• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif.Yin

(2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang

diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal

tersebut adalah sebagai berikut :

2. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian

bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin di ukur.

Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding

terhadap data itu.

3. Keabsahan Internal (Internal Validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada

seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan

interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif

akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari

penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap

ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

4. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian

kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif

tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap

kasus-kasus lain selama kasus-kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

5. Keajegan (Reliabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang

penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu

pada kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama

menunjukkan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain

menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data

dan pengolahan data.

Berdasarkan teori di atas, pengecekan keabsahan dan keajegan

penelitian pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan proses triangulasi.

Ada 2 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan, yaitu :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda,

seperti tokoh adat, kepala desa, dan lain-lain.

2. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing bertindak

sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian

1. Deskripsi Geografis

Jika berbicara mengenai masyarakat, maka tidak lepas dari tempat

dan keadaan geografis di mana masyarakat itu hidup dan berada, sebab

itu sudah menjadi ketentuanbahwa corak dan bentuk kehidupan suatu

masyarakat banyak ditentukan tempat dan keadaan geografis di mana

daerah masyarakat itu terletak.

Tana Toraja atau Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo

adalah nama daerah yang berstatus Daerah Kabupaten di dalam wilayah

Propinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini terbentang mulai dari km 280

sampai dengan km 355 sebelah Utara ibukota propinsi Sulawesi Selatan.

Dengan luas sekitar 3.205,77 km2 atau sekitar 5% dari luas Propinsi

Sulawesi Selatan dan beriklim sejuk. Daerah Toraja terdiri atas

gunung-gunung dan lembah-lembah yang ditumbuhi oleh berbagai macam

tumbuhan tropis seperti bambu, pinus, beringin, pohon enau, dan

lain-lain.Terletak pada ketinggian antara 300 meter sampai 2000 meter di atas

permukaan laut. Tana Toraja bagian Utara sekarang disebut Kabupaten

Toraja Utara. Kabupaten Toraja Utara merupakan kabupaten baru hasil

pemekaran dari kabupaten induk yakni Kabupaten Tana Toraja pada

Daerah Toraja Utara dibagi menjadi 21(dua puluh satu) kecamatan,

salah satunyaadalah Kecamatan Balusu. Balusu adalah salah satu daerah

di Toraja yang terletak di Utara bagian Timur Toraja. Kurang lebih 80%

penduduk hidup dari pertanian. Mereka terutama bercocok tanam padi,

ubi-ubian, sayur mayur, dan kopi. Di samping pertanian, peternakan

memegang peranan yang sangat penting.Terdapat berbagai macam

ternak yang dipelihara seperti kerbau, babi, kambing, dan ayam. Toraja

sering disimbolkan dengan Bulan dan Matahari karena itulah ciptaan

Tuhan yang paling besar yang sama dengan bumi sebagai tempat tinggal

manusia.

Balusu adalah suatu nama yang punya arti khusus, yaitu Balusu

adalah Gelang Putih yang melingkar tidak punya ujung berwarna putih

mengkilat dan berbau harum indah, yang artinya masyarakatnya satu

kesatuan bulat, utuh bersatu, dan berkembang yang harus memberikan

pancaran indah sehingga bisa menjadi panutan. Di dalam tatanan hidup

bermasyarakat, beragama, dan berbudaya. Sehingga dalam segala hal

yang dilakukan memiliki makna dan arti demi menjaga keutuhan.

2. Deskripsi Kelembagaan b) Kelembagaan pemerintahan

Kecamatan Balusu terdiri atas dua kelurahan dan lima desa, yang

dipimpin oleh lurah dan kepala desa. Kecamatan Balusu adalah salah

c) Kelembagaan adat (komunitas adat)

Lembaga Adat di Toraja sendiri hingga saat ini berjumlah 32 lembaga

adat di mana ke-32 lembaga ini diakui oleh pemerintah setempat.

Keseluruhan lembaga adat tersebut tersebar di berbagai daerah atau

kabupaten, baik itu di Tana Toraja maupun di Toraja Utara.

Lembaga-lembaga adat tersebut yakni Lembaga Adat Balepe’, Lembaga Adat

Banga, Lembaga Adat Bau, Lembaga Adat Bittuang, Lembaga Adat

Bua Kayu, Lembaga Adat Balla, Lembaga Adat Malimbong, Lembaga

Adat Mappak, Lembaga Adat Palesan, Lembaga Adat Pali, Lembaga

Adat Rano, Lembaga Adat Se’seng, Lembaga Adat Simbuang,

Lembaga Adat Taliun, Lembaga Adat Tapparan, Lembaga Adat

Ulusalu, Lembaga Adat Makale, Lembaga Adat Mengkendek dan

Lembaga Adat Sangalla yang masuk ke dalam daerah Tana Toraja,

sedangkan lembaga adat yang termasuk dalam wilayah Toraja Utara

yakni Lembaga Adat Kesu’, Lembaga Adat Balusu, Lembaga Adat

Buntao’, Lembaga Adat Dende’, Lembaga Adat Madandan, Lembaga

Adat Nanggala, Lembaga Adat Pangala’, Lembaga Adat Rantebua,

Lembaga Adat Sa’dan, Lembaga Adat Tikala, Lembaga Adat Piongan,

Lembaga Adat Kurra, dan Lembaga Adat Tondon. Ke-32

lembaga-lembaga adat tersebut tergabung dengan nama Lembaga Adat Toraja

Dokumen terkait