• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pembinaan Agama

2. Pengertian Agama

Menurut masyarakat Indonesia kata agama dikenal dengan kata “din” bahasa Arab dan kata “religi” dalam bahasa Latin. Adapun kata “agama”

3 Proyek peneranga Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani pada

Dharma Wanita, (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 8

4

M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h. 18

5 A. Mangundharjana, Pengembangan : Arti Dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 14

terdiri dari “a” yang berarti tidak dan “gama” yang artinya pergi. Jadi agama mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun-temurun.6 Secara istilah agama adalah mempercayai adanya yang Maha Mengetahui, Menguasai, Menciptakan dan Mengawasi alam semesta dan yang telah menganugerahkan kepada manusia suatu watak rohani.7

Pengertian Agama menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).

b. Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia bersifat suci dan supernatural, dan bersifat berada dengan sendirinya dan mempunyai kekuasaan absolut yang disebut Tuhan.8

c. Menurut Zakiah Darajat, agama adalah kebutuhan jiwa atau psikis manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.9

Sedangkan Arif Budiman melihat agama dalam dua kategori yakni: a. Agama sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya terhadap

kehidupan kekal dikemudian hari, lalu orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut.

6 Harun Nasution, ed, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1994), h. 9

7 M. Razak, Dinul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), h. 60

8

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-3, h. 13.

9 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama Dan Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-3, h. 52.

b. Agama yang mempengaruhi perilaku manusia. Oleh karena itu agama identik dengan kebudayaan.10

Sedangkan Agama menurut M. Arifin dibagi menjadi dua aspek, yaitu: a. Aspek subyektif (pribadi manusia)

Agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa getaran batin, yang mengatur dan menggerakkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

b. Aspek obyektif (doktriner)

Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Berdasarkan aspek ini agama juga dapat diartikan peraturan yang bersifat Ilahi (dari Tuhan) yang menuntun orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.11

Pada penelitian ini saya memfokuskan kepada pembinaan Agama Islam. Agama Islam adalah agama yang bersifat universal dan menjadi rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil’alamin). Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga memberikan tuntutan bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya, dan bagaimana kedudukan manusia itu ditengah-tengah alam semesta.12

10

Arif Budiman, Agama Demokrasi Dan Keadilan, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 20.

11 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1994), h. 1

12 Kaelany. HD, Islam Agama Universal, (Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h. 37

Dengan demikian agama merupakan pedoman dan tuntunan hidup bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

3. Pengertian Pembinaan Agama

Menurut Syamsudin Abin Makmun, Pembinaan Agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terarah, demi tercapainya pribadi yang lebih berkompeten dan berwawasan luas, yang senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, demi tercapainya keselamatan dunia dan akhirat.13

Pembinaan agama menurut M. Arifin adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkaran hidupnya agar ia mampu mengatasi sendiri masalahnya karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga pada dirinya timbul cahaya harapan kebahagiaan hidup.14

Sedangkan pembinaan agama menurut Sidi Gazalba adalah mengarahkan, memberi pandangan, sikap dan tata cara hidup itu pada Islam untuk suatu ketika nanti dalam tahap-tahap pembangunan selanjutnya sampai pada:

a. Sikap dan pandangan hidup taqwa. b. Tingkah laku dan Akhlak Islam. c. Perbuatan berdasarkan amal sholeh.15

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan Pembinaan Agama Islam yaitu kegiatan rutin keagamaan Islam yang

13 Syamsudin Abin. Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h. 40

14 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang: 1985), h. 97

15 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Pembinaan Umat, (Jakarta: Pustaka, 1971), h. 168

dilakukan seseorang dengan didampingi pembimbing untuk memperdalam ilmu agama Islam dalam kurun waktu tertentu.

4. Tujuan Pembinaan Agama

Kegiatan pembinaan pada dasarnya dilaksanakan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dari orang-orang yang mengikuti pembinaan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dapat berupa bertambahnya pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan perubahan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sasaran pembinaan dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe tingkah laku yang diinginkan, antara lain:

a. Aspek kognitif, adalah kemampuan intelektual siswa dalam berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Sasaran pembinaan pada aspek ini adalah untuk melatih seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan berfikir.

b. Aspek afektif, mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Sasaran pembinaan dalam aspek ini adalah untuk melatih seseorang memiliki sikap tertentu.

c. Aspek psikomotorik, kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Sasarannya adalah agar orang tersebut memiliki keterampilan fisik tertentu.16

Sebagaimana dikutip oleh Abdul Mujid, tujuan pembinaan keagamaan antara lain adalah:

a. Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam. b. Membekali anak muda dengan berbagai pengetahuan dan kebaikan. 16

Deni Arisandi, Aspek Kecerdasan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik, Artikel diakses pada tanggal 29 Januari 2012 dari http://arisandi.com/aspek-kecerdesan-kognitif-afektif-dan-psikomotorik.com

c. Membantu peserta didik yang sedang tumbuh untuk belajar berpikir secara logis dan membimbing proses pemikirannya.

d. Mengembangkan wawasan relasional dan lingkungan sebagaimana yang dicita-citakan dalam Islam dengan melatih kebiasaan dengan baik.17

Menurut Armai Arief yang mengutip pendapat Mohammad Al Toumy Al Syaibani tentang pembinaan keagamaan mencakup tiga hal yaitu:

a. Tujuan individual

Tujuan ini berkaitan dengan masing-masing individu dalam mewujudkan perubahan yang dicapai pada tingkah laku dan aktifitasnya. b. Tujuan sosial

Tujuan ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan dan tingkah laku mereka secara umum.

c. Tujuan professional

Tujuan ini berkaitan dengan pembinaan dan pengajaran sebagai sebuah ilmu.18

Dalam konteks kehidupan beragama, pembinaan keagamaan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan memelihara norma agama secara terus-menerus agar perilaku hidup manusia senantiasa berada pada tatanan. Namun secara garis besar, arah atau tujuan dari pembinaan keagamaan adalah meliputi dua hal, yaitu:

a. Tujuan yang berorientasi pada kehidupan akhirat, yaitu membentuk seorang hamba yang bertakwa kepada Allah SWT.

17 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 82

18 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.25

b. Tujuan yang berorientasi pada kehidupan dunia, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kebutuhan dan tantang kehidupan agar hidupnya lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.19

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan Agama Islam mempunyai tujuan yang positif untuk membentuk dan merubah pribadi seseorang menjadi lebih baik selama menjalani kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait