• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

2. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di TK

a. Data Kualitatif 1) Reduksi Data

Data mengenai kemampuan motorik kassar anak kelompok A di Tk Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten, diperoleh dari catatan lapangan, catatan wawancara, dan catatan dokumentasi.

Anak kelompok A sudah menunjukan karakteristik kemampuan motorik kasar yang baik hal ini didapatkan dari catatan lapangan, catatan dokumentasi dan catatan wawancara guru bahwa anak sudah mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar..

Karakteristik kemampuan motorik kasar ank sebagai berikut: Berdiri dan tangan direntangkan, jalan di tempat, tangan direntangkan, jalan di tempat dan tangan di pinggang (CL.1.

CL.2. CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8.), menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara berasamaan, Gerakan melangkah maju dan mundur kaki ke kanan, ke kiri dan tanngan di pinggang (CL.1. CL.2. CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), jalan di tempat, melangkah maju dan mundur, tangan dipinggang , Gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali (CL.1.

CL.2. CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tanagan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali, Mampu melakukan gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat, Mampu menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara

berasamaan (CL.1. CL.2. CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali, melangkah maju dan mundur ,melangkah kekiri dan kekanan tanngan di pinggang (CL.1. CL.2. CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), gerakan

“burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki maju dan mundur 2 langkah (CL.1. CL.2.

CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan dijadi satu dan di letekan di pipi kanan, di pipi kiri dengan kaki melangkah ke kanan dan kiri (CL.1. CL.2.

CL.3. CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8), kaki kanan melangkah 1 kali, tangan di miringkan ke atas secara bergantian, menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan keatas dan ke bawah secara perlahanlahan (CL.1. CL.2. CL.3.

CL.4. CL.5. CL,6. CL,7. CL,8). Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan bahwa hasil dari temuan penelitian tentang kemampuan motorik kasar anak kelompok A di Tk Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten sudah menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar. Pada penelitian ini semua anak mengalami peningkatan dalam kemampuan motorik kasar. .

2) Penyajian Data

Hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi menunjukan kemampuan motorik kasar anak berkembang dengan baik peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di Tk

Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten. Seperti yang terlihat pada bagan berikut:

Gambar 4.13

Kemampuan Motorik Kasar saat diterapkan metode Senam Irama Ceria

3) Kesimpulan

Kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di Tk Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten dapat meninggkat dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan sebelum dan Catatan Wawancara

Didapat dari hasil wawancara dengan guru bahawa kemampuan nilai moral anak menjadi lebih baik setelah diberikan tindakan.

Catatan lapangan (CL)

Berdiri dan tangan direntangkan, jalan di tempat, tangan direntangkan, jalan di tempat dan tangan di pinggang (CL.1), menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara berasamaan, gerakan melangkah maju dan mundur kaki kekanan, kekiri dan tanngan di pinggang (CL.2), jalan di tempat, melangkah maju dan mundur, tangan dipinggang , gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali (CL.3), telapak tangan memutar seperti sedang “mengelap kaca satu tanagan”, kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali, mampu melakukan gerakan mengangkat bahu secara bergantian kaki jalan di tempat, mampu menggerakan tepuk tangan dan melompat dengan dua kaki secara berasamaan (CL.4 ), memutar bahu ke depan dan ke belakang 2 kali, melangkah maju dan mundur ,melangkah kekiri dan kekanan tanngan di pinggang (CL.5), gerakan “burung terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan ke atas dan ke bawah, kaki maju dan mundur 2 langkah (CL.6), gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan dijadi satu dan di letekan di pipi kanan, di pipi kiri dengan kaki melangkah ke kanan dan kiri (CL.7), kaki kanan melangkah 1 kali, tangan di miringkan ke atas secara bergantian, menghirup udara dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan di ayunkan keatas dan ke bawah secara perlahanlahan (CL.8), gerakan jalan ditempat, tangan dipinggang gerkan memutar pingang dan tangan dipinggang, gerakan melangkah maju dan mundur, tangan dipinggang, gerakan melompat seperti katak 2 kali dan tangan bebas, seperti sedang “mengelap kaca dengan dua tangan ”, kaki kanan melangkah kekiri dan kanan 2 kali (CL.9), gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang 2 kali, gerakan seperti burung “terbang” tangan direntangkan kemudian digerakan keatas dan kebawah, kaki melagkah maju dan mundur 2 langkah, gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan dijadi satu dan diletekan dipipi kanan, dipipi kiri dengan kaki melangkah kekanan dan kiri, menghirup dan mengeluarkan udara dengan kedua tangan diayunkan keatas dan kebawah secara perlahanlahan (CL.10),

