis melaksanakan praktek.

(42)

Berikut analisa data yang peneliti dapat terhadap rumusan masalah yang ada:

1. Cara pengecatan kapal sesuai tahapan untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Dalam mencegah karat diatas kapal ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efisien, berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis diketahui bahwa ada beberapa metode dan proses pengecatan yang perlu diketahui : 1) pre inspection, 2) surface preparation, 3) paint preparation, 4) paint application.

Pada saat melaksanakan pengecatan diawasi oleh mualim 1 peneliti menanyakan bagaimana cara atau pengecatan di kapal ini.

Kemudian mualim 1 menjelaskan cara pengecatan kapal untuk mendapatkan hasil yang efisien.

Pengecatan yang dilakukan di MV. SUNGAI INDAH ada dua yaitu dengan menggunakan kuas atau roll (konvensional). Cara kerjanya dengan mengolesi badan kapal dengan kuas atau roll.

Sedangkan cara kedua adalah pengecatan dengan menggunakan kompressor (modern). Cara kerjanya dengan kompressor diberi tekanan yang tinggi untuk menyemprotkan cat pada badan kapal.

Taruna juga menanyakan urutan cat apa saja yang dilakukan di kapal ini. Mualim 1 terus menjelaskan lagi.

Di kapal MV Sungai Indah dilakukan pengecatan dengan urutan yang pertama adalah cat dasar selanjutnya dilakukan cat dengan jenis anti korosi dan yang terakhir memaki cat anti fouling yang berguna agar hewan laut seperti bintang laut tidak menempel di kapal.

(43)

Selanjutnya taruna juga menanyakan apa saja proses dari awal sebelum pengecatan. Kemudian Mualim 1 kembali menjelaskan.

Proses yang dilakukan di kapal ini sebelum pengecatan yang pertama tentunya harus dibersihkan dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pengetokan bagian karat sampai bersih, selanjutnya dilakukan proses penghalusan bagian yang sudah di ketok dengan menggunakan brush hingga permukaan rata kemudian bagian yang sudah di brush dibersihkan dari debu bekas pengetokan dan brush, selanjutnya setelah permukaan bersih barulah dimulai proses pengecatan.

Dari jawaban mualim 1 diatas dapat disimpulkan bahwa proses proses pengecatan yang berada di kapal MV Sungai Indah ada dua metode yaitu secara konvensional adalah kuas dan roll, secara modern yaitu dengan menggunakan kompressor. Tahapan pengecatan di kapal MV Sungai Indah yang pertama tentunya harus dibersihkan dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pengetokan bagian karat sampai bersih, selanjutnya dilakukan proses penghalusan bagian yang sudah di ketok dengan menggunakan brush hingga permukaan rata kemudian bagian yang sudah di brush dibersihkan dari debu bekas pengetokan dan brush, selanjutnya setelah permukaan bersih barulah dimulai proses pengecatan lapisan yang pertama adalah caat dasar kemudian dilanjut dengan lapisan kedua yaitu cat anti korosi kemudian lapisan yang terakhir adalah cat anti fouling. Terdapat foto dokumentasi yang penulis ambil selama proses pengecatan dan berada di lampiran dokumentasi.

(44)

2. Cara menggunakan jenis cat yang memiliki jenis fungsi berbeda.

Menggunakan cat dalam proses pengecatan tidaklah mudah karena kita juga harus tau daerah mana yang harus kita cat dan jenis cat apa saja yng cocok dengan daerah tersebut, maka dari itu perlu pembelajaran yang memadai baik teori maupun praktek agar dalam pelaksanaannya proses pengecatan yang kita lakukan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Pada saat taruna sedang melaksanakan proses pengecatan didaerah lambung kapal pada siang hari taruna menanyakan pada bapak Salman syakir sebagai mualim 1 bagaimana cara menggunakan jenis cat yang memiliki jenis fungsi berbeda.

Kemudian mualim 1 menjelaskan jenis cat.

Ada beberapa jenis cat di kapal ini seperti cat pada lapisan pertama yaitu cat primer, cat ini bertujuan menutup pori-pori plat kemudian dilanjut dengan cat anti korosi yang bertujuan agar plat tidak mudah berkarat, kemudian menggunakan cat anti fouling yang bertujuan agar hewan laut tidak menempel, dilajut dengan cat bottop yang memiliki daya korosi yang cukup tinggi dan yang terakhir menggunakan cat top side yang mana cat ini merupakan cat finishing dan warnanya disesuaikan dengan warna kapal.

Kemudian taruna kembali menanyakan cat apa saja yang dilakukan di daerah tertentu. Kemudian mualim 1 kembali menjelaskan.

Memang ada perbedaan jenis cat yang digunakan disetiap titik tertentu seperti di daerah deck biasanya menggunakan cat deck, didaerah jangkar biasanya menggunakan cat bitominious.

Dari penjelasan mualim 1 dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis cat di kapal ini seperti cat primer cat anti fouling, cat

(45)

bottop dan cat finishing. Ada perbedaan cat disetiap titik tertentu seperti daerah deck menggunakan cat deck dan daerah jangkar menggunakan cat bitominious.

