• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Pengertian Eksternalitas dan Biaya Sosial

Eksternalitas merupakan manfaat (benefit) dan biaya (cost) yang tidak dapat diperhitungkan secara langsung dalam proses produksi barang atau jasa. Apabila ada eksternalitas, maka ada pihak ketiga di luar pembeli dan penjual yang terkena dampak dari produksi dan konsumsi. Manfaat atau biaya pihak

commit to user

21 ketiga tidak diperhitungkan baik oleh pembeli ataupun penjual barang yang diproduksi atau dikonsumsi sehingga menghasilkan eksternalitas. Harga pasar tidak secara tepat mencerminkan manfaat sosial marginal atau biaya sosial marginal yang diperdagangkan apabila terdapat eksternalitas.

Eksternalitas memunculkan situasi penyimpangan di dalam biaya dan manfaat marginal dari biaya atau manfaat sosial marginal. Penyimpangan tersebut memiliki arti bahwa produsen maupun konsumen tidak peduli apakah yang diproduksi atau dikonsumsi itu bermanfaat atau merugikan pihak ketiga. Hal ini menyebabkan inefisiensi terjadi di suatu kegiatan produksi. misalnya produsen memproduksi produk yang menghasilkan eksternalitas negatif. Produsen tidak peduli terhadap biaya yang ditanggung oleh pihak ketiga, begitu pula ketika terjadi eksternalitas positif, pembeli ataupun penjual tidak mempertimbangkan fakta bahwa konsumsi ataupun produksi mereka memiliki dampak positif terhadap pihak ketiga. Kenyataan terciptanya eksternalitas positif atau negatif ini tidak tercermin dalam penentuan harga barang dan jasa.

Eksternalitas negatif atau disebut biaya eksternal adalah biaya yang ditanggung pihak ketiga diluar pembeli dan penjual yang tidak tercermin dalam harga pasar. Sebagai contoh adalah kerusakan yang disebabkan oleh polusi industri terhadap masyarakat dan lingkungan. Dampak merugikan terhadap kesehatan ini tentu saja akan mengurangi nilai hak miliki pribadi seseorang.

commit to user 22 P MPC+MEC=MSC P3 c MEC P2 b S=MPC P1 a D=MSB 0 Q2 Q1 Q Sumber : Amirullah, 2010

Gambar 2. Keseimbangan Pasar, Eksternalitas Negatif dan Efisiensi Harga, Manfaat, Biaya

Equilibrium pasar pada gambar 2 terjadi di titik A ketika output Q1 dan kondisi tersebut inefisien kareena MSC > MSB. Output efisien terjadi di tiik B, dimana output Q2 dan harga produk meningkat menjadi P2 bergerak menuju output yang efisien. Hal ini akan mengurangi biaya sosial marginal dari P3 menuju P2 dan diperoleh keseimbangan sebesar daerah ABG. Kondisi efisien tercapai apabila MPC + MEC = MSC karena MPC = MSB, maka MSC = MPC + MEC = MSB.

commit to user

23 Eksternalitas positif merupakan manfaat yang diperoleh pihak ketiga diluar penjual dan pembeli yang tidak tercermin dalam harga pasar. Penjual dan pembeli tidak pernah mempertimbangkan fakta bahwa setiap unit produksi menghasilkan manfaat terhadap yang lain. Sebagai contoh dari adanya eksternalitas positif adalah adanya alat pencegah kebakaran. Pembelian alat pencegah kebakaran seperti alarm asap atau material tahan bakar bermanfaat bagi pihak ketiga diluar penjual dan pembeli dengan mengurangi resiko menyebarnya kebakaran. Penjual dan pembeli tidak pernah mempertimbangkan fakta bahwa alat pencegah kebakaran menurunkan kemungkinan kerusakan property yang dimiliki oleh pihak ketiga. P P3 V S=MSC P2 V P1 U P4 MPB+MEB = MSB D=MPB 0 Q1 Q2 Q Sumber : Amirullah, 2010

Gambar 3. Keseimbangan Pasar, Eksternalitas Positif dan Efisiensi Harga, Manfaat, Biaya

commit to user

24 Equilibrium pasar pada gambar 3 terjadi di titik U saat output yang dikonsumsi sebesar Q1, dimana MPB = MSC. Kondisi tersebut tidak efisien karena MSB > MSC. Kondisi efisien terjadi di titik V dimana output yang dikonsumsi sebesar Q2. Kondisi efisien terjadi ketika MPB + MEB = MSB, maka MPB + MEB = MSB = MSC.

