• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tolok ukur, identifikasi penyebab dan dampak serta membuat keseimbangan

Dalam dokumen 4 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 104-112)

Tolok ukur sebagaimana telah dirumuskan pada Tabel 15 kemudian diterjemahkan ke dalam target-target yang dapat dijangkau pada periode waktu

tertentu. Umpan balik dapat diperoleh melalui evaluasi terhadap pencapaian target-target dari tolok ukur yang telah ditetapkan. Target-target tersebut dapat dicapai melalui langkah-langkah tindakan atau inisiasi (indikator sebab). Indikator sebab ini merupakan langkah-langkah tindakan untuk mencapai indikator akibat. (Nurani et al. 2011).

Tabel 16 menunjukkan rumusan tujuan, sasaran, tolok ukur dan inisiasi pengembangan minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu. Perumusan inisiasinya adalah 1) analisis status keberlanjutan perikanan tangkap di Palabuhanratu, 2) alternatif kebijakan pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan, 3) analisis tingkat kepuasan pelanggan dan stakeholder di kawasan minapolitan, 4) peningkatan sarana, prasarana dan infrastruktur penunjang industrialisasi perikanan yang memiliki standar internasional, 5) penerapan ISO 9000, 6) pembentukan dan penguatan lembaga kemitraan minapolitan, 7) pengembangan kawasan perikanan terpadu, 8) pengembangan pelabuhan perikanan untuk menunjang proses industrialisasi perikanan, 9) evaluasi value

chain komoditas tuna dan layur, 10) intervensi business intermediary, dan paralel organization, 11) penerapan focused quality dimana pelayanan diberikan

pengelola pelabuhan perikanan bertujuan untuk memenuhi keinginan dari pelanggan, 12) pelatihan capacity building bagi pengelola pelabuhan perikanan, 13) pengembangan sistem informasi sumberdaya dan kemitraan klaster industri perikanan

Gambar 40 menunjukkan keterkaitan keempat perspektif dalam mencapai tujuan minapolitan dimana perspektif kapasitas kelembagaan mendorong tercapainya tujuan dan sasaran strategis dari perspektif bisnis internal dan perspektif keuangan. Secara simultan ketiga perspektif tersebut akan mendorong tercapainya tujuan dan sasaran strategis dari perspektif pelanggan dan

Tabel 16 Pengembangan tolok ukur, identifikasi penyebab dan dampak serta membuat keseimbangan

Tujuan berbasis perspektif Sasaran Tolok Ukur Target Inisiatif

Pelanggan dan stakeholders: 1. Pengembangan perikanan

tangkap berkelanjutan 2. Meningkatkan sarana,

prasarana dan infrastruktur transportasi serta pelabuhan perikanan 1) Keseimbangan konservasi dan eksploitasi 2) Tingkat kepuasan pelayanan bagi pelanggan dan stakeholder

Status keberlanjutan ekologi, sosial ekonomi, masyarakat dan kelembagaan

Jenis, kapasitas dan kualitas fasilitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan pelanggan Kenyamanan dan loyalitas

pelanggan dalam jangka panjang atas pelayanan yang diberikan

Status keberlanjutan perikanan tangkap di Palabuhanratu baik

Tingkat kebutuhan pelanggan sesuai dengan fasilitas pelayanan yang dimiliki pelabuhan perikanan

Kemudahan aksesibilitas bagi industri perikanan Kepuasan pelanggan

terhadap fasilitas yang ada

Analisis status keberlanjutan perikanan tangkap di Palabuhanratu Alternatif kebijakan pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan

Analisis tingkat kepuasan pelanggan dan stakeholder di kawasan minapolitan Peningkatan sarana,

prasarana dan infrastruktur penunjang industrialisasi perikanan yang memiliki standar internasional

