• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Dukungan Keluarga

2.4.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Francis dan Satiadarma dalam Kartika (2010) dukungan keluarga merupakan bantuan sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Dukungan keluarga dipengaruhi oleh 2 faktor diantaranya faktor internal dan eksternal (Susanti & Sulistyani, 2013)

1. Faktor internal a. Usia

Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki respon terhadap perubahan kesehatan dan berbeda-beda. Sehingga dukungan yang akan diberikan sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan.

b. Tingkat Pengetahuan

Faktor intelektual atau pengetahuan mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap bentuk dukungan. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk dalam memahami faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk mempertahankan dan memelihara kesehatan.

c. Emosi

Faktor emosional berkaitan dengan keadaan psokologis seseorang.

Seseorang yang mengalami respon terhadap berbagai tanda sakit.

Seorang individu yang sakit harus mampu melakukan koping emosional yang baik agar mereka mampu menerima penyakitnya dan menjalani pengobatan.

d. Spiritual

Faktor spiritual berhubungan dengan nilai kepercayaan dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Dari aspek spiritual dapat terlihat bagaimana seseorang menjalani kehidupannya.

2. Faktor Eksternal a. Struktur Keluarga

Berkaitan dengan cara keluarga dalam memberikan dukungan. Hal ini biasanya mempengaruhi pasien dalam memelihara dan mempertahankan kesehatannya.

b. Sosial dan psikososial

Faktor sosial dan psikososial dapat mempengaruhi cara seseorang mendevinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial meliputi perkawinan, gaya hidup dan lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap keyakinan akan kesehatan dan cara pelaksanaannya.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya meliputi ras, suku adat, persepsi atau cara pandang terhadap sesuatu. Sehingga dapat mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk cara pemeliharaan kesehatan pribadi. (Susanti & Sulistyani, 2013)

2.4.3 Komponen Dukungan Keluarga

Adapun komponen dukungan keluarga menurut Dimatteo (dalam Farhani, 2016) adalah sebagai berikut:

a. Dukungan Emosional: melibatkan ekspresi, rasa empati dan perhatian terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa lebih baik, memperoleh kembali keyakinannya, merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. Dimensi ini memperlihatkan adanya dukungan dari keluarga yang lain terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi.

b. Dukungan Penghargaan: Melalui ekspresi berupa sambutan yang positif orang-orang disekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap atau perasaan individu. Dapat dikatakan bahwa adanya dukungan penilaian yang diberkan keluarga terhadap penderita hipertensi berupa penghargaan. Dapat meningkatkan status psikososial, semangat motivasi karena dianggap masih berguna dan berarti untuk keluarga.

c. Dukungan Instrumental: dukungan bersifat nyata, dimana dukungan ini berupa bantuaan langsung. Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan penuh dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana maupun menyediakan waktu untuk melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan perasaannya.

d. Dukungan Informasi: Dukungan ini berupa pemberian saran percakapan atau umpan balik tentang bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Pasien stress sangat membutuhkan dukungan dari orang lain dalam arti keluarga berupa dukungan informasi. Dukungan informasi yang dibutuhkan pasien hipertensi dapat berupa pemberian informasi terkait dengan kondisi yang dialami dan bagaimana cara membuat tensinya stabil. (Dimatteo dalam Fahrani 2016)

2.4.4 Tugas keluarga di bidang kesehatan

Adapun 5 Tugas Keluarga di bidang kesehatan menurut Dimatteo (dalam Farhani, 2016) adalah sebagai berikut:

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat

3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. (Dimatteo dalam Fahrani 2016)

29 3.1. Kerangka konsep

Keterangan :

Tidak diteliti

Diteliti

Lansia berumur >60 tahun

Hipertensi

Dukungan keluarga

1. Dukungan emosional 2. Dukungan

penghargaan

3. Dukungan instrumental 4. Dukungan informasi Perubahan gaya hidup

Beban tuntutan pada perubahan yang terjadi

terjadiperubahan

stress

Perubahan tingkat stress

Penatalaksanaan hipertensi

1. Terapi non farmakologis 2. Terapi

Farmakologis

Lansia adalah proses hilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri untuk mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Seseorang dikatakan lanjut usia adalah yang berumur 60 tahun atau lebih. Lansia akan mengalami perubahan fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan salah satunya hipertensi.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka kematian (mortalitas). Tekanan yang abnormal atau tinggi pada pembuluh darah menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung. Penatalaksanaan yang biasahnya di lakukan pada orang yang terkena hipertensi yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.

