• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribad

Dalam dokumen Laporan Akhir KABUPATEN MALANG Sistem Di (Halaman 83-88)

Masih Merasa Takut Jika Menggunakan LPG

4. Distribusi mudah mudah Langka langka (Sumber : wikimu, 2008)

2.5 Tinjauan Pendekatan Sosial Kemasyarakatan

2.5.5 Komunikasi Antar Pribad

2.5.5.1 Pengertian dan Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribad

Komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman pesan-pesan dua orang atau di anatar sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Devito, 2001 : 4).

Berdasarkan defenisi diatas, komunkasi antarpribadi dapat beralngsung anatara dua orang yang memang sedang berdua-duaan atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya anatar penyaji makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.

Ciri-ciri komunikasi antar pribadi dapat dirumuskan sebagai berikut (Liliweri, 1991:14- 19):

- Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu; - Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu;

- Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas;

- komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja;

- komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan;

- komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya pengaruh;

- komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil;

- komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna.

2.5.5.2Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Definisi komunikasi antar pribadi memberikan tekanan terhadap kebebasan dalam mengembangkan konsep komunikasi antar pribadi berdasarkan situasi.

Di dalam komunikasi antar pribadi terdapat tujuh sifat (Liliweri, 1991:31) yaitu: 1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal

Jika diperhatikan dengan sunguh-sunguh maka setiap hati sebenarnya setiap orang dalam berkomunikasi antar pribadi telah melaksanakan pengiriman pesan-pesan yang bersifat verbal maupun nonverbal. Gofman (1971) dan de Lozier (1976) Little John (1978); merinci perilaku verbal tersebut atas:

- Bahasa jarak atau proksemik, yaitu studi yang memeplajari posisi tubuh dan jarak tubuh (ruang antar tubuh) sewaktu orang berkomunikasi antar persona.

- Bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik, yaitu studi yang memepelajari gerakan-gerakan anggota tubuh. Contohnya penampilan fisik, sikap tubuh dan cara berjalan, ekspresi wajah, kontak mata dan lain-lain.

2. Perilaku yang terletak antara verbal dan non verbal yang disebut paralinguistic, yaitu studi tentang penggunaan suara dan vokalisasi (misalnya intonasi dan kecepatan berbicara, dan lain-lain).

Perilaku verbal dan nonverbal yamg memiliki/mendukung pesan dapat menghasilkan suatu suasana yang menunjukkan erat tidaknya hubungan antara dua orang (dekat atau jauhnya jarak sosial).

3. Melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan, scriptee (tertulis), dan

contrivee (dipersiapkan)

Ketika berkomunikasi dengan sesamanya umumnya ia harus mempertimbangkan secara pasti setiap perilakunya sendiri. Bentuk perilaku yang pertama adalah yang bersifat spontan.Perilaku seperti ini dalam suatu komunikasi antar pribadi dilakukan secara tiba-tiba, serta merta untuk menjawab sesuatu rangsangan dari luar tanpa terpikir telebih dahulu.

Bentuk perilaku yang kedua adalah yang bersifat scriptee. Reaksi dari emosi terhadap pesan yang diterima jika pada taraf yang terus menerus membangkitkan suatu kebiasaan anda untuk belajar, dan akhirnya perilaku ini dilakukan karena dorongan faktor kebiasaan. Bentuk perilaku contrivee merupakan perilaku yang sebahagian besar didasarkan pertimbangan kognitif.

4. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dinamis

Sifat yang ketiga dari komunikasi antar pribadi adalah sifat yang terlihat sebagai proses yang berkembang, gambaran mana menunujukkan bahwa komunikasi antar pribadi sebenarnya tidaklah statis melinkan dinamis.

Kejadian seperti ini menyakinkan bahwa suatu proses dalam komunikasi antar pribadi terus berkembang, semakin hidup karena perkenalan telah memasuki pertambahan kognisi pihak lain; kemudian perasaan/afektifnya dan pada gilirannya akan terlihat dalam perilaku verbal dan nonverbal.

5. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya)

Umpan balik dalam komunikasi antar pribadi dilihat dalama keberhasilan interaksi dalam komunikasi antar pribadi mengandalkan suatu perubahan dalam sikap, pendapat, dan pikiran, perasaan dan minat maupun tindakan tertentu. Ada lima hal yang harus diketahui dalam interaksi terhadap sesama, yaitu: (1) dengan siapa individu mengadakan hubungan; (2) seberapa sering, eratnya maupun renggangnya hubungan tersebut; (3) bagaimana status dan peranan individu di dalam lingkungan kerja maupun lingkungan pribadi; (4) bagaimana ikatan-ikatan dengan organisasi sosial maupun politik anggota kelompoknya; (5) pertemuan-pertemuan apa yang dihadiri oleh individu-individu dalam kelompok yang diteliti.

Dipandu dengan tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik Dengan intrinsic dimaksudkan adalah suatu standart dari perilaku yang dikembangkan oleh seorang sebagai pandu bagaimana mereka melaksanakan komunikasi. Dengan ekstrinsik dimaksudkan dengan adanya standard atau tata aturan lain yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah dihentikan.

6. Menunjukkan adanya suatu tindakan

Sifat keenam dari komunikasi antar pribaadi adalah harus adnya sesuatu yang dibuat oleh mereka yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Jadi kedua pihak harus sama- sama mempunyai kegiatan, aksi tertentu sehingga tanda bahwa mereka memang berkomunikasi.

7. Merupakan komunikasi yang persuasif

Sifat terakhir dari komunikasi antar pribadi yang penting adalah adanya; persuasi, Sunarjo (1983) dari pelbagai sumber menyebutkan persuasi tidak lain merupakan teknik untuk memepengaruhi manusia dengan memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi dengan demikian persuasi bukan merupakan pembujukan terhadap seseorang ataupun suatu kelompok untuk menerima pendapat yang lain.

2.5.5.3Proses Komunikasi Antar Pribadi

Di dalam proses komunikasi antar pribadi hal yang penting dalam tahapan-tahapan menyampaikan pesan yaitu (Devito, 2001:232):

a. Opening, meliputi pada tahap awal di dalam suatu percakapan biasanya beberapa jenis dari pembukaan suatu percakapan. Misalanya menyebutkan kata “Hi, Apa Kabar?”. Auatu pesan dianatara koneksi dua orang dan suatu pesan dalam membuka saluran untuk memeperoleh suatu keuntungan agar meningkatnya

saling penegertian. Salam pembuka tidak hanya dalam bentuk verbak tetapi juga dapat dalam bentuk nonverbal seperti senyuman, ciuman, atau bersalaman. b. Feeeforware meliputi pada tahap kedua dalam suatu percakapan, dimana

seseorang akan menyiapkan informasi sebelum pesan utama disampaikan. Biasanya dalam bentuk basa-basi. Selain itu memperkenalkan diri merupakan pada tahap ini.

c. Business, tahap ketiga dalam suatu percakapan, dimana yang dilakukan pada tahap ini biasanya digunakan dalam memepertegas maksud dan tujuan dari pesan. Misalnya mengajari, meneceritakan, mempengaruhi, mencoba.

d. Feeeback, tahap keempat dalam suatu percakapan, kamu akan menerima signal atau umpan balik akan percakapan yang telag kamu lakukan. Hal ini agar mengetahui pemahan akan pesan yang telah diberikan.

e. Closing, tahap kelima dal suatu percakapan, tahap penutup, memeberikan ucapan seperti kesimpulan, ucapan terima kasih dan lain-lain. Proses dalam menyebarkan inovasi baru agar tercapai keefektifannya, sangat diperhatikan proses dalam komunikasi antar pribadi dengan warga masyarakat seperti yang semestinya, seorang penyuluh dituntut untuk memperhatikan hal-hal yang sebagai berikut (Nasution, 1990: 22):

f. Kemampuan empati, dimaksudkan sebagai kemampuan penyuluh untuk menempatkan dirinya pada posisi warga masyarakat yang dibinanya. Dengan kemampuan itu, penyuluh harus mengusahakan memandang persoalan dari kacamata warga masyarakat, dab bukan sekedar dari sudut tinjau seorang petugas. Pada langkah pertama diharapkan sudah menghindari suatu hambatan yang paling umum terjadi dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang paling umum terjadi, yaitu; karena biasanya seorang penyuluh berikut ide-idenya pertama-tama dirasakan sebagai sesuatu yang asing bagi khalayak.

g. Menciptakan situasi homophily dengan khalayak

Menciptakan suasana yang homophily berarti membangun suatu suasana hubungan yang secara komunikasi disebut akrab. Maksudnya dalam berkomuniksi dengan khalayak, si penyuluh dirasakan sama atu setara dengan khalayak yang dihadapinya. Dengan kata lain, penyuluh tidak lagi dirasakan sebagai seseoarnga yang berbeda dengan mereka. Menurut Rogers and Shoemaker (1971),

homophily merupakan tingkat dimana pasangan individu yang berinteraksi mempunyai kesamaan atribut tertentu seperti keyakinan, nilai-nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya.

h. Menegakkan keserasian (kompatibilitas) program yang dijalankan dengan kebudayaan masayarkat setempat Agar suatu program dapat diterima di tengah masyarakat, maka harus pula diusahakan terciptanya keserasian program dimaksud dengan kebudayaan masayaralat yang bersangkutan. Jika masyarakat

tidak merasakan keserasian antar budaya hidup mereka dengan apa yang ditawarkan oleh penyuluh, maka sukar bagi masyarakat tersebut untuk dapat menerima program tersebut dengan menjadikannya bagian kehidupan mereka sehari-hari.

BAB 3

GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN

Dalam dokumen Laporan Akhir KABUPATEN MALANG Sistem Di (Halaman 83-88)