• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

5.6 Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu

5.6.2 Pengembangan konsep

5.6.2.1 Konsep ruang

Konsep ruang adalah penjabaran secara lebih detail berdasarkan objek prioritas. Konsep ruang di Pantai Bukit Batu adalah membentuk suatu kawasan yang mampu mendukung kebutuhan aktivitas berbasis nilai ekologis kawasan. Alokasi ruang di Pantai Bukit Batu terkait dengan objek daya tarik prioritas, sehingga masing-masing ruang memerlukan perencanaan yang tepat agar potensi sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan sebagai aktivitas wisata. Untuk mengoptimalisasi fungsi ruang dalam upaya perencanaan wisata alam, maka direncanakan pembagian ruang wisata. Ruang wisata tersebut di bagi menjadi 3, yaitu ruang wisata utama, ruang wisata penunjang dan ruang pendukung wisata (Gambar 32).

1. Ruang wisata utama

Ruang wisata utama merupakan pusat aktivitas pengunjung dengan intensitas penggunaan ruang yang tinggi. Ruang wisata utama tidak membutuhkan terlalu banyak modifikasi sumberdaya untuk mendukung aktivitas wisata yang direncanakan. Ruang wisata utama di Pantai Bukit Batu meliputi Pantai Malang Lepau dan Teluk Malang Lepau. Pantai Malang Lepau

direncanakan sebagai ruang wisata utama karena merupakan objek yang diprioritaskan. Sedangkan Teluk Malang Lepau termasuk ke dalam klasifikasi penilaian ODTWA tinggi dan berada pada daerah sepanjang pantai yang berpasir. Pada ruang ini aktivitas yang dapat dilakukan adalah aktivitas wisata seperti, tracking, berperahu, berenang, berjemur, fotografi dan menikmati pemandangan.

2. Ruang wisata penunjang

Ruang wisata penunjang merupakan ruang dimana wisata yang dilakukan merupakan aktivitas wisata untuk menanggulangi terjadinya penumpukan pengunjung pada ruang wisata utama, sehingga aktivitas wisata tidak terpusat pada wisata utama. Ruang wisata penunjang di Pantai Bukit Batu adalah area Bukit Malang Lepau. Aktivitas wisata penunjang bersifat lebih rekreatif akan tetapi tidak meninggalkan nilai edukasi di dalamnya. Ruang ini merupakan area dimana banyak objek dan daya tarik yang ditemukan, tetapi banyak pula sumberdaya alam didalamnya yang perlu dilindungi, sehingga membatasi pengembangan wisata alam. Pada ruang ini aktivitas yang dapat dilakukan adalah aktivitas macaca watching, tracking, memancing, fotografi dan menikmati pemandangan.

3. Ruang pendukung wisata

Ruang pendukung wisata terdiri dari ruang penerimaan dan ruang pelayanan yang berfungsi untuk menyambut pengunjung yang datang dan merupakan ruang pelayanan pertama untuk pengunjung. Batu Bertumpuk merupakan ruang pendukung wisata, karena letaknya berada di dekat pintu utama Pantai Bukit Batu. Aktivitas wisata yang direncanakan menikmati pemandangan alam, fotografi, berziarah dan bersepeda. Secara lebih rinci lokasi pemanfaatan ketiga ruang wisata dapat dilihat pada Gambar 32.

Gambar 32 Peta perencanaan ruang wisata di Pantai Bukit Batu.

5.6.2.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas dalam perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu berkaitan dengan akses yang menghubungkan wisatawan di, ke dan selama

menuju daerah tujuan wisata harus mencakup aspek kuantitas, ketepatan waktu, kenyamanan dan keselamatan (Damanik & Weber 2006). Aksesibilitas menuju Pantai Bukit Batu dimulai dari Kabupaten Belitung Barat. Kabupaten Belitung Barat menjadi lokasi pemberangkatan pengunjung dan Kabupaten Belitung Timur sebagai lokasi tujuan. Kabupaten Belitung Barat menjadi lokasi pemberangkatan, karena pusat bandara dan pelabuhan di Pulau Belitung berada di Kabupaten Belitung Barat.

Aksesibilitas menuju Pantai Bukit Batu relatif baik yaitu berupa jalan aspal, namun masih kurangnya rambu-rambu lalu lintas menjadi kendala bagi pengunjung yang baru pertama kali datang ke Pulau Belitung. Sehingga perencanaan aksesibilitas menuju Pantai Bukit Batu berupa penambahan papan penunjuk arah (sign board) dan rambu–rambu lalu lintas di sepanjang jalan menuju Pantai Bukit Batu. Untuk merealisasikan rekomendasi perencanaan aksesibilitas tersebut diperlukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. 5.6.2.3 Konsep sirkulasi

Konsep sirkulasi berfungsi untuk penghubung antar ruang wisata dan di dalam ruang wisata itu sendiri. Konsep sirkulasi yang direncanakan di Pantai Bukit Batu adalah sirkulasi yang aman dan nyaman. Konsep sirkulasi yang direncanakan di Pantai Bukit Batu berbentuk melingkar, yaitu pintu masuk dan pintu keluar berada pada lokasi yang sama. Pola pengunjung diawali dengan masuknya pengunjung pada ruang penerima melalui pintu utama Pantai Bukit Batu, setelah itu pengunjung dapat menentukan tujuan aktivitasnya masing- masing.

Sirkulasi wisata di Pantai Bukit Batu ditujukan khusus untuk tujuan wisata pantai berbasis ekologi, sehingga jalur sirkulasi yang direncanakan dibagi menjadi jalur pejalan kaki dan jalur sepeda/delman dan tidak diperuntukan bagi kendaraan bermotor. Jalur pejalan kaki terdapat pada jalan utama Pantai Bukit Batu, antar ruang wisata dan di dalam ruang wisata. Jalur pejalan kaki pada jalan utama Pantai Bukit Batu memiliki lebar 1-2 meter. Jalur pejalan kaki tersebut berupa

jalan aspal sepanjang ± 800 meter hingga restoran di Pantai Bukit Batu. Sedangkan jalur pejalan kaki lainnya berupa jalan tanah (Gambar 33).

Gambar 33 Konsep sirkulasi jalur pejalan kaki di Pantai Bukit Batu (Sumber: Harris & Dines 1988).

Jalur sepeda dan delman terpisah dengan jalur pejalan kaki, hal ini untuk menghindari terjadinya singgungan/tabrakan, sehingga antar jalur tersebut dibatasi oleh vegetasi semak atau pohon peneduh. Jalur sepeda dan delman hanya terdapat pada jalan utama Pantai Bukit Batu hingga ke pusat informasi (± 800 meter) dengan lebar 2-3 meter (Gambar 34).

Gambar 34 Konsep sirkulasi jalur sepeda/delman di Pantai Bukit Batu (Sumber: Harris & Dines 1988).

5.6.2.4 Konsep aktivitas

Konsep aktivitas yang direncanakan berdasarkan potensi wisata yang terkait dengan alam dan lingkungan. Untuk masing-masing ruang memiliki aktivitas wisata yang berbeda. Aktivitas pada ruang wisata utama berupa aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan dan fungsi pantai itu sendiri, sebagai sumberdaya milik bersama yang dapat digunakan oleh siapa saja (Tuwo 2011). Sehingga aktivitas wisata yang direncanakan tidak menimbulkan masalah dalam

over-eksploitasi sumberdaya alam. Sedangkan aktivitas wisata penunjang yang direncanakan merupakan aktivitas wisata yang rekreatif, tetapi tetap mengarah pada pendidikan dan petualangan.

