Pengembangan Bahan Ajar Matematika SMK:
4.2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
4.2.2. Pengembangan Bahan Ajar
Untuk memperoleh bahan ajar matematika yang baik, maka diperlukan suatu analisis terhadap SKL, KD, dan SI matematika yang dibutuhkan, sumber belajar yang akan digunakan, serta jenis bahan ajar yang akan dibuat. Oleh karena itu, tahapan pengembangan bahan ajar ini dapat dikelompkam menjadi empat, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar, melakukan pemetaan, menentukan struktur dan
Tahap Pengembangan Kebutuhan (SKL, indikator, materi,
Moh. Mahfud Effendi
jenis bahan ajar, serta merealisasikannya berupa penyusunan bahan ajar (Depdiknas, 2008; Marsigit, 2012).
a) Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Tidak semua kompetensi matematika SMK memerlukan bahan ajar, oleh karena itu harus melakukan analisis kebutuhan SKL dan KD terhadap bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan diketahui seberapa banyak bahan ajar yang dibutuhkan dan jenis bahan ajar apa yang dipilih.
Analisis ini biasanya digunakan membuat bahan ajar selama 1 semester, tetapi juga bisa juga 1 tahun atau 3 tahun sekaligus. Agar bahan ajar up to date dan relevan dengan perkembangan jaman, disarankan dibuat persemester. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu faktor ruang lingkup dan urutan bahan ajar, karena efektivitas dan efi siensi bahan ajar ditentukan oleh dua faktor tersebut.
Analisis tersebut mirip dengan identifi kasi dalam pembuatan rencana pembelajaran (RPP), karena memang bahan ajar ini merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu unsur-unsur yang harus ada dalam penyusunan bahan ajar ini adalah SKL, KD, SI ( bahan ajar), kegiatan pembelajaran, dan jenis bahan ajar. Pada Tabel 7 adalah contoh form isian analisis terhadap SKL dan KD untuk menentukan bahan ajar matematika SMK Program Keahlian Tata Busana.
Jenis bahan ajar dapat dikembangkan dan ditentukan berdasarkan pengalaman belajar siswa atau tujuan belajar yang diinginkan. Semakin jelas pengalaman atau tujuan pembelajarannya, semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajar, dan tentu saja bahan ajar yang dibuat akan menjadi lebih baik (Depdiknas, 2008; Marsigit, 2012;
Effendi, Moh. Mahfud., 2017). Dengan demikian, bahan ajar tersebut dapat membantu guru dan siswa dalam
mempelajari bahan ajar. Ketersediaan sumber belajar perlu diperhatikan dan diidentifi kasi, karena sumber belajar ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari bahan ajar. Oleh karena itu perlu mengadakan analisis terhadap sumber-sumber belajar ini. Analisis ini terkait dengan ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam pemanfaatan dan penggunaan bahan ajar. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah bahan ajar haruslah menarik, mampu memotivasi, dan menantang siswa untuk dapat mencapai SKL atau tujuan pembelajaran secara efektif dan efi sien.
Tabel 7: Contoh Form Isian Analisis SKL dan KD
Mata Pelajaran : Matematika Program Keahlian Tata Busana
Kelas/semester : X/I
SKL : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real
KD Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan
Pembejaran
a) Sistem bil real, b) Operasi bil. Bulat, c) Operasi bil. Pecahan, d) Konversi bilangan, e) Perbandingan, skala, persen, f) Penerapan pada
Seperti telah diuraikan di atas, bahan ajar matematika di SMK harus disesuaikan dengan kebutuhan program keahliannya, sehingga lebih banyak aplikasi proseduralnya dari pada teoritik konseptual. Ketika materi pembelajaran berupa penerapan, proses pembelajarannya harus betul-betul riil seperti di lapangan pekerjaan bila perlu praktek langsung di dunia usaha dan industri (Du/Di) terkait
Moh. Mahfud Effendi
dengan penggunaan atau penerapan materi pembelajaran matematika yang bersangkutan. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami bahan ajar matematika tetapi mereka juga mengetahui kegunaannya, sehingga termotivasi untuk mempelajarinya, dan makin lama makin terbentuk pola berpikir kritis dan kreatif. Keterpaduan pembelajaran ini merupakan konsep belajar bermakna yang dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara bertahap dan komprehensif.
b. Pemetaan SKL, KD, dan Bahan Ajar
Dari hasil analis kebutuhan tersebut di atas akan dapat diketahui bahan ajar apa saja dan berapa banyak yang akan dibuat, setelah itu tahap berikutnya adalah melakukan pemetaan. Pada dasarnya tujuan pemetaan ini adalah menentukan ruang lingkup, urutan, dan sifat bahan ajar agar tidak terjadi overlap dan overload konsep atau bahan ajar. Dengan demikian, pemetaan ini fungsinya sama dengan pengorganisasian bahan ajar yaitu menentukan dan menghasilkan bahan ajar yang sifatnya separasi, korelasi, atau terintegrasi. Dalam beberapa referensi lain juga dikatakan bahwa sifat bahan ajar dapat dikelompokan menjadi dependen dan independen.