Dari kejain hipertensi yang di derita oleh lansia ada beberapa perubahan gaya hidup. Diantaranya penyesuain factor yang menyebabkan hipertensi sampai pola yang membuat tensinya menjadi normal.

Hasil dari perubahan gaya hidup seorang penderita hipertensi mengakibatkan orang tersebut mempunyai beban tuntutan pada perubahan yang terjadi.

Diantaranya dapat menekankan factor pencetus stress. Pada klien yang hipertensi yang mengalami stress, dukungan keluarga berpengaruh terhadap tingkat stress klien. Macam-macam dukungan keluarga yang dapat di berikan berupa emosional, penghargaan, instrumental, informasi.

3.2 Hipotesis Penelitian

H1: terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi.

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif corelative dengan pendekatan “Cross Sectional” yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen yaitu dukungan keluarga dan variabel dependen yaitu stress pada lansia, pada satu saat penelitian. Desain penelitian ini digunakan untuk mencari hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di Posyandu Lansia di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan Peneliti menggunkan posyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Besar sampel dalam penelitian dihitung sebagai berikut:

n = 𝑁

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (=0,05) (Nursalam, 2003).

4.2.3 Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling, yaitu sampel dipilih diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang diketahui sebelumnya.

Peneliti akan datang menemui pasien yang dianggap dapat mewakili karakteristik populasi dan melakukan wawancara terstruktur kepada responden. Cara pengambilan purposive sampling adalah sampel akan ditentukan sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi agar dapat mewakili populasi yang ada.

4.2.4 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Lansia berusia >60 tahun

2. Lansia yang sedang mengalami hipertensi 3. Lansia yang memiliki keluarga dalam satu rumah

4. Lansia yang kooperatif atau dapat berkomukasi dengan baik 5. Lansia yang bersedia menjadi subjek penelitian

4.2.5 Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Lansia yang memiliki kemampuan verbal dan pendengaran kurang baik.

2. Lansia yang memiliki hambatan mobilitas fisik.

3. Lansia yang tidak bersedia menjadi subjek.

4.3 Variabel Penelitian

Jenis variable dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

4.4 Variabel Independent (Bebas)

Dalam penelitian ini variabel indpenden (bebas) yang digunakan adalah dukungan keluarga

4.5 Variabel Dependent (Tergantung)

Dalam penelitian ini variabel dependent (tergantung) yang digunakan adalah stress pada lansia

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di Kelurahan Jatimulyo kecamatan Lowokwaru Kota Malang dan Waktu yang dilakukan peneliti untuk melakukan pengumpulan data adalah 1 bulan pada bulan September

4.7 Bahan dan Alat Penelitian 4.7.1 Instrument Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hubungan tingkat stress dengan hipertensi pada lansia menggunakan DASS (Depression Anxiety Stress Scale) adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stress.

DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stress.

Item pertanyaan untuk mengukur stres terdiri dari 14 pertanyaan dengan 4 poin jawaban. Pertanyaan yang dituliskan mengukur apa yang dirasakan

selama seminggu kebelakang. Pengkategorian dari hasil pengisian kuesioner dibagi dalam lima jenjang untuk menghindari kesalahan interpretasi yaitu normal, ringan, sedang, berat, dan sangat berat (Psychology Foundation of Australia, 2013). Alat ukur ini terdiri dari 14 item pertanyaan yang masing-masing dinilai sesuai dengan intensitas kejadian. Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, sangat berat. Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item dan yng menyangkup stress ada 14 item. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-14 (normal); 15-18 (ringan); 19-25 (sedang); 26-33 (berat); >34 (Sangat berat). Selain alat ukur DASS ada juga alat ukuran yang lain yaitu kuesioner yang merupakan set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis penelitian (Nazir dalam Rahmawati, 2009:43).

Intrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa kuesioner mengenai dukungan keluarga yang terdiri dari dua bagian. Data pertama berisi data demografi/identitas: Nama, usia, jenis kelamin, bagian kedua berisis pertayaan yang berkaitan dengan dukungan keluarga, terdiri dari 24 pertayaan Closed ended dichotomy question yaitu pertayaan tertutup dengan alternative jawaban “ya” atau “tidak”. Intrumen dukungan keluarga telah di gunakan sebelumnya oleh peneliti Nuraenah, yang diadopsi dari Stuart & Lararia (2005) dengan alih bahasa oleh Achir Yani S.

Hamid,D.N.Sc. pertayaan dijawab oleh lansia, masing-masing pertayaan mempunyai skor 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidk.

Dikategorikan dalam baik jika nilai skoring responden 17-24, cukup jika nilai skoring 9-16, dan kurang jika nlai skoring responden 1-8.

4.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Hasil Uji Validitas

Hasil uji validitas DASS 42 yang dilakukan oleh Abdullah dan Amrullah (2014) dengan 20 responden menunjukkan nilai r hasil dari 42 pertanyaan berada di atas nilai r tabel (r=0,444), sehingga dapat disimpulkan keempat puluh dua pertanyaan tersebut sudah valid. Hasil uji validitas WHOQOL-BREF yang dilakukan Sekarwiri (2008) menunjukkan bahwa semua pertanyaan valid (r= 0,445-0,889) (Azizah & Hertanti, 2016). Hasil uji validitas pada kuesioner penelitian ini didapatkan data r table yaitu 0,632 dengan rentang nilai r hitung pada kuesioner variable dukungan keluarga yaitu antara 0,635-0,82.

b. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas DASS 42 yang dilakukan oleh Abdullah dan Amrullah (2014) dengan 20 responden menunjukkan cronbach alpha (0,976) berada di atas nilai konstanta (0,6), sehingga dapat disimpulkan DASS 42 merupakan alat yang reliable. Hasil uji reliabilitas WHOQOL-BREF yang dilakukan Sekarwiri (2008). menunjukkan cronbach alpha sebesar 0,902 (>0,6) sehingga dapat disimpulkan bahwa WHOQOL-BREF merupakan alat yang reliable. (Azizah & Hertanti, 2016). Teknik pengujian adalah dengan menggunakan koefisien alpha cronbah sebesar 5%.

Setelah dilakukan pengujian kuesioner didapatkan nilai reabilitas (alpha cronbach) untuk kuesioner dukungan keluarga yaitu sebesar 0,962. Suatu

instrument dikatakan reliabilitas apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,72 atau lebih.

4.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. (Nursalam, 2003). Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemudian dapat diukur lagi oleh orang lain. Definisi operasional memberikan deskripsi lengkap mengenai metode dengan konsep yang akan diteliti.

Tabel 2.Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur

Variabel

5. Kesulitan dalam atau berpikiran ingin bunuh diri

b. Gejala fisiologis diantaranya :

1. Pada keadaan stress tonus otot akan serangan panic lebih cepat

3. Stress dapat menyebabkan

peningkatan denyut jantung sehingga menyebabkan

inflamasi pada arteri coroner menjadi serangan jantung

4.9 Prosedur Penelitian

Gambar. 4.1 Prosedur Penelitian Populasi Target

Keluarga dan lansia di RW 01 Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Sampel

Lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Penelitian memberi informed consent dan dilakukan penandatanganan surat persetujuan untuk bersedia menjadi

responden

Pembacaan Lembar kusioner Dukungan Keluarga dengan metode wawancara

Setelah peneliti memperoleh data dari keluarga responden, peneliti menjelaskan kuisioner DASS untuk memperoleh data dari lansia dengan metode wawancara

Analisa data menggunakan uji Spearman

Kesimpulan Hasil Penelitian Kriteria Inklusi

Kriteria ekslusi Purposive

sampling

4.10 Metode Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data 1. Membuat proposal penelitian

2. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan lokasi yang sesuai dengan kriteria penelitian