Aktivitas yang direncanakan pada ruang wisata utama, sepanjang pantai berpasir, yaitu Teluk Malang Lepau hingga Pantai Malang Lepau adalah tracking,

berperahu, sight seeing, berenang dan fotografi. Tracking bertujuan untuk memperkenalkan potensi sumberdaya alam yang unik dan menarik di ruang wisata utama. Aktivitas berenang dan berperahu dapat dilakukan bulan April - September, karena pada bulan tersebut ombak relatif tenang. Aktivitas berperahu menggunakan kater (perahu tradisional masyarakat Belitung) dengan tujuan mengunjungi Jangkar Pulau Belitung yang berada di bagian timur laut. Tujuan kegiatan ini agar pengunjung mengenal asal-usul Pulau Belitung (Gambar 35). Aktivitas lainnya berupa sight seeing dan fotografi, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan panorama alam di sepanjang Pantai Bukit Batu. Pada ruang wisata utama diperlukan juga pemandu wisata sehingga aktivitas wisata yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.

Gambar 35 Aktivitas ruang wisata utama: (a) Aktivitas Tracking, (b) Kater, perahu tradisional masyarakat Belitung Timur (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur).

Aktivitas yang direncanakan pada ruang wisata penunjang, yaitu di Bukit Malang Lepau adalah tracking, macaca watching, fotografi dan memancing. Aktivitas di ruang wisata penunjang bersifat lebih rekreatif akan tetapi tidak meninggalkan nilai edukasi di dalamnya. Ruang ini merupakan area dimana banyak objek dan daya tarik yang ditemukan, tetapi banyak pula sumberdaya alam di dalamnya yang perlu dilindungi, sehingga membatasi pengembangan wisata

alam. Aktivitas tracking dengan menyusuri bagian dalam Bukit Malang Lepau, karena jalan tersebut memiliki keanekaragaman tumbuhan dan satwa. Aktivitas ini menempuh jarak ± 2 km dan memerlukan waktu selama ± 120 menit. Macaca watching merupakan aktivitas menikmati monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bukit Malang Lepau (Gambar 36). Lokasi untuk melakukan kegiatan macaca watching dapat ditempuh melalui dua jalan. Jalan melewati bagian dalam bukit dan jalan alternatif yang menghadap ke laut.

Gambar 36 Aktivitas di ruang wisata penunjang: (a) Aktivitas tracking, (b) Salah satu Macaca fascicularis yang ada di Bukit Malang Lepau (Sumber : Rianiko Aditya).

Aktivitas lain yang direncanakan adalah memancing. Memancing dilakukan untuk mengenal teknik memancing yang digunakan oleh masyarakat Desa Burong Mandi. Aktivitas memancing hanya dapat dilakukan pada bulan April hingga Juni, karena pada bulan tersebut banyak ditemukan jenis ikan di sekitar lokasi memancing. Aktivitas lainnya berupa fotografi. Aktivitas ini dapat dilakukan di manapun yang memiliki potensi sumberdaya alam yang menarik.

Aktivitas yang direncanakan di ruang pendukung wisata yaitu di Batu Bertumpuk adalah bersepeda, berziarah, sight seeing dan fotografi. Kegiatan bersepeda dapat dilakukan dari pintu utama Pantai Bukit Batu menuju Batu Bertumpuk. Selama bersepeda, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang menarik dengan pepohonan yang rindang (Gambar 37). Aktivitas wisata ziarah dilakukan ke makam nenek moyang masyarakat Desa Burong Mandi. Kegiatan ini akan didampingi oleh pemandu. Pemandu bertugas menceritakan asal–usul makam yang dianggap keramat oleh masyarakat Desa Burong Mandi. Selama berada di makam, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar baik dalam bentuk foto atau video. Aktivitas lainnya berupa sight seeing

dan fotografi, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan panorama alam di Batu Bertumpuk.

Gambar 37 Kondisi jalan untuk aktivitas bersepeda. 5.6.2.5 Konsep fasilitas

Fasilitas yang direncanakan di Pantai Bukit batu adalah fasilitas yang mendukung aktivitas wisata. Penempatan fasilitas sesuai dengan kebutuhan tiap ruang-ruang wisata dengan tetap memperhatikan fungsi perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati di Pantai Bukit Batu. Fasilitas yang direncanakan untuk menunjang kegiatan wisata di Pantai Bukit Batu antara lain: 1. Area parkir

Area parkir yang direncanakan terletak di ruang pendukung wisata. Area parkir ini berupa lahan di dekat pintu utama sebelah kanan kawasan. Area parkir tersebut digunakan untuk parkir pengunjung. Perencanaan area parkir ini bertujuan agar pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat dapat memakirkan kendaraannya di area tersebut. Area parkir yang direncanakan memiliki daya tampung lima mobil dan lima unit sepeda motor. Daya dukung area parkir ini dibatasi agar kawasan Pantai Bukit Batu dapat tetap lestari sesuai dengan fungsinya.

2. Visitor centre dan kantor pengelola

Visitor center yang direncanakan terletak di ruang pendukung wisata.

Visitor centre berfungsi sebagai pusat dan sumber informasi pengunjung yang datang ke kawasan serta dapat meningkatkan pelayanan pengunjung selama berada di Pantai Bukit Batu. Visitor center akan memberikan seluruh informasi mengenai Pantai Bukit Batu. Visitor center dilengkapi dengan sumber informasi mengenai objek dan potensi sumberdaya alam, foto-foto dan buku- buku informasi yang dapat memberikan pengetahuan bagi pengunjung

mengenai Pantai Bukit Batu. Pada visitor centre akan terdapat display

mengenai objek dan atraksi wisata yang ada di Pantai Bukit Batu. Sedangkan kantor pengelola merupakan pusat pengelola dalam mengelola kawasan.

3. Area sepeda dan delman

Sepeda dan delman merupakan fasilitas yang direncanakan untuk memasuki kawasan Pantai Bukit Batu. Fasilitas ini berada di ruang wisata pendukung. Jumlah sepeda yang direncanakan sebanyak 20 sepeda. Selain sepeda, bagi pengunjung yang berusia lebih dari 50 tahun, tidak dapat mengendarai sepeda dan mempunyai cacat fisik, pengelola akan menyediakan delman untuk mengantar pengunjung memasuki kawasan Pantai Bukit Batu. Jumlah delman yang direncanakan sebanyak tiga buah. Tujuan pengadaan sepeda dan delman agar bebas dari polusi dan habitat monyet ekor panjang tetap terpelihara di Pantai Bukit Batu.

5. Pusat informasi

Pusat informasi terletak ± 800 meter dari pintu utama Pantai Bukit Batu dan berada di ruang pendukung wisata. Pusat informasi ini berfungsi sebagai tempat memberikan informasi lebih mendalam kepada pengunjung mengenai potensi sumberdaya alam yang ada di Pantai Bukit Batu. Pusat informasi ini berada di lokasi yang strategis, yaitu berada ditengah antar ruang-ruang wisata. Di pusat informasi juga disediakan foto-foto, peta wisata dan tata tertib wisata. 6. Shelter

Shelter berfungsi sebagai tempat pemberhentian sementara pengunjung pejalan kaki atau sebagai tempat menikmati panorama alam pada titik yang telah direncanakan. Shelter yang direncanakan di Pantai Bukit Batu berada pada ruang wisata utama dan ruang wisata penunjang.

7. Papan informasi

Papan informasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu papan interpretasi dan papan penunjuk arah. Papan interpretasi berisi mengenai penjelasan secara lengkap mengenai objek-objek atau sumberdaya di dalam kawasan Pantai Bukit Batu. Sedangkan papan penunjuk arah berisi penunjuk arah objek dan atraksi wisata.

54

Gambar 38 Peta perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu.

