• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERKEMBANGAN CANDI HATI KUDUS TUHAN YESUS

B. Pengertian Devosi

Istilah devosi dalam arti sebenarnya adalah terminologi Katolik Roma, kendati ada juga suatu tindakan penyembahan semacam devosi populer dalam beberapa Gereja Ritus Timur dan Protestan. Dalam arti yang sebenarnya, kata ‘devosi’ (dalam bentuk tunggal) mengungkapkan kelekatan mendalam orang beriman kepada Allah. Devosi adalah bentuk penghayatan dan pengungkapan iman kristiani di luar liturgi resmi Gereja (Slamet, 2008:20).

Kata devosi dilihat dari segi etimologi. Devosi sendiri berasal dari bahasa Latin ‘devorere’ (devotio). Devotio dapat diartikan sebagai “penyerahan diri kepada dewa-dewi”, “pengabdian”, “ibadah”. Sehingga devotio diartikan sebagai persembahan atau penyerahan diri, kesiapsediaan mengabdi Tuhan, ibadah atau kebaktian, bahkan hidup saleh. Devosi menunjuk adanya suatu ikatan secara mendalam dengan sesuatu atau seseorang (Slamet, 2008:20).

Devosi sesungguhnya sebuah istilah yang artinya kurang dipahami oleh umat pada umumnya. Di tengah umat kadang-kadang kata devosi memiliki makna yang rancu. Devosi dapat dikatakan sebuah istilah yang artinya kurang dipahami oleh umat pada umumnya. Kerap kali devosi juga diartikan sebagai seperangkat atau satu set doa-doa. Ada juga yang menyamakan devosi dengan liturgi (Slamet, 2008:19).

Kata devosi (dalam bentuk tunggal) mengungkapkan kelekatan mendalam orang beriman kepada Allah. Manusia berdevosi dengan sungguh bila ia hidup dalam relasi yang sangat akrab dengan Allah. Ia mengimani, mengandalkan dan mengasihiNya dengan segala kemampuan yang ada padanya. Dalam arti ini devosi menggambarkan suatu sikap hati seseorang yang secara pribadi mengarahkan diri kepada Allah. Dengan kehendak yang rela orang mau melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengabdian kepada Allah (Slamet, 2008:21).

Devosi dalam arti sebenarnya menunjuk dua aspek yang tidak dapat dan tidak boleh saling dipisahkan. Kedua aspek tersebut adalah aspek lahir yang menunjuk pada seperangkat doa-doa tertentu dan aspek batin yang menunjuk pada penyerahan diri kepada Allah. Sikap batin haruslah menjadi dasar terciptanya doa-doa dan pelaksanaan devosi. Demikian pula hendaknya devosi batiniah diungkapkan dalam praktek-praktek lahiriah. Sebab apa indahnya cinta jika tidak pernah ditunjukkan dan dibuktikan. Devosi sejati tidak mungkin ada bila tidak pernah diungkapkan secara lahiriah (Slamet, 2008:21).

2. Devosi dalam Gereja Katolik

Dalam Gereja Katolik devosi sendiri terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya: Devosi kepada Allah Bapa, Devosi kepada Allah Roh Kudus, Devosi kepada Yesus Kristus, Devosi kepada Bunda Maria, Devosi kepada Orang Kudus. Namun pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menekankan pada satu macam devosi, yaitu devosi kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Di mana nilai devosi ini sangat dalam, sehingga mampu memberi inspirasi kepada umat untuk mempersembahkan hidup mereka di bawah semangat Hati Kudus Yesus. Menurut Slamet (2008:13).

Makna historis, biblis dan teologis yang mendalam dari Devosi Hati Kudus Yesus menjadikan devosi ini berkembang menjadi spiritualitas dan doa umat Katolik yang tidak kunjung henti. Berbagai macam gerakan devosional umat kepada Hati Kudus Yesus biasa dilaksanakan melalui berbagai macam cara antara

lain Misa Jumat Pertama, Kalasanta/Adorasi/Astuti, doa-doa novena dan Litani kepada Hati Kudus Yesus, ziarah, dan penghormatan patung atau gambar Hati Kudus Yesus.

Devosi-devosi pada umumnya dan Devosi Hati Kudus Yesus pada khususnya memiliki daya pikat yang luar biasa yang sering sulit ditemukan dalam keseragaman liturgi resmi. Liturgi resmi pada umummnya dirasakan “kering”, tidak banyak melibatkan emosi pribadi. Maka, apa yang tidak dapat disumbangkan oleh liturgi resmi justru sering kali dapat ditemukan dan diperkembangkan dalam berbagai bentuk devosi yang lebih bersifat emosional. Di satu sisi praktek-praktek devosional membawa dampak yang baik bagi kehidupan iman umat. Secara positif dapat dipandang sebagai suatu kesadaran umat yang rindu mencari wajah Tuhan dan melaksanakan kehendakNya, terutama “perintah kasih” terhadap Allah dan sesama. Dengan praktek tersebut umat makin mendekatkan diri pada Tuhan. Umat terbantu untuk mengenal dan mencintai Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, baik melalui Maria atau para kudus. Pada prinsipnya praktek devosi dapat menumbuhkan dan menyuburkan kehidupan iman baik pribadi maupun bersama kaum beriman lainnya (Slamet, 2008:14). Sudah lama Gereja juga mempraktikkan reksa pastoral, yaitu pembinaan umat lewat jalur kehidupan devosional, seperti ibadat-ibadat di luar misa, doa-doa kelompok, perkumpulan-perkumpulan kesalehan, serta benda-benda religius. Memang, itu dapat membelokkan umat dari iman yang benar dan azasi. Artinya orang hanya memandang secara sempit imannya dari segi devosi yang diminati. Pembaruan liturgi bertujuan untuk mengatasi kemungkinan penyempitan serta pendangkalan iman itu, namun liturgi sendiri dirasa belum mampu menampung aspirasi serta dorongan rasa umat dalam beriman dan beragama. Di sinilah letak utama kepentingan memelihara devosi yang sungguh membantu pengembangan iman secara benar sekaligus mampu menyentuh hati manusia (Darminta, 1995: 43).

3. Makna Devosi Hati Kudus Tuhan Yesus

“Devosi Hati Kudus Yesus adalah devosi kasih yang berperan penting dalam kehidupan iman.” Devosi Hati Kudus Yesus adalah devosi yang berkembang dalam tradisi iman Katolik. Dasar Injili devosi ini adalah kesaksian St. Yohanes, bahwa lambung Yesus ditikam tombak serdadu serta mengalirkan darah dan air. Dengan demikian terpenuhi sabda Yesus, “Dari dalam hati akan mengalir aliran-aliran air yang memberi kehidupan” (Yoh, 7:38).

Motivasi utama Devosi Hati Kudus Yesus adalah kehendak atau keinginan yang kuat, untuk memberi silih cinta kasih Hati Kudus Yesus, melalui tindakan penitensi dan rekonsiliasi. Maksud terdalam dari devosi ini ialah konsekrasi hidup pribadi kepada Yesus, serta berusaha memperdalam semangat cinta dengan dasar cinta kasih Yesus (Slamet, 2008:13).

Makna Devosi Hati Kudus Tuhan Yesus sendiri ialah membuat Cinta Kristus hidup didalam diri manusia, dan memaksanya untuk membalas cinta-Nya. Berdevosi Hati Kudus Tuhan Yesus tiada lain adalah berbakti kepada cinta Yesus yang melimpah terhadap manusia dan cinta-Nya itu tidak dibalaskan oleh manusia. Hati Kudus Tuhan Yesus adalah sebuah lambang sekaligus sebuah ungkapan cinta kasih Allah kepada manusia, dan oleh karenanya itu dihormati oleh orang-orang yang beriman. Yang menjadi dasar teologis Hati Kudus Tuhan Yesus adalah sebuah kesatuan antar pribadi Tritunggal, dan memiliki sasaran pribadi ilahi (Slamet, 2008:25).

Slamet (2008:13) juga berpendapat bahwa:

Devosi Hati Kudus Tuhan Yesus memiliki landasan-landasan teologis-biblis yang kuat. Dasar teologis-teologis-biblis tersebut akan memberikan nilai yang mendalam bagi perkembangan iman umat untuk semakin menyatu dengan Yesus yang telah sengsara, wafat, dan bangkit demi keselamatan umat manusia.

C. Spiritualitas Umat Katolik

Dokumen terkait