Mualim 1 juga menjelaskan cara menghitung jumlah kaleng yang diperlukan saat mengecat contohnya seperti pengecatan daerah top side, yaitu sebagai berikut :

Dengan rumus perhitungan A=2 x H (Loa + 0,5 x B) (m2) Perhitungan A= 2 x H x (Loa + 0,5 x B) = 2764,200 Maka luas total :

Cat AC = 2 kali pengecatan = 2 x 2764,200

= 5528,40 / 10

= 552,84 Cat AF = 1 kali pengecatan = 1 x 2764,200

= 2764,200 / 10

= 276,64

Kebutuhan cat AC dan AF pada kapal MV Sungai Indah pada cat AC + AF = kebutuhan total = 552,84 + 276,42 = 829,26 liter.

Pengecatan daerah top side yakni 8292,6 m2 dengan menghabiskan 829,26 liter cat, untuk 1 kaleng cat besar 20 liter, maka 829 / 20 = 42 kaleng.

C. PEMBAHASAN

1. Pembahasan rumusan masalah pertama.

Dari analisa data tersebut, maka penulis akan membahas rumusan masalah yang telah dituliskan di bab sebelumnya. Penulis akan membahas

(46)

tentang bagaimana cara pengecatan kapal sesuai tahapan dan urutan unruk mendapatkan hasil yang efisien?

a. Proses pengecatan dilakukan dengan dua metode yang pertama dengan metode konvensional yaitu dengan menggunakan kuas dan roll kemudian dengan metode modern yaitu dengan menggunakan kompressor bertekanan tinggi.

b. Pengecatan diatas kapal ada beberapa lapisan seperti lapisan dasar menggunakan cat primer kemudian dilanjut dengan cat anti korosi kemudian yang terakhir dengan menggunakan cat anti fouling.

2. Pembahasan rumusan kedua.

Selanjutnya penulis akan membahas tentang rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana bagaimana cara menggunakan janis cat yang mamiliki jenis fungsi berbeda?

a. Lapisan pertama yaitu cat primer, cat ini bertujuan menutup pori- pori plat kemudian dilanjut dengan cat anti korosi yang bertujuan agar plat tidak mudah berkarat, kemudian menggunakan cat anti fouling yang bertujuan agar hewan laut tidak menempel, dilanjut dengan cat bottop yang memiliki daya korosi yang cukup tinggi dan yang terakhir menggunakan cat top side yang mana cat ini merupakan cat finishing dan warnanya disesuaikan dengan warna kapal.

b. jenis cat yang digunakan disetiap titik tertentu seperti di daerah deck biasanya menggunakan cat deck, didaerah jangkar biasanya menggunakan cat bitominious.

(47)
(48)

34 PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisa data serta pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kegiatan pemeliharaan kapal harus dilakukan secara berkala agar kapal layak untuk berlayar dan dapat memperlancar transportasi laut. Didalam pemeliharaan kapal diantara lainnya yang sangat penting yakni pemeliharaan pengecatan kapal untuk perawatan kapal terhadap korosi yang sangat membahayakan bila diabaikan.

2. Penggunaan cat pada bangunan kapal juga tidak sembarangan, dibutuhkan spesifikasi untuk cat tersebut diantaranya seperti Cat Primer (P) yang merupakan cat dasar dan sebagai lapisan pertama pada permukaan pelat. Cat Anti Corrosion (AC), cat ini mempunyai sifat menahan oksidasi sehingga menahan korosi pada pelat. Cat Anti Fouling (AF) Cat ini mempunyai sifat mengurangi daya tempel dan mematikan binatang laut. Cat Bottop (B/T) Cat Bottop yaitu cat yang mempunyai daya korosif yang tinggi dan merupakan lapisan setelah cat AC. Cat Top Side (T/S) Cat ini dipergunakan untuk cat akhir (finished paint) yang dipergunakan dibagian kapal diatas garis air penuh dan warnanya harus disesuaikann dengan warna kapal. Deck Paint yaitu cat yang dipergunakan untuk mengecat deck.

(49)

B. Saran

1. Melaksanakan perawatan kapal secara rutin sesuai dengan aturan yang sudah berlaku.

2. Kendala-kendala mengenai alat-alat perawatan kapal secara manual seperti, kuas,roll dan secara modern seperti kompresor harus sering di cek agar tidak mengurangi jam kerja karna masih mempersiapkan alat- alat tersebut.

3. Alat-alat seperti roll dan kuas perlu diganti setiap dua kali pemakaian agar hasil yang didapat sesuai yang diharapkan.

(50)

36

Ahmad,arifin (2013). Prosedur keadaan darurat materi darurat, (online), (Slideshare.net/randiramlan/mekanisme-korosi-42719442, Diakses pada tanggal 13 Mei 2017)

Andika,fajar (2009). Pengertian pengecatan, (online), (Bppp-tegal.com, Diakses pada tanggal 10 Mei 2017)

Brown, Kimia Book (2009). Pengertian Korosi. Jakarta : Airlangga

Dsujono (2011). Teknik Pencegahan Karat, (online) Dsujono.blogspot.com/2011/05/korosi-dan-pengendaliannya- pada-lambung.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2017 Fakultas Teknik Kelautan.

Luthfiyah Fitwi. (2011). Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif), (Online), (http://wordpress.com/teknologi- pendidikan/metode-penelitian-kualitatif-sistematika-penelitian- kualitatif.) Diakses pada tanggal 05 Mei 2017

Ramlan,Randi (1978). Diklat Konstruksi Kapal Baja Jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah. Diakses pada 05 Juni 2017

Sugiono (2009). Metode Keamanan Kerja. http://healthsafetyprotection.com/apd- ppe . Diakes pada 13 Juni 2017

Taylor and Bogdan,2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait