• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor penghambat dan pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan Desa

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A.Paparan Data

4. Faktor penghambat dan pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan Desa

Sukorejo Kec. Suruh Kab. Semarang.

a. Faktor penghambat Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan

1) Kesibukan masyarakat yang padat sehingga sulit untuk berkumpul

Manusia tidak akan terlepas dengan rutinitas pekerjaan yang

73

yang ada di desa sering tidak dapat mengikuti. Menurut Solikhin

(wawancara tanggal 16 Juli 2018 jam 10.15-11.00 Wib), “ Kesibukan

remaja atau masyarakat yang bekerja, menjadi penghambat dalam

menyampaikan informasi ataupun pembinaan”.

Kesimpulannya adalah faktor utama penyebab tidak

terealisasikan program RT adalah kesibukan remaja atau masyarakat

yang bekerja. Mereka bekerja untuk kebutuhan sehari-hari ataupun

sebagai tulang punggung keluarga.

2) Minimnya fasilitas anggaran dari pemerintah untuk stabilisasi

kepengurusan RT.

Sejauh ini tidak ada anggaran yang berarti untuk stabilisasi

kepengurusan RT, sehingga terbatasnya alat dan biaya informasi yang

penting terlambat dalam penyampaiannya. Seperti yang dikemukakan

oleh Solikhin (wawancara tanggal 16 Juli 2018 jam 11.15-11.40 Wib),

“Minimnya fasilitas anggaran dari pemerintah untuk stabilisasi kepengurusan RT, sehingga terbatasnya alat dan biaya. informasi yang

penting terlambat dalam penyampaiannya ke masyarakat”

b. Faktor Pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan

Adapun beberapa faktor yang ikut mendukung keberhasilan

Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas

Remaja di Dusun Krajan menurut Aris Munandar (wawancara pada tanggal

18 Juli 2018 jam 11.00-11.30 Wib) adalah sebagai berikut :

74

2) Tingkat kesadaran masyaraktanya tinggi, Sehingga mampu menerima

hal-hal baru yang terkait dengan kebaikan.

3) Patuh pada ketua ataupun tokoh masyarakat di lingkungan sehingga

mudah di kontrol.

B.Analisis Data

1. Bentuk Manajemen Rukun Tetangga di Dusun Krajan Desa Sukorejo Kec. Suruh Kab. Semarang.

a. Kedudukan dan Fungsi RT

Berdasarkan hasil wawancara terdapat dua penjelasan tentang

kedudukan RT, yaitu pendapat Subandi bahwa wilayah desa Sukorejo

berada di lingkungan dusun, sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1974,

diseragamkan, yaitu: RT berada di bawah Dusun. Di desa-desa di

Kabupaten Semarang, kedudukan RT berada di bawah Kampung atau

Dusun, dan pendapat lain menurut Naryo bahwa wilayah dusun dalam tiap

rukun tetangga (RT) jumlah kartu keluarga (KK) rata-rata 60 KK dan

terdapat sekitar 40 tempat tinggal.

Sedangkan mengenai pengurus RT dalam wawancara oleh

rosyidi, semua pengurus RT di Desa Sukorejo tidak merangkap sebagai

pengurus RT di lingkungan masing-masing RW atau dusun sedangkan

jabatan RT di wilayah kami sekitar 3 tahun dan kedudukan RT ialah sebagai

organisasi masyarakat, lepas dan bersih dari ikatan ideologi pertai-partai

politik, diakui dan dilindungi oleh pemerintah, tetapi bukan alat administrasi

75

yang meliputi suatu kelompok kesatuan tempat tinggal penduduk, bersifat

lokal dan nonpolitik.

Dengan demikian, kedudukan RT, sama dengan lembaga

kemasyarakatan lainnya, seperti Karang Taruna, PKK dan lain-lain lembaga

kemasyarakatan yang dibenbtuk oleh pemerintah dan masyarakat.

b. Tugas Pokok Rukun Tetangga di Dusun Krajan

Hasil wawancara menurut Zubaidah bahwa, Tugas penting RT

adalah melancarkan pelayanan masyarakat sekitar, yang berakibat

peningkatkan kinerja pemerintah tingkat desa atau kelurahan dalam

menangani warga. Sedangkan menurut Karso bahwa, Tugas pengurus RT

sangat berat, yaitu mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 di Negara Indonesia dan di harapkan

mampu memaksimalkan peran serta masyarakat dengan gotongroyong

maupun swadaya dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Jadi, Secara garis besar fungsi pokok RT di wilayah desa

Sukorejo adalah mendukung pelaksanaan program pemerintah dengan

mendorong masyarakat untuk ikut serta melakukan dukungan dan partisipasi

serta membina warga untuk meningkatkan kualitas hidup dalam wilayah

tersebut. Hal ini sependapat dengan Mukhlis bahwa, Masyarakat di

lingkungan RT wajib mendukung program pemerintah dan berpartisipasi

penuh dengan di koordinator pengurus RT.

c. Tugas, Fungsi dan hak sebagai pengurus RT

76

Pendapat Hambali saat penulis wawancarai bahwa, pengurus

RT beserta keanggotaanya bertugas selalu melaksanakan musyawarah

serta mengambil keputusan dari musyawarah terkait program dan

rencana untuk memajukan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa

kepengurusan RT diharapkan selalu menerima masukan masyarakat serta

memprosesnya dengan melakukan penyusunan rencana berdasarkan

keinginan masyarakat untuk selanjutnya diproses apakah layak untuk

ditindaklanjuti.

Dalam kesempatan lain, ditegaskan oleh Sulistyo menyatakan,

Tanggungjawab pengurus RT mampu membina warga setempat agar

hidup dalam kekeluargaan dan membantu dalam pelayanan masyarakat

yang menjadi tugas pemerintah daerah.Jadi, peran dan tanggungjawab

pengurus RT diharapkan mampu membina warga lingkungan agar hidup

dalam kekeluargaan dalam pelayanan masyarakat.

2) Fungsi kepengurusan RT

Hasil wawancara mengenai Fungsi utama kepengurusan RT

menurut Muh. Syukron bahwa, Pengurus RT dalam setiap bulannya

melaporkan keadaan penduduk (angka bayi yang lahir, kematian,

perpindahan kependudukan dan mengkontrol kondisi warga yang bekerja

di luar wialayah). Hasil tersebut dilaporkan kepada kepala dusun untuk

diserahkan sebagai arsip desa atau kelurahan. Ditambahkan oleh Sonhadi

bahwa, Fungsi RT sangat banyak, diantaranya : 1). Sebagai penggerak

masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. 2).

77

Fasilitator dalam melakukan koordinasi atas masyarakat serta organisasi

itu sendiri. 4). Menjamin hubungan antar warga dan Pemerintah Desa

atau Kelurahan.

Jadi, fungsi kepengurusan RT yang paling utama adalah

fasilitator dalam melakukan koordinasi atas musyawarah maupun

rencana pembangunan lingkungan masyarakat.

3) Hak pengurus RT

Berdasarkan hasil wawancara hak pengurus RT menurut

Samsul Hadi bahwa, Wilayah kami agenda rutin dusun rapat 3 bulanan

dengan mewakilkan pengurus RT tiap RT serta dihadiri beberapa

perangkat desa, Dalam rapat tersebut ketua RT membawa aspirasi dari

warganya untuk disampaikan dan dipertimbanglan kepada kepala desa

atau lurah untuk ditindaklanjuti.

Jadi, hak pengurus RT adalah mengadakan rapat rutin minimal

satu bulan, guna mencari solusi atas beberapa masalah yang perlu di

tindaklanjuti agar terselesaikan demi kepentingan bersama.

d. Kegiatan RT di bidang kemasyarakatan

1) Bidang Keamanan dan Ketertiban

Sesuai hasil wawancara oleh Rohadi bahwa, Kegiatan RT di

bidang Keamanan dan Ketertiban, meliputi:

a) Mengintensifkan pembinaan organisasi Hansip bersama Pembina

Desadan ABRI;

b) Mengusahakan dan menciptakan ketertiban, kesiap-siagaan,

78 2) Bidang Kesejahteraan Rakyat

Hasil wawancara oleh khusnan dalam bidang kesejahteraan

rakyat adalah:

a) Meningkatkan kesejahteraan rakyat

b) Mengusahakan agar anak-anak dapat bersekolah

c) Mengusahakan pendidikan jasmani dan rohani (olah raga, pramuka,

dan lain-lain);

d) Memelihara dan membina kesatuan dan persatuan bangsa

e) Mengusahakan dana sosial untuk menolong fakir miskin, yatim piatu,

orang-orang dalam ksesengsaraan, kematian, membangun dan

memelihara tempat-tempat peribadatan dan pembangunan masyarakat

lain-lainnya

f) Memelihara kebersihan dan keindahan.

3) Bidang Pembangunan

Sesuai dengan pendapat dari Wahyudi bahwa kegiatan RT

dalam bidang pembangunan meliputi:

a) Menghimpun dana dan sarana untuk melaksanakan pembangunan

guna kepentingan masyarakat dengan cara bergotongroyong

b) Membantu memelihara, mengatasi dan melaporkan

kerusakan-kerusakan perlengkapan desa, termasuk saluran air, jalur hijau,

trotoar-trotoar, taman-taman, jalan-jalan dan bangunan fasilitas sosial

(mandi, cuci, kakus umum) kepada pimpinan kelurahan.

79

Dari hasil wawancara Kegiatan RT dalam bidang keagamaan

menurut Sahli adalah membentuk karakter generasi remaja yang religius

dengan menggerakkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang sudah turun

temurun. kegiatan RT dalambidang keagamaan meliputi:

a) Menanamkan pengertian, kesadaran dan keyakinan terhadap

Pancasila, UUD 1945 dan dasar Agama.

b) Membentuk karakter generasi remaja yang religius dengan

menggerakkan kegiatan-kegiatan keagamaan (Tahlilan, Al Berjanji,

Yasinan, Hari Besar Agama dll).

2. Kondisi Akhlak dan Religiusitas para Remaja di Dusun Krajan Desa Sukorejo Kec. Suruh Kab. Semarang.

Hasil wawancara menunjukkan krisis masa remaja mencapai

puncaknya kira-kira pada usia 17 tahun. Pada saat ini potensi-potensi yang ada

pada dirinya juga mulai nampak, munculnya kreativitas dan perkembangn

intelektual, demikian juga kecenderungan berpikir kritis dalam merespon

persoalan yang dihadapi termasuk kecenderungan beragama. Berikut kondisi

Akhlak dan Religiusitas para Remaja di Dusun Krajan Desa Sukorejo Kec.

Suruh Kab. Semarang:

a. Akhlak terhadap Allah

Dari hasil wawancara ditegaskan oleh Budi Santosa mengenai

Kondisi Remaja Dusun Krajan Desa Sukorejo sangat religius, hampir 90%

remajanya sering mengikuti setiap kegiatan lingkungan. Keagamaan

maupun non keagamaan. Bisa dipastikan mereka selalu konsisten menjaga

80

juga tidak terlepas dari peran kepengurusan wilayah RT yang setiap saat

memonitoring keadaan para remaja. Contoh konkritnya seperti

membiasakan sholat berjamaah, acara rutin malam jum’at (yasinan),

mujahadah tiap bulannya, tahlilan dan banyak lagi.

Jadi, akhlak kepada Allah SWT adalah Ikhlas dalam setiap

perbuatan, mohon ampun pada-Nya atas segala dosa dan kesalahan yang

telah diperbuat, baik lahir maupun batin, selalu bertawakal atas segala doa

dan usaha yang telah dilakukan. Dan dengan kekuatan iman inilah

sesungguhnya generasi penerus atau remaja mampu menghadapi segala

persoalan hidup dengan akhlak yang mulia, tidak mudah terpancing oleh

hal-hal yang tidak baik.

b. Akhlak terhadap sesama manusia

1) Akhlak terhadap kedua orang tua

Hasil wawancara oleh dimyati berpendapat, seorang anak,

meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang

tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga.

Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga

lalu mereka meninggalkan kewajiban ini dan Kegiatan Remaja di desa ini

sangat berjalan dengan baik, Saya dulu termasuk anak yang bandel dan

selalu membantah orang tua. Melalui pembinaan dan himbauan dari Pak

RT, saya jadi takut pada Allah dan berusaha untuk mematuhi bapak ibu

serta mendengarkan nasehatnya.

