• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

H. Kerangka Pikir

I. Model Hipotetik

Modul IPS berbasis Karakter yang dikembangkan di dalam penelitian ini menggunakan model hipotetik prosedural yang mengadopsi model desain pengembngan 4-D (Four-D). Model hipotetik tersebut digambarkan sebagai berikut di bawah ini:

Gambar 2.3 Kerangka Hipotetik Pengembangan Modul

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian yaitu “penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggung jawabkan (Nani: 2007). Penelitian R&D juga dapat diartikan dengan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut (sugiono: 2009). Research and Development (R&D) ini juga biasa disebut sebagai suatu pengembangan berbasis pada penelitian atau disebut juga research-based development” (Puaji: 2013).

Untuk mencapai kualitas pembelajaran, perencanaan pembelajaran haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Untuk merencanakan pembelajaran dapat dikembangkan berbagai model dan mengorganisasikan pembelajaran. Dari berbagai model rancangan pembelajaran, tidak ada model rancangan pembelajaran yang paling ampuh. Oleh kerena itu, dalam menentukan model rancangan untuk mengembangkan suatu program pembelajaran tergantung pada pertimbangan guru terhadap model yang akan digunakan atau dipilih.

Penelitian yang digunakan untuk dapat menghasilkan produk tertentu yaitu “penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektivan produk tersebut, supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektivan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (Sugiyono: 2011). Produk

57

yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul berbasis karakter pada pembelajaran IPS kelas V MI Madani Kabupaten Gowa.

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas V MI Madani Kabupaten Gowa semester 1 Tahun Ajaran 2021/2022. Dengan jumlah 20 Peserta didik, terdiri dari 12 Peserta didik laki-laki dan 8 Peserta didik perempuan. Pertimbangan peneliti memilih kelas V sebagai subyek penelitian karena mempertimbangkan bahan ajar berupa modul yang digunakan kurang terintegrasi dengan pembelajaran berbasis karakter selain itu berdasarkan studi awal, diperoleh informasi bahwa masih rendahnya hasil belajar dan nilai sikap kelas tersebut yang sebagian besar Peserta didik belum memenuhi standar KKM yaitu 70 yang telah ditentukan oleh sekolah”

C. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional variabel penelitian ini adalah“sebagai berikut:

1. Modul merupakan sebuah bahan ajar cetak (sebuah buku tulis) yang disusun secara sistematis dan berbasis karakter agar Peserta didik dapat belajar dengan mandiri dan juga bimbingan dari guru.

2. Modul berbasis karakter pada pembelajaran IPS merupakan suatu bahan ajar dengan muatan materi pembelajaran yang disertai dengan gambaran ilustrasi kehidupan sosial, sehingga Peserta didik dapat memahami nilai-nilai karakter yang yang ideal dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat tercermin pada sikap yang ditampilkan Peserta didik.

3. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh Peserta didik setelah mengikuti suatu materi dari mata pelajaran IPS yang berupa data hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan modul.

4. Nilai sikap dalam pembelajaran IPS merupakan perilaku yang ditunjukan peserta didik yang meliputi sikap religius, sikap peduli sosial, sikap nasionalisme, sikap mandiri, dan sikap tanggung jawab” sebagai hasil dari suatu program pembelajaran.

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian pengembangan ini mengikuti langkah-langkah yang diinstruksikan dalam model pengembangan Menurut Thiagajaran dkk (1974) “Model pengembangan 4-D (Four-D) adapun maksud dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan dari tahap pendefinisian adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan dalam proses pembelajaran. Adapun uraian pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Awal

Pada kegiatan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran IPS, sehingga diperlukan suatu pengembangan modul sebagai alternatif penyelesaian masalah dasar.

b. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada langkah ini, yang harus dilakukan adalah merinci secara jelas mengenai materi ajar yang mengacu pada Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menganalisis alokasi waktu yang tersedia pada silabus Kurikulum 2013.

c. Analisis Peserta didik

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui atau mengidentifikasi karakteristik Peserta didik, sehingga rancangan dan pengembangan bahan ajar” akan mengakomodir karakteristik tersebut. “Karakteristik yang dimaksud meliputi latar belakang perkembangan afektif, kognitif serta psikomotorik Peserta didik.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep sangat diperuntukkan guna mengidentifikasi konsep utama yang diajarkan untuk Peserta didik, serta digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang tercantum pada Kurikulum 2013.

e. Analisis Tugas

Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi tugas dan keterampilan yang dikerjakan oleh Peserta didik.

f. Spesifikasi tujuan

Tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil belajar dan nilai sikap Peserta didik sesuai dengan indikator pembelajaran.

Hal ini yang menjadi acuan selanjutnya untuk modul IPS berbasis karakter

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap perancangan ini berisi pengembangan modul yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS di kelas V. Tujuan pada

tahap perancangan ini adalah untuk merancang suatu bentuk” modul IPS berbasis karakter. Tujuan pada tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe modul IPS berbasis karakter.“Uraian prosedur pada tahap ini adalah:

a. Penyusunan tes

Pada bagian ini, penyusunan tes merupakan bagian yang mempertemukan tahap defenisi dan perancangan. Tujuan pada hahap ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal Peserta didik dan sebagai alat evaluasi.

b. Pemilihan Media

Bagian ini penerapan media harus disesuaikan dengan maksud mengidentifikasi media yang relevan dengan materi pelajaran atau Kompetensi dasar (KD) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penetapan media dilakukan agar mampu mengoptimalkan pengembangan modul yang digunakan pada proses pembelajaran.

c. Pemilihan Format Bahan Ajar

Pemilihan format disesuaikan dengan format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja Peserta didik (LKM), dan instrument penilaian hasil belajar.

d. Perancangan Awal

Tahap ini menghasilkan produk berupa rancangan awal Modul berbasis karakter meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja Peserta didik (LKM)” dan instrument penilaian hasil belajar.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan ini bertujuan “untuk menghasilkan modul yang telah direvisi berdasarkan komentar, saran dan penilaian dari dosen ahli, guru kelas, uji lapangan terbatas dan uji lapangan operasional. Uraian pada tahap ini adalah:

a. Validasi

Validasi ini dilakukan oleh dosen ahli sebagai validator ahli media dan guru di sekolah sebagai validator praktisi. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan modul yang dikembangkan dengan berbasis karakter, baik dari segi materi ajar yang sesuai dengan KD, kebahasaan, penyajian serta instrument penelitian.

b. Revisi I

Revisi I dilakukan setelah tahap validasi oleh validator ahli dan validator praktisi. Hasil validasi adalah skor kelayakan bahan ajar multimedia interaktif, RPP, LKM serta hasil belajar.

c. Tahap Uji Coba Terbatas

Pada uji coba terbatas ini, melibatkan Peserta didik kelas V MI Madani Kabupaten Gowa untuk mengevaluasi modul IPS berbasis karakter” selanjutnya pada uji terbatas mengikutsertakan guru sesuai tolak ukur yang sesuai modul tersebut.

d. Revisi II

Revisi II dilakukan setelah uji coba terbatas, “apabila hasil revisi I pada uji coba terbatas telah ditemukan kelebihan atau

kelemahan, maka kekurangan tersebut akan diperbaiki dalam revisi II.

4. Tahap Penyebarluasan (Disseminate)

Tahap penyebarluasan merupakan tahap akhir dari model 4-D.

Tahap penyebarluasan dilakukan untuk mempromosikan produk yang telah dihasilkan. Dalam penelitian ini, tahap penyebarluasan tidak dilaksanakan karena peneliti masih memiliki kendala akan hal tersebut.

E. Uji Coba Produk

Desain uji coba pengembangan ini yakni pada kegiatan awal dilaksanakan simulasi modul di kelas IV MI Madani Kabupaten Gowa.

Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas”berikut ini rancangan uji coba pengembangan bahan ajar dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Desain uji coba modul bebasis karakter F. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah “sebagai berikut:

1. Angket

Angket respon guru dan Peserta didik merupakan instrument yang dapat digunakan untuk mengetahui tanggapan guru dan Peserta didik terkait dengan pembelajaran dengan menggunakan modul yang telah dikembangkan. Instrument penilaian menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (nilai= 4), setuju (nilai = 3), tidak setuju (nilai = 2) dan sangat tidak setuju (nilai = 1). Dengan adanya angket respon

guru dan Peserta didik ini akan menentukan validitas yang diterapkan dalam proses pembelajaran.

2. Lembar Observasi

a. Lembar Observasi Modul

Observasi modul ditentukan berdasarkan aspek yang telah diamati dalam proses belajar. Observasi dilaksanakan dengan memberi tanda ceklis pada kolom yang disediakan. Kualifikasi nilai keterlaksanaan modul terdiri atas 3 kriteria yaitu: ada (nilai= 2), sebagian (nilai = 1), dan tidak ada (nilai=

1)” dengan adanya lembar observasi modul ini akan menentukan kepraktisan penggunaan modul dalam proses pembelajaran.

