• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

5. Pengentasan Kemiskinan

pembangunan dimana seluruh lapisan tersebut tanpa terkecuali sebagai penggerak pembangunan. Pendekatan kedua ini, sering disebut sebagai ekonomi kerakyatan.43

daya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang nyaman, baik ditinjau dari sisi ekonomi, sosial, psikologis, maupundimensi spiritual.46

Berdasarkan pendapat tersebut mengenai kemiskinan maka dapat dipahami bahwa kemiskinan yaitu ketidakmampuan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Program Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Untuk meningkatkan efektivitas dalam upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpes No. 15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di bawah koordinasi Wakil Presiden RI, telah mengklasifikasikan kebijakan dalam tiga kelompok (cluster) yaitu sebagai berikut47:

1) Klaster 1

Klaster 1 adalah kelompok kebijakan berbasis pemberdayaan masyarakat. Fokus utama program ini adalah untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan yang dimaksudkan agar masyarakat keluar dari kemiskinan dengan menggunakan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Jenis program klaster I ini adalah PNPM Mandiri.

47 TNP2K, Program Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta Pusat, hal 56

2) Klaster II

Klater II adalah kelompok kebijakan berbasis pemberdayaan masyarakat. Fokus utama program ini adalah untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan yang dimaksudkan agar masyarakat keluar dari kemiskinan dengan menggunakan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Jenis program klaster II ini adalah PNPM Mandiri.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa adanya keseriusan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dengan memberikan program- program penanggulangan kemiskinan. Salah satu program pengentasan kemiskinan yang diberikan oleh pemerintah adalah PKH yang berupabantuan tunai bersyarat yang ditujukan oleh Rumah Tangga Miskin(RTM).

c. Pengentasan Kemiskinan Dalam Ekonomi Islam

Wibisono sebagaimana dikutip oleh Sri Budi Cantika Yuli, mengatakan bahwa strategi pengentasan kemiskinan Islam memiliki berbagai prinsip-prinsip terkait kebijakan publik yang dapat dijadikan panduan bagi program pengentasan kemiskinan dan sekaligus penciptaan lapangan kerja yaitu:

1) Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat (poor growth). Islam mencapai pro-poor growth melalui dua jalur utama; pelarangan riba dan

mendorong kegiatan sektor riil. Pelarangan riba secara efektif akan mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas perekonomian tercipta. Pada saat yang sama Islam mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerjasama ekonomi dan bisnis.

2) Islam mendorong penciptaan anggaran Negara yang memihak kepada kepentingan rakyat banyak (pro-poor budgeting). Dalam sejarah Islam, terdapat tiga prinsip utama dalam mencapai pro-poor budgeting yaitu: disiplin fiscal yang ketat, tata kelola pemerintahan yang baik, dan penggunaan anggaran Negara sepenuhnya untuk kepentingan publik.

3) Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang member manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor infrastructure). Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memiliki dampak eksternalitas positif dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi perekonomian.

4) Islam mendorong penyediaan pelayanan publik dasar yang berpihak pada masyarakat luas (pro-poor public services).

Terdapat tiga bidang pelayanan publik yang mendapat perhatian Islam secara serius: birokrasi, pendidikan, dan kesehatan. Di dalam Islam, birokrasi adalah amanah untuk melayani publik, bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan.

5) Islam mendorong kebijakan pemerataan dan distribusi asspendapatan yang memihak rakyat miskin (pro-poor income distribution). Terdapat tiga instrumen utama dalam Islam terkait distribusi pendapatan yaitu aturan kepemilikan tanah, penerapan zakat, serta menganjurkan qardul hasan, infak dan wakaf.48

Jika dilihat dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa Islam sangat memperhatikan berbagai hal yang dapat mempengaruhi kehidupan untuk dapat hidup layak dan terhindar dari kemiskinan, perhatian tersebut dapat terlihat baik secara individu, kelompok/masyarakat maupun di bidang pemerintahan. Dalam Islam pemerintah berkewajiban dalam mengentaskan kemiskinan pada daerah yang dipimpin sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Hadid ayat 25



























































Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.49

48 Sri Budi Cantika Dewi, , “Strategi Pengentasan Kemiskinan Dalam Perspektif Islam”, (Ekonomika-Bisnis Vol. 4 No.2, Juli 2013), 108-109

49 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, (Penerbit : J-ART, 2010), 415.

Pada surat Al-Hadid ayat 25, dapat dipahami bahwa pemerintah haruslah amanah dan adil untuk mensejahterakan Negara yang ia pimpin. Komitmen Islam yang besar terhadap persaudaraan dan keadilan menuntut pada terpenuhinya kebutuhan hidup terutama pada kebutuhan dasar, pendidikan dan kesehatan.

6. Pengertian Disrtibusi

Distribusi adalah penyaluran hasil produksi dari satu pihak ke pihak lain dalam bentuk barang dan jasa, dan distribusi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan penting dalam menyediakan kebutuhan manusia. David A. Revzan mendefinisikan saluran distribusi sebagai jalur di mana barang mengalir dari produsen ke perantara dan akhirnya ke pengguna (konsumen) melalui saluran dalam organisasi pemasaran.Namun, American Marketing Association mendefinisikan saluran distribusi sebagai struktur, yaitu organisasi, baik internal maupun eksternal, agen, distributor, grosir, dan pengecer melalui mana barang, produk, atau jasa dipasarkan.

Konsep distribusi telah berkembang dari manajemen logistik ke manajemen rantai pasokan Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi merupakan perantara untuk memindahkan produk atau jasa dari pihak satu kepihak yang lain. Di negara kurang berkembang seperti Indonesia, rumah tangga tidak memiliki jenis kekayaan sebanyak di negara maju.Secara umum, kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga Indonesia adalah tanah dan rumah.

Seseorang dikatakan kaya jika memiliki bumi dan rumah yang indah. Sayangnya, kekayaan ini seringkali tidak produktif karena tidak menambah pendapatan. Karena mayoritas penduduk Indonesia masih bergantung pada pendapatan dari sektor pertanian, maka distribusi kekayaan yang perlu dibahas adalah distribusi kepemilikan lahan pertanian.Dengan menggunakan ukuran ini, distribusi kekayaan Indonesia tetap buruk. Misalnya, sebagian besar rumah tangga dengan sawah memiliki luas kurang dari 2.000 meter persegi (0,2 hektar).

Padahal, untuk hidup sejahtera seorang petani, paling tidak dibutuhkan 3 hektar sawah beririgasi baik (bisa dipanen dua kali setahun). Masih banyak petani yang tidak memiliki sawah.Untuk mendapatkan penghasilan, mereka biasanya bekerja sebagai buruh tani.Mereka dikenal sebagai petani sejati.

7. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

a. Pengertian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa adalah salah satu upaya pemerintah guna meringankan beban masyarakat, pengeluaran berupa transfer uang yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu yang terdampak Covid-19 guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko

sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat.50

Sifat bantuan ini tidak secara terus menerus dan selektif, bantuan ini berupa uang yang pemberiannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Dengan sumber daya ekonomi dan sosial yang dimilikinya, terutama Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan dana desa, desa dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19.

Dana desa merupakan alokasi anggaran on budget yang dapat digunakan langsung untuk mendukung upaya mengurangi dampak Covid-19 di tingkat rumah tangga dan desa. Dana desa merupakan alokasi anggaran on budget yang dapat digunakan langsung untuk mendukung upaya mengurangi dampak Covid-19 di tingkat rumah tangga dan desa.

Beberapa keunggulan dana desa di antaranya alokasi anggaran tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat dibuat menjadi program aksi cepat yang dapat segera dimulai, dapat melengkapi program lain untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi tidak memerlukan sistem baru sehingga aparat desa bisa langsung bergerak karena sudah memahami sistem yang ada.

dapat diarahkan untuk membangun legitimasi dan kredibilitas pemerintah desa melalui penyelesaian masalah secara lokal serta

50 Agnes Sediana Milasari D, Program Bantuan Sosial untuk Rakyat, Kominfo, diakses dari https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/15708/program-bantuan-sosial-untuk

rakyat/0/artikel_gpr, ( 26 April 2022 Pukul 19: 21).

sudah tersedianya sistem pemantauan, evaluasi, dan pertanggung jawaban yang dapat dioptimalkan untuk menjamin akuntabilitas.

Terbitnya Perppu No. 1/2020 memberikan instrumen baru untuk meminimalkan dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian desa.

Pada Pasal 2 Ayat (1) huruf (i) peraturan tersebut disebutkan bahwa perlu dilakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing), penyesuaian alokasi, dan pemotongan atau penundaan penyaluran anggaran transfer ke daerah dan dana desa, dengan kriteria tertentu. Pelaksanaan BLT-DD diterapkan selama sembilan bulan dengan target penerima manfaat adalah rumah tangga.

Target tersebut relevan mengingat sebagian besar program nasional yang terkait dengan bantuan sosial merujuk pada penerima manfaat di tingkat rumah tangga, seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Ketentuan dan mekanisme pendataan hingga pelaksanaan pemberian BLT DD tercantum dalam Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2020 yang diterbitkan 14 April 2020 tentang perubahan atas peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2020.

Pasal 8A dalam aturan itu menetapkan beberapa syarat penerima bantuan, seperti keluarga yang kehilangan mata pencarian atau pekerjaan, belum terdata menerima berbagai bantuan sosial, serta mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis.

b. Dasar Hukum Pengelolaan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Dasar-dasar hukum pengelolaan dana desa tahun 2020 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah sebagai berikut :

a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dan/ atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/

atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi UndangUndang.

b) Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.

Pengaturan terkait dengan BLT-Dana Desa dapat dilihat pada pasal 8, pasal 8A, serta pada Lampiran–1 dan Lampiran–2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 ini.

c) Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11

Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-Dana Desa dapat dilihat pada pasal 24 ayat 2, pasal 24A, pasal 24B, pasal 25A, pasal 25B, pasal 32, pasal 32A, pasal 34, pasal 35, pasal 47A, dan pasal 50.

d) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/ PMK.07/2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/

PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-Dana Desa dapat dilihat pada pasal 32A.

e) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/ PMK.07/2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/

PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan yang terkait dengan BLT-Dana Desa dapat dilihat pada pasal 32A.

f) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

g) Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 15 Mei 2020 tentang Percepatan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.

h) Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 2 Tahun 2020 tentang Percepatan Penyaluran Tahap Kesatu Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi Desa Yang Menyelenggarakan Musyawarah Desa Khusus.

i) Surat Menteri Desa PDTT Nomor 1261/PRI.00/IV/2020 Tanggal 14 April 2020 perihal Pemberitahuan Perubahan Permendes PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Pembangunan DD Tahun2020 menjadi Permendes PDTT Nomor 06 Tahun 2020.

j) Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT Nomor 9/PRI.00/IV/2020 Tanggal 16 April 2020 perihal Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga Calon Penerima BLT Dana Desa.

k) Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT Nomor 12/PRI.00/IV/2020 Tanggal 27 April.

Dokumen terkait