• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Asuransi Kebakaran

1. Pengertian Asuransi Kebakaran

)

ءﺎﺴﻨﻟا

/

:

(

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan

hukum diantara manusia, hendaklah dengan adil…”(QS. 4

(an-Nisa) : 58)

Besarnya bagi hasil sangat tergantung kondisi perusahan. Semakin sehat dan besar profit yang diperoleh perusahan, semakin besar pula porsi bagi hasil yang dibagikan kepada peserta. Skim bagi hasil (50:50, 60:40, 70:30, 80:20, atau 90:10) biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya 2 atau 3 tahun sekali manakala perusahan mengalami perubahan yang cukup signifikan (untung atau rugi).11

B. Asuransi Kebakaran

1. Pengertian Asuransi Kebakaran

Produk Asuransi Syariah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Asuransi Syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapatkan keamanan bersama.

11

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 319

30

Dalam landasan ekonomi Islam (Syariah), segala hal yang dapat memberikan mashlahah diperbolehkan dan segala hal yang memberikan mudhorot dilarang karena akan mengganggu Dien atau agama, jiwa, akal dan kemashlahatan umat. Oleh karena itu, mengantisipasi risiko yang akan terjadi dimasa yang akan datang adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan sebagaimana Rasulullah nyatakan bahwa yang dimaksud dengan tawakal kepada Allah bukanlah pasrah dengan membiarkan unta tanpa diikat namun yang disebut tawakal adalah mengusahakan menjaga segala sesuatu (misal harta) sesuai dengan kemampuan. Jika ternyata hal tersebut hilang, maka mungkin itu adalah takdir Allah sehingga diperlukan sikap tawakal kepada Allah setelah dilakukan usaha. Namun jika belum ada usaha, lalu pasrah membiarkan harta terancam berbagai risiko maka berarti usaha belum dimaksimalkan.

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia merupakan qadha dan qadar Allah. Namun, manusia atau perusahaan wajib berikhtiar memperkecil risiko finansial yang timbul, salah satunya dengan cara menabung atau menyisihkan dana. Akan tetapi, upaya tersebut sering kali tidak memadai, mengingat jumlah risiko yang ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan.

)

ﺮﺸﺤﻟا

/

:

(

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendak setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.

59 (Al-Hasyr) : 18)

Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh kebakaran, petir, ledakan, dan kejatuhan pesewat.12

Dengan demikian objek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada prinsipnya adalah harta benda dan atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan sebagai akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap, yang terjadi karena kecelakaan (tidak sengaja).

Asuransi kebakaran merupakan suatu jenis pertanggungan yang memberikan jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan karena adanya suatu peristiwa kebakaran ataupun segala sesuatu yang dapat disamakan dengan kebakaran terhadap barang-barang yang dipertanggungkan.13

Di Negara Indonesia perusahaan yang “khusus” mengatur mengenai kebakaran belum ada, akan tetapi dikombinasikan dengan asuransi lainnya yaitu yang terdapat dalam asuransi kerugian. Asuransi kebakaran bertujuan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh kebakaran. Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan pada

12

Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: PT Salemba Emban Patria, 1999), edisi revisi, h. 143.

13

32

harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh : kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang.14

Asuransi kebakaran diatur dalam pasal 287-298 KUHD,15 yang mengatur tentang isi polis, dasar ganti rugi asuransi dan lain-lain. Untuk dapat memahami ketentuan dalam tarif dan Polis Standar Kebakaran Indonesia maupun klausula standarnya dengan baik, dapat dilihat pada pasal-pasal tersebut. Menurut pasal 290 KUHD asuransi kebakaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugian / kerusakan atas harta benda ( harta tetap dan harta bergerak ) yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara buruk, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebagai sebab timbulnya kebakaran.

Sampai saat ini, hal-hal mengenai asuransi kebakaran di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 287-298 dan merupakan produk hukum zaman kolonial Belanda, pengatur didalam pasal-pasal tersebut mungkin sebagian besar masih relevan dengan kondisi dan situasi sekarang namun pada prinsipnya masih diperlukan klausula-klausula yang lebih lengkap dan sampai saat ini produk hukum untuk melengkapinya belum ada. Oleh sebab itu polis asuransi kebakaran yang merupakan perjanjian antara penanggung dengan tertanggung mempunyai

14

Abbas Salim, Prinsip-Prinsip Asuransi, (Jakarta : PT Raja Grafindu Persada, 1996), edisi revisi, h. 15.

15

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2002) Cet ke-3,h. 159.

fungsi penting dalam praktek asuransi kebakaran khususnya, menyangkut hal-hal yang sesuai dengan perkembangan asuransi saat ini dan perkembangan bentuk, fungsi dan tekhnologi objek pertanggungan.16

Sedangkan pengertian lain asuransi kebakaran adalah asuransi yang menjamin atas risiko yang timbul atas sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar secara tidak sengaja atau tiba-tiba sepanjang menyangkut kepentingan tertanggung yang telah membayar sejumlah premi tertentu kepada penanggung yang diikat dalam suatu kontrak yang disebut polis.

Objek pertanggungan dalam asuransi kebakaran dapat berupa benda-benda tidak bergerak seperti bangunan, rumah, pabrik dan lain-lain. Serta benda-benda bergerak yang terdapat didalam atau menjadi bagian dari benda tetap objek asuransi yang bersangkutan.

Dari uraian diatas terlihat bahwa ada 3 (tiga) unsur yang terlibat dalam suatu sistem asuransi secara umum, kebakaran khususnya yaitu : Penanggung, tertanggung dan objek pertanggungan. Disamping itu ada unsur yang melekat kepada atau sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur diatas yaitu risiko yang melekat pada objek pertanggungan, polis yang merupakan bentuk hubungan hukum antara penanggug dengan tertanggung, serta premi yang merupakan konsekuensi hubungan hukum penanggung dengan tertanggung.

2. Pengertian Kebakaran

Kebakaran ialah proses oksidasi disertai panas yang meningkat sehingga terbit api berlidah. Karat, panas saja dan hangusnya barang belum

16

34

bisa dikatakan atau merupakan kebakaran. Kebakaran yang ditutup asuransi adalah yang membakar barang yang tidak dimaksudkan untuk dibakar dan terjadi secara kebetulan bagi tertanggung.

Definisi kebakaran menurut Pedoman Standar Kebakaran Indonesia (PSKI) adalah kebakaran yang terjadi karena api sendiri, tidak berhati-hati, kesalahan / kejahatan pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampokkan dan lain-lain. Apapun sebutannya / karena sebab-sebab lain yang tidak diketahui termasuk akibat kebakaran yang terjadi karena benda lain yang berdekatan.

Dengan demikian definisi kebakaran adalah terbakarnya sesuatu benda yang berada diluar tempat pembakaran, dan benda tersebut berada dalam situasi dan waktu yang tidak memerlukan proses pembakaran.

3. Ruang Lingkup Asuransi Kebakaran

Sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan memperhatikan Kelas Konstruksi, Okupasi (Penggunaan) serta lokasi dari objek yang akan diasuransikan17.

Konstruksi kelas I:

a. Bangunan dengan dinding luar tahan api, seperti batu, besi dan semen. b. Konstruksi berkerangka baja yang diselubungi dan tahan api.

c. Beratap keras seperti genteng, batu tulis, logam, seng,atau asbes. Konstruksi kelas II:

17

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani,2004), h. 664

a. Bangunan beratap keras dengan dinding luar dari bahan konstruksi dari bahan tidak mudah terbakar, kerangka baja, atau kayu, diisi dengan batu atau kaca.

b. Konstruksi baja atau beton bertulang dengan dilapisi panel tidak mudah terbakar.

Risiko Berdampingan adalah bila rumah / bangunan yang akan diasuransikan mempunyai tetangga disebelah kiri atau kanan atau belakang yang okupasi / penggunaannya berisiko lebih tinggi, maka rumah / bangunan tersebut akan dikenakan tarif sesuai dengan risiko yang lebih tinggi.

Dalam asuransi kebakaran jaminan yang diberikan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

a. Physical loss (direct)

Jaminan diberikan terhadap kerugian / kerusakan pisik secara langsung (direct) atas objek yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh bahaya-bahaya yang dijamin dalam polis (baik jaminan pokok maupun perluasannya).

b. Financial loss

Jaminan yang diberikan terhadap kerugian keuangan yang dialami tertanggung akibat kerusakan pisik atas objek yang dipertanggungkan. Kerugian pisik yang terjadi secara tidak langsung mengakibatkan tertanggungnya usaha tertanggung sehingga menimbulkan kerugian keuangan yang harus dideritanya (Indirect loss).

36

Dalam asuransi kerugian dalam produk kebakaran premi ditentukan berdasarkan pada rate atau tarif. Yang membedakan besaran atau tinggi rendahnya rate/tarif adalah: okupasi (penggunaan bangunan/property yang hendak diasuransikan dipergunakan sebagai apa?) apakah hanya sebagai rumah tinggal atau kantor/toko/warung/gudang/pabrik dan sebagainya. 18

Sebagai contoh : bangunan dengan okupasi sebagai rumah tinggal tentunya rate/tarif lebih murah dari pada okupasi sebagai warung/toko/pabrik maupun gudang.

Rate atau tarif dalam hal asuransi kebakaran (fire/property) perhitungannya berdasarkan permil/per 1000 bukannya persen/per 100.

Nilai pertanggungan adalah : sejumlah nilai taksiran atas bangunan dan barang-barang yang hendak diasuransikan dan apabila terjadi musibah atau kecelakaan maka akan diganti maksimal senilai harga pertanggungan tersebut.

Rumusannya adalah: Nilai Pertanggungan (sum insured) dikalikan (X) dengan rate/tarif (rate), dan dari hasil perkaliannya disebut sebagai premi.19

Untuk menaksir/menilai isi barang dagangan adalah : harga beli barang yanng diperdagangkan tersebut pada waktu normal dan tidak terlalu berlebihan menaksirnya karena apabila berlebihan (over insured), maka akan menybabkan premi menjadi lebih tinggi atau mahal dan sebaliknya juga jangan terlalu rendah (under insured) karena ingin bayar premi lebih rendah. Tetapi sebaliknya masukkan nilai pertanggungan untuk barang dagangan atau

18

ibid

19

Hasil wawancara dengan Bapak Saiful Hadi HRD PT. Asuransi Umum BumiputeraMuda, Tanggal 13 Januari 2010 Pukul 14:20.

bangunan maupun mesin-mesin secara wajar. Karena apabila terjadi klaim, maka nilai penggantian (ganti rugi) akan dihitung secara wajar/aktual (“ganti rugi dan bukan ganti untung”).20

Ada beberapa risiko yang dikecualikan atau tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi yang disebabkan oleh kebakaran.

a. Secara langsung disebabkan oleh:

1) Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self-combustion) atau hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu sendiri (inherent vice).

2) Pencurian atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang diasuransikan.

b. Secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari: 1) Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayan atau karyawan

tertanggung atau perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas perintah tertanggung.

2) Kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut. Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai suasana perang, (baik dengan pernyataan perang maupun tidak).

3) Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radioaktif, tanpa memandang

20

38

apakah itu terjadi di dalam atau di luar bangunan utama di mana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Kemudian ada beberapa harta benda dan atau kepentingan yang juga dikecualikan/tidak ditanggung dalam asuransi kebakaran, kecuali bila harta benda dan atau kepentingan tersebut secara tegas dinyatakan lain dalam ikhtisar pertanggungan.21 Harta benda dan atau kepentingan yang tidak dijamin tersebut antara lain :

a. Barang-barang orang lain yang disimpan dan atau dititipkan atas dasar kepercayaan atau atas dasar komisi.

b. Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia. c. Barang antik atau barang seni.

d. Segala macam naskah, rencana, gambar atau desain, pola, model atau tuangan dan cetakan.

e. Efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen, perangko, materai dan pita cukai, uang kertas dan uang logam, buku-buku usaha dan catatan-catatan sistem komputer.

Dalam polis asuransi kebakaran, ada beberapa jenis polis asuransi kebakaran. Diantaranya:

Jenis Polis Asuransi Kebakaran: a. Berdasarkan objek Pertanggungan

1) Polis Kebakaran Iindustri

21

Polis Kebakaran Industri, Polis ini menanggung kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh risiko-risiko pokok atas bangunan industri, perlengkapan dan peralatan, bahan-bahan baku, bahan-bahan pembantu dan sebagainya.

2) Polis Kebakaran Non Industri

Polis Kebakaran Non Industri, Polis ini menanggung kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh risiko-risiko pokok atas berbagai kepentingan, yang terdiri dari harta tetap (harta yang tidak bisa dipindah-pindahkan) dan harta bergerak (harta yang bisa dipindah-pindahkan).

b. Berdasarkan Penilaian Harga Pertanggungan 1) Polis Penilaian

Polis Penilaian, polis ini merupakan polis yang harga pertanggungannya ditentukan berdasarkan penilaian yang disetujui oleh penanggung dan tertanggung, yang dinilai dengan berpedoman kepada harga jual atau harga pasar objek pertanggungan itu.

2) Polis Tanpa Penilaian

Polis Tanpa Penilaian, Polis ini merupakan polis yang harga pertanggungannya ditentukan berdasarkan harga pembelian atau biaya pembangunan dikurangi dengan penyusutan yang wajar.

40

Polis Pemulihan Nilai, polis ini menanggung gedung atau bangunan bersama isinya. Yang dimaksud dengan isinya adalah peerlengkapan dan peralatan gedung atau bangunannya itu.

c. Jenis Lainnya 1) Polis Deklarasi 2) Polis Mengambang

UNIT SYARIAH (BUMIDA SYARIAH )

Dokumen terkait