• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN INVESTASI SEKTOR HILIR Investasi Pengolahan

Dalam dokumen Pertamina - Hubungan Investor (Halaman 116-122)

Commission Days

PENGEMBANGAN DAN INVESTASI SEKTOR HILIR Investasi Pengolahan

Revamping Kilang UP VI Balongan Tahap II Proyek ini melakukan modifikasi minor peralatan CDU dan RCC dan meningkatkan

Recovery Light End Section unit RCC, yang menghasilkan peningkatan produksi Propylene. Disamping itu, proyek ini juga akan

meningkatkan kehandalan operasi CDU pada kapasitas 100% sebesar 130 MBCD dengan merubah perbandingan volume

Crude Duri : Minas menjadi 1:1. Status proyek pada tahun 2007 masih dalam pelaksanaan konstruksi.

Off Gas RCC menjadi Propylene Kilang UP VI Balongan

Proyek ini melakukan pengembangan terhadap potensi industri petrokimia dengan

memanfaatkan off-gas yang berasal dari Unit RCC Kilang UP VI Balongan, yang sebelumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan kilang, dan akan ditingkatkan menjadi produk Propylene. Dengan selesainya proyek ini, off-gas akan dikonversi menjadi produk Propylene sebesar 180.000 ton/tahun. Status proyek pada tahun 2007 dalam tahap pelaksanaan sampai tahun 2010.

Refurbishment Plaju

Proyek ini melakukan modifikasi CDU, FCCU dan Utility Kilang Plaju sehingga produksi LPG dan Propylene dapat ditingkatkan. Disamping itu, proyek ini dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan konversi FCCU dan efisiensi proses kilang untuk peningkatan optimalisasi kilang. Dengan selesainya proyek ini, diharapkan kinerja Kilang UP III Plaju akan meningkat. Status proyek pada tahun 2007 membuat perkiraan biaya pemilihan licensor.

yang peralatannya sudah tidak layak (obselete) dan tidak efisien, dan akan diganti dengan 1 unit PLTU 14 MW & 1 unit Emergency Genset 5 MW. Dengan proyek ini, kehandalan utility

Kilang Dumai akan lebih baik. Disamping itu, diharapkan efisiensi dapat lebih ditingkatkan sehingga pemakaian bahan bakar kilang dapat berkurang. Pada tanggal 5 September 2007 telah dilakukan penetapan pemenang pelaksana proyek. Status proyek tahun 2007 penetapan pemenang oleh Direktur Utama Pertamina tanggal 28 Agustus 2007 saat ini tahap pelaksanaan.

Fasilitas Loading NBBM UP IV Cilacap

Fasilitas loading produk Non BBM Kilang Cilacap ini dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan volume lifting dan penjualan produk Non BBM. Selama ini penjualan produk Slack Wax dan Minarex B (solvent) tidak bisa maksimal karena belum adanya fasilitas dan sarana loading untuk mengangkut produk dalam jumlah besar, sehingga sebagian produk Non BBM yang tidak dipasarkan dijadikan sebagai komponen IFO, yang lebih rendah harganya dibandingkan dengan harga Slack Wax dan Minarex B. Dengan selesainya proyek ini, laba dan margin Kilang Cilacap dapat meningkat. Status proyek pada tahun 2007 masih dalam proses feasibility study oleh Pertamina.

UP IV Cilacap Non-Fuel Loading Facility and inefficient PLTG and PLTD generator units in Dumai Refinery with 1 unit of 14 MW PLTU and 1 unit of 5 MW Emergency Genset. With this project, the utility reliability of Dumai Refinery will be better. In addition, efficiencies are expected to improve, and the fuel consumption can be reduced. On 5 September 2007 the successful bidder of the project bid has been decided. In 2007, the project, of which the decision of the successful bidder has been made by the Pertamina's President Director on 28 August 2007 is currently still in the

implementation phase.

The Non-fuel product loading facility of Cilacap Refinery will be constructed to increase lifting volume and Non-fuel product sales. Until now, Slack Wax and Minarex B (Solvent) sales have not been maximal due to the absence of loading facility to carry the products in massive quantity, so that part of the non-marketable non-fuel was changed into IFO components, which price is lower than Slack Wax and Minarex B. Upon the completion of this project, Cilacap Refinery's profit and margin are expected to increase. In 2007, the project was still undergoing feasibility study by Pertamina.