b. Lembar Pengamatan Peserta didik

Lembar aktivitas Peserta didik digunakan “untuk melihat melihat aktivitas Peserta didik pada saat proses pembelajaran. Dalam hal ini adapun aktivitas yang diamati dalam proses pembelajaran seperti memperhatikan bagaimana Peserta didik mampu bersosialisasi dengan baik, demostrasi, pengajukan pertanyaan, melakukan percobaan, diskusi kelompok, mengamati dan mendengarkan, mampu mengerjakan soal-soal dengan baik serta mampu menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

Dengan adanya lembar pengamatan Peserta didik ini akan menentukan kepraktisan penggunaan modul dalam proses pembelajaran.

c. Lembar Pengamatan Guru

Lembar aktivitas guru digunakan untuk menanggapi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar. Lebih spesifik pada aktivitas guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis karakter yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Dengan adanya lembar pengamatan guru ini akan menentukan kepraktisan penggunaan modul dalam proses pembelajaran”

3. Tes hasil belajar dan nilai sikap

Tes penilaian hasil belajar dan nilai sikap dirancang “untuk mengetahui keefektivan produk modul yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan adalah soal pre test dan post test yang terdiri atas 5 soal essai untuk hasil belajar. Tes nilai sikap karakter (religius, peduli sosial, nasionalisme, mandiri, dan tanggung jawab) yang digunakan adalah penilaian jurnal. Adapun tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan Peserta didik setelah menggunakan lembar kerja Peserta didik (LKM) dan menerapkan modul yang dikembangkan berdasarkan indikator dan kompetensi dasar (KD) yang diangkat dalam penelitian pengembangan tersebut.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Validitas

Untuk memahami analisis validitas modul dan istrumen penelitian maka dilakukan uji validasi sesuai dengan penilaian ahli. Setelah mempelajari produk modul dengan berbasis karakter yang dibuat peneliti, para ahli akan memberikan komentar dan saran mengenai modul berbasis karakter yang dikembangkan. Selanjutnya, data penilaian yang diperoleh dari validator dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dijadikan sebagai acuan untuk merevisi produk, sehingga menghasilkan produk yang layak. Kemudian, desain produk yang dikembangkan dinilai oleh validator dengan menggunakan lembar validasi.

Menurut (Wagiran, 2013) instrumen dapat diklasifikasikan dalam 5 pilihan. Untuk mengukur instrument tersebut maka digunakan skala Likert” yaitu

“5 (sangat valid), 4 (valid), 3 (cukup valid), 2 (tidak valid), dan 1 (sangat tidak valid). Adapun prosedur dapat dilihat pada table berikut:”

2. Analisis Kepraktisan

Analisis kepraktisan didasarkan pada “angket respon guru dan Peserta didik serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Modul dikatakan praktis jika memenuhi indikator beikut:

a. Hasil angket respon guru dan Peserta didik menunjukkan bahwa multimedia interaktif berada pada kriteria baik.

b. Observer dalam lembar observasi menyatakan media dapat digunakan oleh guru dan Peserta didik.

Tabel 3.3 Kriteria Kepraktisan Modul (modul berbasis karakter)

No. Skor Kategori Kelayakan

1. 4 Sangat Praktis

2. 3 Cukup praktis

3. 2 Tidak praktis

4. 1 Sangat tidak praktis

Sumber: (Arikunto, 2009) 3. Analisis efektivitas

Analisis efektivitas bahan ajar didasarkan pada pencapaian Peserta didik dalam menyelesaikan tes hasil belajar. Nilai maksimal pada tes hasil belajar adalah 80% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan”

Persentase ketuntasan dengan interval kriteria ketuntasan hasil tes hasil belajar Peserta didik sebagai berikut:

Dari analisis keefektivan di atas, “modul yang dihasilkan dikatakan efektif apabila ketuntasan tes hasil belajar Peserta didik memenuhi kriteria minimal baik. Berdasarkan Pemendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan oleh satuan pendidikan. Menentukan KKM setiap mata pelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik”

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Madani Kabupaten Gowa. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan mengacu model pengembangan 4-D yang dikembangkan Thiagarajan. Berikut merupakan deskripsi langkah-langkah pengembangan modul berbasis karakter. “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas, kepraktisan dan efektifitas modul yang dikembangkan.

Hasil dari penelitian dan pengembangan ini berupa modul berbasis karakter pada pembelajaran IPS. Adapun hasil penelitian berdasarkan model 4-D”

sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisan

Pada tahap pendefinisian hal ini dilakukan “untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Penetapan syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan. Adapun hasil setiap tahap pendefinisian diuraikan sebagai berikut”

a. “Analisis Pembelajaran”

“Berdasarkan analisis yang dilakukan pada peserta didik kelas V MI Madani Kabupaten Gowa bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik masih sulit memahami konsep dan mengimplementasikan materi pembelajaran IPS dalam dalam kehidupan sosialnya, tentu hal ini sangat” dipengaruhi oleh karakter masing-masing individu. Pembelajaran IPS masih dianggap berfokus pada teori dengan sistem hafalan sehingga membuat peserta didik cepat merasa jenuh dalam belajar.

