• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.12.1.Pengaruh Trust (kepercayaan) Terhadap Minat Bertransaksi

Menggunakan Layanan E-banking

Kepercayaan menjadi pondasi dari segala kegiatan yang dilakukan antara dua belah pihak atau lebih khususnya kegiatan transaksi dalam bisnis, karena transaksi bisnis tidak akan terjadi

apabila antara kedua belah pihak tidak saling mempercayai. Kepercayaan menjadi lebih penting dalam bertransaksi melalui online dibandingkan dengan offline. Hal ini disebabkan, karena transaksi dalam E-banking mengandung informasi yang sensitif dan pihak nasabah yang terlibat dalam transaksi keuangan mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi yang dikirim melalui media elektronik. Membangun kepercayaan yang tinggi terhadap nasabah adalah sangat diutamakan bagi terciptanya rasa kepercayaan nasabah terhadap bank.

Menurut Suryani (2013: 93) kepercayaan dalam konteks ini adalah persepsi nasabah bahwa teknologi internet banking aman untuk digunakan. Karena apabila terjadi masalah pada saat menggunakan

layanan E-banking, maka nasabah akan mempertimbangkan kembali

kepercayaannya terhadap layanan E- banking yang banyak

mengandung unsur risiko. Kepercayaan meliputi hubungan yang stabil antara nasabah dengan pihak bank, kemampuan pihak bank untuk membentuk rasa kepercayaan nasabah, dan jaminan yang diberikan oleh bank terhadap rasa aman pada simpanan nasabah yang ada di bank (Aini, 2016). Hasnan Ghifari (2017) meneliti trust (kepercayaan) sebagai variabel independen menyatakan bahwa trust (kepercayaan) berpengaruh positif terhadap minat menggunakan online banking. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini (2016), dalam

penelitiannya menyatakan bahwa trust (kepercayaan) tidak

berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan internet

banking pada Bank Mandiri di Surabaya. Dari hasil penelitian tersebut, menguatkan penelitian ini untuk kembali meneliti trust (kepercayaan) sebagai variabel independen apakah memiliki pengaruh atau tidak terhadap minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking. Apabila tingkat kepercayaan nasabah tinggi terhadap bank, akan menimbulkan keputusan nasabah untuk bertransaksi dengan menggunakan layanan E-banking. Dari pemaparan diatas, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H 1: Trust berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking.

2.12.2.Pengaruh Manfaat Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan

Layanan E-banking

Manfaat dalam suatu teknologi atau sistem merupakan suatu keadaan dimana seseorang percaya terhadap teknologi atau sistem yang digunakan mampu meningkatkan kinerja dan dapat merasakan hasilnya hingga menggunakannya berulang-ulang. Persepsi manfaat

mengacu pada persepsi nasabah bahwa menggunakan E-banking akan

meningkatkan kinerja nasabah yang efisien waktu dan tenaga. Bank harus mampu mengidentifikasi jenis fitur yang dapat

bermanfaat bagi penggunannya atau yang diharapkan oleh nasabah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya, karena tingkat manfaat E-banking mempengaruhi sikap nasabah terhadap suatu sistem. Sisca Retnosari (2015), dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel preceived usefulness (manfaat) berpengaruh positif terhadap pemanfaatan ATM bagi nasabah Bank Sumsel Babel Syari’ah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi akan kemanfaatan ini

mempengaruhi sikap nasabah terhadap penggunaan layanan E-

banking, karena sebuah sistem yang dianggap bermanfaat biasanya lebih mudah digunakan daripada sistem yang dianggap rumit oleh pengguna. Dari uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H2: Manfaat berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking.

2.12.3.Pengaruh Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat

Bertransaksi Menggunakan Layanan E-banking

Kemudahan penggunaan merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi dapat mengurangi usaha seseorang baik waktu, tenaga, dan biaya yang didukung dengan penggunaan teknologi atau sistem layanan yang mudah dipahami. Menurut Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009:5) kemudahan E-banking yaitu mudah dipelajari, jelas dan dapat dipahami,

fleksibel dan mudah untuk digunakan. Dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ikbar Wibiadila (2016) bahwa variabel kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan layanan mobile banking. Penelitian yang dilakukan oleh Hasnan Ghifari (2017) juga membuktikan bahwa variabel

kemudahan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan online

banking. Hal ini menujukan bahwa, intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya, sehingga kemudahaan penggunaan merupakan salah satu faktor penentu keputusan nasabah untuk menggunakan layanan E-banking. Dari pemaparan inilah, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3: Kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat

bertransaksi menggunakan layanan E-banking.