Lube Oil (LBO) Plant Dumai

Proyek ini melakukan pembangunan kilang

Lube Base Oil (LBO) Group III dengan kapasitas 9.000 BPSD yang menggunakan bahan baku produk Bottom Fractionator Hydrocracker. Produk LBO Group III merupakan produk berkualitas ekspor yang mempunyai spesifikasi Internasional. Pelaksanaan proyek ini bekerja sama dengan pihak partner (SK Corporation) yang mempunyai teknologi dan kompetensi. Status Proyek pada tahun 2007, progress construction = 96% dan direncanakan

Mechanical Completion pada Maret 2008 serta

Commissioning & Start-Up pada Mei 2008.

LPG Sulphur Recovery

Proyek ini melakukan modifikasi untuk mengurangi polusi gas buang dari kilang yang mengandung sulphur dan secara bersamaan dilakukan ekstraksi kandungan LPG yang terdapat di dalam gas buang tersebut. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan produk LPG, Sulphur, dan naphtha sejumlah 1200-1300 juta barrel/tahun. Final acceptance telah

dilaksanakan pada 27 Agustus 2007.

Bio Diesel Plant Kapasitas 15.000 liter/hari Proyek ini mengembangkan bahan bakar alternatif, yang dapat mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Bahan bakar yang akan dibuat dalam proyek ini adalah bahan bakar biodiesel. Program Pemerintah sesuai Keputusan Presiden No. 05 tahun 2006 dan Instruksi Presiden No.1 tahun 2006 mendorong BUMN untuk melakukan pembangunan dan pemakaian bahan bakar nabati (Biofuel). Bahan baku yang akan digunakan CPO atau Minyak Jarak dengan kapasitas 15.000 bbl/hari. Status proyek saat ini dibatalkan dan diganti dengan program kerjasama Biodiesel & Bioethanol dengan partner lain yaitu: SK Corporation, Mitsui, UOP dan ESDM & BPPT status semua kerjasama ini masih MOU, namun demikian pihak Pertamina juga melakukan ujicoba greendiesel sendiri yang

Dumai Lube Oil (LBO) Refinery

This project is aimed at conducting the construction of Lube Base Oil (LBO) Group III refinery with 9,000 BPSD capacity utilizing Bottom Fractionator Hydrocracker as raw materials. LBO Group III products have export quality with international specifications. The project is executed with partner (SK Corporation) which has the required competency and technology. In 2007, the progress construction reached 96%, mechanical completion was expected to complete in March 2008 and commissioning and start up will be started in May 2008.

LPG Sulphur Recovery

This project carries out modifications to mitigate exhausted gas containing sulphur from the refinery and at the same time performing LPG extraction contained in gas emission. This project is expected to produce LPG, sulphur and naphtha in the amount of 1200-1300 million barrels/ year. Final acceptance has been carried out on 27 August 2007.

Bio Diesel Refinery with 15,000 liter/day Capacity

This project is aimed at developing alternative fuel to reduce the use of non-renewable fossil fuel. This project will produce bio diesel. The Government Program pursuant to the Presidential Decree No. 05 Year 2006 and Presidential Instruction No.1 Year 2006 encouraged SOEs (State-owned Enterprises) to develop and use bio fuel. The raw material used shall be CPO or jatropha oil with 15,000 bbl/day capacity. In 2007, the project was cancelled and replaced with a cooperation program of Bio Diesel and Bio Ethanol with other partners; SK Corp, Mitsui, and EMR and BPPT. The status of this cooperation was still in MOU level, however Pertamina has made a commissioning to its own greendiesel in UP-II Dumai with good result, but the high price of the CPO feed still

telah dilakukan di UP II Dumai, yang masih terkendala dengan harga feed CPO saat ini masih relatif mahal. Uji coba di Kilang UP II dan UP VI serta di Penelitian & Laboratorium akan dilaksanakan pada tahun 2008.

RFCC Cilacap

Proyek ini membangun unit Residual Catalystic Cracking (RCC) yang dapat meningkatkan margin Kilang. RCC complex mengkonversikan produk samping Atmospheric Residue (LSWR) menjadi produk BBM dan Petrokimia yang bernilai tinggi seperti LPG, Gasoline, dan Propylene. Saat ini dalam pelaksanaan

engineering dan persiapan EPC. Pekerjaan FEED dilakukan oleh Toyo Engineering.

Konfigurasi Kilang Balikpapan.

Proyek ini melakukan pembangunan Unit RCC dengan kapasitas 50 MBSD dengan mengolah

Vacuum Residue dan LSWR dari Kilang Balikpapan untuk menghasilkan produk BBM dan Non BBM guna memenuhi pasar dalam negeri. Sedangkan sisanya akan diekspor untuk mengurangi kebutuhan impor BBM. Status proyek tahun 2007 feasibility study telah selesai.

Investasi Pemasaran

Modernisasi LOBP Surabaya Proyek ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan teknologi atau upgradingLube Oil Blending Plant (LOBP) yang ada di Surabaya dalam rangka mengantisipasi persaingan yang ketat untuk memasarkan produk pelumas di era persaingan pasar bebas yang telah dibuka sejak tahun 2001. Proyek ini akan mengaplikasikan sistem operasi In-line Blending (ILB) dan

Automatic Batch Blending (ABB) sehingga diharapkan efisiensi biaya operasi dan fleksibilitas dapat ditingkatkan.

Remains a problem. Commissioning in UP II and UP VI Refineries as well as in Research and Laboratory will be conducted in 2008.

Cilacap RFCC

This project is intended to replace the existing Visbreaker unit with Residual Catalystic Cracking (RCC) unit in order to increase the Refinery margin. RCC complex converts the Atmospheric Residue (LSWR) bottom product to become high quality fuel and petrochemical products such as LPG, Gasoline, and Propylene. The project is currently in engineering phase and EPC preparation. FEED works was conducted by Toyo Engineering.

Balikpapan Refinery Configuration

This project is intended to construct RCC unit with 50 MBSD capacity by processing Vacuum Residue and LSWR from Balikpapan Refinery in order to produce fuel and non-fuel to meet domestic market demands, and the remaining products will be exported to reduce fuel import demand. In 2007, the feasibility study of the project was completed.

Marketing Investment

Modernization of Surabaya LOBP

This project is intended to upgrade the capacity and technology of existing Lube Oil Blending Plant (LOBP) in Surabaya in order to anticipate tight competitions in lubricant products marketing in free trade era which already began since 2001. This project will be applying In-line Blending (ILB) and Automatic Batch Blending (ABB) which are expected to increase operational cost efficiencies and flexibility.

Disamping itu, mutu produk dapat dikontrol lebih mudah dan akurat sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk lain yang sejenis. Status proyek pada tahun 2007 mencapai 45%.

Pipanisasi Rewulu Teras dan Depot Teras II Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi distribusi melalui pipa di Jawa Tengah, khususnya daerah Boyolali, Solo, dan sekitarnya, serta mengurangi beban instalasi Pengapon Semarang. Jalur pipa yang dibangun antara Rewulu ke Teras dan pembangunan Depot Teras. Status proyek pada tahun 2007 telah mencapai 96,7%.

Refueller 30 Unit

Proyek pengadaan 21 buah Refueller atau alat pengisian avtur ke pesawat terbang.

Proyek ini dimaksudkan untuk mengganti

Refueller yang sudah tua dalam rangka mempersingkat waktu pengisian avtur ke pesawat terbang. Status 10 unit sudah diterima tanggal 28 Desember 2007 dan telah dites dan sisanya direncanakan diterima tahun 2008.

Manggis I & Manggis II

Proyek perbaikan sarana dan fasilitas pelabuhan. Status proyek Manggis I telah mencapai 70% akibat kendala cuaca dan gelombang yang cukup besar serta padatnya jadwal tanker yang keluar masuk dermaga sedangkan proyek Manggis II telah selesai pada tanggal 8 Mei 2007 dengan masa pemeliharaan 12 bulan.

Rehabilitasi Terminal Automation System (TAS) Teluk Kabung Padang

Proyek otomasi terminal dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kehandalan operasional serta optimasi terminal. Status proyek telah selesai.

In addition, the control of product quality will be easier and more accurately, enabling the resulted products to compete with other similar products. In 2007, the project was 45% completed.

Rewulu Teras and Teras II Depot Pipe Construction

The goal of this project is to enhance distribution realibility and efficiency through pipelines in Central Java, especially in Boyolali, Solo, and surrounding areas, and also to reduce the workload of Semarang Pengapon

installation. The pipelines were built from Rewulu to Teras and the construction of Teras Depot. In 2007, the project was 96.7% completed or almost done.

30 Unit Refuellers

This is a procurement project of 21 Refuellers or Avtur refueling equipment for aircraft. This project is aimed at replacing the existing old Refueller to reduce avtur refueling time of the aircraft. On 28 December 2007, 10 units have already been received and tested while the remaining will be received in 2008. Manggis I and Manggis II

This project is intended to repair port facility and infrastructure. In 2007, Manggis I project was 70% completed despite of weather trouble and higher sea waves as well as the busy schedule of tankers into and out of the port, while Manggis II project was completed on 8 May 2007 with maintenance period of 12 months.

Rehabilitation of Teluk Kabung Padang Terminal Automation System (TAS)

This terminal automation project is intended to enhance the operational and optimalization capability and reliability of the terminal. This project has been completed.

Pembangunan TTU Tuban untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi, serta memperkuat jaringan distribusi produk BBM di wilayah Jawa Timur dan sebagian Indonesia bagian Timur serta pasokan ke Instalasi Surabaya Group dengan status progres fisik 4,4%.

Pembangunan Tanki Timbun Makassar Upms VII

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung BBM dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dengan status progress fisik 5%.

MIP (Maintenance Improvement Program) II Proyek penyempurnaan sistem pemeliharaan sarana dan fasilitas yang terintegrasi dengan status proyek 95,2%.

PIMS (Pipeline Integrity Management System)

Proyek penyempurnaan Standing Operating System (SOS) distribusi pipa BBM yang terintegrasi dengan status telah selesai.

Pipanisasi Avtur dari Tanjung Perak DPPU Juanda (Konsultasi)

Proyek jasa konsultasi pembuatan pipa distribusi avtur dari Tanjung Perak ke DPPU Juanda. Status telah selesai pembuatan Basic Design dan TOR. Saat ini persiapan tender EPC.

6 unit Hidrant Dispenser berkapasitas 4.000 LPM SKH

Proyek pengadaan 6 buah hydrant dispenser

dengan kapasitas masing-masing sebesar 4.000liter/menit untuk Bandara Soekarno-Hatta, bertujuan meningkatkan kehandalan sarana dan fasilitas pengisian avtur ke pesawat terbang. Sampai 31 Desember 2007 status menunggu kedatangan 6 buah hydrant dispenser.

SPM (Single Point Mooring) II SKH

Proyek pengadaan sarana pembongkaran Avtur di laut dengan sistem SPM untuk memenuhi kebutuhan avtur di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan status telah selesai 67,5%.

The construction of Tuban TTU is intended to improve the reliability and efficiency and also to strengthen the fuel distribution network in East Java and parts of eastern area of Indonesia as well as to supply the Surabaya Installation Group, the physical progress of the project reached 4.4%.

The Construction of Makassar Upms VII Storage Tanks

This project is aimed at enhancing fuel storage capacity in order to meet fuel demand. The physical progress of the project was 5% completed.

MIP (Maintenance Improvement Program) II

The goal of this project is to complete the integrated facility and infrastructure maintenance system. This project was almost 95.2% done.

PIMS (Pipeline Integrity Management System)

This project is aimed at completing the Standing Operating System (SOS) of integrated fuel pipe distribution. The status of this project is completed.

The Construction of Avtur Pipeline from Tanjung Perak DPPU Juanda (Consultation)

This is a consultancy project of the construction of Avtur distribution pipeline from Tanjung Perak ti DPPU Juanda. The basic design and TOR of the project were completed and currently under the preparation of EPC tender.

Hydrant Dispensers 6 units with 4,000 LPM SKH Capacity

The procurement project of 6 Hydrant Dispensers with 4,000 liter per minute capacity each for Soekarno-Hatta airport was aimed at enhancing the reliability of avtur refueling facility and infrastructure. Up to 31 December 2007, the project was still waiting for the arrival of 6 Hydrant Dispensers.

SPM (Single Point Mooring) II SKH

This is a procurement project of Avtur unloading infrastructure at sea with SPM system to fulfill Avtur demand in Soekarno-Hatta airport. The project was 67.5% completed.

Investasi Perkapalan

Pembangunan Kapal

Pada tahun 2007 mulai dilakukan

pembangunan 2 unit kapal Large Range (LR) yang akan dibangun di Jiangsu Eastern Heavy Industry, Co., Ltd, China. Proses

penandatanganan kapal yang lain

1 Medium Range (MR) dan 2 General Purpose

(GP) dibatalkan kontraknya karena tidak sanggup melaksanakan pembangunannya. Di akhir tahun 2007 juga sudah didapat pemenang untuk pembangunan 8 unit kapal baru (2 unit Small-2, 5 unit MR, dan 1 unit LR),

Letter of appointment of Bid Winner sudah ditandatangani, sedangkan kontrak

pembangunan kapal akan dilaksanakan tahun 2008. Untuk mempercepat proses pengadaan kapal, Pertamina juga melakukan pembelian

second hand vessel yang dilakukan melalui program breakthrough project. Pada akhir tahun 2007 telah dilakukan pembelian 1 unit kapal tipe MR yang diberi nama MT-ENDURO, dari 3 unit kapal yang direncanakan.

Diharapkan penambahan 1 unit kapal ini akan memperkuat jajaran armada milik Pertamina.

Dalam dokumen Pertamina - Hubungan Investor (Halaman 116-122)

Dokumen terkait