1. Contoh perencanaan program di Pantai Bukit Batu

Program wisata utama yang direncanakan di Pantai Bukit Batu adalah kegiatan wisata yang mengarah ke wisata pendidikan dan petualangan. Contoh program wisata alam yang dapat diimplementasikan di Pantai Bukit Batu adalah: Tema: “Eksplorasi pesona keunikan alam Pantai Bukit Batu

Sasaran: Semua umur, wisatawan domestik dan mancanegara. Sasaran in dipilih agar semua pengunjung dapat mengetahui keunikan Pantai Bukit Batu dengan tujuan mencintai pantai dan turut menjaga kelestariannya.

Kapasitas program: Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 20 orang degan komposisi masing-masing kelompok adalah 3-4 orang. Pembatasan kapasitas ini bertujuan agar pengunjung dapat menikmati dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada.

Materi program: • Memperkenalkan kondisi bukit yang ada di Pantai Bukit Batu

• Memperkenalkan satwaliar yang terdapat di Pantai Bukit Batu

• Memperkenalkan perahu tradisional masyarakat Belitung (Kater)

Bentuk kegiatan: a. Tracking biodiversity

Kegiatan tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwaliar di sepanjang jalur. Kegiatan ini dilakukan melalui bagian dalam Bukit Malang Lepau. Potensi yang ada di sepanjang jalur akan dijelaskan oleh pemandu wisata. Flora menarik yang ditemui sepanajang jalur adalah Jambu hutan (Syzigium bisulea), Keletaan (Melastoma malabatricum), Simpor bini (Dillenia suffruticosa), Lais (Pandanus furcatus), Pelepak (Hynocarpus sp), Kandis laki (Garcinia lateriflora), Pisang batu (Musa brachycarpa), Cempelokan (Physalis minima) dan Lengkuas (Alpinia galangal), Pinang sirih(Areca cathecu), Betulok (Arenga pinnata), Betor belulang (Callophyllum lanigerum), Baling-baling gede (Cyperus brevifolius), Baling-baling kecik (C. Melanocephalus). Fauna yang

ditemukan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Ular pucuk (Ahaetulla prasina), Bajing kelapa (Callosciurus notatus). Kegiatan ini berdurasi ±120 menit.

b. Macaca watching

Macaca watching merupakan kegiatan menikmati aktivitas monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bukit Malang Lepau. Kegiatan ini dapat dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 10.00 – 12.00 WIB. Pada waktu tersebut

Macaca fascicularis akan melewati lokasi yang direncanakan sebagai macaca watching. Lokasi untuk melakukan kegiatan macaca watching dapat ditempuh melalui dua jalan. Jalan melewati bagian dalam bukit dan jalan alternatif yang menghadap ke laut. Kegiatan ini berdurasi ± 30 menit.

c. Berperahu menuju Jangkar Pulau Belitung dengan menggunakan kater.

Kegiatan berperahu = menggunakan kater (perahu tradisional masyarakat Belitung) dengan tujuan mengunjungi Jangkar Pulau Belitung yang berada di bagian timur laut. Tujuan kegiatan ini agar pengunjung mengenal asal – usul Pulau Belitung, sehingga kegiatan tersebut membutuhkan pemandu untuk menceritakan sejarah Jangkar Pulau Belitung selama berada di atas kater.

2. Contoh perencanaan program di sekitar Pantai Bukit Batu

Perencanaan program di sekitar Pantai Bukit Batu adalah mengenal budaya masyarakat Desa Burong Mandi. Contoh program wisata alam yang dapat diimplementasikan di sekitar Pantai Bukit Batu adalah:

Judul Kegiatan: “Mengenal kerajinan tangan dan budaya Desa Burong Mandi”

Bentuk-bentuk kegiatan wisata yang direncanakan untuk pengunjung adalah : a. Pengunjung dapat mengeksplorasi tumbuhan lais yang digunakan sebagai

bahan dasar tikar. Setelah itu pengunjung dapat belajar menganyam tumbuhan lais menjadi tikar.

