• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Persampahan 1 Petunjuk Umum

Dalam dokumen DOCRPIJM 1504183804RPIJM BAB IV (Halaman 41-45)

A. Sistem infrastruktur permukiman yang diusulkan

IV- 37 4.3.1.3Profil Pengelolaan Air Limbah

4.3.2 Pengelolaan Persampahan 1 Petunjuk Umum

Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitas manusia, semakin meningkat pula produksi sampah. Hingga saat ini, infrastruktur pengelolaan sampah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan volume sampah. Dalam sepuluh tahun terakhir terjadi stagnasi dalam penanganan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Stagnasi terjadi akibat rendahnya kesadaran seluruh stakeholder, khususnya pengambil keputusan, terhadap penanganan persampahan dalam mendukung kualitas lingkungan hidup yang baik.

Persoalan lain adalah meningkatnya pencemaran lingkungan akibat meningkatnya jumlah sampah yang berasal dari rumah tangga (domestik) dan non rumah tangga yang dibuang ke sungai dan atau dibakar. Mendapatkan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA) pun semakin sulit, terutama di kawasan perkotaan. Di kawasan perkotaan, laju penanganan sampah jauh lebih rendah daripada laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan anggaran untuk penanganan sampah semakin kecil, sedangkan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan meningkat sehingga terjadi kekurangan cakupan pelayanan (lack of services).

IV-42

Sementara itu, pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah semakin menurun kualitasnya. Berubahnya sistem pengelolaan TPA yang didesain sebagai sanitary landfill menjadi open dumping mencerminkan penurunan kinerja tersebut. Kegagalan mempertahankan manajemen TPA sesuai dengan kriteria teknis sanitary landfill mencapai 99 persen. Hal ini dapat dilihat tidak ada satu kota pun yang mengelola TPA sesuai dengan desain teknis sanitary landfill. Kondisi tersebut semakin memperburuk kualitas lingkungan perkotaan akibat merebaknya pencemaran udara akibat sampah yang terbakar sehingga tidak terkendalinya gas methan dan proses pembusukan sampah, rusaknya kualitas air tanah dangkal dan air permukaan akibat meresapnya air lindi yang tidak terkendali serta merebaknya gas dioxin yang bersifat karsinogenik.

4.3.2.2 Tinjauan Kebijakan

Peraturan sebagai dasar hukum pengelolaan kebersihan dan persampahan di Jepara di atur dengan :

PERATURAN/KEPUTUSAN

BUPATI TANGGAL TENTANG

Perda No. 2 Tahun 1999 3 Maret 1999 Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan Perda No. 1 Tahun 1999 3 Maret 1999 Retribusi Penyedotan Kakus Perda No. 1 Tahun 1995 21 Februari 1995 Kebersihan, Keindahan,

Ketertiban (K3) Keputusan Bupati Jepara No.

45 Tahun 2006 22 Februari 2006

Penunjukan Lokasi Taman- taman Kota Kabupaten Jepara Surat Tugas No. 050 / 4899 28 Agustus 2006 Tim Pemantau Adipura

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006, visi pengelolaan sampah yaitu:

“Permukiman Sehat yang Bersih dari Sampah”

Visi di atas merupakan suatu kondisi yang diharapkan pada masa depan dalam pengelolaan sampah Kabupaten Jepara melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan secara sinergi oleh stakeholder yang terkait langsung maupun taklangsung.

Visi di atas perlu dijabarkan lagi melalui beberapa misi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006, misi pengelolaan sampah, yaitu:

1. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan. 2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan.

3. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta.

4. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan sesuai dengan prinsip good and cooperate governance, yang berupa:

IV-43

a. Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dalam pengelolaan persampahan.

b. Penyelenggaraan pegnelolaan persampahan yang transparan, partisipatif serta akuntabel dalam pengelolaannya.

c. Pelibatan semua stakeholder dalam pengelolaan persampahan. d. Pengelolaan persampahan secara efektif, efisien dan profesional.

e. Penguatan kelembagaan dengan penyesuaian struktur dan kewenangan kelembagaan pengelola persampahan.

5. Memobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan sistem pengelolaan persampahan.

Menegakkan hukum dan melengkapi peraturan perundangan untuk meningkatkan sistem pengelolaan persampahan.

4.3.2.3 Profil Persampahan di Kabupaten Jepara

Timbulan sampah diidentifikasi sumber dan penyebabnya sehingga memudahkan dalam peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan. Timbulan sampah biasanya berasal dari sampah rumah tangga, pemukiman, pertokooan, pasar, industri, jalan dan taman serta area-area publik lainnya. Volume Timbulan sampah per harinya berdasarkan sumber timbulan dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 4.4

Produksi Sampah/Timbulan dan Jumlah Sampah Terangkut

NO LOKASI JUMLAH LOKASI TIMBULAN (M3/ HARI) SAMPAH TERANGKUT (M3/ HARI) 1 Perumahan

a. Sederhana & menengah 14 Lokasi 103,25 92,02 b. Pasang surut 4 lokasi 12,75 10,84

2 Sarana kota

a. Jalan arteri dan kolektor 17 buah 101 78,81

b. Pasar 4 lokasi 120 102 c. Pertokoan 9 jalur 41,50 35,28 d. Kantor 9 32 30 e. Sekolah 92 38 36 f. Terminal 1 1 1 g. Pelabuhan penumpang 1 12 10 h. Stasiun KA i. Rumah sakit 3 56 56 j. Taman kota 18 80,25 48 k. Hutan kota 2 3 Perairan terbuka

a. Sungai utama 2 lokasi 24 22

4 Lokasi lainnya 14,2 12,6

JUMLAH 174 645.95 534.55

IV-44

Dari tabel di atas dapat dilihat timbulan terbesar sampah masih berada di sekitar sarana kota berupa area publik seperti jalan, pasar, pertokoan dan taman kota. Perumahan juga merupakan salah satu penyumbang timbulan sampah. Korelasi antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan meningkatnya timbulan sampah bukan merupakan fakta kosong, namun begitulah yang terjadi di dalam sebuah fenomena perkembangan sebuah kota, termasuk Jepara.

Timbulan sampah yang ada dalam pengelolaannya tidak semuanya terangkut, hal ini terkait dengan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, termasuk di dalamnya sumber daya manusia, sarana prasarana dan lingkup pelayanan.

Tabel 4.5

Jumlah Sampah Terangkut pada Tahun 2010

No. Penanganan Volume ( m3) Prosentase

1. Diangkut ke TPA 554 81,6 %

2. Diolah :

a. Kompos 18 2.7 %

b. Daur ulang kertas, botol dll 54 7,9 %

c. Incinerator 8 1,1 %

3. Tidak terangkut 46 6.7 %

Dalam pengelolan kebersihan dan persampahan di Jepara telah digalakkan program 3R,

Reduce, Reuse, Recycle (pengurangan, guna ulang, daur ulang) pada lokasi-lokasi dibawah ini

Tabel 4.6 Lokasi 3 R

No. Lokasi Alamat

a. Sekolah SD Negeri 4 Panggang d/a Jl. THamrin Jepara

b. Restoran RM Maribu d/a Jl. Shima Jepara

c. Hotel

d. Terminal Terminal Jepara d/a Jl. MT Haryono Jepara

e. Rumah sakit/Puskesmas RSU Jepara d/a Jl. Raya Senenan f. Pertokoan

g. Dll, sebutkan Pemukiman Kelurahan Demaan Jepara

Sumber : Studi Manajemen Persampahan Tahun 2008

Pengelolaan Kebersihan dan persampahan di Jepara di bagi menjadi 3 zoning untuk mempermudah dalam pelaksanaan, pengawasan maupun koordinasinya, sebagaimana terlihat dalam peta di bawah ini.

IV-45 A. Pewadahan

Pewadahan merupakan bagian dari sistem dari pengelolaan setelah mengadakan kegiatan identifikasi dan inventarisasi sumber sampah. Kegiatan pewadahan ini adalah sebagai bagian dari upaya minimalisasi sangat penting dalam rangka memudahkan pengumpulan dan pengambilan.

Untuk jenis sampah rumah tangga upaya minimalisasi dapat dilakukan dengan melaksanakan pemisahan jenis sampah yaitu :

Dalam dokumen DOCRPIJM 1504183804RPIJM BAB IV (Halaman 41-45)

Dokumen terkait