BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan
pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dana hutang) pada
saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan
Portofolio investasi (melalui pasar sekunder). Proses pembentukan modal jelas
memegang peran penting dalam perkembangan suatu ekonomi. Tidak semua kegiatan
ekonomi mampu memenuhi kebutuhan investasinya dari tabungan sendiri. Dalam
realita, ada unit-unit kegiatan ekonomi yang surplus yaitu tabungan > investasi dan
ada unit ekonomi defisit yaitu tabungan < investasi (Brealy et.al, 2007). Untuk itu
dibutuhkan perantara yang bisa menyalurkan kelebihan dana dari unit yang surplus ke
unit yang defisit dan itulah peranan dari pasar uang dan pasar modal. Dalam unit
ekonomi yang surplus dan yang defisit bisa dipertemukan baik secara langsung
(misalnya menawarkan saham penuh dan obligasi pemerintah kepada masyarakat
luas) atau tidak langsung melalui lembaga perantara keuangan (misalnya bank
komersial). Pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga
lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan (Lubis, 2006). Pasar modal memberikan
jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut
(perusahaan yang go public). Para investor meminta instrumen pasar modal untuk
keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan
penghasilan.
Instrumen pasar modal itu terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen
pemilik (equity) seperti saham dan instrumen utang (obligasi atau bond) seperti
obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dapat dikonversikan dengan
menjadi saham, dan sebagainya (Munir, 1999). Patut juga diketahui, berbeda sekali
antara investasi secara portofolio yang biasanya dengan memberi instrument di pasar
modal dengan investasi secara langsung dan biasanya ikut langsung dalam proses
pendirian perusahaan. Pada kasus pertama, para investor tidak tertarik dan tidak
berkepentingan untuk menjalankan usaha dari perusahaan yang ia beli sahamnya,
mereka lebih berkepentingan terhadap dividend dan capital gain dari saham yang
dibeli. Pada kasus terakhir, investor yang bersangkutan ingin menguasai dan
menjalankan langsung investasi dimaksud (Chaerul, 1999). Perkembangan terakhir
pasar modal memperlihatkan bahwa para investor itu kebanyakan terdiri dari
pengelola dana (fund manager) dari dana pensiun, kepentingan mereka ikut campur
tangan di dalam kepengurusan perusahaan yang sahamnya mereka beli melalui pasar
modal menjadi semakin tidak berarti. Mereka justru mau membeli saham dari
perusahaan-perusahaan itu karena mereka percaya kepada pemimpin yang mengelola
perusahaan sekarang ini (Dermawan, 2007).
Para emiten melihat bahwa pencarian dana melalui pasar modal merupakan
dengan mengeluarkan saham dan atau obligasi. Semakin efisien dan efektif
pengelolaan pasar modal maka semakin banyak pula para calon emiten yang
berdatangan ke pasar modal, berarti hal ini sekaligus pula memperbaiki posisi equity-
nya dan pada akhirnya akan memperkuat daya saingnya di sektor industri dimana ia
terlibat. Karena surat saham dan obligasi itu dijual kepada masyarakat, maka
persyaratan full disclosure dan full transparancy harus pula dipenuhi oleh emiten
yang bersangkutan (Munir, 1999). Pasar modal selalu mempersyaratkan agar selalu
ada keterbukaan atau (full disclosure) dan hasil audit pendapat akuntan haruslah
bersifat unqualified opinion yakni wajar tanpa syarat. Penjamin emisi didalam proses
penentuan harga dan penawaran perdana dari instrumen pasar modal itu, juga dapat
berkepentingan terhadap pendapat akuntan publik tersebut. Di sini kelihatan bahwa
peranan akuntan publik selalu diperlukan mulai dari rencana emisi, proses emisi dan
berikut pada proses jual beli di pasar sekunder.
Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga
seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. Dalam pengertian klasik, seperti dapat
dilihat dalam praktek-praktenya di negara–negara kapitalis, perdagangan efek
sesungguhnya merupakan kegiatan perusahaan swasta. Motif utama terletak pada
masalah kebutuhan modal bagi perusahaan yang ingin lebih memajukan usaha
dengan menjual sahamnya pada para pemilik uang atau investor baik golongan
maupun lembaga-lembaga usaha (Tampubolon, 2005). Pasar modal dalam arti luas
adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial
dan jangka pendek, primer dan tidak langsung. Defenisi dalam arti menengah adalah
semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan
warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk
saham-saham obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito
berjangka. Sedangkan defenisi dalam arti sempit adalah pasar terorganisasi yang
memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar,
komisioner dan underwriter. Dengan dijualnya saham di pasar modal berarti
masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan menikmati keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Dengan kata lain, pasar modal dapat membantu pemerintah
meningkatkan pendapatan masyarakat. Melalui pasar modal, pemerintah ingin
mengIndonesiakan kultur ekonomi modern yang sehat. Seperti dalam hal
mendemokrasikan perusahaan-perusahaan PMA yang belakangan ini memiliki iklim
pertumbuhan yang sehat. Dengan pemindahan modal dari pihak asing menjadi milik
Indonesia melalui pemilikan saham diharapkan sebagian laba yang mengalir ke luar
negeri dapat ditahan di Indonesia untuk dimiliki oleh warga negara Indonesia. Pasar
modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga
jangka panjang, khususnya obligasi dan saham. Defenisi ini sudah menyangkut dua
jenis pasar yang dikenal secara terpisah, yakni pasar perdana, dimana surat-surat
berharga itu pertama sekali diterbitkan dan pasar sekunder, dimana surat-surat
berharga itu diperdagangkan (Lubis, 2006).
Kemudian yang dimaksud investor adalah individu atau unit ekonomi yang
return di masa yang akan datang. Di dalam konteks perekonomian global, dimana
pasar modal dibeberapa negara sudah sedemikian berkembang, asset tersebut pada
umumnya berbentuk asset financial, walaupun masih tersedia pula pilihan-pilihan
dalam bentuk riil seperti logam mulia, emas, persawahan, perkebunan, pabrik dan
atau real estate.
Sedangkan yang dimaksud dengan asset financial adalah surat-surat berharga
yang merupakan klaim atas hasil asset riil. Pemilikan asset financial bisa secara
langsung dan tak langsung. Dikatakan tidak langsung bila asset tersebut merupakan
klaim atas klaim. Pada bagian sebelumnya disinggung bahwa pasar modal adalah
suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang diperjualbelikan. Secara lebih teliti
dapat disebutkan bahwa pasar modal adalah suatu lembaga (institution) dan
mekanismenya menyediakan dana jangka menengah dan jangka panjang bagi investor
dunia usaha, pemerintah dan perorangan, dimana berbagai instrument yang ada telah
siap dialihkan. Sebagaimana halnya pasar uang maka pasar modal dapat diartikan
dalam ruang lingkup lokal, regional, dan nasional. Karena menyangkut dana-dana
jangka panjang, maka pasar modal mengandung pengertian modal ekonomi. Dana-
dana yang dihasilkan melalui penerbitan instrumen kredit oleh dunia usaha dan
perorangan diinvestasikan dalam persediaan (inventories) ataupun harta tetap (fixed
assets). Sedangkan hasil obligasi pemerintah dan saham-saham perusahaan digunakan