b.Tikar tersebut dapat dibuat kerajinan tangan, sehingga pengunjung dapat belajar membuat kerajinan berupa tas, dompet, gantungan kunci dan lain-lain. Selain itu pengunjung dapat membeli kerajinan tersebut untuk oleh-oleh. c. Pengunjung diajak untuk menikmati keindahan arsitektur Vihara Dewi Kwan

Im. Selain itu pengunjung dapat mengikuti acara lain yang diadakan di Vihara seperti pertunjukan Barongsai dan pemasangan lampion.

d.Pengunjung dapat mempelajari gerakan tarian tikar lais dan dapat berperan serta dalam pementasan cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung Sanggar Batu Sembayang

e. Homestay : Malam harinya pengunjung menginap di rumah warga Suku Bugis yang berupa rumah panggung. Selama menginap pengunjung dapat mempelajari bahasa dan aktivitas yang dilakukan oleh Suku Bugis sehari- hari di Desa Burong Mandi.

Sasaran: Remaja hingga dewasa, wisatawan lokal dan mancanegara Waktu: 1 - 2 hari

5.6.3 Perencanaan sumberdaya manusia

Perencanaan SDM di Pantai Batu ditujukan kepada pengelola. Petugas Pantai Bukit Batu saat ini hanya ada manager, petugas lapang dan orang petugas karcis. Dengan kondisi seperti itu kurang efektif untuk mengawasi keseluruhan kawasan dan berkordinasi dengan berbagai elemen yang berkaitan dengan Pantai Bukit Batu. Perencanaan SDM dengan meningkatkan kemampuan petugas dalam mengelola Pantai Bukit Batu. Kemampuan yang harus dimiliki manager dalam mengelola kawasan wisata menurut Gunn (1994) sebagai berikut:

1. Mempunyai visi dan misi yang jelas, 2. Mempunyai tujuan pengelolaan yang jelas,

3. Memberikan contoh yang baik kepada pekerja lain, 4. Dapat mengevaluasi pekerja secara berkala dan 5. Mampu bekerja dalam tim.

Pengelola Pantai Bukit Batu perlu melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat dalam hal perencanaan SDM. Perencanaan tersebut berdasarkan hasil wawancara masyarakat untuk berperan serta di Pantai Bukit Batu, yaitu menjadi pedagang makanan khas Belitung, pemandu wisata, penyewaan homestay, pedagang kerajinan tangandan penyewaan perahu.

Kemampuan yang harus dimiliki masyarakat tersebut menurut Keputusan menteri (2009) sebagai berikut:

1. Mampu mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat bekerja,

3. Mampu memberikan informasi kepada wisatawan, 4. Mampu memberikan penjelasan kepada wisatawan, 5. Mampu memimpin dan memandu rombongan wisata,

6. Mampu menyajikan informasi yang akurat dan relevan kepada wisatawan, 7. Mampu membagi informasi umum tentang kebudayaan Indonesia,

8. Mampu mengoperasikan computer,

9. Memliki keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama (first aid) jika ada keadaan darurat.

10.Mampu berkomunikasi dengan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris.

Kemampuan manager, petugas lapang, petugas karcis dan masyarakat yang ingin berperan serta dalam kegiatan wisata di Pantai Bukit Batu dapat ditingkatkan dengan terus memberikan pembinaan dan peningkatan ilmu pengetahuan/keterampilan. Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Pelatihan Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya,

2. Pelatihan pemandu wisata,

3. Pelatihan mengenai ilmu kehutanan dan wisata, 4. Kursus memasak.

5. Pelatihan membuat kerajinan tangan.

6. Pelatihan mengenai pelayanan kepada pengunjung. 7. Peningkatan pengetahuan mengenai bidang wisata.

Dokumen terkait