• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN STANDAR PROSES KEGIATAN EKSTRA- EKSTRA-KURIKULER PAI

Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah upaya pemantapan, pengayaan, dan perbaikan nilai-nilai, norma serta pengembangan bakat, minat, dan kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab suci, keimanaan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni, dan kebudayaan Islam, dilakukan di luar jam intrakurikuler, melalui bimbingan guru PAI, guru mata pelajaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya yang berkompeten yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah.

1. Fungsi kegiatan ektstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah: a. sebagai pemantapan pengetahuan PAI peserta didik yang telah

dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler;

b. sebagai penguatan pengalaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam peserta didik;

c. sebagai pengembangan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya pembinaan kehidupan beragama peserta didik agar lebih berprestasi dalam bidang PAI;

d. sebagai pengayaan pemahaman materi pembelajaran PAI dalam hubungannya dengan mata pelajaran lain dan kehidupan di masyarakat; dan

e. sebagai media internalisasi nilai-nilai PAI peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler PAI a. Pesantren Kilat (SANLAT)

Pesantren kilat adalah kegiatan pesantren yang dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat, pada bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan. Pesantren kilat ini disebut juga Pesantren Ramadhan apabila dilaksanakan pada bulan Ramadhan.

b. Pembiasaan Akhlak Mulia

Pembiasaan akhlak mulia adalah kegiatan yang dilaksanakan secara berulang-ulang untuk pengembangan karakter (character building) keagamaan peserta didik melalui penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembiasaan akhlak mulia dilakukan di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di masyarakat. Pembiasaan akhlak mulia di sekolah dimulai dari peserta didik tiba di sekolah dengan membiasakan salam, berjabat tangan, menjaga kebersihan, santun, sampai pada pembiasaan mengikuti salat berjamaah, tausiah

sesudah berjamaah, dan sebagainya. c. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

Pembinaan BTQ adalah kegiatan pengenalan huruf-huruf Hijaiyah, Penguasaan Makharijul huruf, ilmu tajwid, kemampuan melafalkan, membaca, dan menulis Al-Qur’an secara intensif. Kegiatan ini merupakan penguatan kompetensi membaca dan menulis Al-Qur’an pada kegiatan intrakurikuler.

d. Ibadah Ramadhan (IRAMA)

Ibadah Ramadhan (IRAMA) adalah kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan yang meliputi puasa, tarawih, tadarus, mendengarkan kultum, i’tikaf dan menunaikan zakat fitrah serta salat idul fitri. e. Wisata Rohani (WISROH)

Wisata Rohani adalah kegiatan pembelajaran PAI yang dilakukan melalui aktifitas bersifat ruhani/religius dan menyenangkan dalam bentuk tadabbur alam, outbound, mengunjungi masjid-masjid bersejarah dengan kekhasan tertentu, museum Al-Qur’an, pesantren, orang-orang salih, panti asuhan, panti jompo, yayasan yatim piatu, dan umrah.

f. Kegiatan Rohani Islam (ROHIS)

ROHIS adalah organisasi yang ada dalam struktur kepengurusan OSIS berfungsi sebagai forum mentoring, dakwah, dan sharing untuk memperkuat keislaman peserta didik.

g. Pekan Keterampilan dan Seni (PENTAS) PAI

Pekan Keterampilan dan Seni (PENTAS) PAI adalah wahana kompetisi peserta didik dalam berbagai jenis keterampilan agama meliputi: Musabaqoh Tilawatil Qur’an, hafalan surat-surat pendek, kaligrafi, pidato, cerdas cermat, khutbah, kesenian islami, dan yang lainnya.

h. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

PHBI adalah kegiatan memperingati hari-hari besar Islam, yang bertujuan untuk syiar Islam, menggali makna dan hikmah peristiwa sejarah umat Islam.

BAB IV

PEDOMAN PENGEMBANGAN STANDAR PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

E. LATAR BELAKANG

Agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan sekaligus menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari pentingnya peran agama bagi kehidupan di Indonesia, maka sistem pendidikan nasional mengamanatkan Pendidikan Agama sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di setiap satuan pendidikan, mulai dari tingkat

dasar hingga perguruan tinggi.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Untuk menjamin mutu PAI di sekolah diperlukan pembinaan dan pengawasan secara terencana dan berkesinambungan. Dengan pembinaan dan pengawasan tersebut PAI di sekolah diharapkan lebih efektif dan efisien.

Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 381 Tahun 1999 adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Departemen Agama RI yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan PAI di sekolah.

Pengawas Pendidikan Agama Islam harus memahami standar kompetensi pengawas, baik kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, sosial, spiritual, dan kompetensi leadership. Dengan demikian, maka PPAI mampu mengembangkan model dan pendekatan pengawasan yang komprehensif untuk mendukung iklim pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bermutu.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, menyatakan bahwa pengawas adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas sekolah. Oleh karena itu pengawas tidak lepas dari sifat keguruan yang mempunyai tugas bersama-sama dengan guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan. Pengawas memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab yang strategis dalam pembinaan PAI di sekolah.

Pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasan PAI di sekolah bukan sebagai supervisor, tetapi juga sebagai konselor dan motivator, agar suasana dan proses pembelajaran PAI menjadi kondusif dan efektif. Selain itu pengawas harus mampu meningkatkan kompetensi profesionalisme GPAI.

Demikian juga halnya dengan guru dalam hal ini Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) merupakan ujung tombak pembinaan kehidupan beragama. Untuk memenuhi harapan tersebut dibutuhkan GPAI yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sejalan dengan itu, GPAI harus memenuhi kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Permendiknas tersebut.

Mengingat GPAI diharapkan mampu menjadi pelopor pengembangan kehidupan beragama di sekolah dan lingkungan sosialnya, maka perlu penambahan kompetensi leadership dan spiritual selain kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar kualifikasi dan kompetensi guru. Atas dasar itu perlu disusun pengembangan standar kompetensi GPAI pada setiap satuan pendidikan sejak PAUD/TK sampai dengan SMA/SMK.

Mengingat tugas dan tanggung jawab PPAI bukan hanya di sekolah, tetapi juga di madrasah, maka Kementerian Agama RI perlu mengembangkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah untuk peningkatan mutu dan layanan Pengawas Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan pengembangan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

F. RUANG LINGKUP

1. Ruang lingkup Pengembangan Standar Kompetensi Pengawas Pendidikan Agama Islam meliputi:

a. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, adil, arif, tulus, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik;

b. Kompetensi Supervisi Manajerial adalah kemampuan untuk memahami dan melaksanakan administrasi sekolah yang ada dalam mewujudkan tertib administrasi dan PAI di PAUD/TK, SD, SMP, SMA/K.

c. Kompetensi Supervisi Akademik adalah kemampuan untuk melaksanakan bimbingan dan pendampingan kepada GPAI dalam rangka peningkatan mutu proses dan hasil belajar PAI di PAUD/TK, SD, SMP, SMA/K.

d. Kompetensi Evaluasi Pendidikan adalah kemampuan untuk melaksanakan pengamatan dan penilaian terhadap mutu GPAI dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD/TK, SD, SMP, SMA/K. e. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan adalah kemampuan

untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan tentang isu-isu aktual dan masalah PAI di PAUD/TK, SD, SMP, SMA/K. f. Kompetensi Sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan

berkolaborasi (bekerjasama) secara efektif dan efisien dengan sesama pengawas, kepala sekolah, guru, peserta didik, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar terkait dengan pelayanan pengawasan PAI;

g. Kompetensi Spiritual adalah kemampuan untuk menjaga semangat bahwa menjalankan tugas profesi pengawas PAI itu merupakan amanah, panggilan jiwa, dan ibadah kepada Allah SWT;

h. Kompetensi Leadership adalah kemampuan untuk mengorganisasikan potensi diri sendiri, sesama pengawas, dan GPAI, serta satuan pendidikan dalam mewujudkan pembelajaran PAI yang efektif, efisien, dan bermutu di PAUD/TK.

2. Ruang lingkup Pengembangan Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam PAUD/TK, SD, SMP, SMA/K meliputi yaitu :

a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;

c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar; d. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam;

e. Kompetensi spiritual adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat bahwa mengajar adalah ibadah;

f. Kompetensi leadership adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada dalam mewujudkan budaya Islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan.