• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Matematika SMK

Struktur kurikulum SMK merupakan pengorganisasian SKL, mata pelajaran, beban belajar, dan KD pada setiap sekolah (Xin, Zhao, 2007; Permendiknas 37 Tahun 2018).

SKL dirancang sesuai usia siswa, dan merupakan integrasi vertikal dari berbagai KD mata pelajaran pada kelas yang berbeda. Rumusan SKL terdiri dari kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Konsep pengembangan kompetensi ini sebenarnya konsep integrasi yang muaranya adalah lulusan yang dinginkan dan kompeten pada bidangnya.

KD matematika dikembangkan dari SKL, dimana setiap KD mempunyai indikator-indikator yang merupakan ukuran tercapai tidaknya kompetensi tersebut. Oleh karena itu, indikator merupakan ukuran keberhasilan yang terkait dengan evaluasi sedangkan tujuan pembelajaran berurusan dengan proses kegiatan. Dalam kurikulum biasanya dinyatakan secara eksplisit, misalnya pendekatakan pembelajaran yang digunakan adalah saintifi k. Tentu saja penentuan pendekatan ini sangat terkait dengan tujuan

Moh. Mahfud Effendi

pembelajaran yang ditetapkan. Hal ini harus ditegaskan, karena ada kesalahpahaman antara tujuan pembelajaran dengan indikator sebagai ukuran keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, dan pendekatan yang digunakan.

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa pelajaran matematika di SMK dan SMA dalam Kurikulum 2013 adalah sama. Menurut Kurikulum 2013, matematika merupakan pelajaran wajib dengan total waktu sebanya 4 jam pelajaran perminggu, dengan bahan ajarnya terbagi dalam jenjang kelas dan semester. Pengorganisasian bahan ajar ini harus terintegrasi sehingga kurikulum matematika di SMK bukan merupakan kumpulan bahan ajar dan aktifi tas saja, tetapi harus koheren, fokus pada matematika yang dibutuhkan atau lebih bersifat aplikatif, dan tentu saja teraplikasi dengan baik di kelas (NCTM, 2000). Walaupun matematika memiliki beberapa topik pembahasan atau bidang kajian yang berbeda-beda, seperti bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, serta analisis dan probabilitas, tetapi mereka dalam pembelajaran di SMK harus saling berhubungan (interconnected) dan juga harus menopang tercapainya tujuan program keahliannya (Effendi, Moh. Mahfud, 2017).

Gambar 3: Interkoneksi Materi Matematika dan Program Keahlian

Kompetensi

Untuk menghasilkan lulusan SMK yang memenuhi standar maka matematika yang diajarkan juga harus memenuhi standar.

Paling tidak ada dua standar yang harus dipenuhi, yaitu standar isi (SI) dan standar proses (SP). Standar ini menjelaskan matematika apa saja yang dibutuhkan dan harus diajarkan serta bagaimana cara memperolehnya agar siswa mengenal dan mampu melakukan.

Standar juga menggambarkan tentang dasar-dasar ide dan aplikasi matematika, dengan menekankan pada konsep matematika dasar dan ketrampilan yang esensial, khususnya dalam menyiapkan siswa untuk bekerja, menjadi warga negara yang baik, dan sebagai dasar konseptual untuk melanjutkan studi. Dengan demikian, siswa dapat membangun pengetahuannya, belajar lebih bervariasi, dan lebih canggih dalam teknik poblem solving (Bell, Frederick H, 1978;

Walle, J. A., et.al, 2010). Terkait dengan uraian tersebut di atas maka NCTM (2000) membuat standar isi matematika kelas 9-12, yang dijuga disarankan oleh Reys (1998) untuk bisa diajarkan di sekolah. Berikut standar isi yang dimaksud.

Tabel 3: Standar Isi Matematika untuk Kelas 9-12

No Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 1. Bilangan dan

operasinya

1.1 Memahami, merepresentasikan, menghubungkan antar bilangan, dan sistem bilangan.

1.2 Memahami operasi dan hubungan satu sama lainya

1.3 Terampil menghitung dan membuat estimasi.

2. Aljabar 2.1 Memahami pola, relasi, dan fungsi 2.2 Merepresentasikan dan menganalisis

situasi dan struktur matematika dengan menggunakan simbol-simbol aljabar 2.3 Menggunakan model matematika untuk

merepresentasikan dan memahami hubungan kuantitatif.

2.4 Menganalisis perubahan dalam kontek berbeda.

Moh. Mahfud Effendi

Selanjutnya, standar proses merupakan cara memperoleh dan menggunakan pengetahuan (standar isi atau isi matematika). Proses dilakukan dalam rangka mencari solusi, sehingga pengetahuan dan kemampuan siswa akan tergambar dalam proses ini, bahkan melalui proses ini sering terjadi pengembangan pemahaman baru.

Perlu diingat, bahwa proses bukan tujuan pembelajaran matematika tetapi merupakan alat utama untuk bekerja atau

3. Geometri 3.1 Menganalisis karakteristik dan sifat bangun geometri, dan mengembangkan argument tentang hubungan geometris.

3.2 Menentukan lokasi dan menggambarkan hubungan spasial menggunakan

koordinat dan sistem representasi yang lain.

3.3 Mengaplikasikan transformasi dan menggunakan simetri untuk menganalisis bentuk matematis.

3.4 Menggunakan visualisasi, penalaran spasial, dan model geometris untuk memecahkan masalah.

4. Pengukuran 4.1 Memahami obyek, unit, sistem, dan proses pengukuran

4.2 Mengaplikasikan teknik, alat, dan 5. Analisis

data dan probabilitas

formula untuk menentukan pengukuran 5.1 Merumuskan pertanyaan yang diatasi

dengan data dan pengumpulan, mengorganisasikan, dan menampilkan data.

5.2 Memilih dan menggunakan metode statistika yang sesuai untuk analisis data.

5.3 Mengembangkan dan mengevaluasi kesimpulan dan prediksi yang didasarkan pada data.

5.4 Memahami dan menerapkan konsep dasar probabilitas.

melakukan. Melalui standar proses ini, siswa akan memperoleh cara berpikir yang baik dan benar, tekun dan mempunyai keingintahuan yang tinggi, serta memiliki rasa percaya diri dalam segala situasi.

Dengan demikian, penilaian keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya penilaian pemahamaan terhadap matematika, tetapi harus juga melakukan penilaian terhadap proses pembelajarannya. Standar proses matematika yang harus dimilik oleh siswa adalah problem solving, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi (NCTM, 2000;

Reys, 1998), sebagai berikut.

Tabel 4: Standar Proses Matematika untuk Kelas 9-12 No Standar

Proses Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 1. Problem

solving 1.1 Membangun pengetahuan matematika baru melalui problem solving.

1.2 Memecahkan masalah matematika dan kontek lain.

1.3 Menerapkan dan menyesuaikan strategi yang tepat untuk menyelesaikan

masalah

1.4 Memonitor dan menyatakan proses pemecahan masalah matematika.

2. Penalaran dan

pembuktian 2.1 Mengetahui bahwa penalaran dan pembuktian sebagai aspek fundamental matematika.

2.2 Membuat dan menyelidiki dugaan matmatika.

2.3 Megembangkan dan menilai argument dan pembuktian

2.4 Memilih dan menggunakan

berbagai jenis penalaran dan metode pembuktian.

3. Komunikasi 3.1 Mengatur dan mengkonsolidasikan berpikir matematik melalui komunikasi.

3.2 Mengkomunikasikan berpikir matematik secara koheren dan jelas pada siswa lain, guru, dll

3.3 Menggunakan bahasa matematik untuk meng-ekspresikan ide-ide matematik secara tepat.

Moh. Mahfud Effendi

4. Koneksi 4.1 Mengetahui dan menggunakan koneksi antara ide mat

4.2 Memahami interkoneksi ide-ide matematik dan membangun satu sama lain untuk menghasilkan keseluruhan yang koheren.

4.3 Memahami dan mengaplikasikan matematika di luar kontek matematik.

5. Representasi 5.1 Membuat dan menggunakan

representasi untuk mengatur, merekam, dan mengkomunikasikan ide mat 5.2 Memilih, mengaplikasikan,

menterjemahkan antara representasi matematik untuk memecahkan masalah.

5.3 Menggunakan representasi untuk model dan fenomena matematik.

Pembelajaran matematika menekankan pada kemampuan konseptual dan prosedural, yang oleh UNESCO disebut 4 pilar, yaitu 1) learning to know: fakta, skills, konsep dan prinsip; 2) learning to do: doing mathematics; 3) learning to be: enjoy mathematics; dan 4) learning to live together: cooperative learning in mathematics. Atas dasar itulah maka, pemerintah melalui Permendiknas 37 Tahun 2018, menetapkan SKL matematika, yaitu: 1) memahami konsep atau algoritma matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menerapkan secara luwes, akurat, efi sien dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memanipulasi, menggeneralisasi, menyusun bukti, menjelaskan gagasan ataupernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami, merancang model, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi; 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan ataumasalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dokumen terkait