Bentuk eksternalitas meliputi eksternalitas manfaat maupun eksternalitas biaya. Eksternalitas terjadi bila suatu kegiatan menimbulkan manfaat dan atau biaya bagi kegiatan atau pihak di luar pelaksana kegiatan tersebut. Eksternalitas dalam biaya inilah yang disebut pula sebagai biaya sosial. Permasalahan biaya sosial ini sesungguhnya berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungan yang sebagai akibatnya adalah kerusakan lingkungan hidup yang dapat dianggap sebagai biaya pembangunan ekonomi (Suparmoko, 1989:237).

Masalah yang terjadi adalah siapa yang harus menanggung biaya sosial tersebut dan apakah biaya itu harus ditanggung oleh pihak yang menimbulkan korban atau biaya itu, ataukah pihak yang dirugikan atau pemerintah. Studi Coase (1989) mengambil contoh kegiatan usaha yang menimbulkan dampak yang merugikan bagi pihak lain, sebagai contoh pabrik yang menimbulkan asap yang mengotori dan menganggu lingkungan hidup sekitar pabrik tersebut. Pada umumnya, para ekonomi menyetujui agar pabrik yang menyebabkan polusi asap itulah yang harus dikenai kewajiban untuk mencegah pencemaran itu atau ia diwajibkan membayar pajak sebesar kerugian yang ditimbulkannya atau pabrik tersebut dipindahkan keluar daerah

commit to user

25 pemukiman. Namun Coase menyatakan bahwa upaya pemecahan masalah seperti tersebut diatas kurang tepat.

Sesungguhnya ada hubungan timbal balik dalam penciptaan dampak yang sifatnya merugikan itu. Apabila suatu perusahaan A menimbulkan pencemaran dan merugikan perusahaan B, maka biasanya masyarakat cenderung menginginkan agar perusahaan yang merugikan perusahaan lain itu (A) yang dikenai suatu beban atau semacam hukuman. Hal ini sebenarnya adalah keliru karena dengan mencegah terjadinya kerugian pada B, sesungguhnya masyarakat juga merugikan A. Permasalahannya adalah bagaimana agar kerugian tersebut tidak semakin serius, sebagai contoh apabila terdapat sebuah perusahaan kontraktor yang mendirikan bangunan untuk hotel, maka secara langsung kontraktor tersebut membuat kebisingan atau menimbulkan polusi suara. Hal ini akan mengganggu seorang dokter yang praktek didekat lokasi bangunan tersebut dalam memberikan pengobatan kepada pasiennya dan untuk mengurangi kerugian dokter tersebut, ia akan membebankan kerugian yang harus diderita kepada kontraktor.

Soemarwoto (1989) menyatakan bahwa dalam dunia ini tidak ada sesuatu yang gratis. Apabila seseorang ingin memperoleh sesuatu tanpa membayar, mungkin ada orang lain yang harus membayar biaya yang diperlukan untuk memperoleh sesuatu yang dianggap menguntungkan tadi. Apabila ada orang yang membuang limbah ke sungai, pada hakikatnya ia ingin menggunakan sungai itu untuk mengangkut limbah tersebut secara

commit to user

26 gratis, namun orang lain harus memikul biaya pengangkutan dalam bentuk penurunan hasil ikan atau biaya penjernihan air untuk minum yang lebih tinggi oleh Perusahaan Air Minum. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sektor pertanian, sektor pariwisata dan masyarakat umum seringkali harus menderita dan membayar biaya yang seharusnya dipikul oleh para industriawan dan para pengendara mobil atau motor. Hal ini disebut dengan biaya eksternal atau biaya sosial oleh para pakar ekonomi.

Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki biaya yang harus dibayar sendiri (internal cost) dan ternyata perusahaan juga menciptakan biaya yang harus dipikul orang lain (external cost) atau eksternalitas negatif. Oleh karena itu, biaya lingkungan itu adalah riil atau nyata dan harus diperhitungkan dalam kegiatan pembangunan.

Dokumen terkait