• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pertanian Organik terpadu di Kawasan Organik Dusun Serut (Setyawan, 2014) Dusun Serut (Setyawan, 2014)

KAMPUNG KREATIF DI KOTA SURABAYA

B. Morfologi Ruang

2.5 Studi Kasus Sejenis

2.5.1 Pengembangan Pertanian Organik terpadu di Kawasan Organik Dusun Serut (Setyawan, 2014) Dusun Serut (Setyawan, 2014)

Dusun Serut seluas 57,2 hektar ini terletak di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Dusun yang pernah mengalami dampak yang parah

Konsep Kota Kreatif Landry, 1995; Howkins 2002; Manisyah 2010 Kampung Kreatif Utami, 2014 Parameter Kota Kreatif Landry, 2006; Ekonomi Kreatif Howkins, 2002; Kelas Kreatif Florida, 2005 Lingkungan Kreatif Utami, 2014

Kajian Potensi Industri Kuliner dalam Membentuk Lingkungan Kreatif

Astri Ningsih, 2015 Proses Pembentukan Kota Kreatif Landry, 2008; Anatomi Kota Kreatif Cohendet, 2010 Sektor Industri Kreatif IK, 2014 Hubungan Ruang, Aktivitas & Kreativitas Manisyah 2009 Morfologi Ruang Carmona dkk 2003; Fadhillah 2013; Johannes 2014.

akibat bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 tersebut saat ini menjadi salah satu daerah referensi pertanian organik di Indonesia karena pengembangan pertanian organik di dusun ini terbilang baik. Mata pencaharian sebagian besar warga Dusun Serut adalah petani dan buruh tani. Pengembangan pertanian organik yang berjalan baik di Dusun Serut tidak terlepas dari inisiatif dan peran Kepala Dusun Serut yang memiliki pemikiran yang maju, kreatif, dan inovatif.

Pertanian organik di Dusun Serut mulai dirintis oleh Kepala Dusun Serut pada tahun 2003 namun sudah diterapkan di Dusun Serut sebelum tahun 1971. Ketertarikan Kepala Dusun Serut terhadap pertanian organik berawal dari keprihatinannya melihat kondisi ekonomi petani di wilayahnya dan juga kondisi ekologi sawah setempat. Penerapan pertanian konvensional selama puluhan tahun memberikan efek rusaknya lahan sawah yang ditandai dengan tanah yang keras dan berkurang kesuburannya sehingga memerlukan asupan pupuk kimia yang semakin tinggi.

Pengembangan pertanian organik di Dusun Serut dilakukan secara bertahap. Pertanian organik diintegrasikan dengan peternakan sapi dan ayam, penanaman pohon, dan pengolahan sampah organik. Dengan demikian, model pertanian organik yang diterapkan di Dusun Serut dikembangkan dalam bentuk pertanian terpadu (integrated farming) sehingga aktivitas pertanian yang satu dapat mendukung aktivitas pertanian lainnya.

Dengan konsep pertanian terpadu ini, maka terjadi keterkaitan antar berbagai aktivitas pertanian dan tercipta zero waste sehingga tidak ada limbah

lingkungan. Kepala Dusun mendorong setiap kepala keluarga untuk memelihara ternak sapi dan ayam sehingga kotorannya dapat diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk memupuk tanaman padi. Di samping itu, setiap kepala keluarga juga dihimbau oleh Kepala Dusun untuk menanam berbagai tanaman, terutama tanaman buah di lahan pekarangannya sehingga dedaunan yang gugur dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos, sedangkan buahnya dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. Kebijakan tersebut diambil oleh Kepala Dusun agar pertanian organik di Dusun Serut dapat disuplai dengan pupuk organik dan pestisida organik yang dapat dibuat sendiri secara mandiri oleh petani dan warga di wilayahnya dan tidak bergantung pada pupuk organik dan pestisida organik dari luar dusun. Padi organik yang dikembangkan di Dusun Serut adalah varietas lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan varietas hibrida. Salah satu varietas lokal yang dibudidayakan adalah pandan wangi. Dengan konsep pertanian organik terpadu, pengembangan pertanian organik yang semula diawali dari tanaman padi, kini telah meluas pada buah dan sayuran organik serta sapi dan ayam organik.

