• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAKAN SENAM IRAMA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAKAN SENAM IRAMA SKRIPSI"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)

Bhayangkari 4 Serang-Banten 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Pendidikan

Oleh : SITI AISAH

2228130754

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017

(2)
(3)
(4)

iii Assalamua’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehngga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Gerakan Senam Irama Pada Anak Usia 4-5 Tahun (Penelitan Tindakan Di TK Kemala Bhayangkari 4)”. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Serata-I (SI) Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Kegurauan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Agaeng Tirtayasa.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis dimaas yang akan datang.

Begitu banayak bimbingan, bantuan maupuan dorongan yang penulis peroleh selama meyusun skripsi ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyucapkan terimakasih yang sebesar-besarnnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Drs. H. Suherman, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Atin Fatimah, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini.

4. Alis Triena Permanasari, S.Sn., M.Pd. Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi, yang selalu bersedia meluangkan waktu dan sabar dalam memberian saran atau bimbingan.

5. Fahmi, S.Pd.I., M.Pd Dosen Pembimbinng II dalam penyusunan skripsi yang telah membantu penyempurnaan skripsi.

(5)

iv

Tirtayasa yang telah memberikan sumbangsih ilmu pegetahuannya, baik ketika masih pada proses perkuliahan maupun saat penulis menyusun skripsi ini.

7. Ibu Kepala Sekolah dan Segenap Dewan Guru TK Kemala Bhayangkari 4 yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.

8. Ayahhanda Emi.S dan Ibunda Fatimah, tercinta yang tidak pernah lelah dalam mendidik dan Kakanda Asep Suryadi serta Adinda Ita Puspita Sari Tercinta yang selalu mengingatkan dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan sekripsi ini terimakasih atas dukungan dan do’a yang diberikan.

9. Sahabat tercinta Asep Sefuloh, Anis Ristiani yang selalu memberikan motivasi, sahabat seperjuangan Suci Wulandari, Febriani Lubis, Siti Maria Ulfah, Eneng Jumawati, Fifih Defitasari dan teman-teman seperjuangan PG-PAUD khususnya kelas A 2013 terima kasih telah membantu penulis selama masa perkuliahan dan waktu-waktu yang telah dilewati bersama.

Demikian ucapan terimakasih saya, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan mereka dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Serang, 6 Desember 2017

Siti Aisah

(6)

xvi

Anak Usia Dini (PG-PAUD). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten dapat dikatakan masih rendah hal ini bisa dilihat dari kurang mampunya anak dalam mengkoordinasikan gerakan kaki dan tangan, melompat dan bertepuk tangan, memiringkan kepala kekiri dan kekanan, melangkah kekiri dan kekanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (PT) yang di rancang dalam siklus berulang. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, pada siklus I sebanyak 8 kali tindakan dan pada siklus II sebanyak 2 kali tindakan. Dengan kriteria yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan dan kesepakatan kolabolator sebesar 60%. Subjek penelitian terdiri dari 15 anak di TK Kemala Bhayangkari 4 yang berlokasi di kota Serang-Banten. Desain interfensi tindakan/rancangan siklus penelitian ini meliputi tahap-tahap: a) perencanaan, b) tindakan c) pengamatan d) rafleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dan catatan dokumentasi.

Analisis data diperoleh dari hasil perbandingan antara kemampuan motorik kasar anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Hasil penelitian menunjukan dari pra penelitian yaitu 17%, kemudian setelah melaksanakan tindakan siklus I menunjukan persentase peningkatan kemampuan motorik kasar sebesar 40%, selanjutnya hasil yang diperoleh setelah malaksanakan tindakan pada siklus II menunjukan persentase peningkatan kemampuan motorik kasar sebesar 90%. Dengan demikian kemampuan motorik kasar anak meningkat dan berada pada taraf berkembang sangat baik. Dari hasil tersebuut maka dapat disimpulakan, bahwa melalui kegiatan senam irama ceria dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten.

Kata Kunci: Kemampuan Motorik Kasar, Kegiatan Senam Irama Ceria Anak Usia 4-5 Tahun.

(7)

xvii

Department of Teacher Education Early Childhood Education (PG-PAUD).

Faculty of Teacher Training and Education. University of Sultan Ageng Tirtayasa.

This study aims to improve the gross motor skills of children in group A in kindergarten Kindergarten Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten can be said is still low this can be seen from the lack of ability of children in coordinating the movement of the feet and hands, jumping and clapping, tilt the head left and right, step left and right. The type of research used is action research (PT) which is designed in a recurring cycle. In this research consists of two cycles, in cycle I as much as 8 times action and on cycle II as much as 2 times action.

With the criteria used as a measure of the success of the action and agreement kolabolator by 60%. The subjects consisted of 15 children in Kemala Bhayangkari 4 kindergarten located in Serang-Banten city. The design of action interventions / design of this research cycle includes the stages: a) planning, b) action c) observation d) rafleksi. Techniques of collecting data through observation, field notes, interviews and documentation records. Data analysis was obtained from the result of comparison between rough motor abilities of children before and after action. The result of the research shows that from the pre-study that is 17%, then after performing the action of cycle I shows the percentage of gross motor skills increase by 40%, then the results obtained after the action in cycle II show the percentage increase in gross motor ability by 90%. Thus the rough motor abilities of children increase and are at a very good developing stage. From the results tersebuulakan it can be concluded, that through the activity of rhythmic ceramic cheerful can increase motor abusive ability of group A children in TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten.

Keywords: Rough Motor Capability, Gymnastics Rhythmic Activity Ages 4-5 Years Old.

(8)

v

LMBAR PERNYATAAN ………...………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………..… ii

PRAKATA……… iii

DAFTAR ISI ………..….…. v

DAFTAR BAGAN ……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……….. x

DAFTAR TABEL ……….……….……… xii

DAFTAR DIAGRAM ……….……... xiii

DAFTAR GRAFIK ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

ABSTRAK ………. xvi

ABSTRACT ………... xvii

BAB I PENDAHULAUN

A. Latar Belakang ……….………1

B. Rumusan Penelitian ………...……….…..…6

C. Tujuan Penelitian ………..6

D. Kegunaan Hasil Penelitian ………...………...…..7

E. Sistematika Penulisan ………...…………...….7

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori 1. Pengetian Anak Usia Dini………...…..….10

2. Pengertian Motorik Kasar 4-5 Tahun ………..………..…....…11

3. Tujuan Perkmbangan Motorik kasar ……….………...…...16

4. Karakteristik Perkembangan Motorik 4-5 Tahun ………...…..….18

(9)

vi B. Senam Irama

1. Pengertian Senam Irama ………...……...……..……….22

2. Karakteristik Gerak Dasar Senam Irama ……….…………...….…...…23

3. Model Pembelajaran Senam Irama Ceria ………...…24

C. Penelitian Yang Relevan ……….…...27

D. Kerangka Berfikir ……….……….30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian ……….………...…….. 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……….….32

C. Prosedur Penelitian Tindakan ……….…………..33

1. Pra Tindakan……….…...………..……….….…...34

a. Observasi ………..………..………….……...34

b. Revleksi ………..…………....34

2. Tindakan Siklus I ………..……….………….……..34

a. Perencanaan Tindakan ………...………….………..……….…34

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi……….……….…..…….36

c. Refleksi ………..………..………..38

3. Tindakan Siklus II ………..……….……...…...39

a. Perencanaan Tindakan ………...………39

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi……….……39

c. Refleksi………...………...…………..42

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ……….………..……….………42

E. Sumber Data ………..………..……..42

F. Teknik Pengumpulan Data…………..……….…….……….………43

G. Pedoman Observasi Penelitian ……….……….………45

1. Definisi konseptual……….……….………..……….45

2. Definisi Oprasional ……….………..………45

(10)

vii

3. Triagulasi ………..………... 52

4. Analisis Kasus Negatif………...……….…..52

5. Penegcekan /Diskusi Teman Sejawat………...………...……..…52

6. Kecukupan Referensial……….………...…..……52

7. Pengecekan Anggota ………..………..……53

I. Teknik Analisis Data ……….…..…….53

1. Reduksi Data ………...…….53

2. Penyajian Data………...…..….….54

3. Kesimpulan / Verivikasi ………..………...………54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ……….……….……….. 56

1. Hasil Pra Penelitian ………..……….56

2. Hasil Penelitian Siklus I……….………….…...………58

3. Hasil Penelitian Siklus II ………..……….…………....84

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ………...….………..….91

1. Perpanjangan Keikutsertaan …………..……….………...91

2. Ketekunan Pengamatan ………..……….……..…91

3. Triagulasi ……….…….…….92

4. Pengecekan / Diskusi Teman Sejawat ………..……….92

C. Analisis Data ……….…...………93

1. Proses Penerapan Senam Irama Ceria ………93

a. Reduksi Data ………...……….…...93

b. Penyajian Data ……….95

c. Kesimpulan ………..……95

2. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang …...………..97

a. Data Kualitatif ……… 97

(11)

viii

b. Data kuantitatif ……….……….100

D. Pembahasan ………..…..………..…114

1. Proses Penerapan Metode Senam Irama Ceria ………...…..115

2. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Seran ………..………...…116

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ………..……….….. 118

B. Implikasi ………..………119

C. Saran ………..………..………119

DATAR PUSTAKA ……….………...……..120

LAMPIRAN ……….……….…...….122

(12)

ix

Bagan 3.1 Model Spiral Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart ………...33

(13)

x

Gambar 4.1 Suasana Kegiatan Berbaris Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

27 Juli 2017)………...….……….……57 Gambar 4.2 Suasana Kegiatan Senam Irama Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

1, Agustus 2017)……….………...………..….61 Gambar 4.3 Suasana Kegiatan Berbaris Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

2 Agustus 2017)………..….65 Gambar 4.4 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

3 Agustus 2017)………...………...……71 Gambar 4.5 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

8 Agustus 2017)………...…....74 Gambar 4.6 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman ((Foto: Siti Aisah,

9 Agustus 2017) ………...……..……77 Gambar 4.7 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

9 Agustus 2017) ………..……80 Gambar 4.8 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

10 Agustus 2017) ………..………..………83 Gambar 4.9 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

14 Agustus 2017) ………..………..………87 Gambar 4.10 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

15 Agustus 2017) ……….………...………87 Gambar 4.11 Suasana Kegiatan Senam Di Halaman (Foto: Siti Aisah,

24Agustus 2017) ………..………90 Gambar 4.12 Proses Metode Senam Irama Ceria ………...………..………..……95 Gambar 4.13 Kemampuan Motorik Kasar Saat Diterapkan Metode Senam

irama Ceria……….……….99

(14)

xi

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan ……….32 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Siklus I ………..……….32 Tabel 3.3 Rencana Tindakan Siklus II Ini Sama Halnya Dengan Siklu I……….33 Tabel 3.4 Ketentuan Intensitas Skor Motorik Kasar ……….…..46 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Peningkatan Kemampaun

Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Senam

Irama Ceria ………..………..……….. 47 Tabel 3.6 Instrumen Pedoman Observasi ………….……….…...48 Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ……….………....50 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Guru Kelas Pra Tindakan ……….…………....50 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Kelas Pasca Tindakan ……….…50

(15)

xii

Diagram 4.1 Data Hasil Observasi Kemampuan Nilai Moral Anak Usia

4-5 Tahun Kelompok A Pra Tindakan ………...…..……..58 Diagram 4.2 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Tindakan

1 s/d 8 Pada Siklus I ………84 Diagram 4.3 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Tindakan

1 dan 2 Pada Siklus II ……….…91 Diagram 4.4 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia

4-5 Tahun Pra Tindakan …………..……….…101 Diagram 4.5 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia

4-5 Tahun Siklus I ………..…….….102 Diagram 4.6 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak

Kelompok A Siklus II ……….…………..…….…...103 Diagram 4.7 Data Hasil Penelitian Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar

Melalui Metode Senam Irama Ceria di Tk Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten………….………..………….104

(16)

xiii

Grafik 4.1 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar

Pada Subjek Tor …………...………...………105 Grafik 4.2 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar

Pada Subjek Abm ………..………..………..…...105 Grafik 4.3 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Azz ……..……….………...106 Grafik 4.4 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Arl ……….……….…….107 Grafik 4.5 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Ask ………...……….……...107 Grafik 4.6 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar

Pada Subjek Vik ……….……….….108 Grafik 4.7 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Raf ………...……….109 Grafik 4.8 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Jov………...……….…………...109 Grafik 4.9 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Fi ……….………..…….……..109 Grafik 4.10 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Adys………...111 Grafik 4.11 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Zah ………..….111 Grafik 4.12 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Saf …….………...….112 Grafik 4.13 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

Pada Subjek Sof ……….…..…112 Grafik 4.14 Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar

(17)

xiv

(18)

xv

Halaman

Lampiran A Administrasi Penelitian ……… 122

Lampiran B RPPM dan RPPH ……….… 124

Lampiran C Catatan Lapangan, Catatan Dokumentasi, dan Catatan Wawancara ………..… 146

Lampiran D Instumen Pengambilan Data ………... 173

Lampiran E Rekapitulasi Data ……… 179

Lampiran F Profil Sekolah ………..…… 190 Biografi Peneliti

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak sebagai manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tau terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah- olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egoisentris, memilki rasa ingin tau secara alamiah merupakan makhluk sosial, unik, kaya akan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan masa yang paling potensi untuk belajar.

Periode keemasan merupakan masa dimana otak anak megalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode ini hanya berlangsung pada anak usia dini, yaitu 0-6 tahun. Masa keemasan pada anak ini tidak dapat dilewatkan begitu saja, karena hanya terjadi sekali dalam hidup anak. Selain itu, masa keemasan anak ini tidak dapat diulang kembali dalam hidupnya. Stimulasi-stimulasi yang diperoleh anak pada masa ini akan sangat berguna bagi kelangsungan hidup di masa mendatang.

Peran penting (orang tua, guru dan orang dewasa ini) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak usia dini, upaya

(20)

pengembangan harus dilakukan kegiatan bermain sambil belajar. Beberapa hal yang perlu diingat adalah bahwa masa anak-anak adalah masa peka untuk menerima berbagai macam stimulus dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari. Masa anak-anak juga masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, mengekspresikan perasaan.

Menurut UU No.20 Tahun 2003, pendidikan anak uisa dini( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan pormal, nonformal, maupun informal misalnya TK, B, TPA, POS PAUD dan lembaga lain yang sederajat. Program pendidikan anak usia dini diharapakan dapat mempasilitasi perkembangan anak secara optimal.

Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama dan beberapa anak yang mengalami pertumbuhan secara cepat, tetapi ada yang mengalami keterlambatan. Anak juga mengalami perubahan fisik secara proposional, anak mengalami perubahan fisik menuju proporsi yang serasi. Perubahan proporsi tubuh mempunyai irama pertumbuhan sendiri, seiring dengan

(21)

perkembangan fisik yang beranjak matang. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan yaitu aspek fisik motorik. Perkembangan fisik berkaitan erat dengan motorik, perkembangan motorik kasar tersebut mulai berjalan dahulu sebelum motorik halus berkembang. Perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik, Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya, masa ini ditandai dengan kelebihan aktivitas.

Anak cenderung menunjukan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah, oleh karena itu masa ini merupakan masa yang ideal untuk belajar menggambar, melukis, berenang,dan senam.

Coughlin (Sumantri, 2005: 104-105) berpendapat perkembangan motorik kasar pada anak usia dini yang meliputi, a) berdiri di atas satu kaki selama 10 detik, b) berjalan lurus pada satu garis lurus, c) berjalan mundur, d) melompat ke depan 10 kali, e) melompat ke belakang sekali, f) mengkap bola yang dilemparan dengan 2 tangan kurang lebih sejauh 2 meter.

Dampak langsung ketidakmampuan anak dalam melakukan kegiatan fisik motorik, khususnya motorik kasar akan menimbulkan kurang percaya diri, koordinasi gerak yang tidak sempurna, obesitas, dan kurang konsentrasi. Hal ini bertentangan dengan program pengembangan keterampilan motorik. Berdasarkan observasi awal di TK Kemala Bayangkari 4, menunjukkan bahwa aspek kemampuan motorik kas ar rendah s ebes ar 17%. Perkembangan motorik kasar kelompok A di TK Kemala Bayangkari 4 belum mampu melakukan kolaborasi tangan dan

(22)

kaki, mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi, melompat ke depan, berjalan maju pada satu garis lurus, dan melompat dengan satu kaki, pada kegiatan meloncat dengan satu kaki anak belum bisa menjaga kekuatan kaki, keterampilan melompat kedepan, dan kolaborasi gerak tangan masih mengalami kesulitan, kebanyakan anak belum menekukkan lutut secara maksimal pada saat melompat, dalam mengkolaborasikan gerakan kaki dan tangan anak mengalami kesulitan.

Kegiatan senam irama di TK Kemala Bayangkari 4 sudah menjadi kegiatan rutin dilaksanakan, kegiatan senam yang di lakukan satu kali dalam seminggu dalam waktu 10 menit dan diikuti oleh seluruh anak dan guru sangat kurang efektif untuk menstimulasi perkembangan fisik motorik anak. Mengingat anak TK mengalami peroses pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah yang sangat pesat, dibandingkan dengan usia berikutnya maka, sudah seharusnya anak TK memperoleh pembinaan yang tepat guna pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhannya.

Syarifudin dan Muhadi (1993: 117) berpendapat bahwa senam irama adalah perpaduan antara berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya. Misalnya irama, ketukan, tepukkan, nyanyian, musik dan sebagainya. Keindahan bentuk-bentuk gerakan,menciptakan variasi gerakan, dan kombinasi antara berbagai bentuk gerakan dengan irama.

Senam irama merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, gerakan diiringi musik sehingga anak dapat menggerakkan seluruh anggota badannya, gerakan yang di lakukan harus sesuai dan

(23)

selaras dengan irama yang mengiringinya agar gerakan yang dilakukan terlihat serasi dan dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 4 dapat dilakukan dengan kegiatan senam irama ceria yang sederhana dan gerakan senam dibuat oleh peneliti seperti anak menirukan gerakan melompat seperti “ katak”, menirukan gerakan “burung terbang”, dengan menggunakan musik yang sering di dengar oleh anak, kegiatan senam irama akan lebih menyenangkan, gerakan yang digunakan dalam kegiatan senam irama menggunakan gerakan sederhana dan di sesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak yang dapat menigkatkan kemampuan otot-otot besar anak sehingga, kemampuan anak dapat berkembang. Melalui senam irama anak dapat terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas fisik yaitu bermain dan berolahraga yang dilakukan secara terencana. Melalui kegiatan senam irama ini, diharapkan kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang dengan optimal.

Dengan melakukan gerakan yang sederhana, otot-otot anak akan berkembang dan kemampuan motorik kasarnya berkembang dengan optimal. selain itu, anak akan merasa senang karena musik yang dipergunakan dalam kegiatan senam adalah musik yang sering anak-anak dengar.

Oleh sebab itu dalam penellitian tindakan kelas ini penulis ingin mengangkat judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

(24)

Kegiatan Senam Irama Pada Anak Kelompok A TK Kemaala Bhayangkari 4 Serang-Banten“ dengan adanya senam irama ceria diharapkan anak-anak merasa senang dan dapat mengikuti gerakan senam sehingga perkembangan motorik kasarnya dapat berkembang dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran senam irama dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten?

2. Apakah dapat ditingkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten dengan senam irama ceria?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan kegiatan senam irama dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten

(25)

2. Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten dengan senam irama ceria?

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan dicapai, maka penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan dalam pendidikan. Adapun kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai adalah sebagi berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan senam irama.

2. Bagi peneliti, dapat meningkatkan wawasan mengenai upaya peningkatan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan senam irama di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten.

3. Bagi pendidik, dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan mengenai upaya peningkatan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan senam irama dalam proses pembelajaran di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi inin terdiri dari lima bab adapun rangkuman pembahasaan sebagai berikut:

(26)

BAB I Pendahuluan.

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teoritis

Kerangka Berfikir dan Penulisan Yang Relevan Pada bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka, kerangka berfikir dan penelitian yang relavan.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini membahas mengenai metodologi penellitian yang digunakan, penelitian ini yakni menggunakan penelitian tindakan kelas( PTK), tempat waktu penelitian, prosedurpenelitian tindakan, kriteriakeberhasilan tindakan, sumber data teknik pengumpulan data, pemeriksaan keabsahaan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasaan

Pada bab ini membahas mengenai penjabaran tentang pertanyan-pertanyaan yang dirimuskan masalah yang dapat dari penelitian yang telah dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.

(27)

BAB V Kesimpulan, Implementasi Dan Saran

Pada bab ini membahas tentang kesimpulang yang telah dilkukan penuli dan sebagai rekomendasi sumbangan pemikiran sebagai peneliti lebih lanjut,

(28)

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat, anak usia dini berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang masa perkembagan manusia. Anak usia dini merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembngan fisik dan motorik, perkembangan kognitif, perkembnagn sosial, emosional, dan perkembangan bahasa, Ebeck (dalam Masitih dkk, 2005:7). Masa usia dini menjadi masa yang fundamental dalam pemberian bentuk dan berkembangannya dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan pada anak dan masa yang tepat untuk mengembangan segala aspek perkembangan anak.

Anak usia ini berada dalam masa kemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. pada masa ini anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. (Hainstok, 1999:34). Pendidikan yang pertama kali diterima oleh anak adalah pendidikan dari orang tua dan yang berada di lingkungan anak, sehingga anak dengan mudah menerima

(29)

berbagai stimulus dari lingkungan terdekatnya. Masa ini merupakan periode sensitif (sensitive periods), selama masa ini anak secara khusus mudah menerima stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungan. Montesori (dalam Hainstock, 1999:10-11). Stimulasi yang dilakukan oleh orang dewasa dan berada di lingkungan anak, anak untuk mengulang dan melakukan kembali apa yang telah diterima dari lingkungannya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak usia dini adalah masa yang paling hebat, sibuk, dan fundamental dalam pemberian dasar bentuk dan berkembangannya dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan pada anak dan masa yang tepat untuk mengembangan segala aspek perkembangan anak, karena pada masa ini anak berada pasa masa keemasan, masa ini juga dimana anak sensitif terhadap stimulus dari lingkungannya.

2. Pengertian Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun

Menurut Sumantri Perkembangan motorik pada usia dini adalah kelanjutan dari perkembangan dari masa bayi. Perkembangan motorik yang terjadi adalah berupa peningkatan kualitas penugasan pola-pola gerak dasar. (Sumantri, 2005:69-70). Peningkatan kemampuan gerak motorik berjalan dan memegang anak semakin baik dan bisa dilakukan berbagai variasi geraakan. Perkembangan motorik berkaitan dengan kematangan

(30)

mekanisme otot saraf yang memberikan penampilan progresif di dalam keterampilan motorik Cratty (dalam Samsudin 1967:6). Perubahan yang cukup pesat pada anak akan terlihat ketika kematangan mekanisme otot saraf anak memberikan perubahan gerak.

Kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensori motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik (Catron dan Allen, 1999: 287-304). Setiap pembelajaran gerak diharapan memunculkan suatu hasil berupa keterampilan. Keterampilan anak yang tergambar dalam menyelesaikan kemampuan tugas gerak secara efektif dan efisien.

Menurut Gorden & Browne Perkembangan motorik kasar adalah meliputi kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh. Dengan menggunakan bermacam koordinasi kelompok otot otot tertentu (dalam Moeslichatoen, 1985: 280). Anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseimbangan, kelenturan, ketangkasan, kekuatan, kecepatan merupakan motorik kasar.

Menurut Schmit Perkembangan gerak adalah serangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah terjadinya perubahan perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil (Hidayat,1991:32).

Menurut Gordon & Browne Pengembangan kemampauan motorik memerlukan latihan-latihan, selain itu anak juga harus memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu.

(31)

sebelum ia mampu memadukannya dangan kegiatan motorik yang lebih kompleks. (dalam Meslichatoen, 1986:281).

Agar anak memiliki keterampilan motorik maka memerlukan latihan agar gerak yang dihasilkan anak lebih kompleks dan berfariasi

Seefell (dalam Moeslichatoen 2004:16) membagi keterampilan motorik dalam 3 penggolongan yaitu:

a. Keterampilan lokomotorik terdiri dari atas keterampilan: berjalan, berlari, melompat, meloncat, berguling-guling, dan mengelak.

b. Keterampilan non-lokomotorik menggerakan bagian tubuh dengan anak diam di tempat: berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, memutar dan mendorong.

c. Keterampilan memproyeksi dan menerima menggerakan dan menengkap benda: menangkap, menarik, melempar, dan menendang.

Menurut Hurlock (Wahyudin 2012:32). Perkembangan fisik anak usia TK mencakup empat aspek (1) sistem syarap, yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi, (2) kekuatan oto-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, (3) kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru (4) sertuktur fisik/tubuh yang meliputi tingi, berat dan proporsi tubuh. Oleh karena itu, pada masa ini masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik seperti berenang, bermain bola, dan senam.

(32)

Perkembangan motorik dibedakan menjadi motorik kasar dan motorik halus. Menurut Decaprio Motorik Kasar adalah gerakan tubuh yang mengunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh bangian tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri (Decaprio, 2013:18). Gerak tubuh tersebut membutuhkan keseimbangan, kombinasi yang baik antar anggota tubuh, misalnya gerakan melompat, dan berlari.

Menurut Sumantri Peningkatan keterampilan motorik terjadi sejalan dengan menigkatnya kemampuan kombinasi mata, tanngan dan kaki. (Sumantri, 2005:70). Perkembangan motorik bisa terjadi dengan baik apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatan keseluruhan begian anggota tubuh.

Anak TK mengalami perkembangan kemampuan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya (Samsudin, 2008:20-21).

Perkembangan kemampuan gerak yang terjadi pada anak TK mulai dilakukan berbagai macam pola-pola gerak dasar, yang di dukung oleh perkembangan koordinasi mata, tangan, dan kaki.

Menurut Bloom (dalam Suyadi, 2010: 73) menyatakan bahwa rentang penguatan pisikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang lancar atau luwes.

Pertumbuhan dan perkembangan dan belajar melalui aktivitas jasmani akan mempengaruhi tiga aspek dalam pendidikan meliputi

(33)

a. Aspek kognitif

Kemampuan berfikir (bertanya, kreatif, dan menghubungkan) kemampuan memahami, menyadari gerak, dan penguatan akademik.

b. Aspek pisikomotor

Pertumbuhan biologis kebugaran jasmani, keterampilan gerak dan peningkatan kemampuan gerak.

c. Aspek afektif

Rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, dan menghargai diri sendiri.

Pendidikan jasmani terdapat tujuan yang disebut keterampilan gerak, anak harus disiapkan kearah kebutuhan untuk penguasaan pola gerak dasar, kebutuhan gerak dasar olahraga yang di sesuaikan dengan tahap perkembangan dan kematangan anak. Pendidikan jasmani melalui aktivitas fisiknya merupakan proses pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak. Bagaimana proses kopetensi, kerja sama, menghargai orang lain adalah peristiwa pembelajaran yang langsung dapat dilakukan dalam pendidikan jasmani stimulasi melalui aktivitas fisik yang diiringi oleh musik dengan notasi sederhana akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan keindahan gerak ritmis anak. Gerak ritmis seperti mengatur langkah berjalan yang dikombinasikan dengan ayunan tangan dan anggota lainya, baik menggunakan alat atau tanpa alat.

Oleh karena itu proses pembelajaran hendaknya difokuskan pada pengembangan keindahan dari kombinasi gerak anggota tubuh secara

(34)

sederhana dalam berbagai kombinasi gerak. Komponen-komponen pendidikan jasmani seperti senam irama dan gerak lari yang relevan dengan anak usia dini.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar anak usia 4 sampai 5 tahun merupakan kelanjutan dari perkembangan dari masa bayi, dan pada masa ini juga membutuhkan koordinasi dan keseimbangan antara gerak kaki, tangan dan mata.

Gerakan-gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian anggota tubuh adalah suatu proses yang menghasilkan stimulasi-stimulasi terhadap organ-organ fisik, sehingga terjadinya peningkatan keterampilan motorik.

3. Tujuan Perkembangan Motorik Kasar

Menurut Berk gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras. (Suyadi 2010:69). Semakina anak bertambah dewasa. dan kuat tubuhnya, maka gaya gerakan semakin sempurna. Dengan membesar dan menguatnya otot tersebut keterampilan baru bermunculan dan semakin bertambah kompleks.

Menurut Yuda dkk (dalam Fitri 2013). Mengemukakan Tentang tujuan dari pengembangan motorik kasar pada anak, yaitu: (a) mampu meningkatkan keterampilan gerak, (b) mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, (c) mampu menanamkan prcaya diri, (d) mampu bekerjasama, (e) mampu berprilaku disiplin, jujur, dan sportif.

(35)

a. Mampu meningkatkan keterampilan gerak

Kegiatan-kegiatan motorik yang dilakukan di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak pada anak. Anak yang awalnya belum mampu mengkombinasikan antara tangan dan kaki dapat menigkatkan keterampilan melalui kegiatan

motorik. Misalnya, anak yang pada awalnya belum mampu menggerakan tangan dan kaki secara bersamaan, melalui kegiatan senam irama dapat distimulasi, sehingga anak dapat ketampilan dalam menggerakkan tangan dan kaki secara bersamaan.

b. Mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani Melalui kegiatan motorik kasar, tubuh anak anak bergerak. Hal ini dapat meningkatkan kerja jantung dan memperlancar peredaran darah. Apabila kegiatan motorik dapat dilakukan setiap hari maka kesehatan dan kebugaran tubuh akan terpelihara dan terhindar dari berbagai penyakit.

c. Mampu menanamkan siap percaya diri

Kegiatan peningkatan motorik kasar pada anak dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Misalnya, pada bulan-bulan awal masuk sekolah seorang anak merasa tidak percaya diri bergaul dengan temannya, sulit beradaptasi dan merasa malu. Melalui pembelajaran motorik seperti berbagai permainan, anak apat berperan aktif dan baik dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga rasa percaya diri anak akan muncul.

(36)

d. Mampu bekerjasama

Melalui pembelajaran motorik anak dapat bekerjasama menyelesaian sesuatu. Misalnya, kegiatan menyusun balok dari yang terbesar ke yang terkecil. Permainan ini dapat menstimulasi kerjasama anak dalam menyelesaikan kegiatan e. Mampu berperilaku disiplin, jujur, dan sportif

Melalui berbagai macam permainan anak dapat belajar bagaimana bersikap disiplin mematuhi aturan dalam permainan, jujur dalam melaksanakan permainan dan sikap sportif mematuhi aturan hasil dari permainan yang dilakukan.

4. Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia 4-5 Tahun

Anak TK mengalami perkembangan kemampuan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembaagan fisiknya. Perkembangan kemampuan gerak yang terjadi pada anak TK adalah mulai dilakukan sebagai macam pola-pola gerak dasar yang didukung oleh berkembangnya koordinasi mata tangan dan kaki. (Samsudin, 2008:20).

Karakteristik perkembangan motorik kasar menurut Sujiono (2007:3.23): 1) Mengekspresikan gerak tari dengan irama Bervariasi, 2) Melempar dan menangkap bola, 3) Berjalan di atas papan titian, 4) Berjalan dengan berbagai variasi (maju, Mundur di atas satu garis), 5) Berlari di tempat, 6) Memanjat dan bergelantungan Melompat parit atau berguling, 7) Merayap dan merangkak lurus ke depan, 8) Senam dengan gerakan kreativitas sendiri.

(37)

5. Indikator Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4- 5 Tahun

Menunjukan sejumlah indikator perkembangan keterampilan motorik kasar pada anak usia dini. Menurut Caughlin Indikator untuk anak usia 4 dan 5 tahun adalah sebagi berikut (Sumantri, 2005:104-105), Anak yang berusia 4-5 tahun memiliki kemampuan dalam hal perkembangan motorik kasar yaitu meliputi: (1) berdiri di atas satu kaki selama 10 detik, (2) berjalan maju pada satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari kaki sejauh 6 kaki, (3) berjalan mundur, (4) lomba lari, (5) melompat ke depan, (6) melompat ke belakang sekali, (7)membangun menara setinggi 11-12 balok.

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Counghlin di atas (yudha, 2005:121) mengemukakan ciri-ciri perkembangan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun yaitu sebagi berikut: 1) mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi, 2) melempar dan mengkap bola, 3) berjalan di atas papan titian, 4) berjalan dengan berbagai variasi (maju, mundur, ke samping di atas satu garis), senam dengan gerakan sendiri.

Dari berbagai macam indikator perkembangan motorik yang disebutkan di atas, peneliti memfokuskan pada hal mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi. Peneliti menggunakan kegiatan senam irama ceria dengan menggunakan musik yang terdiri dari penggabungan lagu anak-anak. Penggunaan irama musik yang bervariasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak yang berusia 4-5 tahun.

(38)

6. Program Pengembangan Keterampilan Motorik kasar

Pengembangan motorik berbeda dengan program olahraga, pembuatan program olahraga ditunjukan untuk anak-anak yang memiliki keinginan untuk mengkhususkan diri pada salah satu atau beberapa cabang olahraga. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kemampuan agar dapat berkopetensi dengan cabang olahrang lain, (Sumantri, 2005:124).Adapun program pengembangan motorik ditunjukan untuk semua anak, baik yang berminat maupun tidak. Tujuan dari program ini adalah untuk menyediakan dan memberi berbagai pengalaman gerak untuk memberi fondasi gerak yang kokoh pada anak.

a. Program pengembangan keterampilan motorik pada anak usia dini dapat diakukan dengan melihat karakteristik anak pada masing- masing usia. Program pengembaagan keterampilan motorik kasar anak usia 4-5 tahun menurut Husein (dalam Sumantri, 2005: 139- 140) adalah sebagai berikut: Guru menyediakan balok kayu berbagai ukuran yang jumlahnya 7 buah, diharapkan anak akan membentuk menara dengan menyusun balok sebanyak 4-7 balok.

b. Memperdengarkan suara yang berirama (tepuk tangan atau musik), diharapkan anak akan melakukan gerak tari yang sederhana (tepuk tanan, mengangkat tangan, dan merentangkan tangan).

c. Menyediakan beberapa bola yang daya pantulnya rendah dan keranjang atau kotak sebagai sasaran, diharapkan anak akan melempar bola ke sasaran secara berulang.

(39)

d. Membuat garis lurus pada lantai (lurus dan berkelok-kelok) atau balok titian yang lurus. Anak diminta untuk melintasi garis atau balok titian secara berulang.

e. Menyediakan area bermain dan diperkenalkan permainan yang merangsang anak berkejar-kejaran diarea tersebut.

f. Menyediakan tali karet sepanjang kurang lebih 3 meter, diharapkan anak akan bermain lompat tali beregu.

g. Mengajak anak menaiki dan menuruni tangga yang tingi anak tangganya 10-20 cm, di harapkan anak akan menaiki dan menuruni anak tangga tersebut.

h. Guru memperagakan beberapa gerakan senam, diharapakan anak mengikuti dan menirukan gerakan tersebut yang telah di peragakan oleh guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan keterampilan motorik anak usia dini harus disesuaikan dengan karakteristik anak pada masing-masing usia, memberikan kesempatana kepada anak untuk melakukan aktivitas gerak, tidak melarang anak untuk melakukan hal-hal baru, memberikan pendampingan, dan tidak membandingkan kemampuan anak dengan anak yang lain.

Untuk meningkatkan keterampilan motorik pada anak Program-program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik antara lain: (1) memperdengarkan irama musik dan mengajak anak melakukan gerakan senam, (2) menyediakan balok untuk bermain, (3) menyediakan bola dan keranjang, (4) mengajak anak untuk senam bersama.

(40)

B. Senam Irama

1. Pengertian Senam Irama

Syarifudin & Muhadi (1993: 117) berpendapat bahwa senam irama adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan anaktara berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya. Misalnya irama, tepukan, nanyian, dan musik. Keindahan bentuk-bentuk gerakan menciptaan variasi gerakan dan membentuk kombinasi berbagai gerakan dengan irama.

Sejalan dengan Syarifudin dan Muhadi, (Sutisna dkk, 2004: 68) mengemukakan bahwa senam irama adalah senam yang diiringi dengan irama dan gerakannya harus tetap mengikuti irama senam irama merupakan perpaduna antara gerakan olahraga dan seni tari. Senam irama mengutamakan gerakan yang indah dan dapat dilakukan dengan cara berjalan atau berlari.

Gellens (dalam Beaty, 2013: 52) berpendapat bahwa anak-anak suka bergerak mengikuti musik, dan tarian merangsang semua wilayah otak anak, ia menganjurkan pasangan anak berhadapan dan saling menirukan gerakan mereka bisa mengayunan lengan atau berpegang tangan dan bergerak ikuti musik.

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa senam irama adalah suatu perpaduan bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya.

Gerakan harus sesuai dan selaras dengan irama yang mengiringinya agar gerakan yang dilakukan serasi.

(41)

2. Karakteristik Gerak Dasar Senam Irama

Mahendara (2000:20). Mendefinisikan keterampilan dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manifulatif yang di bangun oleh kegiatan senam yaitu keterampilan (a) lokomotor, (b) nonlokomotor, (c) manipulatif.

1. Keterampilan lokomotor

Lokomotor diartikan sebagi gerak pindah tempat seperti jalan, lari, lompat, dalam senam grak-gerak tersebut sering digunakan. melatih macam-macam keterampilan lokomotor dalam senam akan sangat berguna dalam menanamkan dasar pembentan keterampilan senam.

Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari guru agar macam- macam gerak lokomotor dapat dijadikan terutama yang berkaitan dengan keterampilan senam sebagi upaya untuk memperkaya variasi gerak.

2. Keterampilan nonlokomotor

Keterampilan nonlokomotor adalah gerak yang tidak pindah tempat mengandalkan ruas-ruas persendian tubuh untuk membentuk posisi- posisi yang berbeda dengan tetap tinggal satu titik. Sikap-sikap bertumpu dalam keseimbangan statis, yang tidak perlu berpindah tempat, dalam senam gerak-gerak nonlokomotor lebih banyak mendapat tempat karena berhubungan dengan penguasaan keterampilan.

3. Keterampilan manipulatif

(42)

Keterampilan manipulatif merupakan kemampuan untuk memanipulasi objek tertentu dengan aggota tubuh misalkan, tangan, kaki atau kepala Keterampilan yang termasuk didalam gerak manipulatif contohnya, menangkap, melempar, memukul, dan menendang.

3. Model Pembelajaran Senam Irama Ceria

Senam irama ceria merupakan senam yang khusus di ciptakan untuk anak-anak yang masih berada dalam Tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar dari kelas satu sampai kelas tiga, Woerjati (dalam Setyaningrum, 2013). Melalui senam irama ceria di harapkan generasi penerus bangsa menjadi sehat, tangguh ceria dan kreatif. Manfaat senam ceria banyak, yaitu mempunyai manfaat fisik, emosi, sosial, dan intelektual. Model pembelajaran senam irama ceria ini menggunakan model demonstrasi terlebih dahulu guru memberikan contoh gerakan senam kepada anak terdiri dari tiga latihan yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan.

a. Latihan pemanasan

Latihan pemanasan adalah latihan yang dilalukan sebelum pelaksanaan latihan inti, latihan pemanasan pada senam irama memliki beberapa tujuan, diantaranya:

1) Pelemasan dan pengukuran otot

2) Menyiapkan suhu badan anak agar siap menerima latihan berikutnya

3) Membawa jiwa dan raga anak kepada suatu pelajaran pendidikan jasmani,.

(43)

4) Memenuhi keingian untuk bergerak agar tujuan dari pemanasan tersebut terpenuhi, hendaknya dalam melakukan kegiatan pemanasan menggunakan gerakan yang mudah, menerik perhatian dan bersifat menggembirakan bagi anak. Gerakan-gerakan yang dilakukan tidak terlalu menguras tenaga agar anak tidak kelelahan.

Contoh gerakan yang akan dilaksanakan dalam senam irama ceria adalah: gerakan berdiri dan tangan direntangkan, gerakan berjanlan di tempat dan tangan direntangkan, gerakan jalan di tempat dan tangan dipinggang.

b. Latihan inti

Pada kegiatan inti ini, Woerjati, dkk. (tanpa tahun: 73) merinci keiatan menjadi lima bagian yaitu:

1) latihan tubuh

Latihan tubuh berguna untuk membetulkan bagian tubuh akibat terlalu lama duduk di kelas, selain itu berfungsi untuk menghilangkan ketegangan- ketegangan otot sering mengganggu gerakan senam.

Pada latihan tubuh berisi latihan normalisasi yang meliputi empat unsur yaitu: (a) latihan pelemasan (b) latihan penguluran, ditunjukan untuk memperpanjang otot-otot sehingga dapat meningkatkan fleksibelitas.

(44)

Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang. (c) latihan penguatan dilakukan untuk menguatkan otot- otot setempat terutama otot perut, dan otot pinggang.

(d) latihan pelepasan, untuk meghilangkan ketegangan-ketegangan otot dan memperbaiki koordinasi otot. Contoh gerakan yang termasuk latihan tubuh antara lain mengayunkan kedua tangan, menirukan gerakan burung terbang, dan membungkukan badan.

2) latihan keseimbangan

Latihan keseimbangan dilakukan untuk mempertinggi keseimbngan dan menanamkan kinestetik. Latihan keseimbangan dapat dilakukan dengan cara mempertinggi bidang tumpuan, memperkecil bidang tumpuan dan melakukan latihan dengan cara memejamkan mata. Contoh gerakan yang dapat melatih keseimbangan yaitu berdiri dengan satu kaki, berjalan jinjit, berjalan dengan mata terpejam, dan menirukan gerakan pesawat terbang.

3) latihan kekutan dan ketangkasan

Latihan ini bertujuan agar grakan-gerakan dapat dilakukan secara wajar, mempercepat reaksi, dan mempertinggi kombinasi otot. Latihan ini sangat berguna untuk pembentukan gerak seperti gerak kekuatan, kecepatan, gerak mendadak. Selain tiu

(45)

latihan kekuatan dan ketangkasan dan keterampilan sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.

4) latihan jalan dan lari dan lompat

Latihan ini digunakan untuk pembentukan gerak dan mencapai prestasi, pembentukan gerak tahan lama dapat ditinngkatkan melalui latihan lari dan lompat.

Berbagai variasi antar jalan, lari, dan lompat dapat dilakukan pada latihan ini.

c. Latihan pendinginan

Latihan pendinginan yaitu latihan yang dilakuan setelah pelaksanaan latihan ini yang bertujuan untuk menormalkan temperatur badan anak, dan membanwa anak kedalam suasana yang tenang. Gerakan yang dilakukan pada latihan pendinginan adalah gerakan yang memilki tempo lambat, santai dan membawa anak dalam keadaan rileks. Contoh gerakan menghirup nafas dan membuang nafas sambil menggerakan lengan.

Dapat disimpulkan bahwa keunggulan senam irama ceria ini adalah: (a) gerakan yang mudah ditiru, (b) irama senam menggunakan lagu anak-anak sehingga anak merasa senang, (c) gerakan-gerakan senam tersebut apabila dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan fisik pada anak

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang di anggap relevan dengan penelitian ini adalah:

(46)

1. Hasil penelitin yang dilakukan oleh Fitri Nurul Ihsani (2013) yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemapuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Irama Pada Kelompok A Aisiyah Bustanul Athfal Kopriah Poncosari Srandakan Bantul” dari penelitian ini dapat diperoleh bahwa motorik kasar anak dapat di tingkatkan melalui senam irama. Hal ini dikarenakan yang ingin dilihat dari senam irama adalah koordinasi gerak lengan kaki dan tangan seta kelenturan.

Dari penelitian yang dilakukan Fitri terdapat perbedaan yang akan dilakukan peneliti berada pada 1.) karakteristik motorik kasar yang diteliti 2) tempat 3) waktu penelitian 3). metodologi pendekatan Kualitatif 4) metodologi Penelitian. Persamaan 1) Metode dalam meningkatkan motorik kasar.

2. Penelitian yang relevan lainya mengenai motorik kasar dilakukan oleh Febriana Anggraini (Infanita Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016) yang berjudul “Peran Senam Irama Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini di Tk Putra II Serang” Menurut penelitian febriana motorik kasar adalah suatu aspek yang harus dikembangkan terhadap anak yang masih rentang aspek perkembangannya hal ini disebabkan agar anak belajar dalam memulai hidup sehat dan terbiasa. Dalam kehidupan sehari-hari adalah satu aspek yang dapat mengembangkan motorik kasar anak adalah dengan melalui senam irama dikarenakan dengan senam irama anak akan senang dan ceria dalam melakukan senam irama, selain senang dan ceria anak juga semangat dalam melakukan senam

(47)

irama. Hasil penelitian motorik kasar tersebut peneliti akan mencari kegiatan atau metode yang berhubungan denagn senam irama. Dari penelitian yang dilakukan Febriana terdapat persamaan 1) metode penelitian, berbedaan: oleh peneliti adalah sebagai berikut Metodologi peneliti, 2) waktu 3) tempat.

3. Penelitian yang relavan lainnya menngenai motorik kasar di dapat dari penelitian yang dilakukan oleh Nisnayeni (Pesona Paud Volume.1 Nomor.1) yang berjudul “Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar Nak Usia Melalui Senam Irama di Taman Kanak- Kanak Bina Umat Pesisir Selatan” Menurut penelitian Nisna motorik kasar adalah penguasan keterampialan yang tergrafik dalam menyelaesaikan tugas perkembangan tugas motorik tertentu sejalan dengan perkembangan fisik anak yang terjadi banyak keuntungan dalam hal fsik motorik bila dilakukan lewat permainan, senam, ataupun berolahraga. Dari penlitian yang telah dilakukan nisna terdapt persamaan sebagi berikut: 1) metode peningkatan senam irama melaui metode senam irama, perbedaan: 1) metodelogi penelitian 2) tempat 3) waktu.

(48)

D. Kerangka Berfikir

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Melalui Senam Irama Ceria Pada Anak Usia 3-4 Tahun

Kondisi awal

Siklus 1

Anak melakukan kegiatan motorik kasar melalui senam irama ceria dengan bantuan (guru) Guru

Guru sudah melakukan senam pagi bersama selama 10 menit

Melakukan kegiatan motorik kasar melalui senam irama ceria

Perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama ceria meningkat

Kondisi akhir

Anak

Perkembangan motorik anak masih rendah

Tindakan

Siklus 2

Anak melakukan kegiatan motorik kasar melalui senam irama ceria tanpa bantuan guru

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penellitian

Jenis penelitian yang akan diguanakan adalah penelitian tindakan (action research), penelitian tindakan adalah suatu proses yang memberian kepercayaan pada pengembangan kekuatan berfkir, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa berpartisipasi dalam penelitaian kolektif dalam mengatasai kesulitan- kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya. (Adelman dalam Sukmadinata, 2011:142). Penelitian tindakan adalah sebuah proses investigasi terkendalai yang bersiklus dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh tenaga dan pengelola kependidikan yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses isi kopetensi, atau situasi pembelajaran Kemmis & Mc Taggart (dalam Abdulhak, Suprayogi, 2012: 92).

Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya melalui kolaborasi dan

(50)

kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam. (Burn dalam Abdulhak, Suprayogi, 2012: 92).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa penelitian tidakan merupakan suatu tindakan yang mengatasi kesulitan-kesulitan melalui berfikir dan diskusi serta melibakan kolaborasi,kerjasama antara peneliti dan guru di kelas. Dari masalah yang peneliti temukan dan perlu dilakukan tindakan untuk memperbaikai/ menyelesaikan masalah maka dalam mencari solusi dari permasalahan ini peneliti menggunakan penelitian tindakan sebagai metode memecahkan masalah tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakuan diTK Kemala Bhayangkari 4 yang beralamat di JL. KH Amin Jasuta 01 Serang-Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2017. Penelitian dilakukan sebanyak 13 kali pertemuan atau selama 12 hari belajar akan dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten.

Dengan 2 kali pertemuan pra penelitian, 8 kali pertemuan pada siklus I dan 2 kali pertemuan pada siklus II.

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Penelitian No Jenis

Kegiatan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Nov Des 1 Pengajuan

Judul Proposal 2 Penyususun

an Proposal 3 Seminar

(51)

Proposal 4 Perbaikan

Proposal Hasil Seminar 5 Pelaksanaan

Penelitian 6 Penyusunan

Laporan Penelitian 7 Sidang

Skripsi

C. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur yang akan dilakukan terbagi dalam bentuk siklus kegiatan yang mengacu pada model Kemmis & Mc Taggert dimana setiap siklus terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu: perencanaan, tindakan dan pengamatan dalam satu waktu, dan refleksi (Kemmis &

Mc Taggart dalam Abdulhak, 2012: 161). Berikut ini bagan siklus menurut Kemmis & Mc Taggart.

Bagan 3.1

Model Spiral Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart

1. Tindakan Pra Penelitian

(52)

a. Observasi

Teknik observasi adalah teknik penumpulan data dengan cara mengamati, memperhatikan objek yang ditelliti. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Melalui pengamatan peneliti dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada anak dalam waktu tertentu. Pada tahap ini, peneliti peneliti melihat kondisi bagimana kegiatan pembelajran berlangsung pada kelompok A diTK Kemaala Bayangkari 4 Serang Banten. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru.

b. Refleksi

Setelah melakukan observasi atau pengamatan, peneliti melakukan diskusi bersama guru sentra pada saat itu mengenai masalah yang ditemukan pada saat melakukan observasi dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi, kemudian peneliti memeberikan masukan kepada guru sentra untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar melalui senam irama dengan kegiatan tersebut akan meningkatkan perkembangan motorik kasar anak.

2. Tindakan Siklus I

(53)

Peneliti akan melakukan langkah-langkah penelitian tindakan yang dimulai dari siklus I Tahap sebagi berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pata tahap ini penelitia akan merencanakan waktu kegiatan, rencana kegiatan dan menyiapkan media atau peralatan yang akan digunakan dalam proses kegiatan serta anak membuat instrument pemantau tindakan, dan pengumpulan data pada perencanaan ini masalah yang telah ditemukan pada kegiatan pra penelitian akan diatasi melakukan langkah perencanaan yang dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar melalui senam irama. Pada tahap ini peneliti merencanakan instrument penelitian berupa rencana program pembelajaran harian (RPPH), menentukan indikator keberhasilan yang akan digunakan untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun yang berlandaskan pada teori anak usia dini.

b. Pelaksanaan Tindakan & Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan dan observasi secara bersamaan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah direncanakan, pengumpulan data melaui hasil wawancara dengan guru, hasil observasi, dokumentasi, melaui catatan lapnan, dan dokumentasi foto/video kegiatan senam irama. Program tindakan siklus I terdiri dari 8 kali pertemuan yang masing-masing memilliki durasi waktu

(54)

yang sudah disesuaikan dengan waktu kegiatan yang telah dijadwalkan di sekolah.