Jadi, sikap dan tingkahlaku Remaja di Dusun Krajan Desa

81

yang durhaka pada kedua orang tuanya. Terlihat setiap hari Kamis pada

sore hari banyak sekali remaja untuk ke makam, yang bertujuan

mendoakan orangtua ataupun saudara yang telah wafat. Ditegaskan oleh

Muhiddin bahwa, beliau elum menemukan, para anak muda durhaka

pada orang tua disini. Justru setiap hari kamis sore, sering ditemukan

banyak sekali remaja yang pergi ke makam untuk sekedar mengirim do’a

pada keluarga.

2) Akhlak terhadap guru

Dari hasil wawancara oleh Andi Setyawan bahwa, Guru

termasuk tauladan yang baik. karena selalu memberikan contoh kebaikan

bagi muridnya. Pembinaan yang sudah ada di Lingkungan RT ini

berdampak positif bagi perkembangan mental remaja, khusunya yang

masih sekolah. Sanksi yang diberikan Lingkungan pun cukup tegas.

Bilamana ada remaja yang terkena kasus kriminal di sekolah tidak akan

difasilitasi atau dibantu”Siswa adalah orang yang belajar kepada guru,

siswa pula yang menentukan kualitas ajar seorang guru. Jika siswanya

kurang pintar setelah mendapat pendidikan, maka ada dua kemungkinan,

yakni: siswanya kurang mencerna pelajaran yang ditransfer guru (atau

sang guru tidak dapat memberikan metode terbaik pada saat pelajaran

diberikan), atau sang siswa tidak mampu mengikuti pelajaran yang

diberikan guru. Maka dari itu, Seorang murid hendaknya bersikap

tawadhuk (rendah hati) kepada gurunya dan seorang murid hendaknya

duduk di depan gurunya dengan sopan, tenang, merendah diri dan

82

menoleh kesana-kemari kecuali jika perlu, tidak gelisah karena

mendengar kegaduhan.

Kesimpulannya adalah sikap yang benar seorang siswa kepada

gurunya adalah sopan, merendah diri dan hormat, mendengarkan,

memperlihatkan dan menerimanya dengan baik.

3) Akhlak terhadap saudara

Hasil wawancara oleh Junedi bahwa, ada penekanan pada

remaja untuk selalu menghormati perbedaan pendapat di lingkungan

keluarga, menyanyangi satu sama lain dan selalu bekerjasama demi

menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif. berbuat baik dalam

keluarga tidak hanya terbatas pada kedua orang tua. Namun agama islam

juga mengatur hubungan baik terhadap saudara baik saudara kandung,

saudara tiri, saudara angkat maupun saudara sepupu. Hal ini

diperintahkan supaya kehidupan didalam keluarga bisa rukun dan damai

antara seseorang dengan saudaranya dan tercipta hubungan saling

pengertian, saling tolong menolong, saling menyayangi dan saling

menghormati hak dan kewajiban diantara mereka. Bukti kondusif

tersebut dusun Krajan tidak ada pertikaian, perkelahian maupun

keributan yang membuat warga resah. Para remaja sangat bisa

diandalkan dan di kontrol emosionalnya.

4) Akhlak terhadap teman

Hasil wawancara oleh Lukman Hakim, bahwa semua warga

dusun Krajan di sini adalah saudara dan kewajiban kewajiban kita

83

teman sakit. Dan, 3). Memenuhi undangannya, jika teman memberi

undangan untuk menghadiri hajatnya.

5) Akhlak terhadap tetangga

Dari hasil wawancara oleh Afdoli mengatakan, Remaja disini

sangat suka mambantu, apalagi kalau ada tetangga yang berkesusahan.

Kami sebagai remaja, selalu menunjukkan wajah yang jernih terhadap

mereka, Tidak menyakiti mereka, baik yang lesan maupun perbuatan dan

berusaha memberi pertolongan apabila mereka membutuhkan. Anjuran

berbuat baik Kepada tetangga sudah di contohkan melalu Nabi Allah

SWT. Karena demikian penting dan besarnya kedudukan tetangga bagi

seorang muslim, Islam pun memerintahkan ummatnya untuk berbuat baik

terhadap tetangga.

6) Akhlak terhadap fakir miskin dan anak yatim piatu

Menurut Muntaha dari hasil wawancara menyatakan, di RT

kami ada agenda rutin tahunan, yaitu penyantunan fakir miskin dan anak

yatim. Anggaran diperoleh dari dana sukarela maupun keadaan kas

lingkungan. Kami berharap dengan santunan ini beban mereka sedikit

berkurang. Jadi, akhlak terhadap fakir miskin dan anak yatim piatu perlu

dijunjung tinggi agar kita dapat mengurangi beban mereka.

