• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKAKAJIAN PUSTAKA

1. Pengertia Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukuan setiap orang secara maksimal untuk dapat memperoleh sesuatu Belajar adalah syarat mutlak untuk men adi pandai dalam berbagai hal.

Beperapa ahli pendidikan telah merumuskan dan menafsirkan pengertian tentang b< lajar. Dan pengertian belajar itu sendiri berbeda antara satu dengan yang laini ya. Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas dan setelah belajar orang memiliki pengetahuan, sikap dan nilai. (Dimyati, 2006 : 10).Menurut Skinner belajar suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik dan sebaliknya. (Hamzah B.Uno, 2007: 54)Menurut Dan menurut Hamzah B.Uno belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai. (Hamza .B.Uno, 2007: 54)

Dplam islam sejarah telah membuktikan bahwa wahyu Alloh yang pertama kali tu a n adalah perintah membaca, sedang membaca adalah merupakan awal dari keg atan dari belajar, firman Alloh :(Depag, 1980: 1079)

i den 1. Bacalah 2. Dia Telah 3. Bacalah, 4. Yang mengaj 5. Dia mengeja, Di L $ 5

$ Cfl

( K Cr?

'"3^' $<3^"

igan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah.

Tuhanmulah yang Maha pemurah,

iar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], r kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. dan

beberapa batasan belajar yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah yang secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2003: 3) adalah sebagai berikut:

a.Perjbahan terjadi secara sadar

Seorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan c alam dirinya. Perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau ( alam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan

17

b. Pjrubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara kesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. F erubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam hal belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d. perubahan belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e.Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah

laku yang benar-benar disadari. Perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.

f.Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan

bbagainya.

2.Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar antara lain a. Kematangan Jasmani dan Rohani

Kematangan jasmani adalah telah sampai pada batas minimal ulmur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Memiliki Kesiapan

Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

c. Memahami Tujuan

Setiap orang yang akan belajar harus tahu tujuan, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.

19

d. N emiliki Kesungguhan

Orang belajar harus memiliki kesungguhan untuk rfielaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil

ang kurang memuaskan.

3.Fakto:--Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Dalyono (1993: 249), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

a. Faktor Internal

Faktor internal (dari dalam) adalah faktor-faktor yang lempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang berasal dari siswa

lg sedang belajar.

Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Faktor yang bersifat fisiologis

Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang, misalnya orang yang sangat sehat jasmaninya akan lebih mudah belajarnya dibanding dengan orang yang dalam keadaan lemah. Di samping kondisi fisiologis umum yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor yang bersifat psikologis

Beberapa faktor psiologis yang utama, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

a) Kecerdasan

Kecerdasan mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam proses keberhasilan seseorang dalam belajar sesuatu. Orang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibanding dengan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu yang digunakan untuk mempelajari materi sama.

b) Bakat

Bakat adalah suatu keadaan sifat-sifat seseorang. Seseorang yang mempunyai bakat tertentu akan mudah menyelesaikan atau memecahkan masalah dibandingkan dengan orang yang tidak sehat.

c) Minat

Dengan adanya minat dalam diri seseorang belajar maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik dibandingkan otang yang tidak mempunyai minat.

d) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan bagi diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi untuk belajar maka orang tersebut berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukannya agar tercapai hasil belajar yang memuaskan.

21

e) Emosi

Keadaan emosi yang labil seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa tidak aman dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar seseorang cenderung lebih berhasil dalam melaksanakan kegiatan belajar apabila orang tersebut didasari oleh perasaan aman, gembira dan bebas.

f) Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan menalar atau penalaran yang dimiliki oleh para siswa. Kemampuan penalaran yang tinggi akan memungkinkan seseorang dapat belajar lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan penalaran sedang,

b. F kktor eksternal

Faktor eksternal (dari luar) adalah faktor-faktor yang berasal dari 1 liar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor- f fiktor tersebut meliputi:

1) Faktor lingkungan a) Lingkungan alami

Lingkungan alami merupakan kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, seperti suhu, udara, kelembaban udara, cuaca, dan musim yang berlangsung termasuk

di dalamnya kejadian-kejadian yang ada, misalnya udara yang segar akan memberikan kondisi yang lebih baik untuk belajar dari pada udara yang panas,

b) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial misalnya pengaruh keluarga di mana hubungan antara anak dengan orang tua harmonis, penuh pengetian, kasih sayang dan akrab, hal ini memungkinkan anak belajar dengan baik karena di samping memberi dorongan untuk belajar, orang tua akan membantu menciptakan situasi belajar yang baik.

2) Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor inilah yang dapat dimanipulasikan untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirancang

4.Hasil Beli jar

sil belajar siswa adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya Imenjadi lebih baik. Menurut Gagne belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam disposisi atau kapabilitas seseorang, dalam kurun waktu tertentu, dhn bukan semata-mata sebagai proses pertumbuhan (Dimyati &Mujiono, 2006: 10)

23

Hasil belajar yang diukur pada pembelajaran yang berlandaskan kurikulum 2004 meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka guru tii ak hanya menilai siswa dari aspek intelektual tetapi kemampuan sosial, sikap iiiswa selama proses belajar mengajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan baru serta perbail an sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pernah; man siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah dinilai oleh guru diberitahukan kepada siswa agar siswa mengetahui kemajuan belajar yang telah dilakukannya serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar pada akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai kegiati n belajarnya dan refleksi guru terhadap kemampuan mengajarnya serta

'aiuasi pencapaian target kurikulum.

enjamin S. Bloom dalam Taxonomy o f Education Objectives (Winkel, ) membagi hasil belajar kedalam tiga ranah:( Sagala, 2007: 34)

a. Ran ah Kognitif

Ranah kognitif (berkaitan dengan daya piker, pengetahuan, dan pena aran) berorientasi pada kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai memecahkan mass ah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif ini berkenaan dengan prestasi menge

bela pen* diut

ar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman, rapan, analsisi, sintesis, dan eveluasi. Pada siswa Sekolah Dasar timakan pada ranah pengetahuan, pemahaman, dan penerapan,

b. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik, ketrampilan m torik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh afiiu tindakan yang memerlukan koordinasi (dalam Winkel, 1996:278)

i nyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: rsepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan m

m< pe

kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas, c. R mah Afektif

Ranah afektif (berkaitan dengan perasaan/kesadaran, seperti perasaan s man g atau tidak senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa > ang disenangi) berorientasi pada kemampuan siswa dalam belajar nenghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Menurut Rrochwall Bloom (dalam Winkel 1996:276) ranah afektif terdiri dari ] enerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.Untuk ranah kognitif, guru menilai kemampuan kognitif siswa berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir ] >elaksanaan siklus 1 dan 2

25

B.

Students Teams Achievement Divisions

(STAD)

TAD merupakan pendekatan model pembelajaran kooperatif yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan ha< iah (Ibrahim, 2000: 3). Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dikondi: ikan secara kompleks. Dengan harapan antara siswa saling bekerjasama untuk rrlenyelesaikan tugas tertentu.

a. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif iapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

1) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

) Penghargaan lebih berorientasi kelompk ketimbang individu. b. Tujuan pembelajaran dan hasil belajar

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Menurut Coleman (Ibrahim, 2000: 7) pembelajaran kooperatif baik digunakan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas

dan membuat budaya budaya lebih dapat menerima prestasi menonjol dalam tugas-tugas pembelajaran akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Menurut Goldon Allport (Ibrahim, 2000: 9) menyatakan bahwa hanya kontak fisik saja di antara orang-orang yang berbeda ras atau kelompok etnik, tidak cukup untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan memulai penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

3 Pengembangan keterampilan sosial

Selain pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep sulit, pembelajaran ini juga sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan keija sama.

Dalam STAD juga ditekankan bahwa siswa dikelompokkan dalam tim-tim pembelajaran dengan empat atau lima anggota dan anggota tersebut harus heterogen (Nur, 2005: 5). Ide utama di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru, meskipun siswa belajar bersama, mereka harus menguasai materi tersebut (tanggung jawab individu). Hal ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan sebuah

27

pekerjaan tutorial dengan baik dan saling menjelaskan satu sama lain. Selain itu STAD juga memberikan kesempatan setiap anggota kelompok akan memperoleh skor yang berbeda sesuai dengan tingkat kepahaman dan keaktifannya.

Dokumen terkait