• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian

yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif

diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik

Tabel 5.1. Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Std. Error

HGS 351 36.40000 1.29000E5 4.2393251E3 1.32954613E4 6.695 .130 53.616 .260 ROA 351 -1.06200 .90400 .0508917 .14092829 -.433 .130 17.688 .260 ROE 351 -230.76000 59.44000 -.3277689 12.77428594 -16.575 .130 306.126 .260 PER 351 -345.00000 1458.33000 22.0238746 87.98010443 12.620 .130 205.228 .260 Valid N

(listwise) 351

Dari Tabel 5.1. dapat dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata dari harga saham (HGS) adalah 4239.3251 dengan deviasi standar

sebesar 13295.4613, harga saham minimum 36.40000, harga saham

maksimum sebesar 129000.0000 dengan jumlah data sebanyak 351.

2. Rata-rata dari return on asset (ROA) adalah 0.0508917 dengan deviasi

standar sebesar 0.14092829, ROA minimum -1.06200, ROA maksimum

sebesar 0. 90400 dengan jumlah data sebanyak 351.

3. Rata-rata dari return on equty (ROE) adalah -0.3277696 dengan deviasi

standar sebesar 12.77428594, ROE minimum -230.76000, ROE maksimum

sebesar 59.44000 dengan jumlah data sebanyak 351.

4. Rata-rata dari price earning ration (PER) adalah 22.0238746 dengan deviasi

standar sebesar 87.98010443, PER minimum -345.00000, PER maksimum

5. Nilai skweness HGS= 6.695 ROA= -0.443 ROE=-16.575 dan PER=12.620

dapat disimpulkan bahwa data HGS, ROA, ROE dan PER tidak terdistribusi

secara normal karena nilainya tidak mendekati nol.

6. Nilai kurtosis HGS=53.616 ROA=17.688 ROE=306.126 dan PER=205.228

Nilai kurtosis tidak berpengaruh terhadap penilaian distribusi normal (Lubis

et.al, 2007).

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan

perbaikan terlebih dahulu.

5.1.2.1. Uji normalitas

Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Hasil uji normalitas dengan grafik dideteksi dengan grafik histogram

Gambar 5.1.Grafik Histogram Sebelum Memenuhi Asumsi Klasik

Dari Gambar 5.1. menunjukkan bahwa hasil tampilan grafik histogram

variable ROA, ROE, PER dan HGS tidak normal dan menceng ke kiri (positive

skwenes).

Hasil uji normalitas dengan Normal Probability plot (P-P Plot) dengan regresi

dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Dari Gambar 5.2. terlihat bahwa titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal

dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Uji normalitas data dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji statistik

non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), pengujian ini adalah pengujian paling

valid atas asumsi normalitas.

Tabel 5.2. Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Memenuhi Asumsi Klasik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HGS ROA ROE PER

N 351 351 351 351 Mean 4.2393251E3 .0508917 -.3277689 22.0238746 Normal Parametersa Std. Deviation 1.32954613E4 .14092829 12.77428594 87.98010443 Absolute .376 .194 .476 .327 Positive .349 .145 .424 .313

Most Extreme Differences

Negative -.376 -.194 -.476 -.327

Kolmogorov-Smirnov Z 7.032 7.044 3.638 8.926

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil uji normalitas pada Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa variabel ROA,

ROE, PER dan HGS memiliki data yang tidak berdistribusi normal karena nilai

signifikansi (Asymp.Sig.(2-tiled)) dari masing-masing variabel sebesar 0.000 lebih

kecil dari 0.05. Menurut Erlina dan Mulyani (2007) ada beberapa cara mengubah

model regresi menjadi normal yaitu: melakukan transformasi data ke bentuk lainnya;

melakukan trimming yaitu membuang data outlier; melakukan winsorizing yaitu

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan

transformasi data dengan fungsi Ln menggunakan SPSS. Caranya adalah dengan

melakukan Ln terhadap semua variabel yang tidak berdistribusi normal. Setelah itu,

data diuji ulang berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S), hasil pengujian pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Memenuhi Asumsi Klasik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_HGS LN_ROA LN_ROE LN_PER

N 351 284 300 294 6.5297897 -3.1172732 -2.1122194 2.5693218 2.5693218 Normal Parametersa 1.81378633 1.31685077 1.31758572 1.09651410 1.09651410 .057 .063 .078 .074 .074 .057 .039 .078 .074 .074 Most Extreme Differences -.057 -.063 -.058 -.038 -.038 Kolmogorov-Smirnov Z 1.075 1.063 1.346 1.274

Asymp. Sig. (2-tailed) .198 .208 .053 .078

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil uji normalitas pada Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa variabel ROA,

ROE, PER dan HGS memiliki data yang berdistribusi normal dengan nilai

signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0.05.

Hasil uji normalitas setelah transformasi data dalam bentuk Ln dapat dideteksi

Gambar 5.3.Grafik Histogram Setelah Memenuhi Asumsi Klasik

Dari Gambar 5.3. menunjukkan kurva dengan kemiringan yang cenderung

seimbang baik pada sisi kanan maupun pada sisi kiri, dan kurva berbentuk

menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Dari hasil tampilan grafik histogram

variable ROA, ROE, PER dan HGS menunjukkan normal.

Hasil uji normalitas setelah melakukan transformasi data yang tidak normal

dengan Logaritma natural (LN) tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 5.4.

Gambar 5.4 Normal P-P Plot Setelah Memenuhi Asumsi Klasik

Dari Gambar 5.4. Dapat dijelaskan bahwa penyebaran data mengikuti garis

diagonal , dengan demikian distribusi data mendekati normal.

Uji normalitas setelah transformasi variabel, mengakibatkan adanya

perubahan pada pemakaian defenisi operasional variabel. Adapun defenisi

operasional variabel untuk penyajian pembahasan berikutnya adalah:

1. ROA adalah hasil pembagian ln dari laba bersih setelah pajak dengan ln dari

total asset.

2. ROE adalah hasil pembagian ln dari laba setelah pajak dengan ln dari total

ekuitas.

3. PER adalah hasil pembagian ln dari harga saham rata-rata setelah publikasi

laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik dengan earning per share

4. Harga Saham (Y) adalah hasil perkalian ln dari rata-rata harga saham selama

lima hari setelah laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik di

publikasikan di Bursa Efek Indonesia.

5.1.2.2. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi adanya

autokorelasi. Autokorelasi dalam penelitian dengan menggunakan besaran Durbin

Watson. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Hasil uji autokorelasi :

Tabel 5.4. Uji Autokorelasi Model Summaryb Change Statistics Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin- Watson 1 .540a .292 .284 1.44036824 .292 35.825 3 261 .000 2.073 a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_ROE, LN_ROA

b. Dependent Variable: LN_HGS

Dari Tabel 5.4. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai statistik Durbin-

Watson (D-W) sebesar 2.073. Oleh karena itu, nilai D-W dalam rentang nilai diatas

1.5 dan lebih kecil dari 2.5 (1.5 < 2.072 < 2.5) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi baik positif maupun negative (Setiaji, 2004).

5.1.2.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik

(SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada

pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y

maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah

nilai yang telah diprediksi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik

Scatter-plot berikut ini :

Gambar 5.5. Grafik Scatter plot uji heteroskedastisitas

Dari grafik scatter-plot pada gambar 5.5. dapat di jelaskan bahwa tidak ada

pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

5.1.2.4 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflation

Factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance kurang dari 0.10 dan VIF

lebih besar dari 10, atau jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup

tinggi umumnya di atas 0.9. Hasil uji multikolinieritas disajikan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

Model B

Std.

Error Beta t Sig.

Lower Bound

Upper Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 8.223 .272 30.256 .000 7.688 8.758 LN_ROA .660 .079 .507 8.362 .000 .504 .815 .490 .460 .436 .739 1.353 LN_ROE .209 .089 .151 2.348 .020 .034 .384 .278 .144 .122 .654 1.528 1 LN_PER .410 .096 .257 4.290 .000 .222 .598 .005 .257 .224 .754 1.325 a. Dependent Variable: LN_HGS

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada Tabel 5.5. Uji

multikolinieritas diperoleh bahwa angka tolerance pada variable ROA (LN_ROA),

ROE (LN_ROE) dan PER (LN_PER) diatas 0.10 atau > 0.10 dan angka VIF-nya < 10

atau lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

5.1.3. Hasil Analisis Data

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang

dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linier

Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

5.1.3.1. Persamaan regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variable independen dan variable

dependen. Hasil persamaan regresi linier dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

5.6. berikut :

Tabel 5.6. Analisa Regresi

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 95% Confidence

Interval for B Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 8.223 .272 30.256 .000 7.688 8.758 LN_ROA .660 .079 .507 8.362 .000 .504 .815 .490 .460 .436 .739 1.353 LN_ROE .209 .089 .151 2.348 .020 .034 .384 .278 .144 .122 .654 1.528 1 LN_PER .410 .096 .257 4.290 .000 .222 .598 .005 .257 .224 .754 1.325 a. Dependent Variable: LN_HGS

Dari Tabel 5.6. tersebut, maka model regresi berganda antara variabel X

terhadap Y dapat diformulasikan dalam model persamaan sebagai berikut :

LnY = α + b1LnX1+ b2LnX2+ b3 LnX3+ e

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut, masing-masing variabel bebas dapat

diinterpretasikan pengaruhnya terhadap harga saham sebagai berikut :

a. α = 8.223

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Return on

Assets (X1), Return on Equity (X2) dan Price Earning Ratio (X3), maka Ln_HGS

adalah sebesar 8.223

b. b1 = 0.660

Koefisien regresi b1 menunjukkan bahwa setiap variabel Ln_ROA meningkat

sebesar satu persen, maka Ln_HGS akan bertambah sebesar 0.660 atau 66.0%

dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

c. b2 = 0.209

Koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa setiap variabel Ln_ROE meningkat

sebesar satu persen, maka Ln_HGS akan bertambah sebesar 0.209 atau 20.9%

dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

d. b3 = 0.410

Koefisien regresi b3 menunjukkan bahwa setiap variabel Ln_PER meningkat

sebesar satu persen, maka Ln_HGS akan bertambah sebesar 0.410 atau 41.0%

5.1.3.2. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun parsial.

5.1.3.3. Uji statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Uji statistik F disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Uji Statitik F

ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 222.975 3 74.325 35.825 .000a Residual 541.486 261 2.075 1 Total 764.461 264

a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_ROE, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_HGS

Berdasarkan hasil uji statistik F pada Tabel 5.7. menunjukkan bahwa nilai

Fhitung adalah 35.825 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat

kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2.60. Oleh karena pada kedua perhitungan Fhitung > Ftabel (35.825 > 2.60).   Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen ROA, ROE dan PER secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen harga

5.1.3.4. Uji statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel

independen terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap

konstan. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.8. berikut

ini:

Tabel 5.8. Uji Statistik t

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

Model B

Std.

Error Beta T Sig.

Lower Bound

Upper Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 8.223 .272 30.256 .000 7.688 8.758 LN_ROA .660 .079 .507 8.362 .000 .504 .815 .490 .460 .436 .739 1.353 LN_ROE .209 .089 .151 2.348 .020 .034 .384 .278 .144 .122 .654 1.528 1 LN_PER .410 .096 .257 4.290 .000 .222 .598 .005 .257 .224 .754 1.325 a. Dependent Variable: LN_HGS

Dari hasil uji t yang terdapat pada Tabel 5.8. dapat diketahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

a. Variabel Return on Assets (ROA) mempunyai nilai positif pada thitung 8.362 dan

nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi ROA yaitu 0.000<0.05

maka dapat disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh positip

dan signifikan terhadap harga saham (thitung8.362>ttabel1.960).

b. Variabel Return on Equity (ROE) mempunyai nilai positif pada thitung 2.348 dan

nilai signifikansi sebesar 0.020. Karena nilai signifikansi ROE yaitu 0.020<0.05

maka dapat disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan

c. Price Earning Ratio (PER) mempunyai nilai positif pada thitung 4.290 dan nilai

signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi PER yaitu 0.000<0.05 maka

dapat disimpulkan bahwa Price Earning Share (PER) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham (thitung4.290>ttabel1.960).

5.1.3.5. Koefisien determinasi (R2)

Hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa ROA, ROE dan PER mempunyai

pengaruh terhadap harga saham, untuk meyakinkan atau tingkat kekuatan hubungan

antar variabel dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi berikut ini :

Tabel 5.9. Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Change Statistics Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin- Watson 1 .540a .292 .284 1.44036824 .292 35.825 3 261 .000 2.073

a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_ROE, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_HGS

Dari Tabel 5.9. Ditunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0.284 atau

28.4% artinya bahwa 28.4% variable dependen Harga saham (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel independen ROA (X1), ROE(X2) dan PER (X3), sisanya sebesar 71.6%

diduga dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini

terangkum dalam error.

Dokumen terkait