3. Faktor penghambat dan pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan Desa Sukorejo Kec. Suruh Kab. Semarang.

a. Faktor penghambat Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak

84

1) Kesibukan masyarakat yang padat sehingga sulit untuk berkumpul

Dari hasil wawancara oleh Solikhin menyatakan bahwa,

Kesibukan remaja atau masyarakat yang bekerja, menjadi penghambat

dalam menyampaikan informasi ataupun pembinaan. Mereka bekerja

untuk kebutuhan sehari-hari ataupun sebagai tulang punggung keluarga.

2) Minimnya fasilitas anggaran dari pemerintah untuk stabilisasi

kepengurusan RT.

Sejauh ini tidak ada anggaran yang berarti untuk stabilisasi

kepengurusan RT, sehingga terbatasnya alat dan biaya informasi yang

penting terlambat dalam penyampaiannya. Hasil wawancara yang

dikemukakan oleh Solikhin “Minimnya fasilitas anggaran dari

pemerintah untuk stabilisasi kepengurusan RT, sehingga terbatasnya alat

dan biaya. informasi yang penting terlambat dalam penyampaiannya ke

masyarakat”

b. Faktor Pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam Membina Akhlak

dan Religiusitas Remaja di Dusun Krajan

Hasil wawancara oleh Aris Munandar faktor pendukungnya adalah

sebagai berikut :

1) Masyarakat yang humanis, mudah bergaul dan mudah di atur

2) Tingkat kesadaran masyaraktanya tinggi, Sehingga mampu menerima

hal-hal baru yang terkait dengan kebaikan.

3) Patuh pada ketua ataupun tokoh masyarakat di lingkungan sehingga

85 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan dan analisis pada bab-bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bentuk Manajemen Rukun Tetangga di Dusun Krajan Desa Sukorejo Kec.

Suruh Kab. Semarang Tahun 2018 yaitu: a). Melancarkan pelayanan

masyarakat. b). Membantu dalam pelayanan masyarakat yang menjadi tugas

pemerintah daerah. c). Membuat data penduduk akan survey tertentu yang

diperlukan sebagai arsip desa atau kelurahan. d). Membantu serta

meningkatkan kinerja pemerintah di wilayah desa atau kelurahan. d).

Meningkatkan kelancaran pelayanan masyarakat dalam wilayah desa atau

kelurahan.

2. Kondisi Akhlak dan Religiusitas para Remaja di Dusun Krajan Desa Sukorejo

sangat religius, hampir 90% remajanya sering mengikuti setiap kegiatan

lingkungan. Keagamaan maupun non keagamaan. Sikap dan tingkahlaku

Remaja tidak ditemukan adanya remaja yang durhaka pada kedua orang tuanya

dan selalu menghormati perbedaan pendapat dilingkungan keluarga,

menyanyangi satu sama lain dan selalu bekerjasama demi menciptakan

lingkungan keluarga yang kondusif.

3. Faktor penghambat dan pendukung Manajemen Rukun Tetangga dalam

Membina Akhlak:

86

a) Kesibukan masyarakat yang padat sehingga sulit untuk berkumpul

b) Minimnya fasilitas anggaran dari pemerintah untuk stabilisasi

kepengurusan RT.

2) Faktor Pendukung

a) Masyarakat yang humanis, mudah bergaul dan mudah di atur

b) Tingkat kesadaran masyaraktanya tinggi, Sehingga mampu menerima

hal-hal baru yang terkait dengan kebaikan.

c) Patuh pada ketua ataupun tokoh masyarakat di lingkungan sehingga

mudah di kontrol.

B.Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Untuk para Remaja

Krisis yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini harus

segera kita hadapi dan pecahkan bersama. Pendidikan akhlak generasi muda

adalah generasi penerus yang mewarisi baik buruknya perilaku. Generasi muda

sebagai calon-calon pemimpin yang akan datang wajib disiapkan dan dididik

tentang bagaimana cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya. Maka dari itu perkuatlah keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.

2. Untuk pemerintah

Lebih intensif dalam memfasilitasi biaya maupun sarana prasarana

sebagai penunjang keberhasilan managemen sehingga tercipta lingkungan yang

Dokumen terkait