Gambar 9: Pengembangan SKL (Djaali, 2009)
Bahan ajar dependen merupakan bahan ajar yang terkait dengan bahan ajar lain baik dengan bahan ajar matematika lainnya, pelajaran lainnya maupun dengan bahan ajar program keahlian (Beane, 1997; Fogarty, 1999; Depdiknas, 2008; Marsigit, 2012). Keterkaitan tersebut bisa bersifat korelasi ataupun integrasi. Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan ajar yang keberadaannya bersifat separasi, berdiri sendiri, tidak tergantung atau tidak terkait dengan bahan ajar lain. Tetapi untuk bahan ajar matematika di SMK haruslah terintegrasi atau paling tidak berkorelasi dengan bahan ajar program keahliannya, dan mustahil bersifat separasi (Effendi,
Penilaian Analisis Kedalaman
dan Keluasan Materi
Standar Kompetensi Lulusan (SKL dan SKKNI) SMK
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SKL Kelompok Mata Pelajaran SKL Mata Pelajaran
PENGKAJIAN
PENYUSUNAN SILABUS
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Sumber Belajar
Moh. Mahfud Effendi
Moh. Mahfud., 2013) Pemetaan bahan ajar sangat tergantung dari pemetaan SKL atau KD matematika yang dibutuhkan program keahlian. Oleh karena itu pemetaan SKL atau KD matematika ini harus berdasarkan suatu analisis yang menyeluruh mulai kelas 10 – 12. Berikut ini adalah contoh pemetaan SKL Matematika di SMK Pogram Keahlian Tata Busana (Depdiknas, 2004) berdasarkan pengembangan kurikulum Model Piramida.
Gambar 10: Pemetaan SKL Matematika Berdasarkan SKL Progam Keahlian Tata Busana (Sumber: Effendi, Moh. Mahfud., 2013).
1
SMT SKL Program Keahlian
Tata Busana SKL Matematika
1. Menggambar busana
2. Membuat pola
3. Memilih bahan baku
4. Membuat busana wanita
5. Membuat busana pria
6. Membuat busana anak
2
3
4
5
6
7. Membuat busana bayi 8. Menghitung harga jual
9. Pengawasan mutu busana
1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real
2. Memecahkan masalah bangun datar dan ruang
3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi himpunan
4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier 5. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam
pemecahan masalah
6. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
7. Menyelesaikan masalah program linier
8. Menerapkan konsep statistika dalam pemecahan masalah
9. Memecahkan maslaah berkaitan dengan probabilitas
c. Menentukan Jenis dan Struktur Bahan Ajar
Dalam sebuah bahan ajar mencakup antara lain: 1) judul, 2) petunjuk belajar baik unruk siswa maupun guru, 3) kompetensi yang akan dicapai, 4) content atau isi atau bahan pembelajaran, 5) informasi pendukung, 6) latihan-latihan, 7) petunjuk kerja misalnya berupa Lembar Kerja, 8) evaluasi, serta respon atau balikan terhadap hasil evaluasi. Setiap jenis bahan ajar mempunyai struktur yang berbeda antara satu dengan lainnya. Berikut jenis bahan ajar cetak dan beberapa perbedaannya (Depdiknas, 2008; Marsigit, 2012).
Tabel 8. Beberapa Perbedaan Pada Bahan Ajar Cetak
No. Komponen Jenis Bahan Ajar
Ho Bk Mo LKS Br Lf Wt Fo Ml
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk
belajar - * √ √ - - - -
-3. KD √ √ √ √ √ √ * * *
4. Materi √ √ √ √ √ √ * * *
5. Informasi
pendukung √ * √ √ √ √ * * *
6. Latihan - √ √ - - - - -
-7. Petunjuk/
langkah
kerja - * √ √ - - - * *
8. Penilaian - √ √ √ √ √ * * *
Keterangan: Ho: handout, Bk: Buku, Mo: Modul, LKS: Lembar Kegiatan Siswa, Br:
Brosur, Lf: Leaflet, Wt: Wallchart, Fo: Foto/Gambar, Ml: Model/Maket, * bisa ada bisa tidak
Bahan ajar cetak yang sering dipakai dalam pembelajaran adalah handout, buku, modul, dan LKS. Selain mudah didapat, jenis bahan ajar cetak ini komponennya lengkap sehingga memudahkan guru dalam pembelajaran. Bahan ajar matematika di SMK harus sesuai dengan kebutuhan program
Moh. Mahfud Effendi
matematika di SMK berbeda dengan SMA bahkan dengan SMK program keahlian lainnya.
d. Realisasi Penyusunan Bahan Ajar
Membuat bahan ajar merupakan salah satu tugas seorang guru dalam menjalankan profesinya. Pembuat bahan ajar tidak hanya mengetahui dan memahami jenis dan komponen bahan ajar, tetapi juga harus mengetahui dan memahami dari mana komponen-komponen bahan ajar berasal dan dikembangkan. Oleh karena itu mereka harus memahami bagaimana prosedur penyusunan bahan ajar.
Prosedur pengembangan bahan ajar matematika SMK lebih rumit dibanding untuk SMA, hal ini karena kurikulum SMK harus terintegratif dengan program keahliannya (Xin, Zhao, 2007).
Pada dasarnya prosedur pembuatan bahan ajar cetak adalah sama, perbedaannya terletak pada komponen yang ada pada masing-masing jenis bahan ajar tersebut. Agar bahan ajar mudah dipahami dan tujuan pembuatan bahan ajar dapat dicapai secara efektif dan efi sien mka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain kemenarikan tampilan, hirarki dan sistematika komponen, kejelasan dan urutan materi, kelayakan materi, bahasa yang digunakan, kemudahan menguji pemahaman. Realisasi penyusunan ini dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok.