• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengendalian Internal

1. Pegertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Messier (2005 : 250) adalah sebagai berikut: “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal entitas lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang memenuhi standar biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri atas prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik itu tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dimana tujuan dari tiap-tiap perusahaan mungkin berbeda. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, setiap

perusahaan membutuhkan sistem yang baik dan pengelolaan yang cermat. Dari definisi pengendalian internal tersebut terdapat beberapa konsep dasar sebagai berikut:

1. Pengendalian internal merupakan suatu proses. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat persuasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

2. Pengendalian internal dijalankan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan formulir, namun dijalankan oleh orang setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personal lain.

3. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai. Bukan keyakian mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam mencapai tujuan pengendalian internal tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

4. Pengendaalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasional.

Untuk lebih memahami tentang pengendalian internal dengan baik, maka berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian intern.

Guy (2002 : 226) mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut: Pengendalian internal merupakan alat untuk mengendalikan aktivitas entitas guna membantu menjamin bahwa aktivutas-aktivitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Meskipun pengendalian internal pada setiap entitas berbeda-beda, tergantung dari tujuan masing-masing perusahaan , namun pengendalian internal sering kali relevan terhadap audit laporan keuangan entitas.

Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan.

Ikatan Auditor Internal (Institue of Internal Auditors – IIA), yang dikutip oleh Sawyer (2005 : 59), mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut :

setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol bisa bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan yang telah terjadi), atau direktif (untuk menyebabkan atau mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan). Konsep sistem kontrol merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitas-aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya.

Definisi di atas tentang pengendalian intern ataupun istilah sekarang yang sering disebut dengan kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah,

diketahui, diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut IAI yang dikutip oleh Agoes (2004 : 75) mendefinisikan: “pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan persinel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan tujuan dilakukan pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1. Keandalan pelaporan Keuangan.

Manajemen bertanggung jawab menyediakan laporan keuangan untuk investor, kreditor dan pemakai lainnya baik secara hukum maupun profesionalnya untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut disajikan secara wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Keefektifan dan Efisiensi Operasi.

Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan alat untuk megurangi kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Bagian penting lain dari efektivitas dan efisiensi adalah penggunaan aktiva dan catatan fisik perusahaan yang dapat dicuri, disalahgunakan atau dirusak apabila tidak dilindungi oleh pengendalian yang

memadai. Kondisi yang sama juga berlaku untuk aktiva non fisik seperti piutang usaha, dokumen-dokumen kontrak dan sebagaainya.

3. Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan.

Dalam akuntansi tidak semua hukum dan undang-undang berhubungan dengan akuntansi. Hukum dan peraturan yang tidak berhubungan dengan akuntansi yaitu perlindungan terhadap lingkungan. Sedangkan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan akuntansi yaitu peraturan tentang perpajakan

. Menurut Hall (2001 : 150), sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu :

1. untuk menjaga aktiva perusahaan

2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi.

3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan.

4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

3. Komponen-komponen Pengendalian Internal.

Agar dapat tercapainya tujuan perusahaan manajemen merancang pengendalian internal yang di dalamnya terdapat lima unsur yang saling berhubungan yang digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi. Apabila salah satu unsur tidak mencukupi maka keseluruhan pengendalian internal tidak akan efektif walaupun keempat unsur lainnya efektif.

Adapun komponen-komponen pengendalian internal dikemukakan oleh Messier (2005 : 252)sebagai berikut:

Tabel 2-1 Komponen Pengendalian Internal

- Lingkungan pengendalian,lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang efektif,menyediakan disiplin dan struktur.Lingkungan pengendalian termasuk tingkah laku,kewaspadaan,kebijakan,dan tindakan manajemen dan dewan komisaris,mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi entitas

- Proses penentuan resiko entitas.proses untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya.untuk tujuan pelaporan keuangan,proses penentuan resiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum,memperkirakan signifikansinya,menentukan kemungkinan kejadiannya,dan memutuskan tindakan untuk mengelolanya

- Sistem informasi entitas dan proses bisnis yang terkait yang relevan terhadap peleporan keuangan dan komunikasi.sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan,termasuk sistem akuntansi,terdiri atas prosedur, apakah otomatis atau manual,dan catatan yang ditetapkan untuk memulai,mencatat,memproses serta melaporkan transaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva,kewajiban dan ekuitas terkait.komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan tanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan

- Prosedur Pengendalian.prosedur oengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan,misalakan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas.prosedur pengendalian apakah otomatis atau manual.memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional

- Pemantauan pengendalian.suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internnal sepanjang waktu.pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan koreksi yang dilakukan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai pengendalian intern perusahaan maka jelas bahwa pengendalian tersebut harus berjalan sebaik-baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai, maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya. Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Ch Narotama dan Wirawan yang dikutip oleh Feriska (2008 : 19) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut :

1.Semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. 2.Semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah

yang dihadapi oleh satuan pengawas internal.

3.Laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu. 4.Meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.

4. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Agoes (2004 : 81) mengenai keterbatasan dari pengendalian internal adalah:

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.kemungkinan pencapaian entitas tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan yang melekat dalam pengendalian intern.Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat dirusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut seperti kekeliruaan atau kesalahan yang bersifat sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal.Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak bole melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian

tersebut.meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern , pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakuka. Oleh karena, itu manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.

Dokumen terkait