71

Oleh sebab itu, melalui pengembangan modul karakter merah putih ini dapat memberikan perubahan yang signifikan serta menghilangkan kejenuhan dalam belajar sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar dan membentuk karakter peserta didik khususnya memahami materi pembelajaran yang ada pada tema 3.

b. Analisis Peserta Didik

Subjek penelitian pada “penelitian ini adalah peserta didik kelas V MI Madani Kabupaten Gowa” sebagai sekolah uji coba dengan modul yang dikembangkan oleh peneliti. Berdasarkan analisis pada peserta didik, peneliti menganalisis tentang latar belakang pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap yang diperlihatkan serta pemahaman peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung, didapatkan hasil belajar yang masih rendah dan sikap peserta didik belum tercermin pada materi pembelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan temuan lapangan, peneliti akan melakukan pengembangan pada proses pembelajaran guru dan peserta didik yakni pengembangan modul IPS berbasis karakter sebagai pemantik untuk memahami teori dan aplikasi melalui karakter yang ditampilkan peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran, sehingga melalui modul ini hasil belajar peserta didik dapat meningkat dan karakternya terbentuk.

c. Analisis Konsep

Analisis konsep dalam penelitian ini merupakan “analisis materi yang akan diajarkan. Pada proses pembelajaran keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan dapat diukur pada keberhasilan pengajar (guru) dalam merangcang bahan ajar berupa modul yang berbasis karakter, sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik sehingga tercermin pada

karakternya karena pada hakikatnya materi pembelajaran selalu berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai”

“Materi dan modul yang singkron dengan pembelajaran harus dipersiapkan agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh peserta didik. Adapun materi yang diambil dalam penelitian ini adalah” materi yang terdapat pada tema 3 subtema 1 sampai 3 yang secara spesifik membahas interaksi sosial, hal ini yang kemudian diintegrasikan dengan pembelajaran berbasis karakter. Modul IPS berbasis karakter yang diberi nama “Modul Karakter Merah Putih” ini didesain dengan pembelajaran berbasis karakter sesuai dengan program penguatan karakter kemendikbud sehingga karakter peserta didik terlihat setelah memahami materi yang ada pada modul yang telah dikembangkan.

d. “Analisis Tugas”

“Analisis tugas diorientasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik yang harus diselesaikan peserta didik selama proses pembelajaran maupun tugas yang diluar kelas. Aktivitas tugas yang ditampilkan pada proses”

pembelajaran dituangkan dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) yang diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat mengerjakan tugas, peserta didik kurang antusias dalam menyelesaikan tugas karena tugas yang diberikan hanya sekedar mencatat atau menulis teori yang begitu banyak sehingga dalam mengerjakan tugas dianggap tidak bermakna dan sangat berpengaruh pada hasil belajar dan nilai sikapnya.

Sebagai solusi peneliti akan membuat tugas dalam bentuk LKPD yang akan dituangkan dalam modul berbasis karakter, dengan harapan dalam proses pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas sehingga hasil belajar dapat meningkat dan ilmu yang diserap peserta didik dapat diintegrasikan dengan karakter peserta didik baik di kelas maupun ketika peserta didik berinteraksi dengan temannya di lingkungan sekolah.

e. Spesifikasi Tujuan

Perumusan “tujuan pembelajaran dibuat sesuai dengan kurikulum 2013 dan kebutuhan belajar peserta didik. Adapun tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang mengacu pada” silabus. Berikut spesifikasi rumusan tujuan pembelajaran yang dipakai pada penelitian ini:

1) Siswadapat mengidentifikasi kata kunci pada iklan media cetak dengan benar.

2) Siswa dapat membuat dan menuliskan informasi yang disampaikan dari paparan iklan media cetak.

3) Siswa menjelaskan isi iklan dan mendemonstrasikan keunggulan produk/jasa dari iklan tersebut dengan benar dan percaya diri.

4) Siswa dapat membuat naskah dan sketsagambar iklan layanan masyarakat dengan jelas.

5) Siswa dapat mengidentifikasi keanekaragamanyang ada di lingkungan sekitarnya dengan tepat.

6) Siswa dapat menyajikan hasil pengamatan tentang keanekaragaman di lingkungannya dengan penuh percaya diri.