Tabel 3.2

Rencana Kegiatan Siklus I Tema : Diri Sendiri

Siklus Tindakan Kegiatan Media

I

1 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan tangan di rentangkan

Lagu anak-anak Pengeras suara -Gerakan jalan di tempat, tangan

direntangkan

-Gerakan jalan ditempat, tangan dipinggang

2 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

-Gerakan maju dan mundur digeris lurus

Lagu anak-anak Pengeras suara

-Gerakan melangkah kekiri dan kekanan, tangan di pinggang -Gerakan mengayunkan dua tangan dan kaki jalan di tempat

3 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan melompat seperti katak 2 kali

Lagu anak-anak Pengeras suara

- Gerakan melangkah 2 kali kekanan dan kekiri

- Gerakan memiringkan kepala kekiri dan kekanan, tangan di pinggang, kaki melangkah 2 kali

-Gerakan memutarkan 2 tangan di depan dada

4 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca dengan satu tanagan”, kaki melangkah kekiri dan kekanan 2 kali

Lagu anak-anak Pengeras suara

(55)

-Gerakan mengangkat bahu secara bergantian, kaki jalan di tempat -Gerakan tepuk tangan dan melompat

5 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali

Lagu anak-anak Pengeras suara

- Gerakan melangkah maju dan mundur

-Gerakan melangkah kekiri dan kekanan tangan dipinggang

6 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan “burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 kali

Lagu anak-anak Pengeras suara dan video senam

7 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

- Gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan dijadi satu, diletekan dipipi kanan, di pipi kiri dengan kaki melangkah ke kanan dan kiri

Lagu anak-anak Pengeras suara dan video senam

8 Senam irama ceria

Fokus Gerakan:

-Gerakan kaki kanan melangkah 1 kali

Lagu anak-anak Pengeras suara dan video senam -Gerakan tangan di miringkan ke atas

secara bergantian

-Gerakan menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan keatas dan ke bawah secara perlahan-lahan

Telah diketahui penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mengacu pada model Kemmis & Mc Taggert, maka dalam pelaksanaan kegiatan tindakan juga dibarengi dengan proses observasi atau mengamati dan mendokumentasikan kejadian- kejadian yang terjadi pada kegiatan setelah mengetahui sejauh mana pelaksanaan peneliti ini sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap ini peneliti dan kolabolator bersama-sama

(56)

mengamati tindakan yang di lakukan oleh anak kemudian dinilai dengan memberikan ceklis pada lembar observasi serta catatan lapangan. Selain itu, peneliti dan kolabolator mengamati setiap peningkatan kemampuan mtorik kasar yang muncul. Laporan observasi anak digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat program perencanan perbaikan selanjutnya selain menggunakan catatan lapangan peneliti juga menggunakan alat bantu dokumentasi berupa kamera. Dengan demikian, akan diperoleh bukti kongkret selama kegiatan berlangsung.

c. Refleksi

Pada tahap ini peneliti akan mengamati kekurangan pada tahap sebelumnya dan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dinilai berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan lalu melakukan perencanaan kembali yang lebih baik dari tahap sebelumnya guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang menganalisis bersama guru kemudian menarik kesimpulan dari penlitian yang telah terlaksana. Refleksi data penelitian dilakukan dengan membandingkan skor motorik kasar sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Hasil reflesi yang diperoleh digunkan sebagai acuan untuk langkah selanjutnya. Apabila pada siklus I terdapat peningkatan motorik kasar anak, namun masih belum mencapai peningkatan yang signifikan dari hasil persentase yang ditentukan yaitu sebesar 60%, Maka peneliti akan melanjutan pada siklus II.

(57)

Sebaliknya apabila diperoleh yang cukup atau melebihi 60% maka, penelitian tidak akan melanjutkan penelitian pada siklus II.

3. Tindakan Siklus II

Pada silklus II peneliti juga perlu melakukan langkah- langkah penelitian dengan tahap sebagi berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Apabila tindakan siklus I yang dilakukan belum dapat meningkatkan motorik kasar anak sesuai dengan target, maka peneliti memerlukan perencanaan waktu pembelajaran, menyusun Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH), menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akkan digunakan pada proses kegiatan. Peneliti juga perlu menyiapkan instrument pemantau tindakan, dan mengumpulkan data, pada perencanaan ini peneliti bersama kolabolator perlu merancang format catatan lapangan kembali yang diguakan untuk mencatat peningkatan motorik kasar anak 4-5 tahun.

b. Pelaksanaan Tindakan & Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan program kegiatan kembali dan sekaligus mengamati sesuai dengan rencana kegiatan yang telah direncanakan, pengumpulan data melalui hasil wawancara dengan guru. Observasi dokumentasi melaui catatan lapangan, dan dokumentasi foto/video kegiatan bermain anak. Program tindakan siklus

(58)

II sama seperti pada siklus I namun berbeda pada jumlah pertemuan. Pada siklus II ini terdiri dari 5 kali pertemuan masing-masing memiliki durasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan jadwal di sekolah.

Tabel 3.3

Perencanaan Tindakan Siklus II Tema: Keluargaku

Siklus Tindakan Kegiatan Media

II

1 Senam irama ceria Fokus gerakan:

-Gerakan jalan ditempat, tangan dipinggang

Lagu anak-anak pengeras suara

-Gerkan memutar pinggang dan tangan dipinggang

2 Senam irama ceria Fokus gerakan:

-Gerakan melangkah maju dan mundur, tangan dipinggang

Lagu anak-anak pengeras suara

3 Senam irama ceria Fokus gerakan:

-Gerakan melompat seperti katak 2 kali dan tangan bebas

Lagu anak-anak pengeras suara video senam 4 Senam irama ceria

Fokus gerakan:

-Gerakan seperti sedang

“mengelap kaca” dengan dua tangan, kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali

Lagu anak-anak pengeras suara

5 Senam irama ceria Fokus gerakan:

-Gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang 2 kali

Lagu anak-anak pengeras suara video senam 7 Senam irama ceria

Fokus gerakan:

-Gerakan seperti “burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan keatas dan kebawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 kali

Lagu anak-anak pengeras suara video senam

Referensi

Dokumen terkait

Bab III Metode Penelitian, bab ini menguraikan metodologi penelitian yang dilakukan peneliti sebagai tahapan serta langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan

6.3.2 Mengungkapkan perasaan tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alasan sederhana 7.1.1 Membaca teks dengan lancar dan intonasi

Secara umum media mempunyai kegunaan (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3)

Misi1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e- gov yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas V SD 1 Cendono pada

Hadjar Dewantara relevan sebagai salah satu teori pendidikan dalam konteks.. pendidikan nasional, dan berimplikasi terhadap praktek

In 1938 she divorced her George Smith and moved to Chapel Hill, North. Carolina, where she married Joseph Jones

Hal ini sebagai realisasi dari Pancasila, terutama sila pertama : "Ketuhanan Yang Maha Esa", dan Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31 ayat 3 : "Pemerintah mengusahakan