3. Pengujian proposal

4. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Malang

5. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Malang

6. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

7. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Puskesmas Kendalsari 8. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Kelurahan Jatimulyo 9. Mengajukan ethical clearance kepada Komisi Etik

10. Setelah proposal lulus pengujian dan etik, peneliti mulai melakukan penelitian

11. Mengajukan permohonan ijin kepada Puskesmas Kendalsari 12. Mengajukan permohonan ijin kepada Kelurahan Jatimulyo

13. Setelah diijinkan, peneliti melakukan screening untuk melihat subyek yang memenuhi kriteria inklusi dengan bantuan posyandu lansia di RW 01 Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru kota Malang

14. Setelah melakukan screening, peneliti memilih subyek yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik random sampling

15. Peneliti melakukan koordinasi dengan ketua RW 01 dan ketua RT setempat untuk menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta meminta data berupa alamat rumah responden.

16. Peneliti mengambil data secara door to door ke rumah responden

17. Setelah itu peneliti memberi penjelasan kepada responden yaitu lansia dengan rentan usia >60 tahun tentang prosedur penelitian.

18. Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden melalui lembar informed consent.

19. Jika responden menyetujui dengan dibuktikan tanda tangan atau cap jari pada lembar informed consent, peneliti akan memulai penelitian. Jika responden tidak menyetujui maka peneliti harus menghormati hak responden

20. Setelah responden bersedia, peneliti meminta ijin untuk mengambil dokumentasi selama penelitian berlangsung. Selanjutnya, peneliti melakukan pengukuran dukungan keluarga kepada keluarga responden dengan menggunakan kuisioner dukungan keluarga dengan metode wawancara.

21. Setelah peneliti memperoleh data dari keluarga responden, peneliti menjelaskan kuisioner DASS untuk memperoleh data dari lansia dengan metode wawancara.

22. Mengolah data yang didapat, kemudian menganalisis data

23. Dari hasil analisis data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan.

4.10.1 Pra Analisis & Analisa Data a. Pra Analisis

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pengkoreksian data dilakukan setelah data dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan dari pengkoreksian adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. Pada hal ini peneliti memastikan kuesioner yang diberikan pada lansia telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak ada kuesioner yang perlu dibuang karena tidak lengkap dalam menjawab dan kuesioner yang telah dibagikan kembali semua.

2. Pemberian Kode (Coding)

Pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas dasar kode dan artinya dalam satu buku (code book). Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, sehingga memudahkan proses pemasukan data di komputer.

3. Penilaian (scoring)

Scoring adalah pemberian skor terhadap jawaban responden untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

4. Memasukkan Data

Dengan memasukkan data ke dalam program pengolahan data untuk kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan program statistik dalam komputer yaitu Software SPSS for Windows.

Setelah melakukan pengkodean, peneliti memasukkan data ke dalam program pengolahan data statistik.

5. Tabulating

Yaitu membuat tabel-tabel data agar mudah dijumlahkan, disusun untuk disajikan dan di analisa.

b. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat pola distribusi frekuensi pada variable dependen dan independen. Analisis univariat dilakukan dengan melihat frekuensi kejadian dalam bentuk persentase ataupun proporsi yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variable yang diteliti

 Variabel dukungan keluarga

Setelah data dikumpulkan peneliti mengola hasil jawaban yang diperoleh. Jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Diklarifikasikan dalam penilaian. Baik = skor 17-24, cukup = skor 9-16 dan kurang = 0-8

 Variabel tingkat stress

Setelah data dikumpulkan peneliti mengola hasil jawaban yang diperoleh. Diklarifikasikan dalam penilaian 0 = tidak pernah, 1 = kadang-kadang, 2 = lumayan sering, 3 = sering sekali. Dengan nilai skoring 0 – 14 : Normal, 15– 18 : Ringan, 19 – 25 : Sedang, 26 – 33

: Berat, >34 : Sangat Berat.

2. Analisis Bivariat

Penelitaian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada lansia yang mengalami hipertensi. Uji statistic yang digunakan yaitu uji kemanaan dengan menggunakan uji statistic “Spearman Rank” dengan bantuan SPSS versi 17.00 for windows.

Uji statistiK“ Spearman Rank” dipilih dengan pertimbanagn bahwa kedua variable penelitian tingkat pengukurannya adalah ordinal. Jika hasil pengujian didapatkan nilai 𝑥2 hitung lebih besar dari 𝑥2 tabel dan signifikasi kurang dari a = 0,05, maka hubungan yang terbentuk signifikasi.

Sebaliknya jika 𝑥2 hitung lebih kecil dari 𝑥2 tabe dan signifikasi lebih dari a

= 0,05 , maka hubungan yang terbentuk tidak signifikan.

4.11 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Puskesmas Kendalsari Kota Malang untuk mendapatkan persetujuan.

Kemudian dilakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika yang meliputi:

1. Respect for Persons

Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Persons) merupakan suatu penghormatan terhadap kebebasan bertindak,

dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukan sendiri. Sebelumnya peneliti menjelaskan manfaat, tujuan pengambilan data, prosedur pengambilan data, dan hak hak responden secara lisan maupun tulisan dari penelitian hubungan kondisi lingkungan dengan risiko jatuh ini. Bagi yang bersedia menjadi responden penelitian

maka diberikan lembar kesediaan menjadi subjek penelitian (informed consent). Selanjutnya responden menandatangani lembar inform consent

dan peneliti menyampaikan terima kasih atas partisipasi responden dalam penelitian.

2. Beneficience

Prinsip Berbuat Baik (Beneficience) merupakan segi positif dari prinsip nonmaleficience, tetapi kewajiban berbuat baik ini bukan tanpa batas.

Penekanan prinsip ini adalah pada manfaat suatu penelitian yang harus secara nyata lebih besar kadarnya dibanding risiko yang mungkin akan dialami oleh subjek penelitian, dan harus dilakukan dengan metode yang benar secara ilmiah serta harus dilaksanakan oleh mereka (peneliti) yang kompeten di bidangnya. Responden kooperatif pada saat pengambilan data dan responden mengatakan mendapatkan manfaat dari dari keikutsertaan penelitiaan ini yaitu menambah pengetahuan tentang kondisi lingkungan yang dapat menurunkan risiko jatuh.

3. Nonmaleficience

Prinsip Tidak Merugikan (Nonmaleficience) merupakan etika penelitian dimana peneliti meminimalisasi tindakan yang merugikan memperburuk keadaan responden. Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan intervensi langsung kepada responden, sehingga tidak akan merugikan responden.

4. Right To Justice

Prinsip Keadilan (Right ToJustice) berupa perlakuan yang sama untuk orang-orang dalam situasi yang sama artinya menekankan persamaan dan kebutuhan, bukannya kekayaan, kedudukan social dan politik. Pada penelitian ini responden diperlakukan secara adil sejak sebelum, selama,

hingga sesudah keikutsertaannya dalam penelitian. Penelitian ini diselenggarakan tanpa adanya diskriminasi, terutama bagi lansia yang tidak bersedia untuk menjadi responden karena alasan tertentu.

48

Pengambilan data penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat stres pada lanisa yang mengalami hipertensi. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada lansia yang mengikuti Posyandu Lansia dan beliau yang mengalami hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Sampel yang ikut serta dalam penelitian sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan berjumlah 45 lansia.

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Mencakup karakteristik lokasi penelitian, analisa univariat yang terdiri dari analisa data karakteristik responden, analisa data dukungan keluarga, dan analisa tingkat stres. Bab ini juga membahas mengenai analisa bivariat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RW 02, 04, 05, 07 Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Pengambilan data dilakukan pada saat responden berada di rumah dengan persetujuan sebelumnya.

5.2.1 Karakteristik Responden

Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan distribusi dari karakteristik responden. Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan.

5.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 5.1 Diagram Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Posyandu Lanisa Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang

Berdasarkan gambar 5.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 45 responden yang terdiri dari laki dan perempuan, 22% diantaranya berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 10 responden, sedangkan 77% lainnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 responden.

22%

77%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Laki-laki (10) Perempuan (35) Jenis Kelamin

Laki-laki (10) Perempuan (35)

n Mean Minimal Maximal Std. Deviasi

45 66,75556 60 77 4.829622

Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang