• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Pedoman Observasi Penelitian

7. Pengecekan Anggota

Peneliti melakukan diskususi, memeriksa ulang dengan teman yang ikut serta dalam penelitian sebagai anggota peneliti.

Memeriksa keseluruan pekerjaan, penguatan metode, cara analisis dan hasil-hasil penelitiannya, dengan demikian, penelitian dapat terus diperbaiki.

I. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data dan interpretasi data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh, aktifitas dalam analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpualan/verifikasi Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 246) maka dapat diketahui langkah-langkah analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data Merangkum

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009:247).

Pada tahap ini peneliti akan menggolongkan data berdasarkan cara liputannya lalu membaca data kemudian melakukan pemilihan agar data dapat diringkas dan dibuat menjadi sederhana rincian semua data yaitu hasil dari catatan lapangan, hasil wawancara dan catatan dokumentasi data yang tidak relevan akan disortir karena

hanya yang sesuai dengan tema dan pola penelitian data yang terpilih. Dengan demikian, data telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

The most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narativ text Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 249). Hal yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Data yang telah terpilih akan dipaparkan, data tersebut akan diberi kode, data ynag masih berupa catatan lapangan, hasil wawancara, atau catatan dokumentasi akan diubah menjadi data berupa deskripsi atau uraian data.

3. Kumpulan / Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data Kualitatif menurut Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 345) adalah meberikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap peyimpulan ini, kriteria keberhasilan atas upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun melalui senam irama ceria yang diukur dengan pedoman observasi dengan menggunakan ceklis, ceklis dapat menjamin bahwa peneliti mencatat tip-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap penting (Ridwan, 2010:50).

Penelitian ceklis terentang dari berkembang sangat baik skor 4, berkembang sesuai harapan skor 3, mulai berkembang 2, dan belum berkembang. Pedoman observasi terdiri dari satu aspek penelitian penelitian yaitu kemampuan motorik kasar.

4. Analisis Data Kualitatif

Penelitian ini juga mengunakan analisis data kualitatif diperoleh data-data observasi peneliti meningkatka kemampuan motorik kasar anak. Hasil observasi tersebut kemudain dilakukan analisis data secara kualitatif dengan menggunakan persentase meningkatkan kemampuan motorik kasar anak untuk melihat perkembangan pemberian tindakan melalui senam irama terhadap kemampuan kasar anak usia 4-5 tahun di TK Kemala Bayangkari 4.

Analisis data kualitatif sebagai data pendukung merupakan jumlah skor masing-masing anak. Lalu di persentasikan dari rata-rata jumlah seluruh anak, apabila jumlah rata-rata dari seluruh anak tersebut mengalami kenaikan dilihat dari kisi-kisi instrument peningkatan kemampuan motorik kasar anak, maka peneliti dinyatakan berhasil untuk mencapai persentase di gunkan rumus yaitu jumlah siklus sama dengan jumlah semua nilai dibagi dengan jumlah tertinggi dikalikan dengan seratus persen ( Riduwan, 2012:

89).

Jumlah

Skor Tertinggi X 100%

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Hasil Pra Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana kemampuan motorik kasar yang dimiliki oleh anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 4. Selain itu, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas tentang kemampuan motorik kasar anak. Kegiatan observasi dilaksanakan pada tangggal 27 juli 2017.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan mengenai kemampuan motorik kasar pada anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 4 masih belum optimal.

Pada dasarnya anak-anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 4 Serang memiliki kemampuan gerak yang baik. Hal ini terlihat ketika anak bermain, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Anak dengan riang gembira berlari keluar masuk kelas, bermain di perosotan dan menaiki jaring laba-laba dan ada beberapa anak yang hanya duduk berdiam diri di depan kelas. Dalam hal mengkombinasikan gerakan tangan dan kaki secara bersamaan, anak-anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 4

Masih mengalami kesulitan. Hal ini terlihat ketika anak-anak berbaris di depan kelas sambil menyanyikan lagu. Di sini terlihat bahwa anak masih mengalami kesulitan mengkombinasikan tangan dan kaki.

Ketika guru memberikan contoh gerakan berjalan di tempat sambil bertepuk tangan, masih ada anak yang hanya berjalan di tempat namun bertepuk tangan yang tidak sesuai dengan irama dan ada anak yang hanya berdiam diri. Ketika guru memberikan contoh grakan selanjutnya yaitu gerakan tangan di pinggang kemudian membungkukkan badan dan berkeliling 2 kali. Ada anak yang hanya berdiam diri, yang hanya mengikuti gerakan berputar 2 kali dan ada anak yang mengikuti gerakan namun masih tidak sesuai dengan irama.

Gambar 4.1

Suasana Kegiatan Berbaris di Halaman (Foto: Siti Aisah, 27 juli 2017)

Berdasarkan hasil observasi kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten pada saat pra penelitian adapun nilai terendah adalah 17% dan nilai tertinggi adalah 60%

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Diagram 4.1

Data Hasil Observasi Pra Tindakan Anak Usia 4-5 Tahun

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa kemampun motorik kasar 2 dari jumlah 15 anak masih dalam keadaan rendah Perkembangan kemampuan motorik kasar 11 anak berada di skala mulai berkembang, skala ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Hal ini didukung pula dalam catatan lapangan dan catan dokumentasi pada saat observasi pra penelitian (CL1). Berdasarkan data-data yang telah diuraikan di atas, maka peneliti melakukan refleksi, tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus I Pada penelitian ini dilakukan satu siklus, terdapat 8 kali pertemuan.

2. Hasil Penelitian Siklus I a. Tindakan ke 1

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempesiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:

1) Melakukan kolaborasi dengan guru 2) Membuat rencana kegiatan harian (RKH)

3) Mempersiapkan gerakan dan irama musik yang akan digunakan

4) Mempersiapkan media belajar yang dibutuhkan

5) Membuat name tag untuk memudahkan proses penilaian.

6) Mempersiakan lembar obsevasi untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak

7) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikna kegiatan.

2. Tindakan dan observasi

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 Agustus 2017. Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran ada psiklus I pertemuan pertama sebanyak 15 anak. Berikut merupakan gambaran penelitian tindakan kelas pada pertemuan pertama. Anak-anak kelompok A dan kelompok B berbaris di halaman setelah mendengar bunyi bel tepat pukul 07.30 WIB.

Kegiatan dimulai dengan bernyanyi “pagi-pagi ke sekolah” sambil bertepuk tangan dilanjutkan dengan jargon TK Kemala Bhayangkari 4 untuk membakar semangat anak.

Jam 08.00 anak-anak mulai masuk kelas kemudian guru dan anak bernyanyi ABC, berhitung 1-10 dan kegiatan pertama di dalam kelas dimulai kegiatan pertama yaitu senam irama ceria, Pertama kali guru menyerahkan kegiatan senam kepada peneliti, kemudian peneliti mengingatkan gerakan senam kepada anak.

peneliti memperagakana gerakan senam di depan anak-anak.

Anak-anak menirukan gerakan yang dilakukan peneliti. Semua anak bersemangat mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti. Setelah diingatkan akan gerakan senam, peneliti

mengajak anak untuk melakukan kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Peneliti memberikan contoh gerakan yang dimulai dari sikap siap, tangan direntangkan, jalan di tempat tangan direntangkan, gerakan jalan di tempat dan tangan dipinggang, gerakan menganyunkan 2 tangan dan kaki jalan di tempat, gerakan berjalan maju dan mundur di garis lurus, gerakan, tengkleng kepala ke kiri dan ke kanan, tangan dipinggang, kaki berjalan di tempat, gerakan melangkah 2 kali ke kanan dan ke kiri, gerakan telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tangan”, kaki kanan melangkah ke kiri dan ka nan 2 kali, gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali, memutarkan 2 tangan di depan dada, gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat,menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara bersamaan, gerakan “ burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 langkah, gerakan melompat seperti katak 2 kali, gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan dijadikan satu dan diletakan di pipi kanan, di pipi kiri dengan kaki melangkah ke kanan dan kiri, gerakan tangan dimiringkan ke atas secara bergantian, gerakan menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan ke atas dan ke bawah secara perlahan-lahan. peneliti memberikan contoh di depan anak-anak. Dengan antusias anak berusaha mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti.

