4.2 Bidang Unggulan
4.2.4 Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannya. Dari
asal katanya, permukiman adalah tempat atau daerah untuk bermukim. Secara umum
permukiman diartikan sebagai sebuah lingkungan yang di dalamnya terdapat
sekelompok rumah tinggal yang didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi syarat
kehidupan layak. Kawasan permukiman dengan demikian adalah suatu kawasan yang
didominasi oleh fungsinya sebagai permukiman dengan rumah tinggal sebagai intinya.
Persoalan dalam permukiman di Indonesia sangat luas. Hal ini dimulai dari penyediaan
rumah murah, model pendanaan utamanya kepada golongan masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR), perencanaan kawasan perumahan dan permukiman, serta persoalan-persoalan
sosial yang terkait. Pasokan rumah mencapai puluhan ribu per tahunnya dan baru dapat
dipenuhi sebagian saja, baik oleh pihak pemerintah, swasta ataupun mandiri oleh masyarakat.
Selain permasalahan kekurangan pasokan permukiman, permukiman yang dibuat sering
mengabaikan integrasi dari beberapa aspek, misalnya kenyamanan, keselamatan, lingkungan,
dan proses penghidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood). Permasalahan lain yang
sering muncul adalah aspek legalitas tanah dan bangunan, meroketnya harga bangunan, local
genius yang terbaikan, ketiadaaan/kekurangan pasokan listrik, gas, dan jaringan komunikasi,
serta infrastruktur lainnya. Ditambah lagi banyaknya persoalan permukiman yang berada di
area yang rawan bencana.
Berangkat dari beberapa hal tersebut di atas, maka UII mengambil tema penelitian
dalam road map ke-4 adalah pengembangan permukiman cerdas, lestari dan tanggap bencana.
Kecerdasan di sini menjadi salah satu kata kunci penting yang mengindikasikan adanya
kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan. Kecerdasan di sini tidak hanya
berdimensi teknologis bagi rumah atau infrastruktur permukiman secara umum, tetapi,
barangkali lebih penting, adalah kecerdasan masyarakat yang tinggal di dalamnya dalam
merespon keterbatasan, perubahan lingkungan serta bencana. Artinya, dalam road map ini
akan dibangun suatu konsep yang komprehensif dalam mengembangkan permukiman yang
berbasis persoalan dan local genius Indonesia, untuk mencapai sustainability dan merespon
terhadap potensi bencana. Kebencanaan yang menjadi kata kunci menjadi sangat beralasan
karena lokasi Yogyakarta dan sekitarnya dikenal sebagai daerah bencana. Di sebelah selatan
terdapat patahan gempa yang aktif dan banjir, di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, di
sebelah barat terdapat pegunungan yang rawan longsor, dan di sebelah tenggara terdapat
ancaman kekeringan di musim kemarau. Isu tentang permukiman yang terjangkau harganya,
nyaman dihuni, ramah lingkungan, aman terhadap bencana, dan mempertimbangkan ikatan
sosial budaya merupakan topik menarik di Yogyakarta.
Melalui road map ini UII ingin mengembangkan konsep desain, model dan prototip
berbagai skala permukiman, mulai dari rumah hingga kawasan baik di perkotaan maupun di
perdesaan. Konsep, model dan prototip ini juga meliputi teknologi, sistem, infrastruktur yang
mendukungnya. Solusi ini juga perlu didukung mulai dari rekayasa lahan hingga
customization interior dan piranti di dalamnya. Solusi fisik ini dengan sendirinya juga perlu
didukung dengan rekayasa sosial dan kultural serta ekonomi agar dapat diterima oleh
masyarakat. Agama juga perlu dilibatkan sebagai upaya memberi makna lebih koheren pada
perubahan perilaku dari kultur "apa adanya" yang berkembang saat ini ke kultur yang lebih
menghargai kebersihan, inklusivitas, serta citra yang baik. Dengan demikian model yang akan
dikembangkan ini bersifat dinamis dan multi dimensi yang diharapkan nantinya dapat
diaplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia dalam rangka meningkatan infrastruktur
permukiman Indonesia seperti tercantum dalam Visi Inovasi Indonesia 2025. Secara detail,
lingkup dalam road map ini dapat dilihat dalam skema pada Gambar 4.4 dan disusun dalam
matriks seperti pada Tabel 4.4.a - 4.4.c berikut:
Gambar 4.4 Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari dan Tanggap Bencana 66
2019
R & DR & D
TECHNOLOGYTECHNOLOGY
PRODUCTPRODUCT
MARKETMARKET
budaya2018
2017
2020
Tahun 2016
Rancangan & prototip rumah cerdas & lestari
Rancangan sistem pendukung & infrastruktur (sistem informasi, otomasi, sumber energi, air & udara) yang cerdas & lestari
Rancangan sistem struktur, konstruksi dan infrastruktur tanggap bencana
Pengembangan material bangunan, perabot lanjut. Pengembangan material finishing & fashioning Teknik penyehatan dan konservasi lingkungan.
Pemanfaatan tanaman sebagai pendukung permukiman. Rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari & tanggap bencana.
Tata nilai, perilaku, kesadaran, masyarakat terhadap perubahan pola penghunian, termasuk kesadaran hukum Rancangan permukiman terintegrasi, mandiri
GIS untuk permukiman dan infrastruktur Kajian budaya di permukiman
Pembangunan citra rumah cerdas, komunitas cerdas dan lestari
Pengembangan skala: dari permukiman hingga kota sehat, lestari dan tanggap bencana.
Rekayasa perilaku dan nilai baru.
Industrialisasi hasil inovasi (desain, sistem dan infrastruktur, material)
Pengembangan standar baru untuk desain, sistem, struktur dan infrastruktur, material
Konstruksi dan manajemen konstruksi Pengembangan layanan berbasis inovasi Pengembangan aspek legalitas & finansial pedukung.
Rekayasa finansial
Rekayasa sosial dan legal Penyiapan lahan & komunitas Pengembangan jejaring pendukung
Konsep & desain prototip rumah & permukiman cerdas, lestari & tanggap bencana.
Konsep rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari & tanggap bencana.
Pengembangan material dasar (dari bangunan, perabot hingga kain untuk fashion).
Pengembangan sistem-sistem pendukung: sistem informasi, otomasi, komunikasi, sumber energi, air & udara serta tanaman dan rekayasa lahan.
Kesehatan & penyehatan lingkungan
Smart House &
Community, Integrated
Neighborhood,
Healthy, Sustainable &
Resilient Rural/Urban
Area
Pengembanga
n Model &
Prototip
Pembentukan
Budaya, Citra,
Standar & Norma
Baru
Inovasi
Pengembangan
Rancang Bangun &
Rekayasa Sosial-
Budaya
Konsep Rancang
Bangun &
Perubahan Perilaku
& Budaya
Penghunian
Tabel 4.4.a Tahapan Pelaksanaan Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan Tanggap Bencana
R&D Inovasi Pengembangan Rancang Bangun &Rekayasa Sosial Pembentukan Standar danNorma Baru Pengembangan Model& Prototip Diseminasi ProdukPemasaran &
Konsep & desain prototip rumah & permukiman cerdas, lestari & tanggap bencana.
Konsep rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari & tanggap bencana.
Pengembangan material dasar (dari bangunan, perabot hingga kain untuk fashion).
Pengembangan sistem- sistem pendukung: sistem informasi, otomasi, komunikasi, sumber energi, air & udara serta tanaman dan rekayasa lahan.
Kesehatan & penyehatan lingkungan dan konservasi fungsi lingkungan
Rancangan & prototip rumah cerdas & lestari Rancangan sistem pendukung & infrastruktur
(sistem informasi, otomasi, sumber energi, air & udara) yang cerdas & lestari
Rancangan sistem struktur, konstruksi dan infrastruktur tanggap bencana
Pengembangan material bangunan, perabot lanjut.
Pengembangan material finishing & fashioning
Teknik penyehatan dan konservasi lingkungan.
Pemanfaatan tanaman sebagai pendukung permukiman.
Rekayasa sosial komunitas cerdas, lestari & tanggap bencana.
Tata nilai, perilaku, kesadaran, masyarakat terhadap perubahan pola penghunian, termasuk kesadaran hukum
Rancangan permukiman terintegrasi, mandiri GIS untuk permukiman dan infrastruktur Kajian budaya di permukiman
Pembangunan citra rumah cerdas, komunitas cerdas dan lestari
Pengembangan skala: dari permukiman hingga kota sehat, lestari dan tanggap bencana.
Rekayasa perilaku dan nilai baru.
Industrialisasi hasil inovasi (desain, sistem dan
infrastruktur, material) Pengembangan standar baru
untuk desain, sistem, struktur dan infrastruktur, material
Konstruksi dan manajemen konstruksi
Pengembangan layanan berbasis inovasi Pengembangan aspek
legalitas & finansial pedukung.
Rekayasa teknik & teknologi
Rekayasa finansial Rekayasa sosial dan
legal
Penyiapan lahan & komunitas Pengembangan jejaring pendukung Survei pasar, kebutuhan dan keinginan terhadap produk rekayasa yang menjadi fokus. Real estate berbasis
rumah dan
infrastruktur cerdas. Rumah susun cerdas Sistem cerdas untuk
perumahan
Infrastruktur cerdas untuk permukiman
Tabel 4.4.b Tema dan Lingkup Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan
Tanggap Bencana
Lingkup Kajian Tema Kecerdasan (smart – intelligence)
Tema Kelestarian (sustainability)
Tema Tanggap Bencana (disasterresiliency)
Material Rumah, kawasan, sistem dan infrastruktur cerdas yang didasari oleh konsep respon cerdas (pasif, aktif, otomasi sistemik)
terhadap perubahan lingkungan dan perilaku.
Konsep kelestarian holistik (lahan, infrastruktur, bangun-bangunan, sistem- sistem)
Keindahan, pelestarian budaya, pemberdayaan sumber daya manusia dan alam.
Peta rantai pasokan untuk menuju kemandirian teknologi. Minimasi limbah Konservasi fungsi lingkungan Pengembangan risiko bencana, hazard, vulner ability, & capacity Rumah
Kawasan Sistem pendukung
Dampak bencana terhadap sistem fisik
Lahan Dampak bencana terhadap
manusia dan sosial Pemanfaatan ‘produk’ bencana sebagai penguatan sumber daya.
Infrastruktur
Manusia Pelaku, budaya, norma dan perilaku cerdas multidimensional / holistik yang merespon perubahan lingkungan (spiritual, sosial, psikologis, kesehatan, hukum).
Pelaku, budaya, norma, perilaku lestari
multidimensional/ holistik (spiritual, sosial, psikologis, kesehatan, hukum)
Implementasi green technology pada sistem rumah cerdas.
Pola respon fisik terhadap bencana (pelaku, desain, struktur, sistem
infrastruktur)
Keluarga Pola respon non fisik
terhadap bencana (keagamaan dan
spiritualitas, komunikasi, relasi sosial)
Komunitas Cara pandang (baru)
terhadap bencana Budaya dan bencana
Tabel 4.4.c Topik Penelitian Road Map Pengembangan Permukiman Cerdas, Lestari, dan
Tanggap Bencana
No Topik Deskripsi Kelompok Keahlian
1. Kecerdasan Artifisial untuk seting fisik
Rumah, kawasan, sistem dan infrastruktur cerdas yang didasari oleh konsep respon cerdas (pasif, aktif, otomasi sistemik) terhadap perubahan lingkungan dan perilaku.
Klaster Desain & Teknologi (Arsitektur, Sipil, Lingkugan, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri)
Implementasi green technology pada sistem rumah cerdas
2. Budaya dan Perubahan Lingkungan
Pelaku, budaya, norma dan perilaku cerdas multidimensional / holistik yang merespon perubahan lingkungan (spiritual, sosial, psikologis, kesehatan, hukum, fisik).
Klaster Religi dan Humaniora (Agama, Psikologi, Hukum, Ekonomi)
Klaster Ilmu Alam dan Kesehatan
3. Kelestarian Holistik
Konsep kelestarian holistik (lahan, infrastruktur, bangun-bangunan, sistem- sistem)
Semua Klaster (interdisipliner) Desain & Teknologi
Keindahan, pelestarian budaya,
pemberdayaan sumber daya manusia dan alam.
Peta rantai pasokan untuk menuju kemandirian teknologi.
Konservasi fungsi lingkungan
Religi dan Humaniora Ilmu Alam dan Kesehatan Lingkungan
Pelaku, budaya, norma, perilaku lestari multidimensional/ holistik (spiritual, sosial, psikologis, kesehatan, hukum)
4. Ketahanan Fisik terhadap Bencana
Pola dan ancaman bencana (human made / natural disaster)
Semua Klaster (interdisipliner) Desain & Teknologi Religi dan Humaniora Ilmu Alam dan Kesehatan Dampak bencana terhadap sistem fisik
Dampak bencana terhadap manusia dan sosial Pemanfaatan ‘produk’ bencana sebagai penguatan sumber daya.
Pola respon fisik terhadap bencana (pelaku, desain, struktur, sistem infrastruktur) 5. Ketahanan
Non Fisik Terhadap Bencana
Pola respon non fisik terhadap bencana (keagamaan dan spiritualitas, komunikasi, relasi sosial)
Cara pandang (baru) terhadap bencana Budaya dan bencana