2.12.4.Pengaruh Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan

Layanan E-banking

Sebelum memilih suatu produk atau layanan, konsumen tentu akan mempertimbangkan risiko dari penggunaan produk atau layanan tersebut. Risiko penggunaan transaksi online dapat

dikatakan tinggi, karena nasabah tidak dapat melakukan transaksi secara tatap muka atau berinteraksi secara langsug dengan yang bersangkutan. Disamping itu, nasabah juga tidak dapat memastikan apakah transaksi yang telah dilakukan tersebut sudah diproses secara tepat waktu dan tanpa adanya kesalahan. Konsumen yang keinovasiannya tinggi dan mempunyai keberanian dalam mengambil risiko, akan mempersepsikan risiko pembelian produk atau penggunaan jasa tertentu lebih rendah dibandingkan konsumen yang keberanian mengambil risikonya rendah dan kurang inovatif. Sisca Retnosari (2015) melakukan penelitian dengan membuktikan bahwa variabel risiko berpengaruh positif terhadap pemanfaatan ATM, dan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ikbar Wibiadila (2016) bahwa variabel risiko berpengaruh terhadap minat nasabah

menggunakan layanan M-banking. Semakin besar risiko yang

mungkin akan ditanggung nasabah dalam menggunakan layanan E- banking, maka semakin rendah penggunaan sistem atau teknologi tersebut. Dari uraian inilah, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4: Risiko berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking.

2.12.5.Pengaruh Trust, Manfaat, Kemudahan Penggunaan, dan Risiko Secara Bersama-sama Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Layanan E-banking

Ketika tingkat kepercayaan, layanan yang diberikan dan kedekatan lokasi (cabang) sudah memuaskan nasabah, maka yang dicari oleh nasabah adalah seberapa canggih dan banyak fasilitas yang memberikan kemudahan bertransaksi (Sauca Pranidana, 2010). Nasabah telah merasa nyaman dan terbiasa melakukan transaksi perbankan secara konvensional sehingga belum mengetahui manfaat

dari layanan E-banking, yang menyebabkan nasabah mengurungkan

minatnya menggunakan E-banking. Mereka beranggapan bahwa E- banking merupakan layanan transaksi yang membutuhkan biaya, rumit, serta adanya anggapan risiko tertipu, kurangnya keakuratan transaksi, penerimaan transferan yang terkadang lama serta risiko lainnya.

Pada dasarnya, sebuah layanan yang mampu memberikan manfaat pada nasabah pasti akan diterima dengan baik oleh

penggunanya. Semakin nasabah merasa E-banking bermanfaat, maka

E-banking akan semakin sering digunakan. Begitu juga sebaliknya, apabila nasabah menggangap E-banking kurang bermanfaat, maka nasabah cenderung tidak menggunakan layanan E-banking. Sebuah sistem yang dianggap bermanfat biasanya tidak akan sering digunakan apabila dianggap rumit dan berisiko oleh penggunanya.

Suatu sistem yang sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut bermanfaat dan lebih mudah untuk dioperasikan, selain itu aspek kepercayaan juga berpengaruh penting dalam penggunaan suatu sistem fasilitas layanan E-banking. Kepercayaan ditekankan terhadap kendala pihak bank apakah dapat menjamin keamanan dan kerahasiaan akan nasabah. Keamanan yang diberikan oleh pihak bank tinggi, akan membuat nasabah merasa memiliki minat lebih untuk melakukan transaksi menggunakan layanan E-banking. Semakin tinggi kepercayaan nasabah terhadap produk E-banking, maka nasabah akan berminat untuk menggunakan layanan E-banking dalam melakukan transaksi. Namun, adanya risiko yang tinggi dalam penggunaan layanan E-banking, maka minat menggunakan layanan E-banking semakin rendah atau bahkan dihindari oleh nasabah. begitu juga sebaliknya, apabila risiko-risiko yang didapat rendah dalam bertransaksi menggunakan layanan E-banking, nasabah cenderung tertarik untuk menggunakannya.

Menurut Aini (2016), menyatakan bahwa variabel kepercayaan (X1), manfaat (X2), dan kemudahan penggunaan (X3), secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan internet banking pada Bank Mandiri di Surabaya. Didukung penelitian yang dilakukan oleh Anik Susanti (2015), dengan hasil penelitian berdasarkan pengujian model (uji-F) menunjukan bahwa persepsi kegunaan (X1), persepsi kemudahan

(X2), persepsi risiko (X3), dan persepsi kepercayaan (X4) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile

banking nasabag BRI Syariah kantor wilayah Yogyakarta. Selain itu, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwimastia Harlan

(2014) menunjukan bahwa kemudahan penggunaan (X1),

kepercayaan (X2), dan risiko persepsian (X3) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minat menggunakan E-banking pada UMKM di

kota Yogyakarta. Maka dengan demikian, trust (kepercayaan), manfaat, kemudahaan penggunaan, dan risiko berpengaruh terhadap

minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking, dengan

perumusan hipotesis secara simultan sebagai berikut:

H5: Trust, manfaat, kemudahaan penggunaan, dan risiko secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat bertransaksi

menggunakan layanan E-banking.

Dokumen terkait