• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

C. Agama

1. Pengertian Agama

Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. 27

Pengertian agama dari segi bahasa dikenal dengan kata “ad Dien”

(Bahasa Arab) yang berarti menguasai, menundukan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Selanjutnya din dalama bahasa semit berarti undang- undang atau hukum.28Dalambahasa indonesia sama artinya dengan peraturan.

Menurut bahasa sansekerta „a’ berarti tidak dan „gamma’ berarti kacau, jadi agama yaitu tidak kacau, agama semakna dengan “religion” (bahasa inggris), “religie” (Belanda) “religio” (Latin) yang berarti

mengamati, berkumpul/bersama mengambil dan menghitung. Dengan padanan kata Re+ Leg+io, yang artinya: Leg=to observe–mengamati=to

26

Aunur Rahim Faqih, (ed), Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press, 2001), h.36

27

Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1

28

gather–berkumpul/bersama=totakeup–mengambil=to caout – menghitung. Sedangkan agama menurut para ahli sebagai berikut: 29

a. Menurut Harun Nasution, agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkahlaku yang berasal dari suatu kekuatan yang ghaib.

b. Menurut Al-syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).

c. Menurut Prof.Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatur, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute yang disebut Tuhan.

2. Sumber-Sumber Agama

Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber agama Islam yang utama adalah Alquran dan Al-sunnah; sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Alquran dan Al-sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah Swt. Yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Didalam Alquran surat Al-Nisa ayat 156 kita dianjurkan agar menaati Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada ketentuan-Nya yang terdapat di dalamAlquran, dan ketentuan kepada ulil amriatau pemimpin sifatnya kondisional, atau tidak mutlak, karena betapapun

29

hebatnya ulil amriitu, ia tetap manusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan. Atas dasar inilah menaati ulil amribersifat kondisional. Jika produk dari ulil amritersebut sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk ulil amri tersebut bertentangan dengan kehendak Tuhan, maka tidak wajib menaatinya.30

Penjelsan mengenai sumber agama Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Alquran

Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Alquran baik dari segi bahasa maupun istilah.

Asy-Syafi’i mengatakan bahwa Alquran bukan berasal dari akar kata apa

pun, dan bukan pula di tulis dengan memakai hamzah. Lafal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah(firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara itu Al-Farra berpendapat bahwa lafal Alquran berasal dari kata qarain jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan; karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu sama lain saling berkaitan. Sedangkan menurut Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan

bahwa lafal Alquran diambil dari akar kata qarn yang berarti menggabungkan sesuatu atas yang lain; karena surat-surat dan ayat-ayat Alquran satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.31

Adapun pengertian Alquran dari segi istilah yaituManna’ al

30

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 18, h. 66-67

31

Qaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dan dinilai ibadah bagi yang membacanya. Pengertian tersebut senada dengan yang diberikan Al-Zarqani. Menurutnya Alquran adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Mulai dari awal surat Al-fatihah, sampai dengan akhir surat Al-Nas. Pengertian Alquran secara lebih lengkap dikemukakan oleh Abd. Al-Wahhab Al-Khallaf, menurtnya Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah, melalui Jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana untuk melakukan dalam mushaf, dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.32

b. Al-Sunnah

Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber agama Islam, selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Alquran dan hadis juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat.

32Abd al-Wahhab al-khlallaf, Ilmu Ushul Al-fiqh (jakarta: Al-Majelis al-Ala al-Indonesia li al-Dakwah al-Islamiyah, 1972), cet. IX, h.23

Menurut bahasa Al-Sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Al-Sunnah seperti ini sejalan dengan makna hadis Nabi yang artinnya: “barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji,

maka pahala bagi yang membuat sunnah itu dan pahala bagi orang yang mengerjakannya; dan barang siapa yang membuat sunnah yang buruk, maka dosa bagi yang membuat sunnah yang buruk itu dan dosa bagi orang yang mengerjakannya.33

Sementara itu Jumhurul Ulamaatau kebanyakan para ulama ahli hadis mengartikan Al-Sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Pengertian ini didasarkan kepada pandangan mereka terhadap Nabi sebagai suri tauladan yang baik bagi manusia.

Sedangkan ulama Ushul mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah sesuatu yang bersal dari Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan persetujuan beliau yang berkaitaan dengan hukum. Pengertian ini didasarkan pada pandangan mereka yang menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai pembuat hukum. Sementara itu ulama fiqih mengartikan Al-Sunnah sebagai salah satu dari bentuk hukum syara yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa.34

3. Fungsi dan Tujuan Agama

Dokumen terkait