• Tidak ada hasil yang ditemukan

ٖ٣ “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya

METODE PENELITIAN

G. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data meliputi uji credibility (validitas internal atau kepercayaan),

transferability (validitas ekternal atau keteralihan), dependability (reliabilitas atau

ketergantungan), dan confirmability (objektifitas atau kepastian). 208 Peneliti akan menguraikan satu per satu empat kriteria pengecekan keabsahan data (trustworthinnes), yaitu:

1. Kepercayaan (Credibility)

Kriteria ini melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.209

Dengan demikian, pengecekan keabsahan data ini wajib diperlukan agar data yang didapati bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dengan melakukan verifikasi terhadap data tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah SMP Ar Rohmah Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang. Dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan triangulasi.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber atau informan di lokasi penelitian ini. Menggunakan triangulasi dengan sumber, fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan suatu teori atau lebih.210 Triangulasi dengan sumber, dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

208 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 366.

209

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 324.

210 Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 322.

101 umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam artian, peneliti akan membandingkan hasil wawancara kepala sekolah SMP Ar Rohmah Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang untuk kemudian dicek kembali dengan mewawancarai salah satu guru yang ada di sekolah dalam jangka waktu yang berbeda. Setelah itu, peneliti juga akan melakukan perbandingan antara hasil wawancara dari kepala sekolah, guru, murid, dan karyawan yang nantinya dapat menunjang keabsahan penelitian.

Sedangkan penggunaan triangulasi metode atau teknik untuk mencari data yang sama digunakan beberapa metode atau teknik yang berupa wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Maksudnya ialah data yang diperoleh dengan wawancara dicek dengan data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan lainnya. Jika ada data yang berbeda, peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau pun kepada yang lainnya untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Sehingga, akan didapati data yang benar-benar credible dan reliable.

b. Perpanjangan kehadiran atau pengamatan

Peneliti melakukan perpanjangan kehadiran dengan mengamati apa yang menjadi kefokusan dalam penelitian. Dengan demikian, tidak cukup dengan hanya dilakukan dalam waktu yang singkat untuk mendapatkan apa yang ingin didapatkan dari penelitian di SMP Ar Rohmah Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang ini. Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan dengan mewawancarai lagi sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Sehingga, peneliti mendapatkan data yang diinginkan.

c. Peningkatan ketekunan

Peneliti meningkatkan ketekunan dengan melakukan pengamatan secara terus menerus dan berkesinambungan, membaca kembali buku-buku referensi,

102 jurnal-jurnal dan hasil hasil-hasil penelitian. Sehingga mendapatkan data-data yang benar-benar akurat dan sistematis dan sesuai dengan apa yang diinginkan. d. Review informan

Peneliti telah mendapatkan data yang diinginkan, dilanjutkan untuk menyusun laporan yang jelas, mengomunikasikannya dengan informan, terutama yang dipandang sebagai informan pokok (key infrormant) yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan sebagainya. Hal ini peneliti lakukan untuk memperoleh kepastian bahwa mereka benar-benar menyetujui hasil penelitian ini.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima.211 Peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteksnya. Peneliti dapat menyediakan data deskriptif berupa penafsiran terhadap data yang diterimanya dengan menghasilkan data yang benar mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu sekolah SMP Ar Rohmah Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang.

Peneliti tidak bisa menjamin apakah hasil penelitian ini bisa berlaku di tempat lain. Namun, peneliti melakukan uji transferability dengan maksud supaya hasil penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lainnya. Oleh Karen itu, peneliti menyusun laporan penelitian ini dengan terperinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar pembaca menjadi mudah dan jelas akan hasil penelitian ini. Namun, hasil penelitian ini bisa diberlakukan di tempat lain apabila; (1) karakter di tempat lain itu sama dengan karakter obyek penelitian ini; (2) karakter di tempat lain itu ada kemiripan.

3. Ketergantungan (Dependability)

Konsep ketergantungan lebih luas daripada reliabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari konsep itu memperhitungkan segala-galanya, yaitu yang ada pada reliabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang tersangkut. 212 Dan dependabilitas itu dapat dilakukan untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data, interpretasi temuan dan pelaporan hasil penelitian. Dengan demikian, ketergantungan dalam penelitian ini tidak sekedar pada orangnya, namun pada datanya itu sendiri. Peneliti pun memohon kepada penguji dan pembimbing untuk melakukan audit

211 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 324.

103 terhadap keseluruhan hasil penelitian, yakni mengenai bagaimana peneliti mulai menentukan fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan sampai membuat kesimpulannya.

4. Kepastian (Confirmability)

Objektivitas-subjektivitasnya suatu hal bergantung pada orang seorang. Menurut Scriven, dalam konsep objektivitas itu ada masih ada unsur „kualitasnya‟.213

Berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan kepastiannya.

Sehingga, kepastian ini diperlukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu objektif atau tidak. Cara menentukannya dengan mengonfirmasikan data dengan para informan bersama-sama dengan pengauditan dependabilitas (ketergantungan). Namun ada perbedaannya, pengauditan dependabilitas ditujukan pada penilaian proses yang dilalui selama penelitian.

Sedangkan pengauditan kepastian ini untuk menjamin keterkaitan antara data, informasi, dan interpretasi laporan. Di bawah ini, ikhtisar teknik pemeriksaan keabsahan data kualitatif dalam tabel berikut ini.214

Tabel 3.3

Teknik Pemeriksaan Data Kualitatif Kriteria Teknik Pemeriksaan Kredibilitas (derajat kepercayaan) (1) Perpanjangan keikutsertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi (4) Pengecekan sejawat (5) Kecukupan referensial (6) Kajian kasus negatif (7) Pengecekan anggota Keteralihan (8) Uraian rinci

Ketergantungan (9) Audit ketergantungan Kepastian (10) Audit kepastian

213

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 326.

214 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 254.

104 BAB IV