Gambar 2.5

Padi organik pandan wangi di Dusun Serut (Sumber: Setyawan, 2014)

Saat ini di Dusun Serut telah ada dua pabrik pengolahan kompos yang beroperasi yang dibangun secara swadaya oleh warga. Lokasi tempat pabrik berada telah sesuai dengan rencana tata ruang dusun yang penyusunannya

dibantu oleh lembaga konsultan yaitu Housing Resources Center.Pengolahan kompos dikoordinir oleh Kelompok Ngudi Mandiri dan dikelola oleh kelompok difabel yang merupakan korban pasca gempa bumi tahun 2007.

Gambar 2.6

Pabrik pengelolaan pupuk kompos oleh kelompok diffable (Sumber: Setyawan, 2014)

Gambar 2.7

Skema pertanian organik terpadu di Dusun Serut (Sumber: Setyawan, 2014)

Hasil panen padi organik dari petani Serut tidak seluruhnya dipasarkan, tetapi sebagian diserahkan ke koperasi lumbung pangan dalam bentuk gabah.

koperasi lumbung pangan. Lumbung pangan ini berguna sebagai penjaga ketahanan pangan warga Serut dimana persediaan gabah di lumbung pangan dapat digunakan untuk menghadapi musim paceklik. Sebagian gabah organik digiling menjadi beras organik untuk dipasarkan. Sistem pemasaran beras organik dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut.

a Penjualan langsung kepada masyarakat yang umumnya sudah memesan, baik dilakukan oleh petani langsung maupun melalui Kelompok Tani Harapan.

b Penjualan melalui koordinasi Kelompok Tani Harapan kepada PT MAS yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok beras organik. Beras organik ditampung oleh PT MAS untuk dikemas, kemudian dipasok ke toko-toko sembako, swalayan, dan sebagainya.

Keberhasilan pengembangan pertanian organik di Dusun Serut sangat terkait dengan tata kelola efektif yang melibatkan interelasi antara Kepala Dusun, warga masyarakat, serta berbagai aktor di luar dusun baik pemerintah maupun non pemerintah. Visi Kepala Dusun rupanya sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Bantul dan visi para aktor lainnya sehingga pembangunan pertanian organik di Dusun Serut tidak hanya menjadi visi warga Dusun Serut, tetapi menjadi visi bersama para aktor yang memiliki perhatian pada pembangunan dan pengembangan pertanian organik.

Dengan menjadi visi bersama, warga Dusun Serut memiliki kesadaran, kemauan, dan partisipasi membangun dan mengembangkan pertanian organik di Dusun Serut. Berbagai kelompok warga yang ada di Dusun Serut diefektifkan guna mendukung pembangunan dan pengembangan pertanian organik.

Kelompok yang berbeda menjalankan aktivitas yang berbeda tetapi mendukung visi yang sama. Berbagai kelompok tersebut juga saling berinteraksi secara baik karena adanya keterkaitan antar kelompok dalam mengembangkan pertanian organik. Kelompok-kelompok yang ada di Dusun Serut, antara lain :

1. Kelompok Tani Harapan yang menangani pertanian padi organik;

2. Kelompok Wanita Tani Harapan Subur yang menangani sayur dan buah organik;

3. Kelompok Sidodadi yang menangani peternakan sapi;

4. Kelompok Hanggoro Manis yang menangani peternakan ayam buras; 5. Kelompok Ngudi Mandiri yang menangani pengolahan sampah organik

dan kotoran ternak menjadi pupuk kompos;

6. Kelompok Harapan Makmur yang menangani lumbang pangan.

Pengembangan pertanian organik yang berjalan baik di Dusun Serut tidak terlepas dari jejaring-jejaring yang dibangun secara aktif oleh Kepala Dusun Serut dengan berbagai aktor, baik pemerintah, swasta, maupun NGO. Beberapa aktor yang menjadi mitra dalam pengembangan pertanian organik di Dusun Serut antara lain sebagai berikut.

1. PT MAS, perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok beras organik yang membantu pemasaran beras organik dari petani Dusun Serut.

2. INOFICE (Indonesia Organic Farming Inspection and Certification) lembaga sertifikasi produk organik yang berlokasi di Bogor yang melakukan sertifikasi terhadap padi organik dari Dusun Serut.

Pemerintah Bantul memiliki rencana untuk mewujudkan GO ORGANIC di Kabupaten Bantul. Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Pertanian melaksanakan program sertifikasi lahan sawah yang salah satu lokasinya adalah lahan sawah di Dusun Serut. Sertifikasi lahan sawah ini sangat penting bagi petani karena memberikan kepastian hukum atas kepemilikan lahan sawah sehingga sertifikat dapat memudahkan akses untuk mendapatkan kredit produktif dari lembaga keuangan.

4. MAPORINA (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) merupakan organisasi profesi yang berperan sebagai sarana komunikasi, kerja sama, dan menghimpun pemikiran untuk pengembangan dan kemajuan pertanian organik di Indonesia. MAPORINA memiliki kantor cabang, salah satunya di Yogyakarta. MAPORINA telah memfasilitasi terjalinnya hubungan antara petani warga Serut dengan INOFICE.

5. Housing Resource Center (Bale Daya Perumahan) merupakan lembaga konsultan bidang pembangunan perumahan dan perkotaan berlokasi di Yogyakarta yang telah memfasilitasi studi banding pembuatan pupuk kompos berbahan baku sampah organik, membantu penyusunan peta tata ruang pengembangan Kawasan Organik Dusun Serut serta penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dusun Serut tahun 2006 – 2011 secara partisipatif. Dusun Serut barangkali merupakan dusun satu-satunya di Indonesia yang telah menyusun rencana tata ruang dan rencana pembangunan jangka menengah sehingga dapat digunakan sebagai masukan Rencana Tata Ruang Wilayah dan RPJM Kabupaten Bantul.

2.5.2Morfologi Kampung Kalengan Kelurahan Bugangan Kota Semarang (Arief Fadhillah, T. Woro Murtini, dan Bambang Supriyadi, 2013)

Kampung Kalengan adalah kampung kota di Semarang, yang masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur yang sudah dikenal oleh masyarakat sebagai sebuah kumpulan industri rumah tangga dengan kerajinannya yang berbahan kaleng/logam. Cikal bakal Kampung Kalengan ini bermula ketika Mbah Pon dan Mbah Saleh, warga lingkungan Bugangan membuat produk kebutuhan rumah tangga seperti ember, angklo, dan kompor sumbu Penduduk sekitar sebagian tertarik untuk belajar membuat produk yang sama, dan akhirnya menjadi pengrajin perkalengan dengan membuka usaha mandiri. Perkembangan pesat Kampung Kalengan ditandai dengan kunjungan wakil presiden Adam Malik pada tahun 1982.

Gambar 2.8

Plang identitas Kampung Kalengan (Sumber: Fadhillah, 2013)

Keberadaan paguyuban pengrajin Kampung Kalengan, BINA WARGA, hadir sebagai simbol budaya guyub dalam kehidupan bersosial antar pengrajin, dengan kegiatan rutin arisan setiap bulan secara bergilir di rumah anggota pengrajin. Di arisan tersebut, biasanya membicarakan kegiatan keseharian di Kampung Kalengan, dan kelangsungan koperasi BIWA KOPIN yang dibentuk

Gambar 2.9

Aktivitas di Kampung Kalengan (Sumber: Fadhillah, 2014)

Perkembangan Kampung Kalengan dibagi ke dalam 5 fase yang memiliki kekhasan dan pertimbangan masing-masing, yaitu:

 Morfologi Fase I (1950-1965)

Mbah Pon dan Mbah Saleh sebagai perintis lingkungan kampung kalengan Bugangan.

 Morfologi Fase II (1966-1973)

Pembongkaran rumah-rumah di tepi Banjir Kanal Timur Semarang yang menyebabkan berubahnya struktur keruangan.

 Morfologi Fase III (1974-1987)

Pembangunan Jalan Barito (1974) mulai mengubah struktur aktivitas penduduk dan pengrajin.

Gambar 2.10

Sketsa lingkungan, ruang jalan, dan tipe rumah kampung kalengan (Sumber: Fadhillah, 2013)

Tabel 2.3 Perkembangan Kampung Kalengan

(Sumber: Fadhillah, 2013) Tabel 2.4 Perkembangan sirkulasi dan Penggunaan Lahan

 Morfologi Fase IV (1988-1994)

Tahun 1992, terjadinya penertiban unit-unit usaha Kampung Kalengan sesuai Perda Semarang dengan melakukan pembagian kapling usaha dan pembuatan trotoar sebagai batas kapling usaha dengan jalan.

 Morfologi Fase V ( 1995-2013)

Unit-unit usaha tumbuh sampai memenuhi tepi Jalan Barito dengan menyisakan beberapa ruang terbuka untuk beberapa fungsi.

Dokumen terkait