• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengertian Industri

Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya agar memperoleh nilai tambah (value

commit to user

15 added) dan keuntungan. Kegiatan industri menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.

Semakin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda, tetapi pada dasarnya pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu menurut tempat bahan baku, besar kecilnya modal, klasifikasi, jumlah tenaga kerja, pemilihan lokasi dan produktivitas perseorangan. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut. Semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya (Anonim, 2011). 1. Jenis industri berdasarkan tempat bahan baku:

a. Industri ekstraktif. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain-lain.

b. Industri non ekstraktif. Industri non ekstraktif adalah industri yang bahan bakunya didapat dari tempat lain selain alam sekitar.

c. Industri fasilitatif. Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

commit to user

16 2. Jenis industri berdasarkan besar kecil modal:

a. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang

jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun

pembangunannya.

b. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititikberatkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

3. Jenis industri berdasarkan klasifikasi (SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986):

a. Industri kimia dasar. Contoh: industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk.

b. Industri mesin dan logam dasar. Contoh: industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil.

c. Industri kecil. Contoh: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah.

d. Aneka industri. Contoh: industri pakaian, industri makanan dan minuman.

4. Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 1-4 orang.

b. Industri kecil, yaitu industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 5-19 orang.

commit to user

17 c. Industri sedang atau industri menengah, yaitu industri yang jumlah

tenaga kerjanya berjumlah antara 20-99 orang.

d. Industri besar, yaitu industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 100 orang atau lebih.

5. Jenis industri berdasakan pemilihan lokasi:

a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

b. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (manpower oriented industry), yaitu industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien. c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku

(supply oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

6. Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan:

a. Industri primer, yaitu industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contoh: hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

commit to user

18 b. Industri sekunder, yaitu industri yang mengolah bahan mentah

sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, pengolahan migas dan sebagainya.

c. Industri tersier, yaitu industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh: telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.

Berbagai pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu

commit to user

19 dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri, akibatnya sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran atau periklanan dan sebagainya yang keseluruhan tersebut akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan daya beli masyarakat. Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan daya beli tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat. United Nations for Industrial

Development Organization (UNIDO) mengelompokkan negara-negara

sebagai berikut (Muhammad, 1992) :

a. Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen.

b. Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20 persen.

c. Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbangan tersebut antara 20-30 persen.

commit to user

20 Perroux (1992) mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (dalam Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut :

a. Suatu proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri pemimpin akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan erat dengan industri pemimpin tersebut.

b. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainnya. c. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.

Dokumen terkait