Keuangan

1. Optimalisasi produk tuna dan layur

2. Kemitraan bisnis minapolitan

1) Kontinuitas produk dengan mutu yang berkualitas tinggi

2) Kemitraan klaster industri perikanan

Penerapan manajemen mutu mulai dari input, proses, output dan layanan purna jual

Kesadaran mutu dipahami oleh anggota rantai pasok

Tingkat perolehan kerja sama kemitraan

Tingkat kepuasan mitra bisnis

Meminimumkan produk

reject atau klaim berkurang

Peningkatan mutu dan kualitas produk minimal 20%

Kenaikan tingkat perolehan kerja sama kemitraan Kenaikan tingkat kepuasan

mitra bisnis Penerapan ISO 9000 Pembentukan dan penguatan lembaga kemitraan minapolitan 154

Tabel 16 Lanjutan

Tujuan berbasis perspektif Sasaran Tolok Ukur Target Inisiatif

Bisnis Internal

1. Industrialisasi perikanan 2. Pengembangan pola

kemitraan antara nelayan, juragan dan eksportir yang berimbang

1) Integrasi rantai pasok, pengembangan sistem produksi dan

peningkatan sarana dan prasarana

2) Konsolidasi anggota rantai pasok dan inovasi kelembagaan

Peningkatan nilai produksi Peningkatan pendapatan

nelayan

Peningkatan tenaga kerja yang terserap

Klaster industri perikanan yang berdaya saing

Posisi tawar yang seimbang antara nelayan, pedagang pengumpul dan perusahaan Kelompok nelayan yang

memiliki kematangan usaha menjadi lembaga formal yang mandiri

Efisiensi biaya produksi Peningkatan industri

pengolahan dan

pemasaran, serta kegiatan promosi klaster industri perikanan.

Profit share yang diterima nelayan buruh minimal 60%

Penyempurnaan pola kemitraan inti plasma dan

contrac farming.

Pengembangan kawasan perikanan terpadu Pengembangan pelabuhan

perikanan untuk menunjang proses industrialisasi perikanan

Evaluasi value chain komoditas tuna dan layur Intervensi business

intermediary, dan paralel organization Kapasitas kelembagaan 1. Peningkatan kinerja pengelola pelabuhan perikanan 2. Membangun kesadaran kolektif untuk tetap komitmen dan konsisten dalam mengembangkan minapolitan 1) Pengelola pelabuhan dapat menjalankan kewajibannya agar fungsi penting pelabuhan perikanan tetap berfungsi secara optimal dalam melayani industri perikanan

Efiensi dan efektivitas kinerja pelabuhan perikanan

Perbaikan kualitas

pelayanan seperti, ketepatan waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab,

kelengkapan, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, kenyamanan dalam memperoleh pelayanan

Penerapan focused quality dimana pelayanan diberikan pengelola pelabuhan perikanan bertujuan untuk memenuhi keinginan dari pelanggan.

Pelatihan capacity building bagi pengelola pelabuhan perikanan

Tabel 16 Lanjutan

Tujuan berbasis perspektif Sasaran Tolok Ukur Target Inisiatif

2) Pendistribusian dan monitoring informasi sumberdaya dan kegiatan kemitraan klaster industri perikanan agar terjadi sinergi kemitraan.

Para pelaku ekonomi dan

stakeholders kunci lainnya

memiliki kesadaran kolektif untuk berkolaborasi dan bersinergi mengembangkan klaster industri perikanan yang terintegrasi dalam sistem minapolitan

Terumuskannya pola kerja sama pelaksanaan

pengembangan klaster industri perikanan yang terintegrasi

Data inventori pelaku ekonomi klaster industri perikanan , informasi mengenai asset SDA dan SDM klaster industri perikanan

Format publikasi informasi kegiatan kemitraan klaster industri perikanan

Pengembangan sistem informasi sumberdaya dan kemitraan klaster industri perikanan

Tujuan strategis Ukuran Strategis

Sasaran (indikator akibat) Inisiatif (Indikator sebab)

Gambar 40 Rumusan tujuan, sasaran strategis, dan indikator pencapaian sasaran strategis. Keseimbangan konservasi dan eksploitasi