Namun masih bnayak anak yang belum mampu menggerakan memutar tangan di depan dada sambil maju dan mundur, ada anak ynag hanya memutar tangan saja , melompat seperti katak ada anak yang hanya mampu melompat sekali dan kemudian menyenggol temannya. Setelah selesai peneliti dan anak bertepuk tangan untuk memberikan apresiasi. Anak-anak terlihat senang mengikuti kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Guru meminta anak untuk duduk dan minum untuk mengembalikan tenaga yang terkuras setelah tenaga anak sudah kembali, anak di siapkan untuk melakukan kegiatan senjutnya seperti biasa.

Gambar 4.2

Suasana Kegiatan senam irama di Halaman (Foto: Siti Aisah, 1 Agustus 2017)

3. Refleksi

Setelah melakukan tindakan pertama, peneliti dan kolabrator mendiskusikan hasil yang menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 pada siklus I mengalami peningkatan jika pada pra tindakan mencapai 17%, maka pada pertemuan ke-1 siklus I

ini meningkat ke 29%. Pada tindakan ke-1 ini kemampuan motorik kasar anak mulai berkembang, dimana anak mampu berjalan di tempat, dan merentangkan tangan.

b. Tindakan ke 2 1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempesiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tahap perencanaan (Planning), pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:

1. Melakukan kolaborasi dengan guru 2. Membuat rencana kegiatan harian (RKH)

3. Mempersiapkan gerakan dan irama musik yang akan di gunakan 4. Mempersiapkan media belajar yang dibutuhkan

5. Mempersiakan lembar obsevasi untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak

6. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikna kegiatan.

2) Tindakan dan observasi

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Agustus 2017 jumlah anak yang mengikuti kegiatan senam pada pertemuan kedua siklus pertama ini berjumlah 15 anak. Bel tanda berbaris berbunyi tepat pukul 07.30 WIB. Seperti biasanya anak-anak kelompok A dan B berbaris di depan kelas guru menerangkan tema kepada anak dan menyebutkan anggota tubuh menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan Inggris.

Kegiatan selanjutnya bernyanyi bersama lonceng berbunyi

kemudian berbaris rapih dan anak diminta berhitung 1-10 sebelum masuk kelas.

Pukul 08.00 anak-anak masuk kalas dan kegiatan di dalam kelas dimulai kegiatan pertama di hari kedua penelitian adalah senam irama ceria. Kegiatan senam diawali dengan meminta anak-anak berbaris, kemudian guru meminta anak untuk merentangkan tangan agar tidak saling bersentuhan ketika senam.

Setelah semua anak berbaris dan merentangkan tangan guru menyerahkan keada peneliti untuk kegiatan senam dimulai.

Fokus gerakan pada pertemuan kedua adalah mampu jalan di tempat, mampu menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara berasamaan, gerakan melangkah maju dan mundur, kaki ke kanan dan kiri kemudian tangan di pinggang.

Kemudian. peneliti memperagakana gerakan senam di depan anak-anak. Anak-anak menirukan gerakan yang dilakukan peneliti. Semua anak bersemangat mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti.

Setelah diingatkan akan gerakan senam, peneliti mengajak anak untuk melakukan kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Peneliti memberikan contoh gerakan yang dimulai dari sikap siap, tangan direntangkan, jalan di tempat tangan direntangkan, gerakan jalan di tempat dan tangan dipinggang, gerakan menganyunkan 2 tangan dan kaki jalan di tempat, gerakan berjalan maju dan mundur di garis lurus, gerakan, tengkleng kepala

kekiri dan kekanan, tangan dipinggang, kaki berjalan di tempat, gerakan melangkah 2 kali kekanan dan kekiri, gerakan telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tangan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kekanan 2 kali, gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali, memutarkan 2 tangan di depan dada, gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat,menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara bersamaan, gerakan “burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 langkah, gerakan melompat seperti katak 2 kali, gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan di jadikan satu dan di letakan dipipi kanan, dipipi kiri dengan kaki melangkah kekanan dan kekiri, gerakan tangan di miringkan ke atas secara bergantian, gerakan menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan ke atas dan ke bawah secara perlahan-lahan. peneliti memberikan contoh di depan anak-anak.

Dengan antusias anak berusaha mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti namun ada anak yang hanya mampu berjalan di tempat, ketika gerakan melompat dan bertepuk tangan anak hanya mengikuti gerakan melompat saja. Peneliti memberikan contoh secara langsung dan interaksi secara lisan. Kegiatan senam di tutup dengan tepuk tangan.

Gambar 4.3

Suasana Kegiatan Berbaris di Halaman (Foto: Siti Aisah, 2 Agustus 2017)

1)Refleksi

Setelah melakukan tindakan kedua, peneliti dan kolabrator mendiskusikan hasil yang menunjukan bahwa pada pertemuan kedua tindakan kedua siklus I mengalami peniingkatan jika pada tindakan pertama mencapai 29%, maka pada pertemuan kedua siklus I ini meningkat ke 30%, Kendala yang dihadapi peneliti adalah kegiatan senam yang belum berjalan tertib karena anak masih terlalu bersemangat menggerakan badan dengan diiringi musik sehingga ketika peneliti sedang memperagakan gerakan senam anak juga ikut bergerak bebas mengikuti irama musik.

c. Tindakan ke 3 1) perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempesiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tahap perencanaan (Planning), pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:

1. Melakukan kolaborasi dengan guru 2. Membuat rencana kegiatan harian (RKH)

3. Mempersiapkan gerakan dan irama musik yang akan di gunakan 4. Mempersiapkan media belajar yang dibutuhkan

5. Mempersiakan lembar obsevasi untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak

6. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikna kegiatan 2) Tindakan dan Observasi

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 3 Agustus 2017, jumlah anak yang mengikuti kegiatan senam irama pada pertemuan ketiga siklus I sebanyak 15 anak berikut gambaran kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I pertemuan ketiga. Fokus gerakan pada pertemuan ketiga adalah berdiri dan tangan direntangkan, mampu jalan di tempat, gerakan melangkah maju dan mundur, tangan dipinggang, gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali.

Pukul 08.00 anak-anak masuk kelas dan duduk dibangku masing-masing kemudian guru dan anak bernyanyi ABC, berhitung 1-10 menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris kemudian kegitatan pertama yaitu senam irama ceria. Kemudian peneliti mengingatkan gerakan senam kepada anak. peneliti memperagakana gerakan senam di depan anak-anak. Anak-anak menirukan gerakan yang dilakukan peneliti. Semua anak bersemangat mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti.

Setelah diingatkan akan gerakan senam, peneliti mengajak anak untuk melakukan kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Peneliti memberikan contoh gerakan yang dimulai dari sikap siap, tangan direntangkan, jalan di tempat tangan direntangkan, gerakan jalan di tempat dan tangan dipinggang, gerakan menganyunkan 2 tangan dan kaki jalan di tempat, gerakan berjalan maju dan mundur di garis lurus, gerakan, tengkleng kepala kekiri dan kekanan, tangan dipinggang, kaki berjalan di tempat, gerakan melangkah 2 kali kekanan dan kekiri, gerakan telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tangan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kekanan 2 kali, pada saat gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali ada anak yang hanya berdiam diri dan memperhatikan gerakan yang sedang di contohkan oleh peneliti. Dan ada yang mengikuti gerakan melangkah kekiri dan kekanan saja, memutarkan 2 tangan di depan dada, gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat,menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara bersamaan, gerakan “burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 langkah, gerakan melompat seperti katak 2 kali, gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan di jadikan satu dan di letakan dipipi kanan, dipipi kiri dengan kaki melangkah kekanan dan kekiri, gerakan tangan di miringkan ke atas secara bergantian, gerakan menghirup udara

dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan ke atas dan ke bawah secara perlahan-lahan. peneliti memberikan contoh di depan anak-anak. Dengan antusias anak berusaha mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti. Setelah selesai peneliti dan anak bertepuk tangan untuk memberikan apresiasi. Anak-anak terlihat senang mengikuti kegiatan senam dengan diiringi irama musik, Kegiatan senam di akhiri dengan tepuk tangan.

