• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Analisis Wacana dan Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk Dijk

KAJIAN TEORITIS

D. Pengertian Analisis Wacana dan Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk Dijk

3. Pengertian Analisis Wacana

Istilah wacana merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, yakni

discourse. Menurut kamus besar bahasa inggris, kata discourse berasal dari bhasa lati yaitu discursus yang memiliki arti lari kian-kemari (dis

28

Ibid., h. 10 29

berarti dari, dalam arah yang berbeda, dan currrere berarti lari).30 Analisis wacana menitik-beratkan pada penggambaran teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses kognisi dalam komunikasi.

Analisi wacana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.31

Pembahasan wacana adalah pembahasan bahasa dan tuturan yang harus dalam satu rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain, makana suatu bahasa berada dalam dalam rangkaian konteks dan situasi.32 Buah pikiran van Dijk dinilai lebih jernih dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana.

Pandangan wacana menurut Brown dan Yule, analisis wacana sudah pasti adalah analisis penggunaan bahasa. Dengan demikian, analisis wacana tidak dapat dibatasi pada penggambaran bentuk-bentuk linguistik yang terlepas dari tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang dipenuhi dari perancangan fungsi-fungsi ini dalam urusan sehari-hari manusia.33

Bahasa bukanlah sekedar saluran tempat pengkomunikasian informasi tentang keadaan mental utama atau perilaku atau fakta-fakta dunia ini. Sebaliknya, bahasa merupakan “alat” yang menggerakakn, dan

30

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 9

31

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jkarta: Balai Pustaka.1998), h, 32

32

Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.(Bandung:CV Yrama Media, 2009), h. 1

33

Deborah Schiffin.Ancangan Kajian Wacana. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2007), hal. 40-41

akibatnya menyususn, dunia sosial itu sendiri. Selain itu bahas juga menata hubungan-hubungan dan identitas-identitas sosial. Maksudnya bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam wacana merupakan alat untuk mengubah dunia sosial. Perjuangan-perjuangan yang muncul pada tataran kewacanaan terjadi dalam upaya untuk mengubah maupun mereproduksi realitas sosial.34

Konteks wacana berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa, sesuai yang dikemukakan oleh Hymes(1964)

a. Latar (setting), mengacu kepada tempat(ruang/space) dan waktu (tempo/time) terjadinya percakapan.

b. Peserta (participant), mengacu pada peserta percakapan, yaitu pembicara (penyapa) dan pendengar atau lawan bicara (pesapa).

c. Hasil (end), mengacu kepada percakapan dan tujuan percakapan. d. Amanat (message), mengacu pada bentuk dan isi amanat. Bentuk

amanat bisa berupa surat, essai, iklan, pemebritahuan, pengumuman, dan sebagainya.

e. Cara (key), mengacu pada semangat melaksanakan

percakapan.misalanya bercakap-cakap dengan penuh semangat, santai atau tenang meyakinkan.

f. Sarana (instrument), mengacu kepada penggunaan bahasa baik lisan maupun tulis dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan.

34

Marianne W. Jorgensen dan Louise J. Phillips. Analisis Wacana Teori & metod. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 5

g. Norma (norms), mengacu pda perilaku peserta percakapan. Misalnya diskusi komunikasinya dua arah dan kuliah komunikasinya satu arah. h. Jenis (genre), mengacu pada kategori, seperti sajak, teka-teki, kuliah,

dan doa.35

Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi selain analisis isi kuantitatif ataupun analisis semiotik. Menurut Eriyanto terdapat empat perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi (kualitatif), antara lain:

a. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif, analisis wacana menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperi yang terdapat dalam analisis isi. Sehingga dalam menentukan analisis datanya, analisis wacana tidak memerlukan lembaran koding;

b. Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), atau dengan kata lain yang dipentingkanadalah objektivitas, validitas (kekakuratan data), dan realibilitas. Sedangkan dalam analisis wacana, unsur terpenting dalam analisisnya adalah penafsiran dari teks yang latent (tersembunyi);

c. Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada “apa” (what) yang dikatakan oleh media, dan hanya bergerak pada level makro isi media saja. Sedangkan analisis wacana menekankan kepada “bagaimana” (how) dan dengan cara pa pesan dikatakan oleh media. Selain meneliti

35

Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.(Bandung:CV Yrama Media, 2009), h. 4-6

level makro isi media, analisis wacana juga meneliti level mikro yang menyususn suatu teks, seperti kat, kalimat, ekspresi, dan retoris;

d. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil penelitiannya, dan bahkan melakukan prediksi. Hal ini karena dalam unit atau perangkat penelitiannnya menggunakan sample, angket dan sebagainya. Yang secara tidak langsung bertujuan untuk menggambarkan fenomena dari suatu isu atau peristiwa. Sedangkan analisi wacana tidak berujuan untuk melakukan generalisasi dengan menggunakan beberapa asumsi. Hal ini karena wacana melihat bahwa setiap peritiwa pada dasarnya selalu bersifat unik, karena tidak diperlukan prosedur yang sama diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.36

Ciri-ciri dan Sifat Wacana berdasarkan pengertian wacana, kita dapat mengidentifikasi ciri dan sifat sebuah wacana, antara lain sebagai berikut:

a. Wacana dapat berupa rangkaian ujar secra lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur.

b. Wacana mengungkapakan suatu hal(subjek).

c. Penyajiannya teratur, sistematis, koheren, dan lengkap dengan semua situasi pendukungnya.

d. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu. e. Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental.37

36

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 70-71

37

Prof. Dr. Hj. Yoee Aliah Darma, M. Pd. Wacana Analisis Kritis.(Bandung:CV Yrama Media, 2009), h. 3-4

4. Analisis Wacana menurut Van Dijk

Menurut Van Dijk, wacana memiliki tiga dimensi yakni: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dimensi teks terdiri atas tiga struktur atau tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Ketiga struktur tersebut memiliki elemen-elemen yang saling mendukung satu sama lain. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks. Struktur yang kedua dalam analisis wacana adalah superstruktur yakni kerangka dalam suatu teks atau alur dalam suatu tulisan seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur terakhir dalam analisis wacana adalah struktur mikro yang merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat dilihat dengan mengamati pilihan kata, kalimat, dan gaya yang digunakan dalam suatu teks.

Struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan seperti berikut38:

Dokumen terkait