• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Administrasi Keuangan

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 75-99)

BAB 4. PEMBAHASAN

4.6 Pengelolaan Administrasi Keuangan

Pengelolaan keuangan merupakan faktor penting dalam pengelolaan apotek karena berhubungan dengan kelangsungan jalannya apotek. Semua kegiatan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan jelas sehingga mempermudah pembuatan laporan bulanan dan juga tahunan. Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan kepada pemilik sarana apotek (PSA).

Pembayaran atas pembelian barang kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dilakukan setiap tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Penagihan pembayaran kepada pihak asuransi dilakukan sesuai kesepakatan. Untuk asuransi Bank Mandiri, penagihan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan yaitu saat tengah bulan dan akhir bulan. Sementara pada asuransi lainnya yaitu asuransi Nayaka dan Sudirman, penagihan dilakukan di awal bulan.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Fungsi dan peran Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Erra Medika sangat penting dalam menetapkan kebijakan pengelolaan apotek serta melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap semua komponen yang ada di apotek.

b. Pengelolaan apotek di Apotek Erra Medika meliputi pengelolaan administrasi, manajemen pengadaan, penyimpanan, dan penjualan telah sesuai dengan peraturan dan etika yang berlaku.

c. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam hal pemberian informasi obat di apotek Erra Medika kurang optimal namun secara umum pengelolaan dan pelayanan resep telah dilakukan dengan baik.

5.2 Saran

a. Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat dan ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu tersedia, tetapi barangnya tidak over stock.

b. Perlu adanya seorang Apoteker pendamping yang selalu ada di apotek agar pengawasan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat berjalan lebih baik. c. Pelatihan pemberian informasi obat perlu diberikan pada karyawan apotek agar

DAFTAR ACUAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan No.28/Menkes/PER/1978 tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1981). Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 1981 Tentang Penyimpanan dan Pemusnahan Resep. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek . Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1993a). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1993b). Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1993c). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/PER/IX/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1993d). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 992/Menkes/PER/X/1993 Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan

RI No.1027 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Umar, Muhammad. (2007). Manajemen Apotek Praktis cetakan kedua. Jakarta: Nyohoka Brothers.

Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Lampiran 9. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Apoteker Pengelola Apotek Dra .Alfina Rianti, M.Pharm., Apt.

Asisten Apoteker Ira sari Ja tining Pra tiwi

Asisten Apoteker Ya nuarita Mustika Asisten Apoteker Ba by Nova Juru Resep Supra ptini Pemilik Sa ra na Apotek dr. Erla ng Setia wa n, Sp. PA

Lampiran 15. Contoh Pelaporan Narkotika

Nomor : 01/VIII/AEM/14 Lampiran : 1 (satu) lembar Hal : Laporan Narkotika

Depok, 8 Agustus 2014 Kepada

Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok c.q. Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok

Ruko Depok Mas Blok A 7 - 9 Jl. Margonda Raya no. 42

Depok

Dengan hormat,

Dengan ini kami kirimkan Laporan Narkotika bulan Juli 2014, sebanyak 1 (satu) lembar.

Harap diterima dengan baik.

Hormat kami,

Apoteker Pengelola Apotek Apoklin Erra Medika,

Dra. Alfina Rianti, Apt., M Pharm.

Tembusan :

1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur no. 25, Bandung 2. Arsip

Lampiran 17. Contoh Pelaporan Psikotropika

Nomor : 02/VIII/AEM/14 Lampiran : 1 (satu) lembar

Hal : Laporan Psikotropika

Depok, 8 Agustus 2014 Kepada

Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok c.q. Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok

Ruko Depok Mas Blok A 7 - 9 Jl. Margonda Raya no. 42

Depok

Dengan hormat,

Dengan ini kami kirimkan Laporan Psikotropika bulan Juli 2014, sebanyak 1 (satu) lembar.

Harap diterima dengan baik.

Hormat kami,

Apoteker Pengelola Apotek Apoklin Erra Medika,

Dra. Alfina Rianti, Apt., M Pharm.

Tembusan :

1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur no. 25, Bandung 2. Arsip

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KEJADIAN PRESCRIBING ERROR TERHADAP

RESEP DOKTER DI APOTEK ERRA MEDIKA

SELAMA BULAN JUNI 2014

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA RUKO SUKMAJAYA

JALAN TOLE ISKANDAR NOMOR 4-5 DEPOK

PERIODE 10-29 AGUSTUS 2014

SITI DZATIR ROHMAH, S.Farm.

1306502850

ANGKATAN LXXIX

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KEJADIAN PRESCRIBING ERROR TERHADAP

RESEP DOKTER DI APOTEK ERRA MEDIKA

SELAMA BULAN JUNI 2014

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI DI APOTEK ERRA MEDIKA RUKO SUKMAJAYA

JALAN TOLE ISKANDAR NOMOR 4-5 DEPOK

PERIODE 10-29 AGUSTUS 2014

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

SITI DZATIR ROHMAH, S.Farm.

1306502850

ANGKATAN LXXIX

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... iii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ...v

BAB 1. PENDAHULUAN ...1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ...2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...3 2.1 Apotek ... 3 2.1.1 Pengertian Apotek ...3 2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek ...3 2.1.3 Pelayanan Apotek ...3 2.2 Apoteker ...5 2.3 Resep ...6 2.3.1 Pengertian Resep ...6 2.3.2 Pelayanan Resep ...8 2.4 Medication Error ...10 2.4.1 Kategorisasi Medication Error ...11 2.4.2 Jenis Medication Error ... 12

BAB 3. METODOLOGI PELAKSANAAN ... 16 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 16 3.2 Metode Pengumpulan Data ... 16 3.3 Cara Kerja... 16 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17 4.1 Benar dan Jelas Penulisan Resep ... 21 4.2 Benar Obat ... 24 4.3 Benar Dosis ... 24 4.4 Benar Waktu, Frekuensi dan Durasi ... 24 4.5 Benar Rute Pemberian ... 26 4.6 Duplikasi Terapi ... 26 4.7 Interaksi Obat ... 28 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 75-99)

Dokumen terkait