Catatan Dokumentasi (CD) CD.11, CD.15, CD.16, CD.17, CD.18, CD.19, CD.20

sesudah dilakukannya tindakan, pada saat pra tindakan didapatkan hasil observasi yang menunnjukan bahwa kemampuan motorik kasar anak masih rendah, dari 13 anak hanya sekitar 2 anak yang mulai memunculkan kemampuan motorik kasar.

Adapun kemampuan motorik kasar anak setelah dilakukan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan namun belum mencapai kriteria keberhasilan lalu akan dilanjutkan pada siklus II, pada siklus II persentase tindakan yang diperoleh telah memenuhi kriteria keberhasilan. Kemampuan motorik kasar yang dimaksud adalah sebagai berikut: memiringkan kepala kekiri dan kekana, tangan di inggang, gerakan memutar kedua tangan, bertepuk tangan dan melompat bersama kedua kaki, merentangkan tangan membentuk sayap burung terbang, melompat seperti kodok, berjalan di garis lurus, melompat dengan satu kaki dan melakukan senam irama dengan luwes.

b. Data kuantitatif 1. Pra Tindakan

Pada hasil observasi yang telah peneliti lakukan pada saat sebelum tindakan diberikan, kemampuan motorik kasar anak di Tk Kemala Bhayangkari 4 Serang-Banten pada kelompok A masih dikatakan rendah. Rendahnya kemampuan motorik kasar tersebut dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 4.4

Data Hasil Observasi Pra Tindakan Anak Usia 4-5 Tahun Dengan demikian berdasarkan diagram diatas, data yang diperoleh dari 15 orang anak menunjukan presentase 17% dengan sekala masih dibilang rendah. Responden tor 15% , abm 15%, Azz 15%, ask 16%, arl 15%, vik 15%, raf 15%, jov 16%, fi 15%, adiy 15%, zah 14%, Rub 15%, saf 15%, fan 14, isya 15%.

1) Siklus I

Setelah melakukan tindakan pada siklus I kemudian melakukan pengamatan dan melakukan perhitunngan secara menyeluruh tentang karakteristik kemampuan motorik kasar anak. Pada siklus I ini anak sudah mengalami peningkatan meskipun belum dapat dikatakan cukup berhasil. Peningkatan kemampuan nilai moral anak tersebut dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Diagram 4.5

Data Hasil Observasi Tindakan I Anak Usia 4-5 Tahun

Dengan demikian berdasarkan diagram diatas, data yang diperoleh dari 15 orang anak menunjukan presentase mencapai 35% yang menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar pada anak mengalami peningkatan. responden tor 32%, abm 36%, azz 34%, ask 33%, arl 36%, vik36%, raf 35%, jov 34%, fi 33%, adiy 33%, zah 33%, saf 33%, sof 32%, fan 33%, isiy 34%.

2) Siklus II

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus II kemudian melakukan pengamatan dan melakukan perhitungan secara menyeluruh tentang karakteristik kemampuan motorik kasar anak.

Pada siklus II ini anak sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan kemampuan motorik kasar dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram 4.6

Data Hasil Observasi Siklus II Anak Usia 4-5 Tahun

Dengan demikian berdasarkan diagram diatas, data yang diperoleh dari 15 orang anak menunjukan presentase mencapai 75%, yang menunjukan bahwa kemampuan motorik kasar anak pada kelompok A telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi di siklus II ini. Responden Responden tor 86% , abm 87%, Azz 89%, ask 88%, arl 88%, vik 91%, raf 91%, jov 89%, fi 92%, adiy 92%, zah 88%, sof 67%, saf 92%, fan 92%, isya 90%. Pada akhir siklus ini yang memiliki skor tertinggi dalam peningkatan kemampuan motorik kasar anak adalah responden Adiy, fi, saf dan fan adapun skor terendah dalam peningkatan kemampuan motorik kasar adalah responden sof.

3) Hasil penelitian

Setelah peneliti melakukan tindakan kemudian peneliti melakukan pengamatan dan perhitungan secara menyeluruh tentang kemampuan nilai moral anak, pengukuran dilakukan secara terus menerus sampai hasil pengamatan dapat mencapai hasil yang diinginkan peneliti dan kolaborator. Adapun hasil peningkatan

kemampuan motorik kasar anak dari pra tindakan, siklus I dan siklus II, yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.7

Data Hasil Penelitian Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Irama Ceria di TK Kemala Bhayangkari 4

Serang-Banten.

Berdasarkan analisis data dengan presentase pra tindkana diperoleh 17% hasil observasi kemampuan motorik kasar siklus I 40%, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dengan hasil observasi kemampuan motorik kasar 90%. Berdasaran presentase hasil yang didapat pada siklus II, Peneliti dan kolaborator merasa bahwa peningkatan yang dihasilkan pada akhir siklus II ini meningkat secara signifikan karena presentase kenaikan sudah berada diatas batas minimum yang telah ditentukan yaitu sebesar 60% dan secara continue presentase diatas berkembang sangat baik yang masuk dalam klasifikasi berhasil. Analisis data juga dilakukan secara kualitatif dengan didasarkan pada catatan lapangan dan catatan wawancara.

Peningkatan kemampuan nilai moral anak ini pun didukung dengan peningkatan perhitung data yang diperoleh peneliti dari

pedoman observasi anak dari pra penelitian hingga siklus II. Untuk memperjelas hasil peningkatan maka data disajikan dalam bentuk grafik hasil penelitian terhadap responden, yaitu sebagai berikut:

1. Responden Tor

Grafik 4.1

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar Pada Subjek Tor

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengkoordinasikan gerakan memiringkan kepala dan melangkah ke kanan dan ke kiri dua kali namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

2. Responden Abm

Grafik 4.2

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar Pada Subjek Abm

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengkoordinasikan gerakan jalan di tempat dan tangan di ayunkan ke atas dan kebawah namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

3. Responden azz

Grafik 4.3

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Azz

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan meloncat seperti katak namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

4. Responden ask

Grafik 4.4

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Ask

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar telapak tangan “ sseperti orang sedang mengelap kaca” namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

5. Responden arl

Grafik 4.4

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Arl

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik

kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakanmemutar tangan di depan dada namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan

6. Responden vik

Grafik 4.6

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan motorik kasar Pada Subjek Vik

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala ke kanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

7. Responden raf

Grafik 4.7

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Raf

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan orang “sedang tidur” kedua telapak tangan di jadikan satu dan di letakan di pipi kiri dan kanan namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan setelah dilakukannya tindakan.

8. Responden jov

Grafik 4.8

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Jov

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik

kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan senam irama ceria setelah dilakukannya tindakan.

9. Responden fi

Grafik 4.9

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Fi

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti memiringkan kepala kekanan dan kekiri setelah dilakukannya tindakan.

10. Responden adys

Grafik 4.10

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Adys

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan setelah dilakukannya tindakan.

11. Responden zah

Grafik 4.11

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Zah

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu

mengikuti gerakan memiringkan tangan ke atas secara bergantian namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan setelah dilakukannya tindakan.

12. Responden saf

Grafik 4.12

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Saf

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memiringkan kepala kekiri dan kekanan, kaki melangkah kekiri dan ke kanan namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan setelah dilakukannya tindakan.

13. Responden sof

Grafik 4.13

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar bahu ke depan dan kebelakang namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan setelah dilakukannya tindakan.

14. Responden fan

Grafik 4.14

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Fan

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan memutar tanagn di depan dada namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti gerakan senam irama ceria setelah dilakukannya tindakan.

15. Responden isiy

Grafik 4.15

Hasil Penelitian Peningkatan Kamampuan Motorik Kasar Pada Subjek Isiy

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa responden ini dari pra tindakan-siklus II mengalami peningkatan kemampuan motorik kasar yang cukup baik, dimana sebelumnya anak belum mampu mengikuti gerakan telapak tanagna memutar “seperti sedang mengelap kaca” dan kaki melangkah kekiri dan kekanan namun setelah dilakukan tindakan anak mulai mampu mengikuti geerakan senam irama ceria dilakukannya tindakan.

Dokumen terkait