Gambar 4.4

Suasana Kegiatan Senam di Halaman (Foto: Siti Aisah, 3 Agustus 2017)

3)Refleksi

Setelah melakukan tindakan kedua, peneliti dan kolabrator mendiskusikan hasil yang menunjukan bahwa pada pertemuan ketiga siklus I mengalami peniingkatan menjadi 35% Kendala yang dihadapi peneliti adalah anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali.

d. Tindakan ke 4 1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempesiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tahap perencanaan (Planning), pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagi berikut:

1. Melakukan kolaborasi dengan guru 2. Membuat rencana kegiatan harian (RKH)

3. Mempersiapkan gerakan dan irama musik yang akan di gunakan 4. Mempersiapkan media belajar yang dibutuhkan

5. Mempersiakan lembar obsevasi untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar anak

6. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikna kegiatan 2) Tindakan dan Observasi

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 8 Agustus 2017, jumlah anak yang mengikuti kegiatan senam irama pada pertemuan ketiga siklus I sebanyak 15 anak berikut gambaran kegiatan penelitian tindakan kelas. Fokus gerakan pada pertemuan keempat adalah gerakan telapak tangan memutar seperti sedang

“mengelap kaca satu tanagan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali, mampu melakukan gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat, mampu menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara berasamaan.

Pukul 08.00 anak-anak masuk kelas dan duduk dibangku masing-masing kemudian guru dan anak bernyanyi ABC,

berhitung 1-10 menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris kemudian kegitatan pertama yaitu senam irama ceria. Pertama kali guru menyerahkan kegiatan senam kepada peneliti, kemudian peneliti mengingatkan gerakan senam kepada anak. peneliti memperagakana gerakan senam di depan anak-anak. Anak-anak menirukan gerakan yang dilakukan peneliti. Semua anak bersemangat mengikuti gerakan yang dilakukan oleh peneliti.

Setelah diingatkan akan gerakan senam, peneliti mengajak anak untuk melakukan kegiatan senam dengan diiringi irama musik. Peneliti memberikan contoh gerakan yang dimulai dari sikap siap, tangan direntangkan, jalan di tempat tangan direntangkan, gerakan jalan di tempat dan tangan dipinggang, gerakan menganyunkan 2 tangan dan kaki jalan di tempat, gerakan berjalan maju dan mundur di garis lurus, gerakan, tengkleng kepala kekiri dan kekanan, tangan dipinggang, kaki berjalan di tempat, gerakan melangkah 2 kali kekanan dan kekiri, gerakan telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tangan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kekanan 2 kali, gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali, memutarkan 2 tangan di depan dada, gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat, menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara bersamaan, gerakan “burung terbang”

tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 langkah, gerakan melompat

seperti katak 2 kali, gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan di jadikan satu dan di letakan dipipi kanan, dipipi kiri dengan kaki melangkah kekanan dan kekiri, gerakan tangan di miringkan ke atas secara bergantian, gerakan menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan ke atas dan ke bawah secara perlahan-lahan. Kegiatan senam di akhiri dengan salam dan tepuk tangan.

Gambar 4.5

Suasana Kegiatan Senam di Halaman (Foto: Siti Aisah, 8 Agustus 2017) 3) Refleksi

Setelah melakukan tindakan keempat peneliti dan kolabrator mendiskusikan hasil yang menunjukan bahwa pada pertemuan keempat tindakan keempat siklus I mengalami peniingkatan 36%

Kendala yang dihadapi peneliti adalah fokus perhatian peneliti terpecah karena ada beberapa anak yang bersenggolan sehingga anak yang lain mengikuti dan sengaja bersenggolan dengan temannya, ada anak yang hanya mengikuti gerakan telapak tangan

memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tanagan” saja dan hanya ada anak yang hanya mengikuti gerakan kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali, dan masih ada anak yang masih kesulitan mengikuti gerakan mengangkat bahu secara bergantian

memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tanagan” saja dan hanya ada anak yang hanya mengikuti gerakan kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali, dan masih ada anak yang masih kesulitan mengikuti gerakan mengangkat bahu secara bergantian

Dokumen terkait