Kontinuitas produk dengan mutu yang berkualitas tinggi

Kemitraan klaster industri perikanan

Konsolidasi anggota rantai pasok dan inovasi kelembagaan

Pengelola pelabuhan dapat menjalankan kewajibannya agar fungsi penting pelabuhan perikanan tetap berfungsi secara optimal Peningkatan kemampuan system informasi Pendistribusian dan monitoring informasi sumberdaya dan kegiatan kemitraan klaster industri perikanan agar terjadi sinergi kemitraan

- Analisis status keberlanjutan perikanan tangkap di Palabuhanratu

- Alternatif kebijakan pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan

- -

- Peningkatan sarana, prasarana dan infrastruktur penunjang industrialisasi

perikanan yang memiliki standar internasional - Analisis tingkat kepuasan pelanggan

Penerapan ISO 9000

Pembentukan dan penguatan lembaga kemitraan bisnis minapolitan

- Pengembangan kasawan perikanan terpadu - Pengembangan pelabuhan perikanan untuk menunjang proses industrialisasi perikanan - Evaluasi value chain komoditas tuna dan layur

- Intervensi business intermediary, dan paralel

organization

- Penerapan focused quality management - Pelatihan capacity building bagi pengelola

pelabuhan perikanan

Pengembangan sistem informasi sumberdaya dan kemitraan klaster industri perikanan Pengembangan perikanan tangkap

berkelanjutan

Meningkatkan sarana, prasarana dan infrastruktur transportasi serta pelabuhan perikanan

Integrasi rantai pasok, pengembangan sistem produksi dan peningkatan sarana dan prasarana

Tingkat kepuasan pelayanan bagi pelanggan dan stakeholder berkualitas tinggi

Optimalisasi produk tuna dan layur

Kemitraan bisnis minapolitan

Industrialisasi perikanan

Pengembangan pola kemitraan antara nelayan, juragan dan eksportir yang berimbang

Peningkatan kinerja pengelola pelabuhan perikanan

Membangun kesadaran kolektif untuk tetap komitmen dan konsisten dalam

mengembangkan minapolitan

4.4 Pemeliharaan Program

Program minapolitan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk program pengembangan wilayah. Artinya, daur hidup program minapolitan mencakup program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dalam kasus program minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu, Pemda setempat telah merumuskan roadmap rencana aksi untuk tahun 2011 hingga tahun 2014. Kemudian pada tahun 2012 dilakukan intervensi program akselerasi minapolitan di PPN Palabuhanratu yaitu industrialisasi perikanan dimana tuna, tongkol dan cakalang ditetapkan sebagai komoditas unggulan. Program ini dirancang untuk implementasi tahun 2012 hingga tahun 2014. Fakta ini menunjukkan bahwa minapolitan sebagai sebuah program pilot akan berakhir pada tahun 2014. Keberlanjutan program minapolitan pasca tahun 2014 sangat tergantung dinamika politik dan kebijakan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Jika hasil evaluasi implementasi program dianggap berhasil, maka pasca tahun 2014 pemerintah seharusnya dapat melanjutkan kebijakan program minapolitan berupa program penguatan dan pengembangan minapolitan. Akan tetapi sebaliknya, jika program minapolitan dianggap gagal maka kemungkinan besar, secara formal, program minapolitan akan berakhir.

Pertanyaan mendasar yang harus dipahami oleh stakeholder terkait adalah 1) apa yang harus dilakukan jika secara formal program minapolitan telah berakhir, 2) apakah stakeholder lokal siap menerima estafet tanggung jawab pasca program. Masalah ini kadang menjadi isu sensitif di kalangan pengelola program maupun stakeholder terkait. Namun adanya tingkat kepercayaan yang tinggi atau optimisme para stakeholder lokal dapat dijadikan modal yang sangat penting untuk mengatasi isu keberlanjutan program. Menurut Sondita et al. (2005),