7) Siswa dapat menjelaskan keragaman sosial budaya masyarakat dengan benar.

8) Siswa dapat menyebutkan maanfaat keanekaragaman budaya bagi masyarakat dengan jelas.

9) Siswa dapat menemukan informasi tentang organ-organ pencernaan hewan dengan benar.

10) Siswa dapatmenjelaskan organ pencernaan hewan ruminansia (sapi) dengan jelas dan benar.

11) Siswa dapat menjelaskan organ-organpencernaan manusia dan fungsinya dengan benar.

12) Siswa dapat mengidentifikasi beberapa gangguan pencernaan pada manusia dengan jelas.

13) Siswa dapat menjelaskan manfaat mengonsumsi buah buahan dan air putih untuk mengatasi penyakit yang mempengaruhi organ pencernaan manusia dengan benar.

14) Siswa dapat mengidentifikasikaninteraksi manusia dengan lingkungannya dengan benar.

15) Siswa dapat mengidentifikasi bentukinteraksi manusia dan lingkungan dengan benar.

16) Siswa dapat menjelaskan peranorganisasi sosial budaya bagi masyarakat sekitar dengan benar.

17) Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri lagubertangga nada mayor dan minor dengan tepat dan jelas.

18) Siswa dapat mengidentifikasi tari daerah beserta pola lantainya dengan tepat.

19) Siswa dapat menyebutkan alat dan bahan untuk membuat batik serta

fungsinya dengan benar.

20) Siswa dapat membuat desain motifbatik dengan teliti dan percaya diri.

2. Tahap Perancangan

Tahap perancangan modul IPS berbasis karakter bertujuan untuk menyiapkan modul yang akan digunakan pada proses pembelajaran, “adapun tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut”

a. “Penyusunan Tes”

“Penyusunan tes didasarkan pada analisis materi dan analisis tugas yang dijabarkan pada indikator pencapaian kompetensi. Tes yang dimaksud adalah Instrumen hasil belajar IPS (Interaksi sosial) dengan menggunakan LKPD untuk mengukur hasil belajar peserta didik”

b. Pemilihan Media

Pemilihan media pada proses pembelajaran sangat dibutuhkan dalam membantu dalam membantu guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran berupa modul berbasis karakter.

c. “Pemilihan Format Modul”

“Pemilihan format modul dilakukan dengan menyesuaikan format RPP, buku peserta didik, LKPD dan penilaian hasil belajar sesuai sesuai dengan”

standar pendidikan nasional. Namun dalam pemilihan format modul ini, peneliti lebih mengembangkan modul IPS berbasis karakter yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan lingkungan dimana peserta didik hidup secara konkret dengan mengankat materi tema 3 subtema 1-3 dengan melakukan pembaharuan pada format serta materi pada modul yang dikembangkan.

d. Perancangan Awal

Rancangan awal pada penelitian ini adalah merangcang seluruh perangkat pembelajaran dan Instrumen peneliian yang akan digunakan termasuk RPP, modul berbasis karakter, LKPD, jurnal penilaian sikap, angket respon guru, dan angket respon peserta didik yang akan digunakan saat penelitian dan proses pembelajaran.

3. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan produk berupa modul IPS berbasis karakter yang dapat digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Adapun validator yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini ada 2 orang yaitu validator ahli dan validator praktisi dimana validator ahli merupakan dosen yang mempunyai keahlian dalam pengembangan modul pembelajaran IPS dan pendidikan karakter sementara validator praktisi merupakan guru kelas yang mengetahui kondisi lapangan.

a. “Validasi”

“Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen penelitian, adapun instrumen penelitian yang divalidasi adalah modul IPS berbasis karakter, RPP, LKPD, Instrumen penilaian hasil belajar, angket respon guru, angket respon siswa, dan jurnal penilaian sikap. Modul IPS berbasis karakter ini divalidasi oleh 2 orang validator” yakni validator ahli dan validator praktisi.

b. “Tahap Uji Coba Terbatas”

“Sebelum dilakukan uji coba, modul terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Setelah itu dilakukan simulasi dan uji coba terbatas pada peserta didik kelas V MI Madani Kabupaten Gowa. Pada tahap ini observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik dan kemampuan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan” modul IPS berbasis karakter.

c. Tahap Uji Coba Luas

Setelah dilakukan uji coba terbatas, kemudian selanjutnya adalah tahap uji coba secara luas. Adapun hasil penelitian dari tahap uji coba luas yaitu,

Setelah dilakukan uji coba terbatas, kemudian selanjutnya adalah tahap uji coba secara luas. Adapun hasil penelitian dari tahap uji coba luas yaitu,