• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian, Ciri-ciri, Faktor-taktor yang Mempengaruhi Sikap 1 Pengertian Sikap

Dalam dokumen T PKN 1302203 Chapter2 (Halaman 42-46)

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

2.5 Pengertian, Ciri-ciri, Faktor-taktor yang Mempengaruhi Sikap 1 Pengertian Sikap

Menurut Bruno, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah (2002, hlm. 120), sikap adalah kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi denan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Hal ini berarti sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu yang dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku belajar anak yang ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai, atau peristiwa. Sikap ini tidak terlapas dari yang namanya karakter. Menurut Daniel Goleman (dalam Darmansyah, 2014, hlm. 11) berpendapat bahwa keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Dari pendapat tersebut, maka terlihat betapa pentingnya kompetensi sikap seseorang dibandingkan kompetensi pengetahuannya.

Menurut Prof. Dr. Mar‟at sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin (2010, hlm. 259), terdapat 11 rumusan mengenai pengertian sikap, yaitu:

1) Sikap merupakan hasil belajar melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (attitudes are learned)

2) Sikap selalu dihubungkan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide (attitudes have referent).

3) Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di rumah, sekolah, tempat ibadat ataupun tempat lainnya melalui nasehat, teladan atau percakapan (attitudes are social learnings).

4) Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek (attitudes have readiness to respond).

5) Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negative atau ragu (attitudes are affective).

6) Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap obyek tertentu yakni kuat atau lemah attitudes are very intensive)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Sikap bergantung terhadap situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai sedangkan di saat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok attitudes have a time dimension).

8) Sikap dapat bersifat relative consistent dalam sejarah hidup individu (attitudes have duration factor).

9) Sikap merupakan bagian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu (attitudes are complex).

10) Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attitudes are evalutions).

11) Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indicator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai (attitudes are inferred).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang yang dipengaruhi oleh psikologis untuk melakukan tindakan yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku tertentu.

2.5.2 Ciri-ciri Sikap

Menurut Sutarmo (1989, hlm. 42), ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut: a. Sikap tidak dibawa seseorang sejak ia lahir melainkan dibentuk

sepanjang perkembangannya.

b. Sikap dapat berubah-ubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari. c. Objek suatu sikap dapat tunggal atau jamak.

d. Sikap mengandung motivasi atau perasaan. Pengetahuan mengenai suatu objek tanpa disertai motivasi belum berarti sikap.

Senada dengan pendapat tersebut, ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (dalam Notoadmodjo, 2003, hlm. 34) adalah:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya. b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

Berdasarkan ciri-ciri sikap diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri-ciri sikap yaitu individu yang biasanya menunjukkan respon yang tetap terhadap suatu objek dalam waktu yang berbeda relatif tetap. Sikap tidak dibawa sejak lahir dimana terjadi karena adanya hubungan individu dengan objek sehingga dapat berlangsung lama maupun sebentar yang mengandung faktor perasaan dan faktor motif, yang berarti sikap terhadap suatu objek akan diikuti adanya perasaan tertentu.

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar S (2011, hlm. 30) faktor-raktor yang mempengaruhi sikap yaitu:

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. d. Media massa

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.5.4 Pengertian Spiritual

Berdasarkan yang terdapat pada kurikulum 2013, sikap spiritual adalah menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Indikator sikap spiritual berdasarkan pedoman penilaian (17-19 Juli 2013) adalah sebagai berikut:

1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu. 2. Menjalankan ibadah tepat waktu.

3. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.

4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; 5. Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri 6. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

7. Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha.

8. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat

9. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

10. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia. 11. Orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

2.5.5 Pengertian Sosial

Kata sosial, dari kata lain societas, yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuknya yang berlain-lainan, misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan sebagainya (Suyanto, 1995, hlm. 236).

Berdasarkan pengertian di atas maka sikap sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan, perilaku yang berkenaan dengan masyarakat. Bagi siswa taman kanak-kanak, lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat pada umumnya.

Perkembangan sikap sosial peserta didik adalah proses perkembangan kepribadian peserta didik selaku anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self

(pribadi dalam masyarat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Oleh karena itu guru maupun orang tua harus mampu memberikan

balance (keseimbangan), dengan memberikan sebanyak mungkin rangsangan, dan

kesempatan kepada anak untuk melakukan konsep diri secara baik.

2.6 Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap Berdasarkan Kurikulum 2013

Dalam dokumen T PKN 1302203 Chapter2 (Halaman 42-46)

Dokumen terkait