• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV AKIBAT HUKUM PENGANGKATAN ANAK DALAM

A. Pengertian Akibat Hukum dalam Pengangkatan Anak

Pada suatu perbuatan hukum seperti halnya pengangkatan anak dilihat dari kenyataan merupakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Perbuatan hukum dimaksud mempunyai akibat secara hukum khususnya bagi pihak yang terkait di dalamnya. Terjadinya suatu peristiwa hukum tersebut merupakan suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan akibat hukum atau yang dapat menggerakkan peraturan tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku konkrit.93 Jadi, peristiwa hukum adalah peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang oleh hukum diberikan akibat-akibat dan akibat itu dikehendaki oleh yang bertindak.

Apabila akibat sesuatu perbuatan tidak dikehendaki oleh orang yang melakukannya, maka perbuatannya tersebut bukan merupakan peristiwa hukum. Van Apeldorn yang dikutip Chainur Arrasjid bahwa peristiwa hukum adalah peristiwa yang berdasarkan hukum menimbulkan atau menghapuskan hak.94 Bellefroid yang dikutip Pipin Syarifin, menjelaskan bahwa peristiwa hukum adalah peristiwa sosial yang tidak secara otomatis dapat merupakan/menimbulkan hukum. Suatu peristiwa dapat menimbulkan hukum apabila peristiwa itu oleh peraturan hukum dijadikan

93C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hal 35 94Chainur Arrasjid,Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal 134

peristiwa hukum.95 Seperti misalnya perkawinan antara pria dan wanita, peristiwa kelahiran anak dalam suatu perkawinan dan pengangkatan anak. Demikian pula misalnya kematian seseorang, akan pula membawa berbagai akibat hukum, seperti penetapan pewaris, ahli waris dan harta waris. Kemudian di bidang hukum pidana, seandainya kematian tersebut akibat perbuatan seseorang, maka orang bersangkutan terkena akibat hukum berupa pertanggung jawab pidana.

Peristiwa hukum yang terjadi dan dilakukan dalam masyarakat dapat mengenai berbagai segi hukum baik dari segi hukum publik, hukum privat, hukum tata negara, hukum tata usaha negara, hukum pidana maupun hukum perdata. Namun demikian secara umum dalam hukum dikenal dua macam peristiwa hukum yaitu:

1. Perbuatan subyek hukum (persoon) yaitu berupa perbuatan manusia atau badan hukum(recht persoon) sebagai pendukung hak dan kewajiban.

2. Peristiwa lain yang bukan perbuatan subyek hukum.96

Terjadinya atau timbulnya suatu peristiwa hukum seperti halnya suatu peristiwa pengangkatan anak merupakan perbuatan dari subjek hukum manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban tentunya tidak terlepas dari adanya akibat hukum. Akibat hukum dimaksud adalah suatu kondisi yang timbul dari adanya perbuatan hukum yang dilakukan tersebut.

Menurut R. Soeroso, akibat hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh

95Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hal. 73 96Chainur Arrasjid,Op.Cit, hal. 136

hukum. Tindakan yang dilakukannya merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki hukum.97 Pipin Syarifin secara lebih jelas mengatakan bahwa akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek hukum atau akibat-akibat lain yang disebabkan karena kejadian- kejadian tertentu oleh hukum yang bersangkutan telah ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.98

Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi subyek-subyek hukum yang bersangkutan. Dalam hal pengangkatan anak akibat hukum dimaksud adalah telah lahir suatu akibat hukum dari proses pengangkatan anak, yaitu timbulnya hak dan kewajiban dari orang tua yang mengangkat anak dimaksud sebagai subyek hukum. Dalam hal ini orang tua mempunyai hak untuk memelihara anak dan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap anak dimaksud selama yang bersangkutan memelihara anak dimaksud. Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa suatu perbuatan yang dilakukan subyek hukum terhadap suatu obyek hukum merupakan suatu peristiwa hukum termasuk dalam hal ini pengangkatan anak yang menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum itu dapat berwujud:

a. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum. Contoh:

97R. Soeroso,Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1993, hal. 295 98Pipin Syarifin, Op.Cit., hal. 71

Usia menjadi 21 tahun, akibat hukumnya berubah dari tidak cakap hukum menjadi cakap hukum, atau

Dengan adanya pengampuan, lenyaplah kecakapan melakukan tindakan hukum. b. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, antara dua atau

lebih subyek hukum, di mana hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain.

Contoh:

A mengadakan perjanjian jual beli dengan B, maka lahirlah hubungan hukum antara A dan B. Setelah dibayar lunas, hubungan hukum tersebut menjadi lenyap. c. Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum.

Contoh:

Seorang pencuri diberi sanksi hukuman adalah suatu akibat hukum dari perbuatan si pencuri tersebut ialah mengambil barang orang lain tanpa hak dan secara melawan hukum.

Akibat hukum yang timbul karena adanya kejadian-kejadian darurat oleh hukum yang bersangkutan telah diakui atau dianggap sebagai akibat hukum, meskipun dalam keadaan yang wajar tindakan-tindakan tersebut mungkin terlarang menurut hukum.

Dalam keadaan kebakaran dimana seseorang sudah terkepung api, orang tersebut merusak dan menjebol tembok, jendela, pintu dan lain-lain untuk jalan keluar menyelamatkan diri.99

Di dalam kenyataannya, bahwa perbuatan hukum itu merupakan perbuatan yang akibat diatur oleh hukum, baik yang dilakukan satu pihak saja (bersegi satu) maupun yang dilakukan dua pihak (bersegi dua). Apabila akibat hukumnya (rechtsgevolg) timbul karena satu pihak saja, misalnya membuat surat wasiat diatur dalam Pasal 875 KUH Perdata, maka perbuatan itu adalah perbuatan hukum satu pihak. Kemudian apabila akibat hukumnya timbul karena perbuatan dua pihak, seperti jual beli, tukar menukar maka perbuatan itu adalah perbuatan hukum dua pihak.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa peristiwa hukum berupa pengangkatan anak dalam suatu masyarakat merupakan suatu bentuk hubungan hukum termasuk. Dalam hal ini proses pengangkatan anak apabila merupakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat yang mempunyai akibat secara hukum bagi para pihak yang terkait didalamnya. Adanya akibat hukum ini menyebabkan para pihak yang terkait dalam perbuatan atau peristiwa hukum tersebut tuntuk dan patuh pada ketentuan yang dibuat atau yang diatur dalam lingkup keberlakuannya sebagaimana layaknya suatu peraturan hukum yang mengatur guna menghindari terjadinya perselisihan akibat suatu perbuatan hukum tersebut.