• Tidak ada hasil yang ditemukan

2-30Pengembangan Kawasan Maluku Utara

Untuk mengembangan suatu daerah dengan bentuk wilayah kepulauan diperlukan konsep yang mempunyai tujuan utama mewujudkan keseimbangan wilayah daratan dan perairan (laut) antara daerah dan pulau terutama dalam hal tingkat pertumbuhannya. Selain untuk memenuhi tuntutan keadilan sosial ini memungkinkan berlangsungnya pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau) yang berimbang, artinya pembangunan dan perdagangan dilakukan secara efisien dan saling menguntungkan tentunya akan mendorong pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau) yang semakin intensif. Hal ini mendorong terwujudnya ”spesialisasi daerah”, yang berarti pula membuka kesempatan yang lebih besar bagi masing – masing daerah untuk berkembang dan bertumbuh lebih maju. Kedua, terwujudnya keseimbangan antar daerah (pulau) berarti pula bahwa kesatuan ekonomi dari wilayah daratan kepulauan dan perairan menjadi lebih kokoh.

Gambar berikut menjelaskan keterkaitan konektivitas perdagangan Maluku Utara secara eksternal. Maluku Utara menjadi penghubung antara koridor Sulawesi dengan koridor Papua. Selain itu, Maluku Utara juga menjadi penghubung untuk konektivitas ke Provinsi Maluku. Dari Gambar berikut dapat dilihat bahwa sebetulnya Maluku Utara memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan kawasannya melalui konektivitas jalur perdagangan karena letak geografis Maluku Utara yang terletak di tengah- tengah sebagai penghubung konektivitas.

Gambar 2-5: Peta Keterkaitan Eksternal Provinsi Maluku Utara dengan Provinsi Sekitar

RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2014 – 2019 BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2-31

2.1.2.3 Identifikasi Sektor Unggulan Per Kabupaten/ Kota Di Maluku Utara

Berdasarkan dokumen MP3EI Provinsi Maluku Utara, Pengembangan ekonomi kabupaten/kota di Maluku Utara mengacu pada sektor yang memiliki kriteria unggulan. Penentuan potensi unggulan menggunakan analisis SLQ dan DLQ. yang menghasilkan komoditas unggulan di masing-masing kabupaten/kota sebagai berikut :

1. Halmahera Barat memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian, terutama tanaman pangan yaitu ubi jalar, ubi kayu dan jagung. Komoditas unggulan untuk subsektor perkebunan meliputi kakao, kelapa dan cengkeh.

2. Halmahera Selatan memiliki komoditas unggulan di sektor industri pengolahan dan perdagangan- hotel-restoran. Subsektor yang menjadi unggulan adalah industri pengolahan tanpa migas berupa industri pengolahan kayu dan industri pengolahan hasil perikanan tuna dan cakalang. Untuk subsektor perdagangan-hotel-restoran yang unggul terutama restoran.

3. Halmahera Tengah memiliki sektor unggulan di sektor pertanian, bangunan dan jasa. Subsektor yang menjadi unggulan subsektor perkebunan adalah kakao, kopi dan cengkeh.

4. Halmahera Timur memiliki subsektor unggulan di sektor pertambangan. Komoditas unggulannya terutama adalah nikel.

5. Halmahera Utara memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian dan perdagangan-hotel-restoran. Komoditas unggulan yang dihasilkan terutama subsektor tanaman pangan dan perkebunan masing- masing meliputi ubi kayu, jagung, kedelai, kelapa, kakao, lada dan pala.

6. Sula memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian, perdagangan dan listrik. Komoditas subsektor perikanan yang menjadi unggulan adalah ikan tuna dan cakalang. Sedangkan komoditas unggulan subsektor perkebunan meliputi kopra dan cengkeh.

7. Morotai memiliki sektor unggulan terutama pertanian dan perdagangan, dengan subsektor unggulan perikanan dan restoran. Komoditas unggulan di subsektor perikanan, yaitu jenis ikan pelagis (tuna, cakalang, teri, kembung) dan ikan demersal (kakap, baronang).

8. Ternate memiliki komoditas unggulan di sektor bangunan dan pengangkutan-komunikasi. Subsektor yang menjadi unggulan adalah bangunan dan angkutan jalan raya.

9. Tidore memiliki komoditas unggulan di sektor perdagangan-hotel-restoran. Produk subsektor yang menjadi unggulannya adalah produk perdagangan besar dan eceran.

Tabel 2-24: Sektor Unggulan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara

Kabupaten / Kota Sektor Unggulan Subsektor Unggulan Komuditas Unggulan

Halmahera Barat

Pertanian

Tanaman Pangan Ubi kayu, Ubi Jalar, Jagung Tanaman Perkebunan Kakao, Kelapa, Cengkeh

Halmahera Selatan

Industri Pengolahan Industri tanpa migas Industri pengolahan kayu/gerabah Perdagangan - hotel –

restoran Restoran

Industri pengolahan ikan cakalang

Halmahera Tengah

Pertanian Perkebunan Industri pengolahan ikan tuna

dan cakalang

Bangunan Bangunan Kakao, Kopi, Cengkeh

Jasa-Jasa Sosial dan

Kemasyarakatan

Halmahera Timur Pertambangan Penggalian

Pertambangan tanpa

migas Pertambangan nikel

Halmahera Utara

Pertanian

Tanaman bahan

RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2014 – 2019 BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2-32

Kabupaten / Kota Sektor Unggulan Subsektor Unggulan Komuditas Unggulan

Perkebunan Kelapa, kakao, lada, pala

Perdagangan - hotel –

restoran Hotel dan Restoran

Kepulauan Sula

Pertanian Perikanan Perikanan laut tuna dan

cakalang

Listrik-gas-air Perkebunan Perkebunan kopra dan

cengkeh Perdagangan - hotel - restoran Air Bersih Perdagangan besar & eceran restoran Morotai

Pertanian Perikanan Jenis ikan pelagis dan ikan

demersal Perdagangan - hotel – restoran Restoran Ternate Bangunan

Angkutan jalan Raya

Pengangkutan dan

Komunikasi

Tidore Perdagangan - hotel –

restoran

Perdagangan besar dan eceran

Ritel

Sumber : Dokumen MP3EI Provinsi Maluku Utara, 2012

2.1.3

Wilayah Rawan Bencana

Wilayah kepulauan Maluku Utara berada pada interaksi 3 (tiga) lempeng besar dunia, yakni: lempeng Eurasia, Hindia-Australia dan Pasifik. Zona pertemuan antara ketiga lempeng tersebut membentuk palung dengan kedalaman sekitar 4.500 – 7.000 meter, yang terkenal dengan nama zona tumbukan/subduksi. Di samping itu daerah ini merupakan daerah yang dilewati PacificRing of Fire (rangkaian gunung berapi aktif di dunia). Kondisi ini menyebabkan wilayah Provinsi Maluku Utara rawan terhadap bencana gempa tektonik, gempa vulkanik, dan tsunami. Provinsi Maluku Utara memiliki kekhususan dalam hal kerawanan bencana. Beberapa fakta menunjuk hal-hal sebagai berikut:

(1) Wilayah Kepulauan Maluku Utara merupakan interaksi 3 (tiga) lempeng besar dunia, sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan geologi yang rumit. Wilayah Kepulauan Maluku Utara sebagian merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang berinteraksi dengan Lempeng Hindia – Australia yang bergerak relatif ke arah Utara dengan kecepatan 6 cm/tahun dan Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke arah Barat dengan kecepatan 12 cm/tahun. Zona pertemuan antara ketiga lempeng tersebut membentuk Palung yang mempunyai kedalaman sekitar 4.500 – 7.000 meter, yang dikenal dengan nama zona tumbukan atau zona subduksi;

(2) Sistem tektonik daerah Maluku-Filipina terdiri dari Lempeng Maluku, Lempeng Filipina, Lempeng Asia Tenggara, Lempeng Pasifik meliputi daerah Mindanao Selatan, Sulawesi bagian Utara, Halmahera dan busur-busur kepulauan Sangihe dan Talaud, dengan palung-palungnya. Parit Maluku bersambung dengan Palung Filipina mengapit Pulau Halmahera, Palung Sangihe memanjang dari Sulawesi Utara sampai Mindanao Selatan dan Palung Cotabato di bagian Barat – Daya. Dua buah busur vulkanik dipisahkan oleh Laut Maluku sepanjang 250 Km, busur Sangihe di bagian Barat dan busur Halmahera di sebelah Timur. Pematang Talaud - Mayau, yang beberapa bagiannya muncul ke permukaan laut sebagai kepulauan Talaud – Mayau dan Tifure;

(3) Busur sebelah Barat dan Utara dari Pulau Buru dikenal sebagai zona tumbukan Sulawesi – Maluku, ditandai dengan adanya lempeng kerak samudera dan mantel yang menganjak di atas permukaan.

RPJMD PROVINSI MALUKU UTARA 2014 – 2019 BAB II - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2-33