stakeholder yang memiliki optimisme tinggi akan sanggup menentukan

langkah-langkah inisiatif yang kreatif untuk memastikan keberlanjutan program pada saat sumberdaya dari pihak luar berakhir. Beberapa hal yang perlu ditangani untuk menjamin keberlanjutan program adalah 1) komitmen pemerintah daerah harus melembaga, artinya harus ada institusi resmi yang ditetapkan sebagai pengelola keberlanjutan program, 2) semangat entrepreneurship harus dibangun di tingkat masyarakat, pengelola dan stakeholder terkait, 3) kerja sama dengan stakeholder 158

lain harus dibangun dan dimanfaatkan khususnya kerja sama antara pihak pemerintah, akademisi dan swasta untuk merespon kebutuhan-kebutuhan khusus masyarakat.

Mengingat bahwa PPN Palabuhanratu sebagai zona inti minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu, keberlanjutan program minapolitan sangat ditentukan oleh kinerja pengelola pelabuhan perikanan. Sesuai fungsinya, pelabuhan perikanan merupakan suatu institusi yang memiliki peran penting dalam menunjang efisiensi usaha perikanan tangkap dan industrialisasi perikanan. Artinya, jika pengelola pelabuhan perikanan dapat memberikan pelayanan terbaik sehingga kinerja pelabuhan perikanan tetap dapat berfungsi secara optimal dalam melayani industri perikanan maka keberlanjutan minapolitan perikanan tangkap akan terjamin meskipun secara formal telah berakhir. Hasil survei identifikasi

gaps implementasi program minapolitan (Tabel 17), diperoleh nilai bobot 0,8

(berada pada selang 75% - 100%). Mengacu klasifikasi Moenandir (2010) maka pengelola program relatif siap untuk menjamin pemeliharaan program.

Tabel 17 Hasil survei identifikasi gaps implementasi program minapolitan di Palabuhanratu

Tipe Responden Jumlah Responden Skor Bobot

Dinas Kelautan dan Perikanan 4 4 0,20

PPN Palabuhanratu 4 4 0,20

Bappeda 1 4 0,20

Peneliti 1 4 0,20

Jumlah bobot 0,80

Dalam kaitannya dengan kelembagaan pengelola keberlanjutan program minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu, setidaknya ada 3 kelembagaan yang menjadi elemen penting yaitu 1) PPN Palabuhanratu, 2) Dinas Keluatan dan Perikanan, dan 3) Bappeda. PPN Palabuhanratu berperan sebagai penanggungjawab teknis program minapolitan perikanan tangkap di zona inti. Dinas Kelautan dan Perikanan berperan sebagai penanggung jawab teknis program minapolitan di zona penunjang. Adapun Bappeda berfungsi sebagai

koordinator perencanaan dan penganggaran untuk pengembangan kawasan minapolitan. Bappeda juga memiliki power yang kuat pada saat Musrenbang agar SKPD terkait dapat berkontribusi dalam pengembangan kawasan minapolitan. Dengan skema model tersebut, pemeliharan dan keberlanjutan minapolitan tergantung pada kinerja PPN Palabuhanratu, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Bappeda. Mengacu pada konsep analisis balanced scorecard, kinerja ketiga kelembagaan tersebut akan menjadi penggerak utama tujuan strategis dari perspektif bisnis internal dan keuangan serta pada akhirnya bermuara pada kepuasan pelanggan dan stakeholder minapolitan.

Pemeliharaan program minapolitan akan efektif jika mampu menerapkan konsep siklus perbaikan program secara berkelanjutan (Gambar 9). Perbaikan berkelanjutan merupakan mekanisme evaluasi program untuk membandingkan antara indikator program yang telah dirumuskan dalam balanced scorecard dengan capaian hasil pelaksanaan program pada periode waktu tertentu. Tingkat capaian pelaksanaan program tersebut dapat diketahui dengan cara membandingkan antara data baseline indikator program pada tahap inisiasi program dan capaian indikator program pada periode jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam dokumen 4 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 104-112)

Dokumen terkait